BAB III URGENSI PERNIKAHAN DINI DI DESA LABUHAN KECAMATAN SRESEH KABUPATEN SAMPANG. A. Gambaran Umum Wilayah Desa Labuhan Kecamatan Sreseh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PRAKTEK HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha.

BAB III PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARISAN AHLI WARIS ANAK YANG DIASUH OLEH IBU TIRI DI KELURAHAN PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR KOTA SURABAYA

BAB III DESKRIPSI TENTANG PERKAWINAN DI MASA IDDAH DI DESA SEDAYULAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PUJUD KECAMATAN PUJUD KABUPATEN ROKAN HILIR

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB II GAMBARAN KELURAHAN TERKUL KECAMATAN RUPAT KABUPATEN BENGKALIS

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN TUAH KARYA KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. yang ada di kota Pekanbaru, yang pada mulanya merupakan wilayah dari

BAB III PROSES KHITBAH YANG MENDAHULUKAN MENGINAP DALAM SATU KAMAR (DI DESA WARUJAYENG KECAMATAN TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK)

BAB III PEMBAGIAN WARIS BERDASARKAN KONDISI EKONOMI AHLI WARIS DI DESA KRAMAT JEGU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. perempuan di Indonesia. Diperkirakan persen perempuan di Indonesia

BAB II LOKASI UMUM PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Geografis Desa Pangkalan Terap Kecamatan Teluk Meranti

BAB V PENUTUP. a. Kurangnya perhatian orang tau terhadap anak. yang bergaul secara bebas karena tidak ada yang melarang-larang mereka

BAB III PELAKSANAAN TRADISI MIYANG DI DESA WERU KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Adapun jarak Desa Weru

BAB I PENDAHULUAN. Sudah jadi kodrat alam bahwa manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG TRADISI MELARANG ISTRI MENJUAL MAHAR DI DESA PARSEH KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN

BAB III DISKRIPSI TENTANG FAKTOR FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI PERNIKAHAN WANITA HAMIL. A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PRAKTEK TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja

BAB III PRAKTIK PEMILIHAN CALON SUAMI DENGAN CARA UNDIAN DI DESA KEMADUH KEC. BARON KAB. NGANJUK

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN. Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat, Desa

BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. jarak dengan ibukota provinsi (pekanbaru)sekitar 200 km. 1) Sebelah utara berbatasan dengan desa sepotong

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Geografis dan Demografis Desa Rimbo Panjang

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Dermojurang, Seloharjo, Pundong, Bantul, Yogyakarta. Mahasiswa

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah

BAB I PENDAHULUAN. : Desa Sesandan dan Wanasari.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Muara Jalai Kecamatan Kampar Utara

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pengembangan karena terletak di Jalan Raya Lintas Sumatera dan terletak

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maha Esa kepada setiap makhluknya. Kelahiran, perkawinan, serta kematian

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten

BAB II KONDISI OBJEKTIF KELURAHAN GELAM DAN MAJLIS TA LIM MIFTAHUL JANNAH

BAB II GAMBARAN UMUM KEPENGHULUAN UJUNG TANJUNG KECAMATAN TANAH PUTIH KABUPATEN ROKAN HILIR

BAB III PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN

PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN

BAB VI PENUTUP. menolak permohonan dispensasi nikah yang diajukan ke Pengandilan Agama pada

BAB III TRADISI NGALOSE DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT DESA KEPUH TELUK KECAMATAN TAMBAK BAWEAN KABUPATEN GRESIK

BAB II PROFIL DESA PULAU PANJANG. desa yang ada di Kecamatan Cerenti Kabupaten Kuantan Sengingi. Daerah ini

BAB III PRAKTIK PERNIKAHAN DENGAN MENGGUNAKAN WALI HAKIM KARENA ORANG TUA DI LUAR NEGERI DI DESA DAMPUL TIMUR KECAMATAN JRENGIK KABUPATEN SAMPANG

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. kuning dan bawahnya tanah hitam gambut derajat celcius sampai dengan 34.2 derajat celcius.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan sejarahnya Desa Karta Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian, mengetahui kondisi yang akan diteliti

BAB II MONOGRAFI DUSUN MOYORUTI MELIPUTI KONDISI MASYARAKAT

BAB IV DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK. Kabupaten Lebak yang letaknya berada di kecamatan Cileles provinsi Banten Luas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pengaturan-nya. Namun berbeda dengan mahluk Tuhan lainnya, demi menjaga

BAB II KONDISI UMUM KELURAHAN LOMANIS. kelurahan di wilayah Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap.Lokasinya

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI KELURAHAN SAIL KECAMATAN TENAYAN RAYA PEKANBARU sampai dengan berakhir periode masa jabatannya yaitu pada tanggal 02

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara.

BAB III GAMBARAN UMUM DESA SIDOMUKTI DAN DESKRIPSI TRADISI LARANGAN KAWIN DI DESA SIDOMUKTI KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN

NUSHU<ZNYA ISTRI KARENA KURANGNYA NAFKAH DARI SUAMI DI

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Indonesia dengan sasaran pembukaan lapangan kerja.

BAB III GAMBARAN UMUM DESA MULYA AGUNG. Desa Mulya Agung secara geografis terletak di Kecamatan Lalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR. orang jawa yang masuk dalam Wilayah Wali Tebing Tinggi. Setelah itu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam

Veronica Sovita Sari 1, Suwarsito 2, Mustolikh 3

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Lebuh Dalem merupakan Desa yang terdapat di Kecamatan Menggala

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB II SEJARAH DAN KONDISI UMUM DESA PAMIRITAN

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT KECAMATAN KENJERAN. sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bulak, di sebelah Barat

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian

BAB III PELAKSANAAN HIBAH OLEH PEWARIS PADA SAAT SAKIT YANG DISETUJUI OLEH SEBAGIAN AHLI WARIS DI DESA PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Geografis dan DemogrfisKecamatan Tampan. 1. Keadaan Geografis Kecamatan Tampan

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pada tanggal 24 juli tahun Kecamatan Tasik Putri Puyu berasal dari

BAB III DISKRIPSI ANAK HASIL PEMERKOSAAN AYAH TERHADAP ANAK KANDUNG DI KELURAHAN WIYUNG KECAMATAN WIYUNG KOTA SURABAYA

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. RT dengan jumlah penduduk jiwa yang terdiri dari kepala

BAB III. Setting Penelitian

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara administratif Desa Restu Rahayu berada dalam wilayah Kecamatan

BAB III PRAKTEK DARI HUTANG PIUTANG KE JUAL BELI DI DESA KARANGMALANG WETAN KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL

BAB III SANKSI TERHADAP NIKAH SIRRI YANG DIKENAKAN DENDA JIKA MELEWATI 3 BULAN DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN

BAB II GAMBARAN UMUM DESA BANTAN AIR KECAMATAN BANTAN. Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis yang mempunyai jumlah penduduk

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Sungai Kampar dan mempunyai luas wilayah kurang lebih ha/m 2.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penduduk besar. Jumlah penduduk yang besar ini telah membawa Indonesia

BAB II PASAR AIR TIRIS

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III URGENSI PERNIKAHAN DINI DI DESA LABUHAN KECAMATAN SRESEH KABUPATEN SAMPANG A. Gambaran Umum Wilayah Desa Labuhan Kecamatan Sreseh Keadaan umum wilayah disuatu daerah sangat menentukan watak dan sifat masyarakat yang menempatinya. Kondisi semacam ini yang membedakan karekteristik masyarakat satu dengan yang lainnya. Terdapat banyak faktor yang menentukan perbedaan dan kondisi masyarakat di antaranya faktor geografis, faktor sosial budaya, faktor pendidikan, faktor agama dan sebagainya.begitu juga di desa Labuhan kecamatan Sreseh Kabupaten Sampang. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi kondisi masyarakat setempat. 1. Letak Geografis Desa Labuhan merupakan salah satu dari desa yang terletak di kecamatan Sreseh dengan ketinggian tanah dari permukaan laut 100 meter dengan curah hujan 33m/ thn. Sedangkan luas desa Labuhan kecamatan Sreseh seluas 2008 Ha. Letak desa Labuhan ini bersebelahan dengan desa lain dengan batas-batas sebagai berikut : a. Sebelah Utara : Desa Klobur b. Sebelah Selatan : Pesisir/ Selat Madura c. Sebelah Barat : Desa Morpao d. Sebelah Timur : Desa Taman 49

50 Sebagaimana wilayah Indonesia adalah beriklim tropis, maka demikian juga dengan desa Labuhan kecamatan Sreseh kabupaten Sampang terdiri dari musim kemarau dan musim penghujan. Musim penghujan terjadi pada bulan Nopember sampai bulan Mei, sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan Juni sampai bulan Oktober. 2. Keadaan Demografis (Penduduk) Berdasarkan data terakhir tahun 2013 mengenai keadaan demografis, desa Labuhan merupakan desa yang padat penduduknya, jumlah penduduk di desa tersebut mencapai 7.278 jiwa dengan 1998 KK, dengan perincian sebagai berikut : a. Laki-laki : 3.857 Jiwa b. Permpuan : 3.421 Jiwa Menurut golongan umur, keaadan desa penduduk di desa Labuhan kecamatan kabupaten Sampang terdapat kelompok usia tenaga kerja. Menurut sumber data data kantor desa Labuhan tahun 2013 dapat diketahui bahwa penduduk desa Labuhan berjumlah 5.111 jiwa. Terdiri dari laki-laki 3.286 jiwa dan perempuan 1.82 jiwa 3. Data Penduduk Tentang Pendidikan Untuk mengetahui latar belakang pengetahuan penduduk desa Labuahan kecamata Sreseh kabupaten Sampang dengan melihat tingkat pendidikan penduduk

51 terhitung 1.621 jiwa dari tingkat TK sampai Strata satu termasuk juga di tingkat pendidikan khusus yaitu pondok pesantren Menurut sumber data kantor desa Labuhan Sreseh tahun 2013 mayoritas penduduk desa Labuhan kecamaatan Sreseh mempunyai pendidikan yang cukup rata-rata SD berjumlah 462 orang, Tingkat SLTP 465, SLTA 393 orang Akademisi 28 orang sedangkan yang tamat perguruan tinggi sebanyak 134, penduduk yang tamat pendidikan khusus 241 sedangkan yang putus sekolah 30 orang. Sedangkan sarana pendidikan di desa Labuhan Sreseh cukup baik dimana sarana tersebut hanya terdapat di tingkat TK dan SD/ sederajat, 4. Kondisi Ekonomi Untuk mengetahui kondisi ekonomi desa Labuhan Sreseh Sampang, dengan melihat pada jenis mata pencaharian. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari untuk memenuhi keperluan dan kebutuhan msayarakat desa Labuhan Sreseh Sampang dengan melihat pada kondisi geografis masyarakat yang ada di sekitar serta jumlah penduduk usia yang dewasa menjadi modal dasar dan sebagai laju pembangunan, maka ekonomi dikatakan cukup. Adapun pekerjaan masyarakat desa Labuhan kecamatan Sreseh kabupaten Sampang yang matoritas nelayan 653 orang, petani 467 orang, pedagang berjumlah 133 orang tukang 107 orang, pensiunan 69 orang.

52 5. Kondisi Keagamaan Penduduk desa Labuhan 100% memeluk agama Islam. Agama Islam telah mempengaruhi berbagai pola pikir perilaku bagi masyarakat desa Labuhan karena yang dianut relatif kuat, meskipun tidak menyeluruh maka mereka selalu berdasarkan norma, nilai perilaku sebagai suatu syariat yaitu norma yang didasarkan atas keyakinan. Agama Islam yang dianut adalah agama turun temurun sehingga dalam kehidupan sehari-hari mencerminkan ke-islamannya. Hal ini terlihat dari masyarakat dalam merealisasikan kegiatan keagamaan yang melibatkan orang banyak dan terlihat dala sikap hidup masyarakat yang telah mendasrkan etika Islam sebagai tolak ukur dalam kehidupan sehari-hari, meski hanya bersifat yang sederhana sekali. Suasana ke-islaman benar-benar terasa dalam kehidupan mereka terutama dalam rangka menunjang kegiatan pengajian keagamaan bersama terdapat langgar atau musholla yang setiap malam digunakan setiap tempat belajar mengaji Aluran oleh anak-anak. Pengajian umum di desa Labuhan terdiri dari pengakian ibu-ibu, bapak serta pengajian remaja yang semuanya mempunyai jadual yang berlainan. Pengajian dilakukan 1 bulan 2 kali meskipun sarana ibadah yang ada di desa Labuhan terlihat tua tertapi banguna tersebut terliahat indah dan bersih. Masyarakat memang betul-betul menjaga kebersihan dan keindahan masjid serta mushalla yang ada di sekitar mereka, karena masjid dan mushalla merupakan tempat yang suci untuk melakukan ibadah.

53 6. Kondisi Sosial Budaya Sebagian masyarakat desa Labuhan masih ada yang mematuhi tradisi yang berlaku sejak nenek moyang mereka. Hal ini disebabkan oleh pengetahuan mereka yang sangat minim sekali. Sehingga mereka masih mempercayai norma dan doktrin yang berlaku dalam masyarakat. Yang diajarkan nenek moyang pada mereka tetapi hal itu hanya berlaku oleh masyarakat dikalangan orang dewasa dan remaja sehingga masyarakat sudah ada yang meninggalkan tradisi seiring dengan dengan perubahan waktu yang sudah berkembang dengan pesat., sehingga tradisi yang semula menjadi doktrin bagi masyarakat desa Labuhan untuk mematuhinya harus pudar. Meskipun masyarakat umat desa Labuhan masih mempunyai hukum adat yang berlaku, tetapi satu dengan yang lainnya hudup rukun yaitu saling menghormati setiap orang-orang yang masih mempunyai kepercayaan tersebut. 51 B. Data Penelitian Tentang Pernikahan Dini di Desa Labuhan Kecamatan Sreseh Kabupaten Sampang Dalam melakukan penelitian ini tidaklah mudah untuk menemui responden, sebagaimana anggapan sipelaku dengan kacamata masyarakat bahwa persoalan ini tidaklah baik, karena dalam peristiwa tersebut merupakan pelanggaran dalam hukum adat. Bagi masyarakat dimana letak geografisnya terletak pesantren dan dengan budaya keislaman yang kental akan syariat sehingga hubungan yang demikian dianggap aib bagi masyarakat. Oleh karena itu saat penelitian dilakukan dengan 51 K.H. Jabir Ali, K.H Huzaini, Wawancara dengan tokoh-tokoh Agama, Sampang, 25 Oktober 2013.

54 pendekatan persuasif tidak menyebut identitas guna tetap menjaga nama baik dan perasan sipelaku, akan tetapi hanya dengan sistem pada angket yang dilakukan peneliti serta hasil wawancara dengan para tokoh masyarakat desa Labuhan kecamatan Sreseh kabupaten Sampang. 1. Pernikahan Dini Tabel I Data tentang pernikahan dini/ usia muda No Tahun Pernikahan Jumlah 1 2006 2 2 2007 1 3 2008-4 2009 2 5 2010-6 2011 1 7 2012-8 2013 1 Jumlah 7 (Sumber data kantor KUA kecamatan Sreseh dari tahun 2006-2013) Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa selama 8 tahun dari tahun 2006 hingga tahun 2013 terjadi pernikahan usia muda (dini) sebanyak 7 pasangan. Dari tujuh pasangan tersebut yang berusia muda rata-rata dari pihak istri sebanyak 5 orang sedangkan dari pihak laki-laki sebanyak 2 orang. Adanya pernikahan dini merupakan fakta yang selama ini masih diperbincangkan oleh kalangan masyarakat desa Labuhan kecamatan Sreseh kabupaten Sampang khususnya oleh kalangan tua untuk segera melepas anaknya

55 sehinggga sedikit mengurangi beban ekonomi. Adapun fakto-faktor pernikahan dini ialah : Tabel II Faktor faktor adanya pernikahan dini 1 Faktor Ekonomi (Tuntutan Kerja dan Alih Ekonomi) 60% 2 Faktor Sosial ( Kondisi Masyarakat dan Dorongan Lingkungan) 30% 3 Faktor Psikologis 10% Dan tabel tersebut bisa diketahui bahwa faktor adanya pernikahan dini adalah karena faktor ekonomi dengan presentase sebanyak 60% sebagi salah satu pemicu adanya pernikahan usia muda, orang tua beranggapan adanya alih tanggungjawab khususnya dari keluarga pihal istri atau adanya kebiasaan di desa bahwa dengan melakukan pernikahan akan menambah penghasilan minimal tambahan tenaga kerja dari sisuami. Dan sebanyak 30% karena didorong oleh faktor sosial yakni terpengaruh oleh lingkungan masyarakat desa Labuhan kecamatan Sreseh kabupaten Sampang dan sisanya merupakan faktor dominan adannya pernikahan dini karena faktor psikologis sebanyak 10%. Hal ini diakibatkan karena antara kedua mempelai telah menjalin hubungan yang cukup lama, sehingga kalau tidak segera dilangsungkan pernikahan akan terjadi mudharotnya daripada manfaatnya.

56 Tabel III Usia suami istri saat menikah 1 Istri berumur di bawah 16 tahun 60% 2 Suami berumur di bawah 19 tahun 20% 3 Tidak tahu/ tidak ingat (Kira-kira istri berumur di bawah 16 tahun) 20% Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa usia suami atau istri saat mereka menikah sebanyak 60% istri berumur di bawah 16 tahun dan sebanyak 20% suami berumur dibawah 19 tahun. Sedangkan mereka mereka mennikah karena tidak begitu ingat saat merela menikah kira-kiara istri berumur dibawah 16 tahun sebanyak 20%. Dangan demikian kehidupan rumah tangga yang telah mereka lalui ternyata kehidupan rumah tangganya berjalan dengan lancar. Tidak ada percekcokan yang berakibat fatal (perceraian), suami yang bertanggung jawab terhadap istri dan anaknya yang dalam penilaian kami dikategorikan kehidupan rumah tangganya harmonis namun jika kehidupan rumah tangganya terjadi sebaliknya maka dapat dikatakan kurang atau tidak harmonis. Untuk lebih jelasnya tentang pengaruh pernikahan dini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel IV Pengaruh pernikahan dini terhadap keharmonisan rumah tangga 1 Sangat Harmonis 40% 2 Cukup Harmonis 40% 3 Kurang Harmonis 20%

57 Dari tabel tentang pengaruh pernikahan dini terhadap keharmonisan rumah tangga dapat diketahui bahwa sebanyak 40% kondisi runah tangga sangat harmonis dan 40% cukup harmonis sedangkan sisanya sebanyalk 10% kurang harmonis. 2. Urgensi Pernikahan Dini Tabel V Perilaku hubungan para remaja yang tidak menghargai tradisi dan meresahkan warga 1 Gonta-ganti hubungan (Pacar) sebelun kawin 60% 2 Terlalu lama berdampingan (Bukan Muhrim) 20% 3 Melakukan seks sebelum kawin 20% Dari tabel terebut dapat diketahui bahwa perilaku yang tak lazim bagi warga desa Labuhan kecamatan Sreseh kabupaten Samapang bermacam-macam diantaranya sebanyak 60% mereka sering gonta-ganti pasangan dan sebanyak 20% mereka melakukan hubungan/ berdampingan hingga masyarakat setempat resah akan hal tersebut karena bukan mahramnya dan sisanya 20% mereka melakukan hubungan seks sebelum kawin. Tabel VI Tempat hubungan para remaja yang tidak menghormati tradisi dan meresahkan warga 1 Di Rumah 20% 2 Di Tempat Umum 60% 3 Di Ladang 20%

58 Dari tabel tersebut bisa diketahui bahwa para remaja melakukan tindak tak bermoral di rumah baik di rumahnya sendiri pada saat orang atau keluarga tidak berada di rumah sebanyak 20%, dan 60% mereka berani melakukan hubungan atau pacaran di tempat umum tanpa melihat dan menahami tradisi setempat. Dan 20% mereka berhubungan diladang tanpa ada status kawin. Dengan fakta yang demikian, adapun faktor adanya hubungan para remaja yang tidak menghargai tradisi dan meresahkan warga dapat diketahui pertama pengaruh lingkungan yang diantaranya pergaulan, media, tontonan dll. Kedua pengaruh kondisi perilaku keluarga yang berlebihan terhadap potensi anak. Ketiga dengan globalisasi sangatlah mudah anak remaja terpengaruh oleh budaya barat. Padat diketahui adanya hubungan (belum muhrim) adalah karena pengaruh lingakungan (media, tontonan dll) dengan presentase 60% dan 20% karena pengaruh kondisi perilaku keluarga yang berlebihan terhadap proteksi anak (pengawasan anak) Sehingga anak remaja mencuri-curi kesempatan dalam kesempitan untuk mrlakukan hubungan sedangkan sisanya sebanya 20% karena pengaruh budaya barat. Adapun dasar/ pedoman remaja melakukan hubungan lain jenis dapet dilihat pada tabel berikut. Tabel VII 1 Suka sama suka 60% 2 Tidak berpikir panjang (Kurang mengetahui tradisi setempat) 40%

59 Pada tabel di atas itu dapat diketahui bahwa remaja melakukan hubungan di luar norma atau diluar kebiasaan masyarakat dengan presentase 60% mereka suka sama suka, hingga berlanjut tanpa memperhatikan hukum setempat sebanyak 40%. 3. Upaya Menghindari Urgensi Pernikahan Dini Tabel VIII Upaya menghindari urgensi pernikahan dini 1 Menambah wawasan keagamaan 40% 2 Membah wawasan lingkungan (Hukum adat/ kebiasaan) 20% 3 Melakukan hobi/ kebiasaan yang dapat meningkatkan citra diri yang positif 40% Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa upaya menghindari urgensi (Pentingnya) pernikahan dini di masyarakat desa Labuhan kecamatan Sreseh kabupaten Sampang 40% dengan menambah wawasan keagamaan pada pasangan dan20% dengan menambah wawasan lingkungan (Hukum Adat) serta 40% melakukan hobi/ kebiasaan yang dapat meningkatkan citra diri yang positif. 52 Dengan adanya upaya tersesut, menurut salah seorang pegawai di KUA kecamatan Sreseh kabupaten Sampang upaya-upaya yang dilakukandalam usaha untuk menghindari terhadap wacana pernikhan dini adalah sebagai berikut : 52 KH. Huzaini, Wawancara tentang beberapa Pelaku Penikahan Dini, Kecamatan Sreseh Kabupaten Sampang,27 Oktober 2013

60 a. Mengadakan penyuluhan hukum dengan pemerintah maupun para alim ulama dan tokoh masyarakat di desa Labuhan kecamatan Sreseh kabupaten Sampang dalam hal ini yang ada kaitannya dengan UU No. 1 Tahun 1974 b. Memberikan motivasi kepada generasi muda untuk mrlanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. c. Meninggalkan taraf hidup masyarakat yang tradisional dan terbelakang karena rendahnya taraf hiduf masyarakat menyebabkan seseorang cenderung untuk mempercepat proses perkawinan anaknya. d. Memperketat pelaksaan ketentuan UU perkawinan tentang dispensasi kawin sebagaimana tercantum pada pasal 7 UU No.1 Tahun 1974. Dalam hal ini tidak mudah diberikan. 53 Tabel IX Manfaat pernikahan dini dan upaya menghindari urgensi pernikahan dini atas segala perbuatan remaja sekarang 1 Sangat memberi manfaat karena adanya tanggungjawab sehingga dapat membentuk pribadi yang matang (Dewasa) 60% 2 Cukup memberi manfaat karena dapat meningkatkan hubungan yang harmonis dalam hubungan rumah tangga 30% dikarnakan terhindar dari yang tak sesuai dengan kebiasaan 3 Kurang memberi manfaat, karena hubungan ala remaja sulit dihilangkan 10% Pada tabel di atas dapat di simpulkan bahwa dengan adanya pernikahan dini (faktor Sosial) secara tidak langsung membanwa manfaat dalam upaya menghindari 53 K.H. Huzaini, Wawancara, Kepala KUA Kecamatan Sreseh Kabupaten Sampang, 12 November 2013

61 hubungan ala remaja sekarang di lingkungan desa Labuhan kecamatan Sreseh kabupaten Sampang yakni 60% Sangat meberi manfaat karena adanya tanggungjawab sehingga dapat membentuk pribadi yang matang (dewasa), 30% Cukup memberi manfaat karena dapat meningkatkan hubungan yang harmonis dalam hubungan rumah tangga dikarnakan terhindar dari yang hal atau perilaku yang tak sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat dan 10% Kurang memberi manfaat, karena hubungan ala remaja sulit di hilangkan Dari tabel keseluruhan tersebut dapat disimpulkan bahwa pernikahan usia muda (dini) tersebut pada lingkunngan masyarakat desa Labuhan kecamatan Sreseh kabupaten Sampang agar terhindar dari hal yang tak sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat 54 54 H. Ismail, Wawancara, Kepala Desa Labuhan Kecamatan Ssreseh Kabupaten Sampang, 20 November 2013