BAB III KAJIAN TEORI. beserta bunganya sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak 1.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DAN PENANGANANNYA DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH PEMALANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB III TELAAH PUSTAKA. diharapkan dan dikaitkan dengan kedudukan seseorang 28. Seseorang dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. 1 Berdasarkan pengertian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

BAB III LANDASAN TEORI. bunganya sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak. Tegasnya, kreditor percaya

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT. bank secara keseluruhan. Kredit berperan sebagai faktor pendorong dan

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT PADA UMUMNYA. A. Pengertian Bank, Kredit dan Perjanjian Kredit

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. atau account dimana artinya sama. Dengan memiliki simpanan atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kabupaten kota. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1993 Pasal 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

2017, No khusus terhadap kredit atau pembiayaan bank bagi daerah tertentu di Indonesia yang terkena bencana alam; e. bahwa berdasarkan pertimba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam.

BAB I PENDAHULUAN. dan diperhadapkan dengan sumber pendapatan yang tidak mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

BAB II LANDASAN TEORI. perekonomian suatu negara.anggapan ini ternyata tidak sepenuhnya salah karena. bank sebagai lembaga keuangan yang sangat vital.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

GUBERNUR BANK INDONESIA,

KERANGKA PEMIKIRAN III.

DILARANG MENGUTIP SEBAHAGIAN ATAU KESELURUHAN ISI JURNAL INI TANPA SEIZIN REDAKSI

a. Mencapai volume penjualan tertentu. b. Mendapat laba tertentu. c. Menunjang pertumbuhan perusahaan.

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. dengan mengambil judul Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro pada Bank

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tetapi jika dilihat kondisi UMKM di Indonesia, dapat dikatakan bahwa UMKM kurang

BAB I PENDAHULUAN. disalurkan oleh perbankan syari ah. Seperti yang disebutkan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB II Landasan Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/18/PBI/2008 TENTANG RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BAGI BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH.

II. LANDASAN TEORI. atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk pembiayaan didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh pemilik

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi Pengertian Sistem dan Prosedur

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan ekonomi mengakibatkan tingkat kebutuhan

KAJIAN PUSTAKA. dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk berkomunikasinya antar anggota keluarga dan juga. sebagai tempat berkumpulnya sebuah keluarga.

kemudian hari bagi bank dalam arti luas;

BAB III TINJAUAN PUSTAKA TENTANG BANK. menyimpan benda-benda berharga, seperti peti emas, peti berlian, peti uang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sehari-hari kata kredit bukan merupakan perkataan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan begitu cepat, dengan berbagai macam jenis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. usahanya. Sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional maupun. dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PEMBAHASAN. I. Pengertian, Unsur, Tujuan dan Fungsi Pembiayaan. penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani (credere) yang berarti. disepakati yaitu dapat berupa barang, uang, atau jasa.

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/ 19 /PBI/2003 TENTANG PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP KREDIT ATAU PEMBIAYAAN BANK PERKREDITAN RAKYAT PASCA TRAGEDI BALI

GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II KERANGKA TEORI

Transkripsi:

BAB III KAJIAN TEORI A. Pengertian Kredit dan Kredit Macet Kredit berasal dari kata italia, Credere yang artinya kepercayaan, yaitu kepercayaan dari kreditor bahwa debitornya akan mengembalikan pinjaman beserta bunganya sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak 1. Dalam hal ini kreditur percaya bahwa debitur akan mengembalikan pinjaman sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Pengertian kredit menurut Undang-undang perbankan Nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjammeminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga 2. Devinisi lain tentang kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain, yang mana pihak tersebut berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang ditetapkan 3. Dalam lembaga-lembaga keuangan Islam kredit dikenal dengan pembiayaan, yang dimaksud dengan pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa: 1. Transaksi bagi hasil dalam bentuk Mudharabah dan Musyarakah; 1 Ibid. h. 87 2 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), Edisi Revisi ke-9, h.73 3 Thomas Suyatno, dkk, Kelembagaan Perbankan (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1997), cet 1 h. 45 24

25 2. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk Ijarah Muntahiya Bittamlik; 3. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang Mudharabah, Salam, dan Istishna; 4. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang Qardh; dan 5. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa 4. Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara penyedia dana dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan yang telah disepakati bersama 5. Dari pengertian kredit diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kredit adalah suatu pemberian pinjaman uang (barang atau jasa) kepada pihak lain dengan pembayaran pengembalian secara mengangusur setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah imbalan (bunga) yang ditetapkan. Sedangkan pengertian kredit macet adalah kredit yang tidak lancar dan telah sampai pada jatuh temponya belum dapat juga diselesaikan oleh nasabah bersangkutan 6. Menurut Dahlan Siamat, kredit macet atau problem loan adalah kredit yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor-faktor atau unsur-unsur kesengajaan atau karena kondisi diluar kemampuan debitur 7. 4 Undang-undang Perbankkan Syariah Tahun 2008, h. 5 5 Merza Gamal, Aktifitas Ekonomi Syari ah,( Pekanbaru: Unri Press,2004), h. 70 6 Muchdarsyah Sinungan, Dasar-Dasar Dan Teknik Management Kredit, Jakarta: Bumi Aksara, 1993, cet ke 1, h. 57 7 Dahlan Siamat, Universitas Indonesia, 1999), cet ke 1, h. 201 Manajemen Lambaga Keuangan, (Jakarta: Fakultas Ekonomi

26 Dari pengertian tersebut disimpulkan bahwa kredit macet adalah piutang yang tak tertagih atau kredit yang mempunyai kriteria kurang lancar, yang disebabkan karena mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor-faktor tertentu. Istilah yang digunakan kepada para pengambil kredit adalah dengan sebutan debitur dan pihak pemberi kredit disebut dengan kreditur atau dengan arti lain debitur adalah penerima dana sedangkan kreditur adalah penyedia dana. Sebagai lembaga keuangan serta pemberdayaan masyarkat tentunya tidak pernah lepas dari masalah kredit. Kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat salah satunya ialah mengalirkan dana bergulir atau dikenal dengan simpan pinjam perempuan. Oleh karena itu pengelolaan kredit harus dilakukan dengan sebaik-baiknya mulai dari perncanaan jumlah kredit, penentuan suku bunga, prosedur pemberian kredit kredit, analisis pemberian kredit, analisis pemberian kredit sampai kepada pengembalian kredit yang macet. Kegiatan pengelolaan kredit dikenal dengan istilah manajemen kredit. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa manajemen kredit adalah bagaimana mengelola pemberian kredit mulai dari kredit tersebut diberikan sampai dengan kredit tersebut lunas. Agar pengelolaan kredit dapat dilakukan dengan sabik-baiknya maka terlebih dahulu harus mengenal segala sesuatu yang berhubungan dengan kredit.

27 B. Jenis-Jenis Kredit Banyaknya ragam kegiatan usaha yang dilakukan oleh beberapa lembagalembaga keuangan, yang salah satunya yaitu menyalurkan dana kepada masyarakat yang kemudian disebut dengan pinjaman atau kredit. Pada teorinya kredit itu terdiri dari beberapa jenis, yaitu: 1. Dilihat dari segi kegunaan Jenis kredit dilihat dari segi kegunaannya adalah untuk melihat penggunaan uang tersebut apakah digunakan dalam kegiatan utama atau kegiatan tambahan. Jika ditinjau dari segi kegunaan terdapat dua jenis kredit yaitu: a. Kredit investasi Kredit ini biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek atau pabrik baru dimana masa pemakaiannya untuk suatu priode yang relati lebih lama dan biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan. b. Kredit modal kerja Kredit ini digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dan operasionalnya. 2. Dilihat dari segi tujuan kredit a. Kredit produktif Kredit ini digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi, kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.

28 b. Kredit konsumtif Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara pribadi. Kredit ini diberikan kenasabahnya dipergunakan untuk membiayai barang-barang konsumtif. Beberapa kredit yang termasuk dalam jenis kredit konsumtif antara lain 8 : 1) Kartu Kredit, fasilitas pinjaman tanpa agunan yang diberikan kepada perorangan pemilik kartu yang diterbitkan oleh bank tertentu setelah aplikasi permohonan kartu kreditnya disetujui oleh bank yang bersangkutan. 2) Kredit Perumahan Fasilitas kredit untuk pembelian/pembangunan rumah tinggal, ruko dan sebaginya dengan jaminannya adalah objek yang dibiayai. 3) Kredit mobil Fasilitas kredit untuk pembelian kendaraan bermotor roda 2 atau roda 4 dengan jaminan berupa kendaraan bermotor yang dibiayai tersebut. 4) Kredit Multiguna Fasilitas kredit untuk segala keperluannya yang bersifat konsumtif, dengan jaminan tanah atau sebaginya. c. Kredit perdagangan Kredit perdagangan merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan 2013) h. 119-120 8 Ikatan bankir Indonesia, Memahami Bisnis Bank, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Setia,

29 tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada suplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah tertentu. 3. Dilihat dari segi jangka waktu a. Kredit jangka pendek Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun. Dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. b. Kredit jangka menengah Jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun kredit, jenis ini dapat diberikan untuk modal kerja. c. Kredit jangka menengah Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang yaitu diatas tiga tahun atau lima tahun. Biasanya kredit ini digunakan untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur dan bisa juga untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan. 4. Kredit dilihat dari segi jaminan/agunannya. a. Kredit dengan jaminan Kredit ini merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu, adapun jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud. Maksudnya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitor. b. Kredit tidak memakai, yaitu kredit yang diberikan benar-benar atas dasar kepercayaan saja.

30 C. Tujuan dan Fungsi Kredit 1. Tujuan kredit Tujuan kegiatan pemberian kredit secara umum oleh lembagalembaga keuangan dan juga program bagi masyarakat adalah untuk mensejahterakan masyarakat serta memajukan perekonomian. Adapun tujuan kredit menurut penggunaannya adalah: a. Kredit konsumtif yaitu kredit yang digunakan untuk pembelian barangbarang atau jasa-jasa untuk memberikan kepuasan kebutuhan manusia secara langsung. b. Kredit produktif yaitu kredit yang dipergunakan untuk tujuan produktif seperti yang dapat menyebabkan meningkatknya manfaat, baik manfaat bentuk, tempat, waktu maupun manfaat kepemilikan. Kredit produktif terdiri atas kredit investasi yaitu kredit yang digunakan atas pembelian barang-barang modal, dan aktifa tetap. Kredit modal kerja yaitu kredit yang digunakan untuk perbelanjaan modal lancar yang habis dalam waktu tertentu. c. Kredit likuiditas yaitu kredit yang bertujuan untuk membantu perusaaahan yang sedang berada dalam kesulitan likuiditas dalam memelihara likuiditas minimalnya. 2. Fungsi Kredit Fungsi kredit bagi masyarakat, antara lain dapat: a. Menjadi motivator dan dinamisator peningkatan kegiatan perdagangan dan perekonomian;

31 b. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat; c. Memperlancar arus barang dan arus uang; d. Meningkatkan produktivitas dana yang ada; e. Meningkatkan daya guna (utility) barang; f. Meningkatkan kegairahan berusaha masyarakat; g. Memperbesar modal kerja perusahaan; h. Meningkatkan income per capita (IPC) masyarakat. i. Mengubah cara berpikir/bertidak masyarakat untuk lebih ekonomis 9. D. Unsur-Unsur Kredit Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga didasarkan atas kepercayaaan, sehingga dengan demikian pemberian kredit merupakan pemberian kepercayaan. Hal ini berarti bahwa suatu lembaga kredit baru akan memberikan kredit kalau ia betul-betul yakin bahwa si penerima kredit akan mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Tanpa keyakinan tersebut, suatu lembaga kredit tidak akan meneruskan simpanan masyarakat yang diterimanya. Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut: 1. Kreditor Kreditor merupakan pihak yang memberikan kredit (pinjaman) kepada pihak lain yang mendapat pinjaman. Pihak tersebut bisa 9 Melayu Hasibuan, op. Cit., h.88

32 perorangan atau badan usaha. Bank yang memberikan kredit kepada pihak peminjam merupakan kreditor 10. 2. Debitur Debitur merupakan pihak yang membutuhkan dana, atau pihak yang mendapat pinjaman dari pihak lain. 3. Kepercayaan Yaitu suatu keyakinan pemberian kredit bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, karena sebelum dana dikucurkan, sudah dilakukan penelitian dan penyidikan dilakukan untuk mengetahui kemauan dan kemampuanya dalam membayar kredit yang disalurkan. 4. Kesepakatan Disamping unsur kepercayaan didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimasa masing-masing pihak menandatangai hak dan kewajibannya yang masing-masing. Kesepakatan penyaluran kredit dituangkan dalam akad kredit yang ditandatangai oleh kedua belah pihak yaitu pihak bank dan nasabah. 5. Jangka Waktu Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini menyangkup masa pengembalian kredit yang telah h. 94 10 Ismail, Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi (Jakarta: Kencana, 2010).

33 disepakati. Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki jangka waktu. 6. Resiko Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal mampu dan resiko keugian yang diakibatkan karena nasabah sengaja yaitu akbiat terjadinya bencana alam. Penyebab tidak tertagih sebenarnya dikarenakan adanya suatu tenggang waktu pengembalian (jangka waktu). Semakin panjang jangka waktu suatu kredit semakin besar resikonya tidak tertagih, demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja maupun resiko yang disengaja maupun resiko yang tidak sengaja. 7. Balas Jasa Bagi lembaga keuangan maupun program balas jasa dalam pemberian fasilitas pinjaman atau kredit merupakan keuntungan bagi lembaga tersebut. Dalam hal ini sering disebut juga dengan bunga pinjaman. Bunga pinjaman itu sendiri mempunyai sifat, yaitu ada yang sifatnya bunga menurun dan bunga pinjaman tetap. Pada lembaga keuangan syariah balas jasa dikenal dengan nama bagi hasil. Namun perhitungan antara bunga dan bagi hasil tidak sama.

34 E. Penilaian atau Analisis Pemberian Kredit Setiap permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur, tentu harus dilakukan penilaian secara seksama oleh pihak manajemen kredit. Dalam pemberian kredit, ada prinsip-prinsip yang harus diperhatikan yaitu prinsip 5 C 11 : 1. Character Character atau watak debitur sangat menentukan kemauan untuk membayar kembali kredit yang telah diterimanya. Namun demikian, untuk mengetahui character seseorang itu tidak mudah. Oleh karena itu, penilaian atas character debitur perlu dilakukan secara hati-hati dan secermat mungkin. Informasi dari lembaga-lembaga lain yang pernah memberikan kredit sangatlah penting. 2. Capacity Capacity mengandung arti kemampuan calon debitur dalam mengelola usahanya. Dengan demikian, capacity berkaitan erat dengan kemampuan calon debitur dalam melunasi kreditnya. 3. Capital Informasi mengenai besar kecilnya modal (capital) perusahaan calon debitur adalah sangat penting. Modal yang dimaksudkan disini adalah modal sendiri atau nilai kekayaan bersih. 4. Collateral Collateral (jaminan kredit) merupakan setiap aktiva atau barangbarang yang diserahkan debitur sebagai jaminan atas kredit. Manfaat jaminan ini adalah sangat penting, sebagai back up atas kredit yang diberikan kepada debitur. Tujuannya adalah agar kreditur memperoleh 11 Ibid, h.112

35 kembalian atas kredit/ pinjaman yang telah diberikan apabila suatu waktu kredit yang diberikan terjadi kemacetan yang disengaja oleh pihak debitur. 5. Conditions Yang dimaksud conditions disini adalah keadaan perekonomian secara umum dimana masyarakat tersebut tinggal. Kondisi perekonomian sangat menentukan keberhasilan maupun kegagalan suatu usaha yang dijalankan oleh perorangan maupun badan usaha. F. Upaya Penyelesaian Kredit Macet Manajemen kredit harus melakukan anlisis terhadap kredit atau pinjaman yang diajukan oleh debitur. Hal inilah yang akan memutuskan apakah permohonan kredit akan di tolak atau diterima. Tujuannya adalah agar tidak terjadi permasalahan atas kredit yang telah disalurkan. Namun, meskipun telah dilakukan analisis dengan cermat, resiko kredit macet masih mungkin saja terjadi. Upaya yang dilakukan untuk penyelamatan terhadap kredit bermasalah antara lain 12 : 1. Rescheduling; Merupakan upaya yang dilakukan untuk menangani kredit bermasalah/kredit macet dengan membuat penjadwalan kembali. Penjadwalan kembali dapat dilakukan kepada debitur yang memiliki iktikad baik akan tetapi tidak memiliki kemampuan untuk membayar angsuran pokok maupun angsuran bunga dengan jadwal yang telah diperjanjikan. 12 Ibid, h. 125

36 2. Reconditioning Merupakan upaya yang dilakukan dalam menyelamatkan kredit dengan mengubah seluruh atau sebagian perjanjian yang telah dilakukan. Dengan perubahan tersebut, diharapkan bahwa debitur dapat menyelesaikan kewajibannya sampai lunas. Hal ini bisa dilakukan dengan cara: a. Penurunan suku bunga; b. Pembebasan sebagian atau seluruh bunga yang tertunggak; c. Penundaan pembayaran bunga, yaitu pembayaran kredit oleh nasabah yang dibebankan sebagai pembayaran pokok pinjaman sampai dengan jangka waktu tertentu, kemudian pembayaran bunga dilakukan apabila nasabah sudah mampu. 3. Restructuring Adalah upaya yang dilakukan dengan cara mengubah struktur pembiayaan yang mendasari pemberian kredit, misalnya dengan menambah jumlah kredit. G. Islam dan Kredit Menurut Anwar Iqbal Qureshi, fakta-fakta yang objektif menegaskan bahwa Islam melarang setiap pembuangan uang 13. Hal ini berarti bahwa Islam tidak melarang perkreditan sebab menurut Qurashi sisitem perekonomian modern tidak akan lancar tanpa adanya kredit dan pinjaman. 13 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah ( Jakarta: Rajawali Pers, 2010) h. 301

37 H. Pengertian Pinjam Meminjam Pengertian pinjam meminjam menurut Syarkhasyi dan ulama Malikiyah adalah pemilikian atas manfaat (suatu benda) tanpa pengganti, dan menurut ulama Syafi iyah dan Hambaliyah adalah pembolehan (untuk mengambil) manfaat tanpa mengganti. Pengertian pertama memberikan makna kepemilikan sehingga peminjam dibolehkan untuk meminjamkan kepada orang lain. Adapun pengertian kedua memberikan makna kebolehan, sehingga peminjaman tidak boleh meminjamkan kembali barang pinjaman kepada orang lain 14. Kedua pengertian diatas terdapat perbedaan arti yang mana pengertian pertama orang yang meminjam suatu barang boleh meminjamkan lagi kepada orang lain, sedangkan menurut pengertian kedua orang yang meminjam barang/uang tidak boleh meminjamkannya kepada pihak ketiga karena pengertian diatas menunjukan bahwa yang memanfaatkan barang itu hanya pihak peeminjam. Dalam kamus besar bahasa Indonesia pinjaman berarti yang dipinjamkan(barang, uang dan sebagainya) 15. Seperti halnya instrumen hutang lainnya, suatu pinjaman memerlukan distribusi ulang asset keuangan seiring waktu antara peminjam (terhutang) dan penghutang (pemberi hutang) 16. 14 Rahmat Syafe I, Fiqh Muamalah (Bandung: Pustaka Setia 2001) h. 139-140 15 Poerwadarminta, Kamus Umum Bahas Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976). h.67 16 Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 2007), h. 238

38 I. Landasan Syara Pinjam Meminjam Ariyah (pinjam meminjam) dianjurkan (mandub) dalam islam yang didasarkan pada Al-Qur an dan Sunnah, sebagaimana terdapat dalam Al-Qur an Surat Al-Maidah ayat 2 yang berbunyi: Artinya: dan tolong menolonglah kamu dalam berbuuat kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong kamu dalam perbuatan dosa dan permusuhan, sungguh Allah maha besar siksanya. Selanjutnya dalam Hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan Ibn Majah yang artinya: Tidak seorang muslim pun yang meminjami muslim lain dengan suatu pinjaman sebanyak dua kali, kecuali itu seperti sedekah sekali (Hadist Riwayat. Ibn Majah dan Ibn Hibban).

39