LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK

dokumen-dokumen yang mirip
Penekanan Desain Arsitektur Ekologis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PENGEMBANGAN BUMI PERKEMAHAN PENGGARON KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gigih Juangdita

I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA CIPANAS GARUT

Kawasan Wisata Rowo Jombor, Klaten

Curug Sewu Hotel and Resort Kabupaten Kendal BAB I PENDAHULUAN

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 1. 1 : Keindahan Panorama Bawah Laut Pulau Biawak

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SARANA REKREASI WISATA ALAM CURUG SEWU KENDAL

BAB I PENDAHULUAN TUGAS AKHIR 135. LP3A - Beachwalk Mall di Tanjung Pandan, Belitung

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang Hans Dian Sintong

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PUSAT INFORMASI DAN PROMOSI HASIL KERAJINAN DI YOGYAKARTA

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KAWASAN AGROWISATA DI KOPENG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MUSEUM BATIK TULIS BAKARAN DI KOTA PATI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Waterpark di Kawasan Rawa Pening Kab. Semarang BAB I PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

KOMPLEK GALERI SENI LUKIS di DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Pasar Ikan Higienis Di Juwana, Pati BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN ± 153 % ( ) ± 33 % ( ) ± 14 % ( ) ± 6 % ( )

PELABUHAN PERIKANAN PANTAI REMBANG

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN WISATA SENGKALING MALANG

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

agrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SMK Pariwisata Bertaraf International di Semarang

Institut Seni Indonesia di Semarang

Desa Mandiri Berbasis Ecovillage

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENATAAN KORIDOR JALAN KASONGAN DI BANTUL

LP3A TA PERIODE 127/49 TERMINAL BUS TIPE A DI KABUPATEN DEMAK BAB I PENDAHULUAN

PERPUSTAKAAN HIBRIDA DI KOTA BOGOR TA 127

PENGEMBANGAN KAWASAN TAMAN REKREASI PANTAI KARTINI REMBANG Penekanan Desain Waterfront

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 JUDUL Menganti Resort Hotel

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. LP3A TA 135 KHOIRUDIN SYAHAL ( ) Page 1

PUSAT FASILITAS REKREASI DAN OLAHRAGA DI ASINAN KAWASAN WISATA RAWAPENING

CLUB HOUSE Di kawasan perumahan kompleks VI PKT Bontang BAB I PENDAHULUAN

MUSEUM NEGERI JAWA BARAT SRI BADUGA DI BANDUNG (Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernacular)

PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA AGRO PAGILARAN BATANG JAWA TENGAH Dengan Tema Ekowisata

BAB I PENDAHULUAN LP3A TUGAS AKHIR 135 MONALISA SAPUTRI SARANA REKREASI & EDUKASI PETERNAKAN SAPI PERAH DI DESA JETAK 1

1. Bab I Pendahuluan Latar belakang

PASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Taman Imaginasi Di Semarang 126/48

TUGAS AKHIR PERIODE 114 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR RSIA-CILACAP. Dengan Penekanan Desain Modern Arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN CITY HOTEL DI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BSD INTERMODAL TRANSPORT FACILITY M. BARRY BUDI PRIMA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MUSEUM ASTRONOMI DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain RICHARD MEIER

BAB I PENDAHULUAN. 1 diakses tanggal 25 Juni 2009.

SEASIDE HOTEL DI JEPARA BAB I PENDAHULUAN

EXECUTIVE CLUB DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Post Modern

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA CIATER DI SUBANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PENATAAN MUSEUM KERETA API AMBARAWA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Post Modern Neo-Vernacular

REDESAIN KAWASAN AGRO TARUBUDAYA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Organik

KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebut sebagai negara agraris karena memiliki area pertanian

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. 1.2 Tujuan dan Sasaran

PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA TLOGO DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

ISLAMIC CENTRE DI KABUPATEN DEMAK

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA TIRTO ARGO DI UNGARAN

HOTEL RESORT DI PANTAI PANJANG BENGKULU (Dengan penekanan Desain Arsitektur Organik)

LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

Transkripsi:

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : ANINDYA KURNIAWATI NIM. L2B 006 008 Periode 111 April 2010-September 2010 Dosen Pembimbing : 1. Dr. Ir. SITI RUKAYAH, MT 2. Ir. HENDRO TRILISTYO, MT JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO 2010 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pariwisata mempunyai peranan penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai penghasil devisa, meratakan dan meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan, memperkokoh persatuan dan kesatuan, serta budaya bangsa. (www.jurnalpariwisata.com diakses 4 Mei 2010) Preferensi dan motivasi wisatawan berkembang secara dinamis. Kecenderungan pemenuhan kebutuhan dalam bentuk menikmati obyek-obyek spesifik seperti pemandangan yang indah, pengolahan produk secara tradisional, maupun produk-produk pertanian modern dan spesifik menunjukkan peningkatan yang pesat. Penyerapan ini terkait dengan peningkatan pariwisata sebagai andalan yang mampu menggalakkan sektor lain yang terkait. Sesuai dengan potensi yang dimiliki atau warisan yang ditinggalkan nenek moyang pada suatu negara, maka timbullah bermacam-macam jenis dan macam pariwisata yang dikembangkan sebagai kegiatan, yang lama kelamaan mempunyai cirinya tersendiri. (Yoeti, 1985:110) Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam yang, jika dikelola dengan tepat, kekayaan tersebut mampu diandalkan menjadi andalan perekonomian nasional. Komoditas pertanian (mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan). (http://database.deptan.go.id diakses 4 Mei 2010) Keragaman dan keunikan yang bernilai tinggi serta diperkuat oleh kekayaan kultural yang sangat beragam mempunyai daya tarik kuat sebagai wisata agro. Keseluruhannya sangat berpeluang besar menjadi andalan dalam perekonomian Indonesia. Kecenderungan ini merupakan signal tingginya permintaan akan wisata agro dan sekaligus membuka peluang bagi pengembangan produk-produk agribisnis baik dalam bentuk kawasan ataupun produk pertanian yang mempunyai daya tarik spesifik. (http://database.deptan.go.id diakses 4 Mei 2010) 2

Pariwisata Kabupaten Demak bertumpu pada rangkaian wisata religi yaitu Masjid Agung Demak dan Makam Kadilangu. Wisata yang dilakukan hanya dengan mengunjungi objek, berziarah dan mengikuti pengajian pada waktu tertentu. Kegiatan-kegiatan ini kurang rekreatif, dikarenakan minimnya objek wisata yang bersifat hiburan dengan menampilkan beberapa atraksi wisata. Sehingga wisatawan memilih langsung pulang setelah mengunjungi kedua objek tersebut. (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Demak, 2009) Sedangkan Demak merupakan salah satu sentra produksi utama belimbing dan jambu air di propinsi Jawa Tengah. Prospek pasar belimbing dan jambu air merah delima dari Kabupaten Demak cukup terbuka lebar, mengingat meningkatnya permintaan pasar akan buah-buah tersebut khususnya sebagai oleholeh khas yang dibeli setelah berwisata. Potensi ini dikembangkan Pemerintah Daerah dengan membuat sentra agribisnis buah belimbing dan jambu merah delima di Desa Betokan dan Tempuran, Kecamatan Demak. Sentra agribisnis yang ada berupa perkebunan milik warga-warga desa dengan pengolahan cukup baik dan berproduktifitas serta rumah-rumah warga yang mempunyai ciri khas. Pemda sendiri juga melakukan pengembangan untuk mengoptimalkan agribisnis ini dengan perbaikan jalan dan pembuatan kebun bibit holtikultura. (Dinas Pertanian Kabupaten Demak, 2009) Konsep sentra agribisnis ini sesuai untuk pengembangan sebuah agrowisata di dalam wilayah sentra agribisnis tersebut. Sehingga pengunjung tidak hanya membeli buah saja namun dapat menikmati atraksi wisata dan fasilitas-fasilitas yang mendukungnya, agar kegiatan lebih bervariatif. Adanya Perencanaan kawasan agrowisata yang mewadahi fasilitas-fasilitas ini nantinya diharapkan dapat menjadi tempat tujuan wisata dan sekaligus menjadi sarana promosi pengenalan sentra agribisnis kepada daerah lain. Agar wilayah tersebut lebih hidup dan dikenal oleh masyarakat serta meningkatkan pendapat daerah dan penduduk sekitar. Agrowisata Belimbing dan Jambu Delima merupakan satu-satunya yang ada di Demak dengan lokasi yang dapat diakses dari jalan utama Demak-Kudus dan berada pada wilayah rute wisata religi. Selain itu, agrowisata ini memiliki keunggulan dengan menonjolkan suasana desa karena berada di dalam lingkungan desa dan didukung dengan potensi wisata serta potensi alam yang dimiliki. Dengan adanya potensi dan permasalahan pada Agrowisata Belimbing dan Jambu Delima ini, maka kebutuhan akan tempat rekreasi sangat diharapkan dengan 3

menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang kegiatan pariwisata sekaligus memanfaatkan potensi alam yang ada yaitu perkebunan belimbing dan jambu delima di Kabupaten Demak. Selain itu juga dibutuhkan tempat rekreasi yang memiliki daya tarik yang menggabungkan unsur rekreasi, konservasi, edukasi serta petualangan sehingga dapat menarik minat pengunjung. 1.2. TUJUAN DAN SASARAN A. Tujuan Memperoleh suatu judul tentang Agrowisata Belimbing dan Jambu Delima Kabupaten Demak yang jelas dan layak untuk Tugas Akhir, dengan suatu penekanan sesuai karakter/ keunggulan judul dan citra yang dikehendaki atas judul yang diajukan tersebut. B. Sasaran Tersusunnya usulan langkah-langkah pokok proses (dasar) perencanaan dan perancangan Agrowisata Belimbing dan Jambu Delima Kabupaten Demak melalui aspek-aspek panduan perancangan (design guide lines aspect). 1.3. MANFAAT A. Secara Subjektif Untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti Tugas Akhir di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. B. Secara Objektif Dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa yang akan mengajukan Proposal Tugas Akhir. 1.4. LINGKUP PEMBAHASAN A. Lingkup Substansial Pengembangan kawasan Agrowisata yang dapat menampung dan mendukung segala aktivitas yang berlangsung pada objek wisata tersebut, termasuk dalam kategori pengembangan (bangunan dan lingkungan) suatu kawasan objek wisata. B. Lingkup Spasial Secara administrasi, kawasan perencanaan dan perancangan termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, Propinsi Jawa Tengah. 4

1.5. METODA PEMBAHASAN Metoda yang digunakan yaitu metoda deskriptif analisis dengan mengumpulkan dan menguraikan data primer dan sekunder yang telah didapatkan. Data primer didapat dengan melakukan survei lapangan/wawancara dengan pengamatan langsung dan membuat dokumentasi, sedangkan data sekunder didapat dari data statistik dan kepustakaan yang berkaitan dengan aspek wisata. Dalam merancang ada dua faktor yang berpengaruh yaitu design determinant dan design requirement. Untuk merancang Agrowisata Belimbing dan Jambu Delima ini, faktor-faktor yang berpengaruh meliputi : Penentuan potensi wisata Penentuan aktivitas Penetapan fasilitas Penetapan kapasitas Penentuan lokasi Pemilihan karakter kawasan a. Bahan Bahan yang digunakan dalam menentukan dan mentapkan landasan perencanaan dan perancangan Agrowisata Belimbing dan Jambu Delima Kabupaten Demak meliputi : 1. Data Primer Teknik pengumpulan data secara primer, penulis melakukan pengambilan data secara langsung di lapangan dengan melakukan observasi untuk mengetahui fakta atau kondisi yang ada. Survei data primer ini meliputi : o Observasi Observasi ini dalam bentuk pengamatan secara langsung terutama dalam penentuan potensi wisata, pemilihan lokasi dan karakter kawasan. Pengamatan tersebut digunakan untuk mengetahui kondisi sebenarnya dan potensi-potensi pendukung dari lokasi agrowisata seperti desa perkebunan yang ada, kondisi masyarakat, jaringan jalan, infrastruktur, serta keadaan alam pada kawasan sekitarnya. Observasi dilakukan dengan pengambilan gambar/foto untuk melihat karakteristik visual dari wilayah tersebut. Selain itu juga menggunakan form pengamatan objek untuk melihat karakteristik yang akan menjadi 5

sasaran pengamatan. Dengan demikian selama proses observasi lapangan ini tidak ada objek-objek yang terlewatkan yang dapat mempengaruhi dalam melakukan analisis data. o Wawancara Wawancara yang dilakukan untuk memperoleh data ini secara langsung terhadap tokoh-tokoh masyarakat, pengelola dan instansi-instansi terkait. Wawancara ini dengan menyiapkan beberapa bahan pertanyaan yang sudah disiapkan sesuai dengan kebutuhan yang kemudian ketika melakukan wawancara dikembangkan lagi sehingga diperoleh informasi/fenomena yang ada di lapangan. Dengan demikian wawancara ini terutama digunakan untuk mengetahui pendapat tentang karakteristik lokasi agrowisata yang dapat dijadikan dasar dalam penentuan kriteria lokasi menurut preferensi masyarakat yang tidak ditemukan dalam kajian literatur. Sehingga wawancara ini dilakukan hanya terhadap pihak-pihak yang mendalami mengenai pengembangan agrowisata seperti kelompok klaster hortikultura, kelompok tani dan instansi instansi yang terkait dengan pengembangan agrowisata di wilayahnya. Untuk instansi yang dituju seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Bappeda, dan Dinas Pertanian. 2. Data Sekunder Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui survei instantional, dan studi literatur. o Survei Instantional Dalam survei instantional ini penulis memperoleh data secara sekunder pada instansi-instansi yang terkait sesuai dengan klasifikasi data yang diperlukan. Data-data yang diperoleh berupa data peta, gambar, tabel maupun deskripsi dan laporan. Untuk instansi yang dituju yaitu Bappeda, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, dan Dinas Pertanian. o Studi Literatur Pengumpulan data sekunder dengan studi literatur ini dilakukan dengan mencari sumber-sumber yang terkait berkaitan dengan perancangan agrowisataterutaama dalam tinjauan pariwisata, agribisnis, agrowisata, standar ruang, serta tinjauan kawasan. Kajian literatur ini dapat 6

diperoleh melalui buku-buku, jurnal, majalah, internet, maupun sumbersumber lain yang terkait. 3. Studi Banding Dalam studi ini, penulis mencari dua objek yang serupa dengan rancangan yang ada yaitu agrowisata. Studi dilakukan dengan dokumentasi objek lewat foto, wawancara, dan pengamatan langsung. Kemudian hasil studi banding dari kedua objek dibandingkan dan diketahui kelebihan dan kekurangannya. Sehingga hasil studi banding dapat digunakan untuk menambah wawasan serta acuan. b. Alat Alat yang digunakan dalam mengolah data dan memnentukan potensi, aktivitas, fasilitas, kapasitas, lokasi, dan karakter kawasan, meliputi : o Rumus Proyeksi Rumus Proyeksi digunakan untuk mentapkan kapasitas agrowisata nantinya. Untuk menaksir jumlah pengunjung diperlukan : - data jumlah pengunjung 5-10 tahun terakhir - prediksi jumlah pengunjung pada tahun prediksi - data jumlah hari biasa, hari minggu, hari besar, hari minggu, dan hari libur/ besar tahun yang dipilih - lama kunjungan dan jam kerja. Sehingga dari rumus tersebut akan didapat hasil kunjungan terpadat pada hari besar tahun prediksi. o Kriteria Kriteria digunakan untuk mengetahui potensi lokasi tapak yang telah ada. Kriteria meliputi letak desa perkebunan yang ada, syarat tumbuh tanaman, potensi alam, kebudayaan masyarakat, aksesibilitas, view, serta luas tapak. o Standart Standart yang diperlukan dalam perancangan agrowisata ini meliputi kebijakan pengembangan agrowisata, standar ruang-ruang tertentu, serta sirkulasi yang dibutuhkan baik secara spasial maupun kawasan. Standar diperoleh dari studi literatur serta kebijakan instansi. c. Cara Teknik yang digunakan untuk mengolah data yang telah diperoleh meliputi : 7

o Scoring Metoda ini digunakan karena merupakan salah satu cara untuk mengkuantitatifkan data-data kualitatif hasil survei dan wawancara. Terutama diperlukan dalam penentuan fasilitas yang menjadi domain kawasan serta acuan untuk menetukan kapasitas nantinya. Dalam penentuan skor ini dengan menggunakan skala likert, yaitu dengan menggunakan angka 1,2,3,4 dan seterusnya dengan kondisi paling baik diberi nilai skor tertinggi dan kondisi terburuk diberi skor terendah. o Analisis Metoda analisis yang dipakai merupakan metoda analisis kuantitatif, kualitatif dan komparatif. Metoda analisis kuantitatif merupakan metoda utama dan menjadi ketetapan. Metoda analisis kualitatif merupakan metoda pelengkap dalam penentuan kriteria fasilitas dari daya tarik yang ada dari hasil observasi, dan wawancara. Kemudian metoda analisis komparatif dilakukan dengan membandingkan antara kedua objek serupa untuk mendapatkan acuan fasilitas serta kelebihan dan kekurangannya dalam konsep kawasan. Agrowisata merupakan objek yang tidak terstandarisasi secara mayoritas. Sehingga metoda-metoda ini sangat diperlukan untuk mendapatkan landasan yang relevan. 1.6. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Sistematika pembahasan yang digunakan dalam penyusunan Laporan Program Perencanaan dan Perancangan ini adalah : BAB I PENDAHULUAN Penjabaran latar belakang permasalahan, tujuan dan sasaran, manfaat, lingkup pembahasan, metoda pembahasan, sistematika pembahasan dan alur pikir BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menjelaskan mengenai tinjauan pariwisata, agribisnis, dan agrowisata baik pengertian, potensi dan daya tarik, manfaat, pengunjung, persyaratan, sarana prasarana, tinjauan rural lanscape, tinjauan kawasan, dan studi banding. BAB III TINJAUAN KAWASAN AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK Berisi tinjauan kepariwisataan Kabupaten Demak mencakup kondisi 8

geografis, aset wisata, serta pengunjung wisata. Tinjauan kawasan agribisnis baik fisik dan nonfisik, potensi dan hambatan, arah dan strategi pengembangan serta hasil studi banding. BAB IV KESIMPULAN Berisi kesimpulan dari sebuah proses mulai dari bab I hingga bab III dapat berupa statement, justifikasi, kriteria, dan sebagainya. BAB V BATASAN & ANGGAPAN Berisi asumsi-asumsi tentang aspek-aspek yang mempunyai kaitan cukup erat serta batasan dalam proses perancangan. BAB VI PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Berisi pendekatan program perencanaan dan perancangan arsitektur, menjabarkan dasar pendekatan subtansi berupa pemakai, jenis kegiatan, pendekatan arsitektur kawasan, pendekatan lokasi dan tapak kawasan. BAB VII LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Berisi konsep dasar perancangan, persyaratan dan ketentuan perancangan, program ruang dan kebutuhan luas tapak yang akan digunakan dalam tahap grafis selanjutnya. 9

1.7. ALUR PIKIR 10

11