PENENTUAN NILAI KOEFISIEN SERAPAN BAHAN PADA BESI, TEMBAGA DAN STAINLESS STEEL SEBAGAI BAHAN PERISAI RADIASI

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN NILAI KOEFISIEN SERAPAN BAHAN DAN DOSIS RADIASI PADA VARIASI KOMBINASI KAYU DAN ALUMINIUM

PENENTUAN KOEFISIEN SERAPAN KAYU BANGKIRAI (SHOREA LAEVIFOLIA) DAN PERBANDINGANNYA TERHADAP TIMBAL (Pb) SEBAGAI DINDING RUANG RADIOLOGI DIAGNOSTIK

ANALISA PENGARUH GRID RASIO DAN FAKTOR EKSPOSI TERHADAP GAMBARAN RADIOGRAFI PHANTOM THORAX

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 2, No. 1, April 2013, Hal 27-34

Analisa Kualitas Sinar-X Pada Variasi Ketebalan Filter Aluminium Terhadap Dosis Efektif

PENGUKURAN DOSIS RADIASI RUANGAN RADIOLOGI II RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (RSGM) BAITURRAHMAH PADANG MENGGUNAKAN SURVEYMETER UNFORS-XI

PENENTUAN KEMBALI KOMPOSISI KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA SEBAGAI PERISAI RADIASI SINAR-X SESUAI KETENTUAN BAPETEN

STUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK KELUARAN ANTARA PESAWAT SINAR-X TOSHIBA MODEL DRX-1824B DAN TOSHIBA MODEL DRX-1603B. Skripsi

Dhahryan 1, Much Azam 2 1) RSUD 2 )Laboratorium Fisika Atom dan Nuklir Jurusan Fisika UNDIP

Perancangan Keselamatan Ruangan Radiologi Pesawat Sinar-X Di PSTA BATAN Yogyakarta

UJI KELAYAKAN PESAWAT SINAR-X TERHADAP PROYEKSI PA (POSTERO-ANTERIOR) DAN LAT (LATERAL) PADA TEKNIK PEMERIKSAAN FOTO THORAX

ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI RADIASI PERANGKAT RIA IP10.

ANALISA PENGARUH FAKTOR EKSPOSI TERHADAP ENTRANCE SURFACE AIR KERMA (ESAK)

PENGUJIAN LINIERITAS KELUARAN PEMBANGKIT ARUS SINAR X MENGGUNAKAN STEPWEDGE SKRIPSI. Evi Yusita Nim

PERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR

PENGARUH JARAK TABUNG SINAR-X DENGAN FILM TERHADAP KESESUAIAN BERKAS RADIASI PADA PESAWAT X-RAY SIMULATOR DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUD DR

Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona

OPTIMALISASI DOSIS RADIASI SINAR-X TERHADAP PROYEKSI PA (POSTERO-ANTERIOR) DAN LAT (LATERAL) PADA TEKNIK PEMERIKSAAN FOTO THORAX SKRIPSI

PENENTUAN KARAKTERISASI CERROBEND SEBAGAI WEDGE FILTER PADA PESAWAT TELETERAPI 60 Co

PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF

EVALUASI METODE PENENTUAN HALF VALUE LAYER (HVL) MENGGUNAKAN MULTI PURPOSE DETECTOR (MPD) BARRACUDA PADA PESAWAT SINAR-X MOBILE

UJI KESESUAIAN PESAWAT CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6 DENGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN NOMOR 9 TAHUN 2011

Sinar x memiliki daya tembus dan biasa digunakan dalam dunia kedokteran. Untuk mendeteksi penyakit yang ada dalam tubuh.

PERANCANGAN KONSUL UNTUK OPERATOR PADA PEREKAYASAAN PESAWAT SINAR-X MAMOGRAFI

ANALISIS PENGUKURAN LINIERITAS KELUARAN PADA PESAWAT SINAR-X RADIOGRAFI UMUM DI RSUD LANGSA. Hadi SAPUTRA NIM :

PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF

PERBANDINGAN DOSIS RADIASI DI UDARA TERHADAP DOSIS RADIASI DI PERMUKAAN PHANTOM PADA PESAWAT CT-SCAN

PENGUKURAN DOSIS RADIASI PADA PASIEN PEMERIKSAAN PANORAMIK. Abdul Rahayuddin H INTISARI

PENGARUH TEGANGAN TABUNG (KV) TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAFI PESAWAT SINAR-X DIGITAL RADIOGRAPHY (DR) PADA PHANTOM ABDOMEN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN TUGAS... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

METODA PENENTUAN DAYA SERAP PERISAI RADIASI UNTUK GONAD DARI KOMPOSIT LATEKS CAIR TIMBAL OKSIDA

ANALISIS KUALITAS RADIOGRAFI PADA OBJEK BERGERAK DAN OBJEK TIDAK BERGERAK DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI EKSPOSE SKRIPSI

PERKIRAAN DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN DENGAN SINAR-X RADIOGRAFI UMUM. RUSMANTO

PENGARUH PERUBAHAN JARAK OBYEK KE FILM TERHADAP PEMBESARAN OBYEK PADA PEMANFAATAN PESAWAT SINAR-X, Type CGR

PRIMA Volume 8, Nomor 1, Juni 2011 ISSN : DESAIN PINTU RUANG PESAWAT SINAR-X DARI BAHAN KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA

ANALISIS PAPARAN RADIASI LINGKUNGAN RUANG RADIOLOGI DI RUMAH SAKIT DENGAN PROGRAM DELPHI

Analisis Radiasi Hambur di Luar Ruangan Klinik Radiologi Medical Check Up (MCU)

ANALISIS LINEARITAS KELUARAN RADIASI PADA X-RAY MOBILE DENGAN MENGGUNAKAN PIRANHA

Suparno, Anda Sanusi - PENENTUAN WAKTU PENYINARAN RADlOGRAFllr-192 MENGGUNAKAN PERSAMAAN DOSIS RADIASI

Penentuan Entrance Skin Exposure (ESE) pada Pesawat Mammografi Mammomat 1000 dengan Filter Molybdenum (Mo) dan Rhodium (Rh)

JImeD, Vol. 1, No. 1 ISSN X

PENGARUH LINEARITAS DAN RESIPROSITAS mas TERHADAP INTENSITAS RADIASI PADA PESAWAT SINAR-X MERK SAMSUNG

Penentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down

EVALUASI TEBAL DINDING RUANGAN PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) SINAR-X DI INSTALASI RADIOTERAPI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gelombang listrik dari pada peralatan yang dimaksudkan ialah X-Ray (sinar-

BAB II LANDASAN TEORI

PENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Novita Rosyida

PENENTUAN TEBAL PERISAI RADIASI PERANGKAT RADIOTERAPI EKSTERNAL Co-60 UNTUK POSISI PENYINARAN

PENGARUH RADIASI HAMBUR TERHADAP KONTRAS RADIOGRAFI AKIBAT VARIASI KETEBALAN OBYEK DAN LUAS LAPANGAN PENYINARAN MUHAMMAD SYARIF BODDY

Pengaruh Kecepatan Penguatan Lembar Penguat Terhadap Densitas Radiograf

RANCANGAN AWAL PERISAI RADIASI MESIN BERKAS ELEKTRON DUET

Penentuan Efisiensi Beta Terhadap Gamma Pada Detektor Geiger Muller

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN A. Kuat arus (ma)

PERHITUNGAN NILAI DOSIS DAN KONTRAS CITRA COMPUTED RADIOGRAPHY (CR) DENGAN VARIASI KETEBALAN DAN KOMBINASI JENIS FILTER

Pengukuran Dosis Radiasi dan Estimasi Efek Biologis yang Diterima Pasien Radiografi Gigi Anak Menggunakan TLD-100 pada Titik Pengukuran Mata dan Timus

Pengaruh Ketidakhomogenan Medium pada Radioterapi

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Analisis Pengaruh Faktor Eksposi terhadap Nilai Computed Tomography Dose Index (CTDI) pada Pesawat Computed Tomography (CT) Scan

REFURBISHING PESAWAT SINAR-X DIAGNOSTIK EKS. LITBANG BATAN

DAMPAK TINGKAT RADIASI PADA TUBUH MANUSIA

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RESPON PHOTOSTIMULABLE PHOSPHOR (PSP) PADA COMPUTED RADIOGRAPHY TERHADAP AKURASI TEGANGAN TABUNG DAN LINIERITAS KELUARAN PESAWAT SINAR-X

STUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN. Oleh : NANANG SURIANSYAH

PERTEMUAN KE 2 (50 MENIT)

Physics Communication

HUBUNGAN TEGANGAN DAN CITRA RADIOGRAFI REAL TIME PADA PESAWAT SINAR-X RIGAKU RADIOFLEX-250EGS3

ANALISIS PENGARUH GRID TERHADAP PENYIMPANGAN BENTUK DAN UKURAN OBJEK (DISTORSI)

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Desain Ulang Shielding Ruangan Linear Accelerator (Linac) untuk Keselamatan Radiasi Di Gedung 14 PSTA-BATAN Yogyakarta

ANALISIS KESELAMATAN PESAWAT SINAR-X DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SLEMAN YOGYAKARTA

PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK

PENENTUAN NILAI TEBAL PARUH (HVL) PADA CITRA DIGITAL COMPUTED RADIOGRAPHY

UNIVERSITAS INDONESIA

Suparno, Makmur Rangkuty-PEMBUATAN KURVA PENYINARAN RADIOGRAFI IR-I92 MENGGUNAKAN PERSAMAAN DOSIS

Uji Kesesuaian Pesawat Fluoroskopi Intervensional merek Philips Allura FC menggunakan Detektor Unfors Raysafe X2 di Rumah Sakit Universitas Andalas

Buletin Fisika Vol. 8, Februari 2007 : 31-37

PERSENTASE DOSIS KEDALAMAN (PDD) PADA PESAWAT TELETERAPI CO-60. Fisikawan medik Habib Syeh Az /

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PENGUNGKUNGAN SUMBER 85 Kr, 133 Xe, 198 Au, DAN 24 Na PASCA IRADIASI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

ANALISIS KUALITAS CITRA VERIFIKASI LAPANGAN RADIASI LINAC PADA KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN VARIASI MONITOR UNIT. Skripsi FRILYANSEN GAJAH

Analisis Persamaan Respon Dosis Thermoluminescent Dosimeter (TLD) Pada Spektrum Sinar-X Menggunakan Metode Monte Carlo

Studi Cacahan Radiasi Sr-90 dan Am-241 untuk Beberapa Filter Rokok Komersial Menggunakan Detektor Geiger-Muller

Staf pengajar Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jl. A. Yani Tromol Pos 1, Pabelan Kartasura Surakarta.

ANALISIS BAHAN APRON SINTETIS DENGAN FILLER TIMBAL (II) OKSIDA SESUAI SNI UNTUK PPOTEKSI RADIASI SINAR-X

PENGEMBANGAN DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN ISIAN GAS ALKOHOL, METANA DAN ARGON

PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK

PENGARUH GRID(KISI) LINIER TERHADAP KETAJAMAN DAN DENSITAS GAMBAR FILM RONTGEN PADA PEMOTOAN SCHEDEL LATERAL

PENGARUH FAKTOR EKSPOSE TERHADAP KONTRAS RESOLUSI CT SCAN SKRIPSI HOTROMASARI DABUKKE NIM :

PENGARUH DIAMETER PHANTOM DAN TEBAL SLICE TERHADAP NILAI CTDI PADA PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN CT-SCAN

ANALISA PENGARUH ph TERHADAP PERUBAHAN NILAI DENSITAS OPTIK (OPTICAL DENSITY) PADA FILM DENGAN VARIASI JENIS DEVELOPER

PENENTUAN DAYA SERAP APRON DARI KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA TERHADAP RADIASI SINAR- X

EVALUASI METODE PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI PADA RUANG DIGITAL RADIOGRAFI

Pengaruh Rapat Arus Terhadap Ketebalan Dan Struktur Kristal Lapisan Nikel pada Tembaga

Transkripsi:

Youngster Physics Journal ISSN : 3-7371 Vol., No., April 15, Hal 19- PENENTUAN NILAI KOEFISIEN SERAPAN BAHAN PADA BESI, TEMBAGA DAN STAINLESS STEEL SEBAGAI BAHAN PERISAI RADIASI Iwan Setiyawan, Heri Sutanto, dan K.Sofjan Firdausi Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang E-mail : setiyawan_joglo@yahoo.com ABSTRACT Radiation shield is used to protect both workers and the general public from radiation. In Indonesia there are a lot of potential materials to be used as radiation shielding materials, such as iron, stainless steel and copper which these metals have a certain density and atomic number above. For the determination of the value of research material absorption coefficient and radiation dose on ferrous materials, stainless steel and copper as a radiation shield. The study was conducted at RS Happy land Yogyakarta using x-ray radiation source. In testing the absorption coefficient of the material in lead, iron, copper and stainless steel : The plane was set at a voltage, current and time on the conditions of kv 3 mas and 9 kv mas were fixed and the distance between the focus to the object as far as 1 cm, Multi Purpose Detector ( MPD ) was placed under the object, wide open field irradiation 5 cm x 5 cm, the center beam was placed right in the middle of the next object do exposure for each thickness of lead, iron, copper and stainless steel was done in sequence according to the thickness variation material. From the test results coefficient absorption material (µ) in iron, copper and stainless steel on condition exposure factor kv 3 mas showed μ for iron absorption coefficient of,7 / mm, copper of 1,1 / mm and stainless steel for,3 / mm. Results equality between iron, copper and stainless steel with lead to 1,3 mm thickness. Iron,9 mm, 5, mm copper and stainless steel,1 mm. Lead to a thickness of mm, 13,7 mm iron, copper, stainless steel,9 mm and 1,5 mm. On condition exposure factor 9 kv mas showed μ for iron of,5 / mm, copper,9 / mm and stainless steel of, / mm. Results equality between iron, copper and stainless steel with Lead to a thickness of mm, 17,5 mm iron, copper and stainless steel 1. mm 15,7 mm. Keywords: X - ray Unit, Multi Purpose Detector ( MPD ), Absorption Coefficient, Iron, Copper, Stainless Steel ABSTRAK Perisai radiasi digunakan untuk melindungi pekerja radiasi maupun masyarakat umum. Di Indonesia terdapat banyak bahan yang sangat potensial untuk dijadikan bahan perisai radiasi, diantaranya adalah besi, stainless steel dan tembaga yang mana logam-logam tersebut mempunyai rapat jenis tertentu dan nomor atom diatas. Untuk itu dilakukan penelitian penentuan nilai koefisien serapan bahan dan dosis radisi pada bahan besi, tembaga dan stainless steel sebagai perisai radiasi. Penelitian tersebut dilakukan di RS Happy Land Yogyakarta dengan menggunakan sumber radiasi sinar-x. Dalam pengujian koefisien serapan bahan pada timbal, besi, stainless steel dan tembaga, Pesawat diatur pada tegangan, arus dan waktu pada kondisi faktor ekposi kv 3 mas dan 9 kv mas yang tetap serta jarak antara fokus dengan objek sejauh 1 cm, Multi Purpose Detector (MPD) ditempatkan di bawah objek, luas lapangan penyinaran dibuka 5 cm x 5 cm, pusat sinar ditempatkan tepat di tengah-tengah objek selanjutnya dilakukan eksposi untuk masing-masing ketebalan timbal, besi, stainless steel dan tembaga dilakukan secara berurutan sesuai variasi ketebalan bahan. Dari hasil pengujian koefisien serapan bahan pada besi, stainless steel dan tembaga pada kondisi faktor ekposi kv 3 mas didapatkan hasil nilai koefisien serapan (µ) untuk besi,759/mm, stainless steel sebesar,3/mm dan tembaga sebesar 1,1/mm. Hasil kesetaraan antara besi, stainless steel dan tembaga dengan timbal untuk ketebalan 1,3 mm.,9 mm, tembaga 5, mm dan stainless steel,1 mm. Timbal untuk ketebalan mm, besi 13,7 mm, stainless steel 1,5 mm dan tembaga,9 mm. Pada kondisi faktor ekposi 9 kv mas didapatkan hasil nilai (µ) untuk besi,5/mm, stainless steel sebesar,/mm, tembaga sebesar,9/mm. Hasil kesetaraan antara besi, stainless steel dan tembaga dengan Timbal untuk ketebalan mm, besi 17,5 mm, stainless steel 15,7 mm dan tembaga 1, mm. Kata Kunci: Pesawat sinar-x, Multi Purpose Detector (MPD), Koefisien Serapan,,, Stainless Steel 19

Iwan Setiyawan, dkk Penentuan Nilai Koefisien... PENDAHULUAN Instalasi nuklir dan unit radiologi harus memperhatikan proteksi radiasi untuk melindungi pekerja radiasi dan masyarakat umum. Untuk memproteksi diri dari sumber radiasi, maka diterapkan tiga strategi dasar yang dikenal sebagai prinsip proteksi radiasi: mengurangi waktu berada di sekitar sumber radiasi, memposisikan diri sejauh mungkin dari sumber radiasi dan menggunakan perisai radiasi [1]. Program proteksi radiasi bertujuan melindungi para pekerja radiasi serta masyarakat umum dari bahaya radiasi yang ditimbulkan akibat penggunaan zat radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya. Penggunaan perisai radiasi sangat penting untuk melindungi dari radiasi baik pekerja maupun masyarakat umum. Untuk mencapai kondisi ruangan radiologi yang aman bagi pekerja radiasi, pasien dan masyarakat, telah ditetapkan standar oleh Badan Pengawasan Tenaga Nuklir, yaitu digunakan bahan yang setara dengan mm timbal. Dengan mempertimbangkan sifat dan penggunaannya yang mudah, materi yang digunakan sebagai bahan penahan sinar-x misalnya timbal dengan ketebalan mm [-]. Akan tetapi bahan timbal mempunyai kelemahan dan perlu dipertimbangkan juga bahwa timbal mempunyai tingkat toksisitas yang tinggi, Timbal merupakan zat yang sangat beracun jika terserap ke dalam tubuh. Pengaruh timbal pada kesehatan sangat banyak sekali termasuk diantaranya mengurangi perkembangan IQ, hiperaktif, susah dalam belajar, masalah dalam bersikap seperti kurang peduli dan agresif, rusak alat pendengaran dan lemah pertumbuhan[5,]. Sebelumnya telah dilakukan penelitian bahwa hasil kesetaraan antara kayu bangkirai tanpa dipanaskan dengan timbal Pb pada ketebalan 1,3 mm setara dengan kayu tanpa perlakuan sebesar 5 mm. Sementara untuk kayu yang mendapat perlakuan pemanasan didapatkan hasil kesetaraan untuk ketebalan 1,3 mm setara dengan 73 mm. Untuk mencapai mm timbal digunakan ketebalan kayu bangkirai tanpa perlakuan sebesar 391 mm sementara untuk kayu yang mengalami perlakuan dibutuhkan ketebalan sebesar mm. Sedangkan dari penelitian yang lain, kesetaraan ketebalan bahan dengan timbal untuk ketebalan 1,3 mm setara dengan kayu jati 3 mm, kayu ulin 37 mm dan alumunium 7 mm. Dan untuk mencapai ketebalan mm timbal dibutuhkan kayu jati setebal 7 mm, kayu ulin 35 mm dan alumunium 1 mm [7,]. Di Indonesia banyak bahan alami yang sebenarnya cukup potensial menjadi bahan perisai radiasi, diantaranya adalah besi, stainless steel dan tembaga dikarenakan bahan tersebut lebih ekonomis dari pada timbal selain itu nomor atom bahan tersebut lebih besar dari pada bahan yang telah dilakukan pada penelitian sebelumnya. Bahan besi mempunyai nomor atom dan tembaga mempunyai nomor atom 9, kedua bahan ini mempunyai nomor atom yang lebih besar dari pada aluminium yang digunakan oleh penelitian sebelumnya. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian perbandingan nilai koefisiensi serapan bahan mengganti timbal tersebut dengan bahan logam lain yaitu besi, tembaga dan stainless steel. DASAR TEORI Pembangkit sinar-x berupa tabung hampa udara yang di dalamnya terdapat filamen yang juga sebagai katoda dan terdapat komponen anoda. Jika filamen dipanaskan maka akan keluar elektron dan apabila antara katoda dan anoda diberi beda potensial yang tinggi, elektron akan dipercepat menuju keanoda. Dengan percepatan elektron tersebut maka akan terjadi tumbukan tak sempurna antara elektron dengan anoda, akibatnya terjadi pancaran radiasi sinar-x [9]. Salah satu sifat sinar-x yang paling berharga dan menguntungkan adalah dapat menembus bahan dan mengalami atenuasi (diserap) oleh bahan yang dilaluinya, sehingga intensitas

Intensitas radiasi (mgy) Intensitas radiasi (mgy) Youngster Physics Journal ISSN : 3-7371 Vol., No., April 15, Hal 19- radiasi setelah melewati bahan akan lebih kecil dibandingkan intensitas mula-mula Sedangkan radiasi elektromagnetik hanya dapat dikurangi intensitasnya bila perisai ini dipertebal. Adapun atenuasi sinar-x kedalam suatu bahan tergantung dari nomor atom, kerapatan bahan, ketebalan bahan, kekerasan bahan atau kalau dinyatakan dalam rumus: I = I exp(-µx) (1) dengan I sebagai intensitas radiasi setelah menembus bahan, Io sebagai intesitas radiasi sebelum menembus bahan, µ sebagai koefisien serapan linier bahan dan x adalah sebagai tebal bahan yang digunakan. METODE PENELITIAN Pesawat sinar-x yang digunakan merupakan pesawat rontgen dengan tipe Digital Fluoro Radiografi (DFR) merk Toshiba sebagai sumber radiasi. Detektor yang digunakan Black Piranha type Piranha 57., tembaga dan stainless steel masing-masing dengan 1mm. Timbal dengan ketebalan,3 mm sampai mm Dalam pengujian koefisien serapan bahan pada besi, tembaga, stainless steel dan timbal : Pesawat diatur pada tegangan, arus dan waktu pada dua kondisi yaitu kv 3 mas dan 9 kv mas yang tetap serta jarak antara fokus dengan objek sejauh 1 cm, Multi Purpose Detector (MPD) ditempatkan di bawah objek, luas lapangan penyinaran dibuka 5 cm x 5 cm, pusat sinar ditempatkan tepat di tengah-tengah objek selanjutnya dilakukan eksposi untuk masing-masing ketebalan bahan besi, tembaga, stainless steel dan timbal dilakukan secara berurutan sesuai variasi ketebalan bahan seperti ditunjukkan gambar 1. Gambar 1. Skema pengukuran paparan radiasi sinar-x. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hubungan intensitas radiasi dengan ketebalan bahan Dilakukan pengujian serapan radiasi dengan menggunakan bahan besi, stainless steel dan tembaga dengan berbagai variasi ketebalan. Pengujian dilakukan dengan dua kondisi faktor ekposi yaitu kv 3 mas dan 9 kv mas. Hubungan antara intensitas radiasi dengan ketebalan bahan dapat dilihat pada gambar dan 3. 1.... Stainless Steel Ketebalan bahan Gambar. Hubungan antara intensitas radiasi dengan ketebalan bahan 1.5 1 Bahan MPD Stainless Steel.5 Tabung sinar-x 1 1 1 1 Ketebalan bahan Gambar 3. Hubungan antara intensitas radiasi dengan ketebalan bahan kondisi 9kV mas 1

ln Io/I ln Io/I Iwan Setiyawan, dkk Penentuan Nilai Koefisien... Dari gambar dan 3 terlihat bahwa secara umum intensitas radiasi dari sinar-x dengan ketebalan bahan besi, tembaga dan stainless steel terjadi pola intensitas secara ekponensial menurun sebanding dengan bertambahnya ketebalan bahan. B. Koefisien Serapan Terhadap Radiasi Sinar-x Telah dilakukan pengujian serapan radiasi menggunakan bahan perisai yaitu besi dengan beberapa variasi ketebalan yaitu antara 1mm 7mm pada kondisi faktor ekposi kv dan 3 mas. Dan dilakukan pengujian serapan radiasi menggunakan bahan perisai yaitu besi dengan variasi ketebalan antara 1mm 1mm pada kondisi factor ekposi 9 kv dan mas. Pengukuran dosis radiasi menggunakan elektrometer piranha. Hasil pengukuran dosis radiasi yang telah melewati bahan dapat ditunjukkan dengan gambar. 1 1 1 1 3 5 7 9 111113115 Ketebalan y =,7x + 1, R² =,99 y =,5x + 1,5 R² =,97 kv 3mAs 9kV mas Gambar. Grafik dosis sinar-x sebelum dan setelah melewati bahan besi Dari gambar terlihat bahwa secara umum intensitas radiasi dari sinar-x dengan ketebalan bahan besi terjadi pola ekponensial naik dari hubungan ketebalan besi dengan nilai ln I /I. berdasarkan grafik diatas dapat di ketahui bahwa nilai koefisiensi serapan bahan besi untuk kondisi kv 3 mas adalah,7/mm. Sedangkan untuk kondisi 9 kv mas koefisien serapan nya sebesar,5/mm. C. Koefisien Serapan Terhadap Radiasi Sinar-x Telah dilakukan pengujian serapan radiasi menggunakan bahan perisai yaitu tembaga dengan beberapa variasi ketebalan yaitu antara 1mm 3mm pada kondisi faktor ekposi kv dan 3 mas. Dan dilakukan pengujian serapan radiasi menggunakan bahan perisai yaitu tembaga dengan variasi ketebalan antara 1mm 5mm pada kondisi faktor ekposi 9 kv dan mas. Pengukuran dosis radiasi menggunakan elektrometer piranha. Hasil pengukuran dosis radiasi yang telah melewati bahan dapat ditunjukkan dengan gambar 5. 1 1 3 5 y = 1,17x +,13 R² =,99 y =,9x + 1,9 R² =,99 kv 3 mas 9 kv mas Ketebalan Gambar 5. Grafik dosis sinar-x sebelum dan setelah melewati bahan tembaga Dari gambar 5 terlihat bahwa secara umum intensitas radiasi dari sinar-x dengan ketebalan bahan tembaga terjadi pola ekponensial naik dari hubungan ketebalan besi dengan nilai ln I /I. berdasarkan grafik diatas dapat di ketahui bahwa nilai koefisiensi serapan bahan tembaga pada kondisi kv 3 mas adalah 1,17/mm. Sedangkan nilai koefisien serapan bahan tembaga untuk kondisi 9 kv mas sebesar,9/mm. D. Koefisien Serapan Stainless Steel Terhadap Radiasi Sinar-x Telah dilakukan pengujian serapan radiasi menggunakan bahan perisai yaitu stainless steel dengan beberapa variasi ketebalan yaitu antara 1mm mm pada kondisi faktor ekposi kv dan 3 mas. Dan dilakukan pengujian serapan radiasi menggunakan bahan perisai yaitu besi dengan variasi ketebalan antara 1mm mm pada kondisi faktor ekposi 9 kv dan mas. Pengukuran dosis radiasi menggunakan

ln Io/I ln Io/I Youngster Physics Journal ISSN : 3-7371 Vol., No., April 15, Hal 19- elektrometer piranha. Hasil pengukuran dosis radiasi yang telah melewati bahan dapat ditunjukkan dengan gambar. 1 1 3 5 7 9 Ketebalan y =,3x + 1,9 R² =,99 y =,x + 1, R² =,99 kv 3 mas 9 kv mas Gambar. Grafik dosis sinar-x sebelum dan setelah melewati bahan stainless steel Dari gambar. terlihat bahwa secara umum intensitas radiasi dari sinar-x dengan ketebalan bahan stainless steel terjadi pola ekponensial naik dari hubungan ketebalan besi dengan nilai ln I /I. berdasarkan grafik diatas dapat di ketahui bahwa nilai koefisiensi serapan bahan stainless steel pada kondisi kv 3 mas adalah,3/mm. Sedangkan untuk kondisi 9 kv mas nilai koefisien serapan nya sebesar,/mm. E. Koefisien Serapan Timbal Terhadap Radiasi Sinar-x Telah dilakukan pengujian serapan radiasi menggunakan bahan perisai yaitu timbal dengan beberapa variasi ketebalan yaitu antara,3mm 1,3mm pada kondisi faktor ekposi kv dan 3 mas. Dan dilakukan pengujian serapan radiasi menggunakan bahan perisai yaitu timbal dengan variasi ketebalan antara,3mm 1,mm pada kondisi faktor ekposi 9 kv dan mas. Pengukuran dosis radiasi menggunakan elektrometer piranha. Hasil pengukuran dosis radiasi yang telah melewati bahan dapat ditunjukkan dengan gambar 7..3..9 1. 1.5 Ketebalan Gambar 7. Grafik dosis sinar-x setelah melewati bahan timbal F. Kesetaraan Bahan Terhadap Timbal kondisi kv 3 mas G. Tabel 1 tabel kesetaraan bahan terhadap timbal kondisi kv 3mAs No 1 Timbal y = 5,x + 1, R² =,99 y =,x + 1,1 R² =,9 kv 3 mas 9kV mas Stainless steel 1.3. 3.. 5. 3. 5.3 3.9 7.5 5. 7.3 1. 5.5 7. 5 1.3.9 5..1 13.77.9 1.5 Dari tabel 1 diatas dapat dilihat kesetaraan bahan besi, stainless steel dan tembaga yang digunakan dengan bahan timbal. kesetaraan bahan dengan timbal 1,3 mm sebagai berikut : besi,9 mm, tembaga 5, mm,,1 mm setara dengan timbal 1,3 mm. Dan untuk kesetaraan bahan dengan timbal pada ketebalan mm sebagai berikut : besi 13,7 mm, tembaga,9 mm, stainless steel 1,5 mm setara dengan timbal mm. H. Kesetaraan Bahan Terhadap Timbal kondisi kv 3 mas I. Tabel 1 tabel kesetaraan bahan terhadap timbal kondisi kv 3mAs 3

Iwan Setiyawan, dkk Penentuan Nilai Koefisien... No Timbal Stainless steel 1.3..9.3. 7..5. 3.9 9.5 5..5 1 11. 7.1 1.5 5 1.3 13..1 1 17.5 1. 15.7 Dari tabel. diatas dapat dilihat kesetaraan bahan besi, stainless steel dan tembaga yang digunakan dengan bahan timbal. Nilai kesetaraan bahan timbal 1,3 mm membutuhkan besi dengan ketebalan 13, mm, tembaga,1 mm dan stainless steel 1 mm, sedangkan kesetaraan bahan dengan timbal mm sebagai berikut : besi 17,5 mm, tembaga 1, mm, stainless steel 15,7 mm setara dengan timbal mm. KESIMPULAN A. Koefisien serapan dari ketiga bahan yang dilakukan penelitian pada faktor ekposi kv 3 mas yang paling besar adalah tembaga yaitu 1,1/mm dan yang paling kecil adalah besi yaitu,7/mm. Pada faktor ekposi 9 kv mas yang paling besar adalah tembaga yaitu,9/mm dan yang paling kecil adalah besi yaitu,5/mm. B. Kesetaraan ketebalan bahan antara besi, stainless steel dan tembaga dengan timbal pada kondisi kv 3 mas untuk ketebalan timbal 1,3 mm adalah,9 mm untuk besi,,1 mm untuk stainless steel dan 5, mm untuk tembaga. Sedangkan pada ketebalan timbal mm adalah 13,7 mm untuk besi, 1,5 mm untuk stainless steel dan,9 mm untuk tembaga. C. Kesetaraan ketebalan bahan antara besi, stainless steel dan tembaga dengan timbal pada kondisi 9 kv mas untuk ketebalan timbal 1,3 mm adalah 13, mm untuk besi, 1 mm untuk stainless steel dan,1 mm untuk tembaga. Sedangkan pada ketebalan timbal mm adalah 13, mm untuk besi, 1 mm untuk stainless steel dan,1 mm untuk tembaga. DAFTAR PUSTAKA [1]. Putra, H., Satyarno, I., dan Wijatna, A.B.,, Penggunaan Pasir Dari Kulon Progo Dengan Berat Jenis,311 Untuk Mortar Perisai Radiasi Sinar Gamma, Forum Teknik Sipil No. XVIII, Yogyakarta. []. Akhadi, M., 1, Dasar-Dasar Proteksi Radiasi. Jakarta. Rineka Cipta. [3]. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional, 11, Tentang Keselamatan Radiasi dalam Penggunaan Pesawat Sinar-x Radiologi Diagnostik dan Intervensional, Lampiran III, Nomor, Jakarta. []. Cember Herman, 193. Introduction to Health Physics, second edition, Pergamon Press, New York. [5]. Kessel, I and O Connor, J.T., (1997) Getting the Lead out: The Complete Resource on How to Prevent and Cope with Lead Poisoning, Published by Plenum Trade, New York. []. Meyer, P.A., McGeehin, M.A., and Falk, H., (3) A global approach to childhood lead poisoning prevention, International Journal Hygiene Environmental Health, 33-39, August 3, www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/197191 [7]. Yansyah, A., 1, Penentuan Nilai Koefisien Serapan Bahan dan Dosis Radiasi Pada Variasi Kombinasi kayu dan Aluminium. Youngster physics Journal, Semarang. []. Japeri, 13, Penentuan Koefesiensi Serapan Kayu Bangkirai (SHOREA LAEVIFOLIA) Dan Perbandinganyya Terhadap Timbal (Pb) Sebagai Dinding Ruangan Radiologi Diagnostik, Youngster Physics Journal, Semarang. [9]. Suyatno, F.,, Aplikasi Radiasi Sinar-x Di Bidang Kedokteran Untuk Menunjang Kesehatan Masyarakat, seminar nasional iv sdm teknologi nuklir, yogyakarta.