BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan secara teoritis maupun hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. didik untuk menjadi manusia yang berakhlak mulia (bermoral). Sebab bangsa

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan salah satu bidang studi yang. dimasukkan dalam setiap kurikulum formal dan tingkat dasar hingga

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Dalam konteks Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentunya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Siswa adalah suatu komponen input dalam proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. biometrik fingerprint akan mengurangi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengubah tingkah lakunya ke arah yang lebih baik. 1. sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang mempunyai sikap disiplin

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu anugerah yang diberikan Allah kepada manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. luhur kpribadian, yang dilaksanankan secara sistematis dan terperogram.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemajuan, pendidikan di madrasah-madrasah juga telah

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. didik. Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi, agar anak didik berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang unggul dan berkepribadian yang baik, hal ini dilihat

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, perkembangan dan kebutuhan zaman. Di antaranya harus terdapat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat dan martabatnya. Seiring dengan perputaran waktu. normatif yang lebih baik dan mampu menjawab tantangan zaman.

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB I PENDAHULUAN. juga globalisasi pengetahuan, teknologi, dan budaya. 1 Hal tersebut mengandung

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu dan masyarakat serta melibatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Al-Hadis, melalui kegiatan. bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. merealisir hal tersebut Menteri Agama dan Menteri P dan K. mengeluarkan keputusan bersama untuk melaksanakan pendidikan agama

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, meningkatkan kualitas manusia dalam membentuk watak bangsa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang penting bagi seseorang yang memiliki cita-cita untuk memajukan. demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar dan dilakukan tanpa beban. manusia dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. lokal dan perubahan global yang terjadi begitu pesat. 1. bangsa ini tidak akan berkembang dan akan tertinggal dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

BAB I PENDAHULUAN. sulit untuk dientaskan diantaranya adalah karena rendahnya kemampuan. adalah dengan didirikannya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah lembaga formal tempat dimana seorang siswa menimba ilmu dalam

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan investasi utama untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas karena suatu jabatan profesional. Profesi guru tidak dapat dipegang oleh sembarang orang yang tidak memenuhi syarat profesi tersebut. Pekerjaan profesi guru adalah pekerjaan yang cukup berat namun mulia. Berat karena dipercaya dan diserahi tanggung jawab oleh orang tua murid dalam masyarakat untuk mendidik anaknya. Mulia karena tugas kemanusiaan, memanusiakan manusia. Menurut pandangan Islam memiliki ilmu yang diamalkan termasuk amal yang tidak akan putus dan akan mendapat pahala terus menerus dari Allah SWT selama ilmu tersebut masih bermanfaat. 1 Guru harus mampu menumbuhkan motivasi langsung maupun tidak langsung, karena ke semua itu akan berpengaruh kepada kemampuan siswa untuk meningkatkan minat serta prestasi dan hasil belajar. Guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya terhadap keberhasilan implementasi Kurikulum. 2 1 Madyo Ekosusilo, R.B. Kasihadi, Dasar-Dasar Pendidikan (Semarang: Effhar Publishing, 2001), hal.53 2 Akhyak, Profil Pendidik Sukses Sebuah Formulasi dalam Implentasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (Surabaya : elkaf, 2005), hal.17 1

2 Figur seorang guru dalam dunia pendidikan selalu menjadi topik pembicaraan karena guru merupakan salah satu faktor pendidikan yang sangat penting, bisa dikatakan guru merupakan salah satu faktor pendidikan yang sangat penting, bisa dikatakan guru merupakan ujung tombak dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu guru mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal, bisa dikatakan bahwa minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan seorang guru. Pendidikan menduduki tempat yang sangat penting sebagai pembentuk ruang lingkup moral bagi penentuan tujuan hidup manusia, untuk mewujudkan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan bertanggung jawab. Sehingga terbentuk suatu masyarakat yang adil, dan makmur yang merata baik material maupun spiritual yang berdasarkan Pancasila dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, aman dan tenteram. Untuk mencapai hal tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang- Undang SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan bahwa :

3 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 3 Guru adalah spiritual father atau bapak rohani bagi seorang murid. Oleh karena itu pendidikan agama islam dituntut untuk mampu menjalankan tugasnya sebagai guru PAI yaitu bukan hanya bertangung jawab menyampaikan materi pelajaran kepada murid, tetapi juga membentuk kepribadian seorang peserta didik, yang pada akhirnya peserta didik memiliki kepribadian yang utama. 4 Setiap lembaga sekolah memang sudah selayaknya menerapkan kedisiplinan di sekolah dalam berbagai aktifitas. Dimulai dari awal memasuki sekolah sampai keluar dari lingkungan sekolah yang di dalamnya terdapat berbagai aktifitas dan peraturan-peraturan sekolah yang harus dipatuhi. Salah satunya tentang kedisiplinan dalam beribadah, ibadah yang biasa dilakukan di sekolah adalah shalat. Shalat adalah ibadah yang membawa manusia dekat kepada Allah. Di dalam shalat terjadi dialog antara manusia dengan Allah dan dialog itu berlaku antara dua pihak yang saling berhadapan. Selain itu, di dalam Al- Qur an disebutkan bahwa: 3 Undang-undang Guru dan Dosen, Nomor 14 Tahun 2005 dan Undang-Undang Sisdiknas, Nomor 20 Tahun.2003, (Jakarta: Asa Mandiri, 2006), hal.50 4 Achmad Patoni, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Bina Ilmu, 2004), hal.24

4 Artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al-Qur an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Ankabut: 45). 5 Siswa dituntut untuk melaksanakan shalat di sekolah secara berjamaah. Dengan adanya kegiatan tersebut secara tidak langsung melatih siswa untuk berdisiplin dalam ibadah shalat. Selain itu, dalam setiap pelajaran PAI di dalam kelas guru mengajarkan segala hal yang bersifat positif dan meminta siswa untuk mengamalkan apa yang mereka dapat baik di dalam sekolah maupun diluar sekolah. Semua itu juga termasuk ibadah, sehingga secara tidak langsung siswa mengamalkan ibadah yang ia dapat di sekolah. Dengan begitu, sikap disiplin ibadah itu akan berjalan dengan sendirinya dan akan menjalar kepada sikap disiplin-disiplin lainnya di berbagai kegiatan lainnya karena terbiasa berbuat baik dengan menanamkan sikap disipin tersebut. 5 M.Fauzi Ranchman, Shalat For Character Building, Buat Apa Shalat Kalau Akhlak Tidak Menjadi Baik, (Bandung: PT.Mizan Pustaka, 2007), hal.7

5 Siswa yang terbiasa beribadah akan lebih menjaga perilakunya tanpa harus diancam dengan hukuman, karena siswa tersebut merasa bahwa Allah swt. senantiasa menjaganya, melihatnya dan mengawasinya. Namun ada juga perilaku yang bertolak belakang dengan pernyataan di atas, masih banyak juga siswa-siwa yang rajin mengerjakan shalat namun masih memiliki perilaku yang tidak terpuji. Padahal shalat adalah amal yang pertama kali akan dihisab. Hal seperti ini masih banyak ditemukan di luar lingkup pendidikan. Sehingga perlu bagi para pendidik untuk memberi arahan lagi kepada para peserta didik untuk berperilaku terpuji. Dari latar belakang di atas, penulis sangat tetarik untuk mengadakan penelitian yang dituangkan dalam skripsi yang berjudul Usaha Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Kedisiplinan Ibadah pada Siswa MAN Kunir Wonodadi Blitar Tahun Ajaran 2013/2014 B. Fokus Penelitian atau Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah perencanaan guru PAI dalam usaha meningkatkan kedisiplinan ibadah pada siswa Madrasah Aliyah Negeri Kunir Wonodadi Blitar? 2. Bagaimanakah cara guru PAI dalam usaha meningkatkan kedisiplinan ibadah pada siswa Madrasah Aliyah Negeri Kunir Wonodadi Blitar?

6 3. Apa sajakah faktor pendukung dan faktor penghambat usaha guru PAI dalam meningkatkan kedisiplinan ibadah pada siswa Madrasah Aliyah Negeri Kunir Wonodadi Blitar? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui perencanaan guru PAI dalam usaha meningkatkan kedisiplinan ibadah pada siswa Madrasah Aliyah Negeri Kunir Wonodadi Blitar 2. Untuk mengetahui cara guru PAI dalam usaha meningkatkan kedisiplinan ibadah pada siswa Madrasah Aliyah Negeri Kunir Wonodadi Blitar 3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat usaha guru PAI dalam meningkatkan kedisiplinan ibadah pada siswa Madrasah Aliyah Negeri Kunir Wonodadi Blitar D. Kegunaan Hasil Penelitian 1. Kegunaan teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan lebih khususnya lagi pada pembaharuan proses pembelajaran dan peningkatan kedisiplinan ibadah siswa.

7 2. Kegunaan praktis a. Bagi perpustakaan IAIN Tulungagung Hasil penelitian ini bagi perpustakaan IAIN Tulungagung berguna untuk menambah literatur di bidang pendidikan tertama yang bersangkutan dengan usaha guru pendidikan agama islam dalam meningkatkan kedisiplinan ibadah pada siswa. b. Bagi Madrasah Aliyah Negeri Kunir Blitar Hasil penelitian ini bagi Madrasah Aliyah Negeri Kunir Blitar adalah dapat digunakan sebagai acuan dalam membuat strategi dalam rangka usaha meningkatkan kedisiplinan ibadah pada siswa. c. Bagi guru PAI Hasil penelitian ini bagi guru PAI dapat digunakan sebagai temuan untuk meningkatkan pengetahuan guru PAI dalam rangka memacu semangat mereka dalam aktivitas membimbing, agar memiliki bekal pengetahuan untuk meningkatkan keprofesionalannya sebagai guru agama.

8 E. Penegasan Istilah 1. Penegasan Konseptual a. Usaha guru adalah kegiatan dengan mengeluarkan tenaga, pikiran atau badan untuk mencapai suatu maksud pekerjaan (perbuatan, ikhtiar, daya, upaya) untuk mencapai sesuatu. 6 b. Meningkatkan berasal dari kata tingkat mendapatkan awalan me dan akhiran an menjadi meningkatkan yang selalu meningkat (naik), bertambah, menaikkan derajat, taraf, mempertinggi. 7 c. Kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang berarti ketaatan (kepatuhan / kerelaan) dalam menjalani tata tertib dan sebagainya. 8 2. Penegasan Operasional Usaha guru pendidikan agama islam dalam meningkatkan kedisiplinan ibadah pada siswa adalah segala bentuk kegiatan dalam usaha meningkatkan kedisiplinan ibadah siswa baik itu ketika kegiatan keagamaan, extra kurikuler yang berhubungan dengan keagamaan, maupun bimbingan-bimbingan dan latihan-latihan keagamaan yang diadakan oleh pihak sekolah. 6 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hal.1254 7 Ibid., hal.1198 8 Anton.M.Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1989),hal.208

9 F. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk dapat melakukan pembahasan secara sistematis, penelitian ini disusun menjadi lima bab, adapun sistematika pembahasannya sebagai berikut : Bab I, pendahuluan terdiri dari: (a) latar belakang masalah, (b) fokus penelitian/rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) kegunaan penelitian, (e) penegasan istilah, dan (f) sistematika penulisan skripsi. Bab II, kajian pustaka terdiri dari: (a) kajian tentang guru PAI, (b) kajian tentang kedisiplinan beribadah, (c) usaha guru PAI dalam meningkatkan kedisiplinan, (d) kajian hasil penelitian terdahulu, (e) kajian tentang kerangka berfikir teoritis (paradigma). Bab III, metode penelitian terdiri dari: (a) pendekatan penelitian, (b) lokasi penelitian, (c) kehadiran peneliti, (d) sumber data, (e) teknik pengumpulan data, (f) teknik analisis data, (g) pengecekan keabsahan data, dan (h) tahap-tahap penelitian. Bab IV, laporan hasil penelitian terdiri dari: (a) paparan data, (b) temuan penelitian, dan (c) pembahasan. Bab V, penutup yang terdiri dari: (a) kesimpulan, (b) saran. Bagian akhir, terdiri dari: daftar rujukan, lampiran-lampiran, surat pernyataan keaslian tulisan, dan daftar riwayat hidup.