LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA. (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor 2 Tahun 2001 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA)

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 11 TAHUN 2002 T E N T A N G PENYELENGGARAAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PENYELENGGARAAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 7 TAHUN 2001 SERI B.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 46 TAHUN 2000 (46/2000) TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2001 NOMOR 59 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN BULUNGAN.

PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 09 Tahun : 2010 Seri : E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG PENGUJIAN KENDARAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN ILIR,

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 6 TAHUN 1997 TENTANG PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012 NOMOR 4

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS

LEMBARAN DAERAH PROPINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 19 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 3 PERATURAN DAERAH PROPINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 82 TAHUN 2001 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 45 TAHUN 2001 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 10 TAHUN 2002 (10/2002) TENTANG PENGATURAN PRAMUWISATA DAN PENGATUR WISATA

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2001 NOMOR 62 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 18 TAHUN 2001 TENTANG

Perda No. 22 / 2001 tentang Retribusi Pemerik Emisi Gas Buang Injection Pump dan Nozzle pada Ranmor Diesel di Kab Mgl

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG

- 1 - BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2001 NOMOR 62 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 18 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 2 Tahun 2002 Seri: B

DALAM DAERAH KABUPATEN BERAU.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGAH TAHUN 2009 NOMOR 53

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 6 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN DI BIDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 21 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN GRESIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 57 TAHUN 2000 T E N T A N G PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 10 Tahun 2002 Seri: C

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 09 TAHUN 2005 SERI C NOMOR 05 PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 08 TAHUN 2005

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 2 - Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

TENTANG BUPATI MUSI RAWAS,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2011 S A L I N A N

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 9 TAHUN 2000 (9/2000) TENTANG TERMINAL PENUMPANG DENGAN RAHMAT TUMAN YANG MAHA ESA

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN IZIN TRAYEK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR : 6 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PEMINDAHAN KENDARAAN DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG TERTIB PEMANFAATAN JALAN DAN PENGENDALIAN KELEBIHAN MUATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 9 TAHUN 1999 T E N T A N G

QANUN KOTA SABANG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KOTA BANJARBARU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 20 TAHUN 2002 (20/2002) TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 6 Tahun 2002 Seri: C

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PENYELENGGARAAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAN BERMOTOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 40 TAHUN 2005

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 15 TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KELEBIHAN MUATAN ANGKUTAN BARANG DI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1993 TENTANG PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 6 TAHUN 2002 (6/2002) TENTANG PERIZINAN USAHA PERJALANAN WISATA

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA. Nomor: 2 Tahun 2006 Seri: B PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL PENUMPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN IZIN USAHA ANGKUTAN UMUM

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 26 TAHUN 2007 T E N T A N G TATA CARA PELAYANAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR WALIKOTA SURABAYA,

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA ( Berita Resmi Kota Yogyakarta)

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor 2 Tahun 2001 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 45 TAHUN 2000 (45/2000) TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang: a. bahwa dalam rangka melaksanakan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000, tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom serta untuk mewujudkan keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan perlu diselenggarakan Pengujian Kendaraan Bermotor agar sarana angkutan yang beroperasi di jalan senantiasa memenuhi persayaratan teknis dan laik jalan; b. bahwa atas dasar pertimbangan sebagaimana tersebut di atas, maka perlu diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Mengingat: 1. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Dalam Daerah Istimewa Yogyakarta; 2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan jo. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985; 3. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; 4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1993 tentang Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di

Jalan; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom; 10. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta Nomor 2 Tahun 1988 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta; 11. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta Nomor 1 Tahun 1992 tentang Yogyakarta Berhati Nyaman. Memperhatikan: 1. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 63 Tahun 1993 tentang Persyaratan Ambang Batas Laik Jalan Kendaraan Bermotor, Kereta Gandengan, Kereta Tempelan, Karoseri dan Bak Muatan serta Komponen-komponennya; 2. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 71 Tahun 1993 tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor; 3. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 81 Tahun 1993 tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor; 4. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993 tentang Bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah Perubahan. Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA YOGYAKARTA MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Daerah adalah Daerah Kota Yogyakarta. b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Yogyakarta. c. Walikota ialah Walikota Yogyakarta. d. Penguji adalah setiap orang yang dinyatakan memenuhi kualifikasi teknis tertentu berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku, untuk melakukan pengujian kendaraan bermotor; e. Pengujian kendaraan bermotor adalah serangkaian kegiatan menguji dan atau memeriksa bagian-bagian kendaraan wajib uji, dalam rangka pemenuhan persyaratan teknis dan laik jalan; f. Pengujian berkala kendaraan bermotor yang selanjutnya disebut uji berkala adalah pengujian kendaraan bermotor yang dilakukan secara berkala terhadap setiap kendaraan wajib uji; g. Kendaraan wajib uji adalah setiap kendaraan bermotor jenis mobil bus, mobil barang, kendaraan khusus, kereta gandengan, kereta tempelan dan kendaraan umum yang dioperasikan di jalan; h. Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada kendaraan itu; i. Mobil bus adalah kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi; j. Mobil barang adalah setiap kendaraan bermotor selain dari yang termasuk dalam sepeda motor, mobil penumpang dan mobil bus; k. Kendaraan khusus adalah kendaraan bermotor selain untuk penumpang dan untuk barang, yang penggunaannya untuk keperluan khusus atau mengangkut barang-barang khusus; l. Kereta gandengan adalah suatu alat yang dipergunakan untuk mengangkut barang yang seluruh bebannya ditumpu oleh alat itu sendiri dan dirancang untuk ditarik oleh kendaraan bermotor; m. Kereta tempelan adalah suatu alat yang dipergunakan untuk mengangkut barang yang dirancang untuk ditarik dan sebagian bebannya ditumpu oleh kendaraan bermotor penariknya; n. Kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran. BAB II

RUANG LINGKUP PENGATURAN Pasal 2 (1) Ruang lingkup yang diatur dalam Peraturan Daerah ini adalah pengujian berkala kendaraan bermotor; (2) Kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini adalah setiap kendaraan bermotor jenis mobil bus, mobil barang, kendaraan khusus, kereta gandengan, kereta tempelan dan kendaraan umum yang dioperasikan di jalan. BAB III KEWAJIBAN Pasal 3 (1) Setiap kendaraan wajib uji di wilayah Daerah, wajib melaksanakan uji berkala. (2) Uji berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini dilaksanakan setiap 6 (enam) bulan. Pasal 4 Dikecualikan dari kewajiban uji berkala adalah untuk : a. kendaraan bermotor milik TNI/POLRI; b. kendaraan bermotor baru sebagai barang dagangan; c. kendaraan bermotor dalam keadaan rusak berat yang dibuktikan dengan surat keterangan dari bengkel umum kendaraan bermotor. Pasal 5 Uji berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Peraturan Daerah ini meliputi : a. kebersihan dan keapikan kendaraan; b. identitas kendaraan; c. dimensi kendaraan; d. sistem rem; e. sistem kemudi; f. posisi roda depan; g. badan dan kerangka kendaraan; h. pemuatan; i. klakson; j. lampu-lampu; k. penghapus kaca; l. m. kaca spion; emisi gas buang; n. ban; o. kaca dengan dan kaca jendela;

p. alat mengukur kecepatan; q. sabuk keselamatan; r. perlengkapan dan peralatan s. radius putar; t. uji jalan; u. Argometer dan Radio Komunikasi (khusus untuk Taxi). BAB IV PERALATAN UJI BERKALA Pasal 6 Peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan uji berkala adalah sesuai dengan yang dipersyaratkan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku. BAB V PROSEDUR UJI BERKALA Pasal 7 (1) Uji berkala dilakukan pada Unit Pelaksana Pengujian Berkala yang ditetapkan dengan Keputusan Walikota. (2) Unit Pelaksana Pengujian Berkala sebagaimana tersebut pada ayat (1) Pasal ini, harus memasang papan informasi yang memuat besarnya biaya yang dipungut dan prosedur uji berkala. (3) Papan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini, dipasang secara permanen pada lokasi yang mudah terbaca oleh masyarakat. Pasal 8 Pelaksanaan uji berkala dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 9 (1) Setiap kendaraan wajib uji yang tipenya telah memperoleh sertifikat uji tipe, sertifikat registrasi uji tipe dan tanda lulus uji tipe dibebaskan dari kewajiban uji berkala untuk pertama kali selama 6 (enam) bulan terhitung sejak diterbitkan Surat Tanda Nomor Kendaraan untuk pertama kali. (2) Kendaraan yang dibebaskan dari kewajiban uji berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, pemilik kendaraan melaporkan dan mendaftarkan kendaraan kepada unit pelaksana pengujian untuk dijadwalkan waktu pengujiannya. (3) Setiap kendaraan wajib uji selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum berakhirnya masa uji berkala, pemilik kendaraan

melaporkan dan mendaftarkan kendaraan kepada unit pelaksana pengujian untuk dijadwalkan waktu pengujiannya. Pasal 10 (1) Permohonan uji berkala pertama kali bagi kendaraan yang sudah mendapat sertifikat uji tipe, sertifikat registrasi uji tipe dan tanda lulus uji tipe, wajib: a. mengisi formulir permohonan uji berkala; b. memiliki bukti pembayaran biaya uji berkala; c. membawa Surat Tanda Nomor Kendaraan, Tanda Nomor Kendaraan dan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor yang sah; d. memiliki sertifikat registrasi uji tipe (membawa faktur pembelian); e. menyerahkan foto copy kartu tanda penduduk pemilik kendaraan dan membawa aslinya atau menyerahkan Surat Keterangan/Tugas/Kuasa dari instansi/lembaga/badan Usaha bagi kendaraan yang bukan atas nama perorangan; f. membawa kendaraannya ke unit pelaksana pengujian berkala. (2) Permohonan uji berkala selanjutnya bagi kendaraan sebagaimana tersebut pada ayat (1) Pasal ini wajib: a. mengisi formulir permohonan uji berkala; b. memiliki bukti Pembayaran biaya uji berkala; c. membawa Surat Tanda Nomor Kendaraan dan Tanda Nomor Kendaraan yang sah; d. membawa dan menunjukkan Buku Uji dan Tanda Uji Kendaraan Bermotor yang lama; e. Menyerahkan foto copy Kartu Tanda Penduduk Pemohon Uji kendaraan dan membawa aslinya atau menyerahkan Surat Keterangan/Tugas/Kuasa dari instansi/lembaga/badan Usaha bagi kendaraan yang bukan atas nama perorangan; f. membawa kendaraannya ke unit pelaksana pengujian berkala. (3) Permohonan uji berkala pertama kali bagi kendaraan yang tipenya tidak memperoleh sertifikat uji tipe, wajib: a. mengisi formulir permohonan uji berkala; b. memiliki bukti pembayaran biaya uji berkala; c. memiliki bukti pemilikan kendaraan yang sah;

d. memiliki pengesahan rancang bangun dan rekayasa kendaraan yang bersangkutan serta surat keterangan hasil pemeriksaan mutu dari pejabat yang berwenang; e. menyerahkan foto copy Kartu Tanda Penduduk pemilik kendaraan dan membawa aslinya atau menyerahkan Surat Keterangan/Tugas/Kuasa dari instansi/lembaga/badan Usaha bagi kendaraan yang bukan atas nama perorangan; f. membawa kendaraann;ya ke unit pelakswana pengujian berkala. Pasal 11 (1) Permohonan perpanjangan masa berlaku tanda uji dapat diberikan setelah memenuhi persayartan: a. memiliki tanda bukti lulus uji yang lama; b. melampirkan surat tanda terima laporan bagi kendaraan yang tidak dapat melaksanakan uji berkala pada saat masa berlaku uji berakhir; c. menyerahkan foto cipy Kartu Tanda Penduduk Pemohon Uji kendaraan dan membawa aslinya atau menyerahkan Surat Keterangan/Tugas/Kuasa dari instansi/lembaga/badan Usaha bagi kendaraan yang bukan atas nama perorangan; d. lulus uji berkala. (2) Permohonan perubahan tanda bukti lulus uji dapat diberikan setelah memenuhi persyaratan: a. memiliki tanda bukti lulus uji yang lama; b. menyampaikan keterangan mengenai perubahan-perubahan spesifikasi teknis dan atau data pemilik dan atau data pemilik dan atau wilayah operasi kendaraan; c. menyerahkan foto copy Kartu Tanda Penduduk Pemohon Uji kendaraan dan membawa aslinya atau menyerahkan Surat Keterangan/Tugas/Kuasa dari instansi/lembaga/badan Usaha bagi kendaraan yang bukan atas nama perorangan; d. lulus uji berkala untuk kendaraan yang mengalami perubahan spesifikasi teknisnya. (3) Permohonan penggantian tanda bukti lulus uji dapat diberikan setelah memenuhi persyaratan: a. membawa surat keterangan kehilangan dari kepolisian setempat apabila tanda bukti lulus uji hilang; b. melampirkan tanda bukti lulus uji yang masih ada; c. menyerahkan foto copy Kartu Tanda Penduduk Pemilik Uji

Kendaraan dan membawa aslinya atau menyerahkan Surat Keterangan/Tugas/Kuasa dari instansi/lembaga/badan Usaha bagi kendaraan yang bukan atas nama perorangan; d. membawa kendaraan untuk diuji kembali apabila telah habis masa berlakunya dan atau apabila pemohon tidak dapat menunjukkan tanda bukti lulus uji berkala yang sah. Pasal 12 (1) Dalam hal kendaraan wajib uji dinyatakan tidak lulus uji, penguji wajib memberitahukan secara tertulis: a. perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan; b. waktu dan tempat dilakukan pengujian ulang. (2) Pengujian ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini tidak diperlukan sebagai permohonan baru. (3) Apabila Pengujian ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini ternyata tidak lulus uji, pemilik atau pemegang kendaraan tidak diberi kesempatan uji ulang kembali dan untuk pengujian berikutnya diperlakukan sebagai pemohon baru. Pasal 13 (1) Apabila pemilik atau pemegang kendaraan tidak menyetujui Keputusan penguji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) Peraturan Daerah ini dapat mengajukan permohonan keberatan secara tertulis kepada Pimpinan Penguji. (2) Pimpinan Penguji setelah menerima pengajuan permohonan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, segera meminta penjelasan dari Penguji yang bersangkutan dan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) jam memberikan jawaban secara tertulis kepada pemilik atau pemegang kendaraan, mengenai diterima atau ditolak permohonan keberatan tersebut. (3) Apabila permohonan keberatan diterima, pimpinan penguji segera memerintahkan kepada Penguji lainnya untuk melakukan uji ulang dan tidak dikenakan lagi biaya uji. ($) Apabila keberatan ditolak atau setelah dilakukan uji ulang sebagaimana dimaksud ayat (3) Pasal ini dan tetap dinyatakan tidak lulus uji, pemilik atau pemegang tidak dapat lagi mengajukan permohonan keberatan. Pasal 14 (1) Setiap kendaraan wajib uji yang dinyatakan lulus uji berkala, diberikan tanda bukti lulus uji berupa buku dan tanda uji berkala.

(2) Setiap kendaraan wajib uji yang beroperasi di jalan, harus dilengkapi dengan buku uji dan tanda uji berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk, ukuran, warna, bahan, spesifikasi teknis, susunan huruf dan angka serta unsur-unsur pengamanan buku dan tanda uji berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini ditetapkan dengan Keputusan Walikota berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (4) Setiap kendaraan wajib uji yang diuji berkala untuk pertama kali, diberikan nomor uji kendaraan. (5) Nomor uji kendaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) Pasal ini berlaku selama kendaraan bersangkutan masih dioperasikan di jalan. Pasal 15 (1) Setiap kendaraan wajib uji yang telah dinyatakan lulus uji dan memperoleh tanda bukti lulus uji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) Peraturan Daerah ini, harus dilengkapi dengan tanda samping. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk, ukuran, warna, bahan, spesifikasi teknis, susunan, tempat dan cara pemasangan tanda samping sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini ditetapkan dengan Keputusan Walikota berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 16 Pejabat yang berwenang menandatangani dan atau mengesahkan buku uji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) Peraturan Daerah ini ditetapkan dengan Keputusan Walikota. Pasal 17 Pemilik/pemegang kendaraan bermotor wajib menjaga agar tidak terjadi perubahan teknis yang tidak sesuai dengan keadaan pada waktu dilaksanakan uji. Pasal 18 Kendaraan wajib uji yang karena sesuatu hal mengalami perubahan teknis sehingga tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan yang berada dalam wilayah Daerah, wajib diuji ulang meskipun tanda bukti lulus uji kendaraan yang bersangkutan masih berlaku. BAB VI KETENTUAN PIDANA Pasal 19

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 3, Pasal 14 ayat (2), Pasal 15 ayat (1), Pasal 17 dan Pasal 18 Peraturan Daerah ini, diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah). (@0 Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini adalah pelanggaran. BAB VII PENYIDIKAN Pasal 20 Penyidikan atas tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Peraturan Daerah ini dilaksanakan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di lingkungan Pemerintah Daerah. Pasal 21 Dalam melaksanakan tuga penyidikan, Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 Peraturan Daerah ini berwenang: a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana; b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana; c. meminta keterangan dan barang bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana; d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana; e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan barang bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut; f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana; g. menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e Pasal ini; h. mengambil sidik jari dan memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana; i. memanggil orang untuk didengarkan keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

j. menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik POLRI bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik POLRI memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya; k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana, menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. BAB VIII PENGAWASAN Pasal 22 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Daerah ini menjadi wewenang Walikota atau pejabat yang ditunjuk. BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 23 Uji berkala yang telah dilaksanakan sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini masih tetap berlaku sampai dengan berakhirnya jangka waktu uji berkala tersebut, untuk uji berkala selanjutnya harus menyesuaikan dengan ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 24 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjanag mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Walikota. Pasal 25 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka segala ketentuan yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 26 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam

Lembaran Daerah. Ditetapkan di Yogyakarta pada tanggal 23 Desember 2000 WALIKOTA YOGYAKARTA ttd R. WIDAGDO Disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Yogyakarta dengan Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Nomor : 38/K/DPRD/2000 Tanggal : 23 Desember 2000 Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kota Yogyakarta, Nomor : 2 Seri : C Tanggal : 26 Desember 2000 I. PENJELASAN UMUM SEKRETARIS DAERAH KOTA YOGYAKARTA ttd DRS. HARULAKSONO ---------------- Pembina Utama Muda NIP. 490013927 PENJELASAN PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR Bahwa dengan telah berlakunya Undang-undangan Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom, maka perlu penyesuaian terhadap pelayanan yang ada di Kota Yogyakarta di bidang Perhubungan, khususnya mengenai pengujian kendaraan bermotor. Untuk itu perlu diatur mekanisme pelayanan pengujian kendaraan bermotor sebagai pedoman bagi masyarakat Kota Yogyakarta. Penyelenggaraan pengujian kendaraan bermotor dimaksudkan untuk memberikan jaminan keselamatan secara

teknis terhadap penggunaan kendaraan bermotor di jalan, melestarikan lingkungan dari kemungkinan pencemaran yang diakibatkan oleh penggunaan kendaraan bermotor di jalan dan mengawasi agar kendaraan bermotor tetap dalam kondisi laik jalan karena kondisi demikian mempunyai dampak langsung terhadap upaya menghindarkan dari resiko kecelakaan yang dapat menimbulkan korban jiwa maupun kerugian harta benda yang tentunya hal ini tidak kita harapkan. Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud di atas, maka : a. Setiap unit pelaksana pengujian harus dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan pengujian; b. Pemilihan jenis, tipe, kapasitas, jumlah dan teknologi peralatan pengujian harus dilakukan secara cermat dan tepat; c. Pengujian dilakukan oleh tenaga penguji yang memiliki kualifikasi teknis tertentu; d. Pengujian harus dilakukan sesuai prosedur dan tata cara serta di lokasi yang telah ditetapkan dengan menggunakan peralatan pengujian; e. Hasil pengujian harus akurat dan dapat dipertanggung jawabkan; f. Fasilitas dan peralatan pengujian harus dipelihara/dirawat dengan baik secara periodik, sehingga semua fasilitas dan peralatan pengujian selalu dalam kondisi layak pakai; g. Peralatan pengujian harus dilakukan kalibrasi secara periodik; h. Kapasitas fasilitas dan peralatan pengujian harus diupayakan sebanding dengan jumlah kendaraan wajib uji. Berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992, tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pengujian kendaraan bermotor meliputi uji tipe dan uji berkala. Ruang lingkup yang diatur dalam Peraturan Daerah ini adalah khusus untuk uji berkala, sedangkan uji tipe yang merupakan bagian dari penetapan standar laik jalan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom, merupakan wewenang Pemerintah Pusat. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 : Cukup jelas. Pasal 2 ayat (1): Pengujian kendaraan bermotor adalah uji berkala.

ayat (2) : Cukup jelas. Pasal 3 : Cukup jelas. Pasal 4 huruf a : Kendaraan bermotor milik TNI/POLRI diatur dengan peraturan perundangundangan sendiri. huruf b : Cukup jelas. huruf c : Bengkel umum kendaraan bermotor adalah bengkel yang berfungsi untuk membetulkan, memperbaiki dan merawat kendaraan bermotor agar tetap memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan serta mempunyai izin penyelenggaraan bengkel/ Izin Gangguan. Pasal 5 huruf a s.d huruf i : Cukup jelas. huruf j : Setiap kendaraan wajib uji harus dilengkapi dengan lampu-lampu yang meliputi: a. Lampu utama dekat dan lampu utama jauh secara berpasangan; b. Lampu penunjuk arah di bagian depan dan bagian belakang secara berpasangan; c. Lampu rem secara berpasangan; d. Lampu posisi depan dan lampu posisi belakang secara berpasangan; e. Lampu mundur; f. Lampu penerangan Tanda Nomor Kendaraan di bagian belakang; g. Lampu isyarat peringatan bahaya; h. Lampu tanda batas untuk kendaraan wajib uji yang lebarnya lebih dari 210 cm secara berpasangan; i. Lampu tanda taxi dan lampu bahaya (khusus taxi). huruf k s.d. huruf p : Cukup jelas.

huruf q : Setiap kendaraan wajib uji harus dilengkapi sabuk keselamatan yang dipasang pada tempat duduk pengemudi dan tempat duduk penumpang disamping tempat duduk pengemudi. huruf r : Setiap kendaraan wajib uji dilengkapi: a. Peralatan sekurang-kurangnya meliputi dongkrak dan alat pembuka ban; huruf s dan huruf t : Cukup jelas. b. Perlengkapan sekurang-kurangnya meliputi ban cadangan, segitiga pengaman, kotak obat (PPPK). huruf u : Pemeriksaan terhadap Argometer dilakukan dengan cara memeriksa izin tera pada alat tersebut yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang. Pasal 6 s.d. Pasal 8 : Cukup jelas. Pasal 9 ayat (1): Cukup jelas. ayat (2) dan (3) : Ketentuan ini dimaksudkan untuk pengaturan administrasi jadwal waktu pelayanan uji berkala pada Unit Pelaksana Pengujian Berkala. Pasal 10 ayat ayat (1) : Sertifikat Uji Tipe adalah Sertifikat yang diterbitkan oleh Direktur Jendral Perhubungan Darat sebagai bukti bahwa tipe kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan atau kendaraan khusus yang bersangkutan telah lulus Uji tipe. Sertifikat Registrasi Uji Tipe adalah Sertifikat yang diterbitkan oleh penanggung jawab pembuatannya dan atau perakit dan atau pengimpor sebagai jaminan bahwa setiap kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan dan atau kendaraan khusus yang dibuat dan atau dirakit dan atau diimpor memiliki spesifikasi teknik sama sesuai dengan tipe kendaraan yang telah disahkan dan

ayat (2) dan (3) : Cukup jelas. memiliki sertifikat uji tipe sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Tanda Lulus Uji Tipe adalah tanda yang diterbitkan oleh penanggungjawab pembuatan dan atau perakit dan atau pengimporan dan ditempelkan secara permanen pada setiap kendaraan bermotor kereta gandengan, kereta tempelan dan atau kendaraan khusus yang tipenya telah disahkan dan memiliki sertifikat uji tipe dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 11 s.d. Pasal 13 : Cukup jelas. Pasal 14 ayat (1) : Buku uji sekurang-kurangnya berisi data mengenai : nomor uji kendaraan, nama pemilik, alamat pemilik, merek/tipe, jenis, tahun pembuatan atau perakitan, isi silinder, daya motor penggerak, nomor rangka landasan, nomor motor pengerak/mesin, berat kosong kendaraan, jumlah berat yang diperbolehkan untuk mobil barang dan mobil bus, jumlah berat yang diizinkan dan atau jumlah berat kombinasi yang iizinkan untuk mobil barang dan bobil bus, konfigurasi sumbu roda, ukuran ban teringan, kelas jalan terendah yang boleh dilalui, ukuran utama kendaraan, daya angkut, masa berlakunya, bahan bakar yang digunakan dan kode wilayah pengujian. Tanda uji sekurang-kurangnya berisi data mengenai : kode wilayah pengujian, nomor uji kendaraan dan masa berlaku. ayat (2) s.d. (5) : Cukup jelas. Pasal 15 ayat (1) : Tanda samping mobil bus, mobil barang dan kendaraan khusus sekurang-kurangnya memuat keterangan mengenai : berat kosong kendaraan : jumlah berat yang diperbolehkan dan jumlah berat yang diperbolehkan dan jumlah berat yang

ayat (2) : Cukup jelas. Pasal 16 s.d Pasal 26 : Cukup jelas. diizinkan untuk kendaraan bermotor tunggal; jumlah berat yang diperbolehkan, jumlah berat kombinasi yang diperbolehkan, jumlah berat yang diizinkan dan jumlah berat kombinasi yang diizinkan untuk kendaraan bermotor yang dirangkaikan dengan kereta tempelan atau kereta gandengan; daya angkut orang dan barang; masa berlaku uji kendaraan dan kelas jalan terendah yang boleh dilalui. Tanda samping kereta gandengan dan kereta tempelan sekurang-kurangnya memuat keterangan mengenai : berat kosong kereta gandengan atau kereta tempelan; jumlah berat yang diperbolehkan dan jumlah berat yang diizinkan; daya angkut barang masa berlaku surat dan tanda uji; dan kelas jalan terendah yang boleh dilalui. Tanda samping untuk mobil penumpang umum termasuk Taxi, sekurang-kurangnya memuat masa berlaku uji dan daya angkut.