BAB III PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN I. Pembukaan dan Penutupan klep - klep Klep klep ( katub - katub ) motor dibuka dan ditutup tepat pada saat torak mencapai titik mati. Anggapan tersebut adalah hanya untuk memudahkan pengertian saja, padahal kenyataannya tidaklah demikian. Klep masuk dibuka sebelum torak mencapai TMA dan ditutup sesudah TMB. Klep buang dibuka sebelum torak mencapai TMB dan ditutup sesudah TMA. Pembukaan klep yang terjadi sebelum titik mati dan penutupannya sesudah titik mati disebut pembukaan pendahuluan dan penutupan susulan. Pembukaan pendahuluan disingkat pempen, sedang penutupan susulan disingkat pensus. Bagi setiap motor besarnya pempen dan pensus tidak selalu sama, karena hal ini sangat tergantung pada jumlah putaran tiap menitnya. Lazimnya pempen dan pensus dinyatakan dalam derajat engkol. Pada gambar 14 diperlihatkan sebuah diagram klep, dimana dapat terlihat besar kecilnya pempen dan pensus. Gambar 14
Klep masuk terbuka 10 0 sebelum TMA Klep masuk tertutup 40 0 sesudah TMB Klep buang terbuka 35 0 sebelum TMB Klep buang tertutup 10 0 sesudah TMA II. Tujuan Pempen dan Pensus Bila klep masuk tepat di TMA, maka pada permulaan langkah berikutnya, lubang haluan klep menjadi terlalu sempit, yang mengakibatkan udara yang dihisap masuk silinder mendapat hambatan yang terlalu besar, tetapi bila klep masuk diberi pempen tidak akan terjadi hal seperti tersebut. Bila klep ditutup tepat di TMB, maka sebelum langkah masuk berakhir, lubang haluan klep sudah menjadi kecil kembali, hingga udara yang mengalir kedalam silinder mendapat hambatan lagi, sedangkan untuk menghisap udara melalui lubang yang lebih kecil membutuhkan tenaga yang lebih besar, berarti kerugian yang besar, tetapi bila klep masuk diberi pensus, maka pada akhir langkah masuk tetap terdapat lubang haluan yang besar, hingga tekanan dalam silinder menjadi lebih tinggi. Jadi pempen dan pensus bagi klep masuk dimaksudkan supaya selama seluruh langkah masuk tersedia lubang haluan yang bebas dan luas, sehingga motor tidak banyak memerlukan usaha untuk menghidap udara dan silinder dapat terisi penuh, sedang pempen dan pensus bagi klep buang dimaksudkan supaya selama seluruh langkah buang tersedia lubang haluan yang bebas dan luas, hingga motor tidak banyak memerlukan usaha untuk mendesak gas-gas bekas keluar silinder dan silinder dapat dibersihkan dari gas-gas bekas yang berpengaruh jelas terhadap pembakaran motor. III. Pembukaan dan Penutupan klep-klep pada motor bensin 4 takt. Misalkan : - Klep masuk terbuka 12 0 sebelum TMA ( titik M 1 ) - Klep masuk tertutup 30 0 sesudah TMB ( titik M 2 ) - Klep buang terbuka 40 0 sebelum TMB ( titik B 1 ) - Klep buang tertutup 10 0 sesudah TMA ( titik B 2 )
Gambarkanlah diagram engkol dan diagram P-V motor tersebut. Gambar 15a & 15b
Diagram Engkol Uraian / Proses Diagram P-V M 1 - M 2 M 2 A A - TMA TMA - B 1 B 1 - B 2 M 1 - B 2 Pemasukan Kompresi Penyalaan Expansi Pembuangan Pembilasan a b c d e f Gambar 15c Pada gambar 15a. adalah lingkaran dari gerakan engkol dan gambar 15b. adalah diagram P-V yang diputar 90 0 kekanan, sedang gambar 15c. adalah tabel gabungan antara diagram engkol, proses dan diagram P-V dalam bentuk matrik. Tentukan titik kejadian proses pada diagram engkol dan proyeksikan titik-titik tersebut pada diagram P V yang melukiskan titik-titik kejadian dalam silinder. Dari titik-titik itu menentukan letak tingginya sesuai dengan tekanan dalam silinder pada waktu itu. Diagram P-V yang didapat adalah hampir sama dengan diagram indicator yang didapat dari mesin, akan menentukan tenaga dari mesin tersebut.
IV. Pembukaan dan Penutupan klep klep pada motor diesel 4 takt. Gambar 16a & 16b Misalkan : - Klep masuk terbuka 15 0 sebelum TMA ( titik M 1 ) - Klep masuk tertutup 35 0 setelah TMB ( titik M 2 ) - Klep buang terbuka 40 0 sebelum TMB ( titik B 1 ) - Klep tertutup 13 0 setelah TMA ( titik B 2 )
Pada Gbr 16a. adalah diagram engkol, sedang gambar 16b. adalah diagram P-V, sedang gambar 16c. adalah tabel gabungan antara diagram engkol, proses kerja dan diagram P-V yang diplat dalam bentuk matrik. Diagram Engkol Proses Diagram P-V M 1 - M 2 M 2 A A - TMA TMA - B 1 B 1 - B 2 M 1 - B 2 Masuk Kompresi Nyala Expansi Buang Bilas a b c d e f Gambar 16c V. Diagram Engkol dan diagram Indicator motor diesel 4 takt.
Gambar 17a & 17b Diagram Engkol Uraian / Proses Diagram P-V M 1 - M 2 M 2 TMA A 1 - A 2 TMA - B 1 B 1 - B 2 M 1 - B 2 Masuk Kompresi Penyalaan Expansi Buang Bilas a b c d e f Gambar 17c Pada gambar 17a. adalah diagram engkol, gambar 17b. adalah diagram indicator, sedang gambar 17c. adalah daftar ( tabel ) yang diplat bersama sama antara diagram engkol, proses kerja dan diagram indicator dalam bentuk matrik.
VI. Diagram engkol dan diagram Indicator motor diesel 2 takt. Gambar 18a & 18b Klep bilas terbuka 42 0 sebelum TMB ( M 1 )
tertutup 42 0 sesudah TMB ( M 2 ) Klep buang terbuka 75 0 sebelum TMB ( B 1 ) tertutup 75 0 sesudah TMB ( B 2 ) Penyalaan terbuka 8 0 sebelum TMA ( A 1 ) Tertutup 10 0 sesudah TMA ( A 2 ) Diagram Engkol Uraian / Proses Diagram P-V A 2 B 1 B 1 B 2 M 1 M 2 M 1 B 2 B 2 A 1 A 1 A 2 Expansi Buang Bilas Masuk Kompresi Nyala a b c d e f Gambar 18c Diagram gambar 18a. adalah diagram engkol, gambar 18b. adalah diagram indicator, sedang gambar 18c. adalah tabel diagram engkol, proses kerja dan diagram indicator yang diplat dalam bentuk matrik.