BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian berdasarkan kehadiran variabel adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

keterangan: T = jumlah perlakuan R= jumlah replikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENILITIAN. Penelitian ini telah dilakukan selama 3 bulan (Januari - Maret 2012).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Kimia untuk pembuatan ekstrak Myrmecodia pendens Merr. &

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Hewan Coba Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. eksperimental dengan Rancangan Acak Terkontrol. Desain ini melibatkan 5

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. motilitas spermatozoa terhadap hewan coba dilaksanakan di rumah hewan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan acak lengkap. Penelitian ini menggunakan empat kelompok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan Rancangan Acak Terkontrol (RAT). bulan November sampai dengan Desember 2012.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. > 6 ekor

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah eksperimen karena dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karena penelitian ini dilakukan dengan membuat manipulasi yang diatur

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL). Perlakuan dikelompokkan menjadi 5 kelompok dengan 5 kali ulangan.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian. Bahan dan Alat Metode Penelitian Pembuatan Larutan Ekstrak Rumput Kebar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini termasuk

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium dan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.)

BAB III METODE. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

Siklus kelamin poliestrus (birahi) g jantan dan betina

ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL). Perlakuan dikelompokkan menjadi 7 kelompok dengan 5 kali ulangan.

BAB III METODE PENELITIAN. random pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. pendekatan Post Test Only Control Group Design dan metode Rancangan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen karena dalam

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini

BAB II METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung pada bulan Juni sampai Juli 2015.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan November 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Besar Veteriner Wates sebagai tempat pembuatan preparat awetan testis.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian ini termasuk eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN. RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan menggunakan 2 faktor (macam diet dan

BAB III METODE PENELITIAN. Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya sebagai tempat

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Persentase Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Entok (Cairina moschata), telah

BAB IV METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental murni dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Nazir (1999: 74), penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perlakuan dan satu kontrol dengan delapan kali ulangan. Eksperimen adalah

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... KATA PENGANTAR...

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen, karena pada penelitian ini terdapat manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol (Nazir, 2003). B. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL), dimana terdapat kelompok perlakuan dan kontrol dengan faktor lingkungan yang homogen (Nazir, 2003). Kelompok perlakuan terdiri dari lima kelas. Masingmasing kelas diberi perlakuan dengan pemberian ekstrak daun Jati belanda sebanyak 0,05 g/bb/hari, 0,1 g/bb/hari, 0,15 gram/bb/hari, 0,20 g/bb/hari, dan 0,25 g/bb/hari serta kelompok kontrol negatif, terdiri dari kelompok mencit yang hanya diberi akuades setiap harinya. Banyaknya pengulangan yang dilakukan (replikasi) diperoleh dari Frederer, 1983 yaitu: (T 1) (n 1) > 15 (6 1) (n 1) > 15 5n 5 > 15 n > 20 5 n > 4 Rina Mardiyah Widyati, 2012 Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda (Gauzuma ulmifolia Lamk) Terhadap Berat Badan, Berat Testis, Dan Jumlah Sperma Mencit (Mus musculus L) Galur Swiss Webster Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

37 Keterangan: T = jumlah perlakuan n = jumlah replikasi Berdasarkan perhitungan tersebut, maka jumlah pengulangan yang dilakukan untuk setiap perlakuan ialah n > 4. Mencit yang digunakan dibagi menjadi lima kelompok perlakuan pemberian ekstrak daun Jati Belanda. Pengacakan dilakukan untuk menghilangkan bias (Sudjana, 2002). 1 D 6 7 E 21 13 B 15 19 F 7 2 F 22 3 C 9 4 B 11 5 D 1 6 E 19 8 9 10 11 12 F 3 A 24 C 5 A 16 B 2 14 15 16 17 18 F 14 E 12 E 4 B 20 D 23 20 21 22 23 24 D 8 A 10 A13 C 18 C 17 Gambar 3.1. Hasil Pengocokan Mencit dan Jenis Perlakuan Keterangan : A : Kontrol Negatif B : Diberi ekstrak daun Jati Belanda dengan dosis 0,05 g/bb/hari C : Diberi ekstrak daun Jati Belanda dengan dosis 0,1 g/bb/hari D : Diberi ekstrak daun Jati Belanda dengan dosis 0,15 g/bb/hari E : Diberi ekstrak daun Jati Belanda dengan dosis 0,20 g/bb/hari F : Diberi ekstrak daun Jati Belanda dengan dosis 0,25 g/bb/hari 1,2,3 dst: Nomor mencit Berdasarkan gambar 3.1. maka diperoleh peta kandang yang didapatkan sebagai berikut : Tabel. 3.1 Peta Kandang Mencit Kandang Nomor Mencit A 24 16 10 13 B 11 2 15 20 C 9 5 18 17 D 6 1 23 8 E 19 21 12 4 F 22 3 14 7

38 Keterangan : A : Kontrol Negatif B : Diberi ekstrak daun Jati Belanda dengan dosis 0,05 g/bb/hari C : Diberi ekstrak daun Jati Belanda dengan dosis 0,1 g/bb/hari D : Diberi ekstrak daun Jati Belanda dengan dosis 0,15 g/bb/hari E : Diberi ekstrak daun Jati Belanda dengan dosis 0,20 g/bb/hari F : Diberi ekstrak daun Jati Belanda dengan dosis 0,25 g/bb/hari 1,2,3 dst: Nomor Mencit Sebelum ke tahap perlakuan, seluruh hewan percobaan diaklimatisasi selama tujuh hari. Penimbangan berat badan dilakukan sebelum, selama perlakuan, dan sesudah perlakuan. Masing-masing perlakuan akan diulang sebanyak empat kali. Frekuensi pemberian ekstrak dilakukan sebanyak satu kali setiap harinya pada sore hari. Setelah dua minggu, semua mencit dibedah dan diambil spermanya. Parameter yang akan diamati adalah berat badan, berat testis dan jumlah sperma mencit. C. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mencit (Mus musculus L.) jantan galur Swiss Webster dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit jantan galur Swiss Webster usia 4 bulan, testis, dan sperma mencit. D. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret hingga Mei 2012. Pembuatan ekstrak daun Jati Belanda dilakukan di laboratorium Fisiologi jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Pemeliharan mencit dilakukan di kandang hewan jalan Kiaracondong,

39 Bandung yang sudah terkondisikan. Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari selama pemberian perlakuan untuk mendapatkan berat badan awal dan berat badan akhir. Pengukuran berat testis serta jumlah sperma dilakukan di laboratorium Fisiologi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. E. Alat dan Bahan Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 dan 2 di bawah ini. Tabel 3. 2 Alat-alat Penelitian No. Nama Alat Jumlah Spesifikasi 1. Bak plastik (kandang) 6 Buah 40 x 30 x 12 cm 2. Tempat minum mencit 6 buah - 3. Suntikan/ alat gavage 2 buah 4. Thermometer ruang 1 buah 5. Lumpang dan alu 1 buah - Merk Syring/981 6. Pisau bedah 2 buah Merk B BRAUN 8. Bak bedah 1 buah P = 29,5 cm 9. Jarum pentul 1 bungkus - 10. Mikroskop cahaya 2 buah 11. Neraca timbangan (Electrical Balance) analitik 2 buah Merk AND, HF 300 12. Timbangan Dial-O-Gram 1 buah Merk OHAUS 13. Sarung tangan 3 buah -

40 No. Nama Alat Jumlah Spesifikasi Neubauer-Improved 0630010 Neubauer-Improved 2 buah 14. LoT-No.3309 15. Tissue 1 buah Merk Nice 16. Lap 3 buah - 17. Kertas label 1 pak - 18. Cawan Petri 3 buah Normax 19. Beaker glass 100 ml 2 buah Schott Duran 20. Beaker glass 250 ml 1 buah Pyrex Iwaki TE-32 21. Pipet 4 buah (Pyrex) Iwaki 22. Refrigerator 1 buah National NR-B 43 AGR 23. Gelas ukur 10 ml 1 buah Pyrex Iwaki 24. Gelas ukur 1000 ml 1 buah Pyrex 25. Microscope Slides Ground Edges dan Deck Glass 20 buah 25.4 x 76.2 mm; 1 mm-1.2 mm thick dan 24 x 24 mm; 0.13 0.17 mm Tabel 3.3 Bahan bahan Penelitian No Nama Bahan Jumlah 1. Mencit jantan 30 Ekor 2. Makanan mencit PC 551 20 g 3. Ekstrak Air Jati Belanda 150 ml 4. Aquades 10 L 5. Alkohol 70% 500 ml 6. NaCl 0,9% 1000 ml 7. Eosin 100 ml 8. Minyak emersi 10 L

41 F. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan a. Pembuatan Kandang Pemeliharaan Mencit dan Aklimatisasi mencit Pemeliharaan mencit dilakukan di kandang hewan Jalan Kiara Condong Bandung yang telah dikondisikan. Sebelum diberi perlakuan, mencit diaklimatisasi pada suhu 23-29 o C, periode ini dilaksanakan selama 7 hari dengan tujuan agar hewan uji teradaptasi dengan kondisi yang akan ditempati selama percobaan. Mencit dikelompokkan dalam kandang berukuran 40x30x12 cm berdasarkan perlakuan yang diberikan dengan kepadatan 4 ekor setiap kandang. Selama aklimatisasi, mencit diberi pakan standar PC 551 dan minum. Botol minuman dibersihkan dan diganti airnya jika kotor atau diisi ulang apabila air telah habis. Aklimatisasi dilakukan untuk meminimalisir faktor-faktor yang tidak diinginkan selama penelitian berlangsung. b. Pembuatan ekstraksi daun Jati Belanda Pembuatan stok ekstrak dilakukan dengan cara melarutkan 1 bagian bubuk daun Jati Belanda ke dalam 10 bagian air. kemudian didiamkan dalam wadah tertutup alumunium foil selama 24 jam pada suhu ruangan serta diberi agitasi 60 rpm. Setelah 24 jam, larutan disaring dan residunya diperas. Setelah itu ekstrak cair diuapkan pada suhu 70 o C pada waterbath hingga berubah menjadi pasta. Pasta kemudian disimpan dalam wadah tertutup dan dijadikan sebagai stok untuk dijadikan ekstrak. Untuk masing-masing konsentrasi, dilakukan pengekstrakan dengan cara:

42 a. 0,05 g/bb/hari 1,0 gram ekstrak dilarutkan dalam aquades hingga 10 ml dan diberikan terhadap mencit sebanyak 0,5 ml. b. 0,1 g/bb/hari 2,0 gram ekstrak dilarutkan dalam aquades hingga 10 ml dan diberikan terhadap mencit sebanyak 0,5 ml. c. 0,15 g/bb/hari 3,0 gram ekstrak dilarutkan dalam aquades hingga 10 ml dan diberikan terhadap mencit sebanyak 0,5 ml. d. 0,20 g/bb/hari 4,0 gram ekstrak dilarutkan dalam aquades hingga 10 ml dan diberikan terhadap mencit sebanyak 0,5 ml. e. 0,25 g/bb/hari 5,0 gram ekstrak dilarutkan dalam aquades hingga 10 ml dan diberikan terhadap mencit sebanyak 0,5 ml. f. Kontrol Negatif Mencit hanya diberi minum aquades setiap harinya. Penentuan dosis didasarkan pada penelitian Utomo (2008) yang menyatakan bahwa pemberian ekstrak sejumlah 6324 mg/bb/hari pada tikus putih tidak menyebabkan kematian. Jika dikonversi pada mencit, maka pemberian 903,5 mg/bb/hari atau setara dengan 0,9 g/bb/hari tidak menyebabkan kematian pada mencit.

43 2. Tahap Perlakuan a. Aklimatisasi Mencit Pemeliharaan hewan dilakukan selama satu minggu di laboratorium pribadi di daerah Kiaracondong, Bandung yang telah dikondisikan. Sebelum diberi perlakuan, mencit diaklimatisasi pada suhu ruangan rata-rata 23-29 o C, periode ini dilaksanakan selama 7 hari dengan tujuan agar hewan uji teradaptasi dengan kondisi lingkungan yang akan ditempati selama percobaan. Mencit dikelompokkan dalam kandang berukuran 40cm x30cm x12 cm berdasarkan perlakuan yang diberikan dengan kepadatan empat ekor setiap kandang. Selama aklimatisasi, semua kelompok diberi pakan mencit sejumlah 5 gram/ekor, dan minum secara ad libitum. Botol minuman dibersihkan tiap tiga hari sekali dan diisi ulang dengan air yang baru apabila air telah habis. Kandang dibersihkan sebanyak 1 minggu sekali. Aklimatisasi dilakukan untuk meminimalkan faktor-faktor yang tidak diinginkan selama penelitian berlangsung. b. Penentuan Dosis Dosis yang diberikan pada penelitian ini terdiri dari 0,05 g/bb/hari, 0,1 g/bb/hari, 0,15 g/bb/hari, 0,2 g/bb/hari, dan 0,25 g/bb/hari. Melalui pertimbangan dari penelitian Utomo (2008) yang menyatakan bahwa pemberian ekstrak alkohol Jati Belanda sejumlah 6314 mg/kg BB tidak memberikan kematian pada tikus. Jika dikonversi pada mencit, maka pemberian 903,5 mg/bb/hari atau setara dengan 0,9 g/bb/hari tidak

44 menyebabkan kematian pada mencit. Untuk kelompok kontrol negatif tidak diberi perlakuan apapun. c. Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda Pemberian ekstrak daun Jati Belanda dilakukan selama 14 hari secara gavage, satu kali dalam sehari. Setiap mencit dalam kelompok perlakuan diberi ekstrak daun Jati Belanda sesuai dengan dosis yang telah ditentukan. Ekstrak air daun Jati Belanda yang diberikan adalah sebesar 0,5 ml/hari untuk masing-masing konsentrasi. Hal ini bertujuan agar lambung mencit dapat menampung ekstrak daun Jati Belanda selain pakan yang diberikan. Selama pemberian ekstrak (2 minggu), mencit diberi pakan standar sebanyak 5 g/ekor dan minum secara ad libitum. d. Pengukuran Berat Badan Mencit Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari selama aklimatisasi dan selama perlakuan pemberian ekstrak Jati Belanda. Berat badan diukur dengan menggunakan timbangan Dial-O-Gram merk OHAUS. Setelah 14 hari pemberian ekstrak Jati Belanda,pada hari ke 14 dihitung selisih dari rata-rata perhitungan berat badan hari pertama dengan rata-rata perhitungan berat badan hari ke-14. Selisih dihitung supaya dapat diketahui kemungkinan adanya peningkatan atau penurunan berat badan pada mencit.

45 e. Pengukuran Berat Testis Mencit Setelah 14 hari pemberian ekstrak Jati Belanda, pada hari ke 15 dilakukan dislokasi leher mencit, kemudian mencit dibedah dan diambil bagian testisnya. Setelah itu, testis dibersihkan dari lemak yang menempel dalam NaCl 0.9%, lalu testis ditimbang pada neraca timbangan analitik. f. Penghitungan Jumlah Sperma Hewan uji yang telah diberikan perlakuan selama 14 hari dimatikan dengan cara dislokasi leher kemudian dibedah dan dipisahkan organ reproduksinya kemudian diambil bagian testisnya dan dibersihkan. Penghitungan jumlah sperma dilakukan menurut Soehadi (1983). Mula-mula organ testis beserta epididimis yang telah bersih dari lemak disimpan pada NaCl 0.9%, lalu bagian epididimis dipisahkan dari organ testis. Setelah itu epididimis dimasukan ke dalam gelas arloji yang berisi 1 ml NaCl 0.9%, lalu kauda epididimis ditekan dengan perlahan hingga sekresi cairan epididimis keluar dan tersuspensi dengan NaCl 0.9%. Selanjutnya diambil 10 µl suspensi sekresi, lalu diteteskan ke dalam Improved Neubauer 33 Haemocytometer ditutup dengan cover glass dan jumlah sperma dihitung pada mikroskop cahaya. Jumlah sperma/ml suspensi sekresi kauda epididimis ditentukan dengan rumus sebagai berikut (Suparni,2009) : Keterangan: N=jumlah sperma pada kotak A, B, C, D, dan E (improved nebauer haemocytometer). Jumlah sperma=n/2x10 5 sperma/ml Jumlah sperma=n/2x10 5 sperma/ml

46 A D E B C Gambar 3.2 Improved Nebauer (Haemocytometer) (Sumber: Perez, 2006) G. Analisis Data Data yang telah diperoleh dianalisis secara statistika dengan program SPSS 17 for windows. Tahap awal yang dilakukan adalah uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas menggunakan Uji Statistik Levene. Data bervariansi homogen dilanjutkan menggunakan statistika parametrik dengan Uji Anova (Analysis of Variance) untuk mengetahui perbedaan rata-rata antar perlakuan. Data jumlah sperma dilanjutkan dengan uji Tukey karena terdapat perbedaan nyata antar perlakuan. Uji Tukey tidak dilakukan terhadap data berat badan dan berat testis karena pada hasil uji Anova kedua variabel tidak terdapat perbedaan antar perlakuan.

47 H. Alur Penelitian Observasi Literatur Tahapan Pra Penelitian Pembuatan Proposal Studi Lapangan Tahapan Persiapan Persiapan Alat dan Bahan Pembuatan ekstraksi daun Jati Belanda Pemeliharaan Mencit Jantan Persiapan Kandang Pemeliharaan Mencit Jantan Aklimatisasi Tahapan Penelitian Perlakuan Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda Terhadap Mencit Berat badan Mencit ditimbang setiap hari Dislokasi Mencit (Penimbangan Berat testis dan Perhitungan Jumlah Sperma) Analisis Data Penyusunan Skripsi