RANCANGAN AWAL RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II. : Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Singkil;

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN DAN LINGKUP PERENCANAAN TATA RUANG

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

LAMPIRAN BERITA ACARA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

PENDAHULUAN Latar Belakang

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

BPS Aceh Selatan. Bab I / Geography. Bab I Geografis/Geography

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

PROFIL WILAYAH KABUPATEN DAIRI

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

Studi Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro (PLTM) Krueng Jambopapeun Kabupaten Aceh Selatan

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

KEADAAN UMUM WILAYAH

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

KAJIAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Kondisi Geografis

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TRENGGALEK

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

BAB II KONDISI UMUM LOKASI

4.1. Letak dan Luas Wilayah

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

BAB IV GAMBARAN UMUM

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG

Profil Kabupaten Aceh Selatan

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi di kehidupan manusia. Itu terjadi dikarenakan proses alam dan tatanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM BANJARMASIN

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

Tema : Ketidaksesuaian Penggunaan Lahan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

PROFIL SANITASI SAAT INI

Karakteristik Daerah Aliran Sungai Mamberamo Papua

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak pada Lintang Selatan dan 110

Analisis dan Tinjauan Makro Perekonomian Kabupaten Bima

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

IV. KEADAAN UMUM 4.1. Regulasi Penataan Ruang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hartini Susanti, 2015

BAB IV GAMBARAN UMUM

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus

PENDAHULUAN Latar Belakang

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

Transkripsi:

RANCANGAN AWAL RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Aspek Geografi dan Demografi Aspek geografis menganalisis mengenai karakteristik lokasi dan wilayah untuk melihat kawasan pengembangan budidaya, potensi pengembangan wilayah, dan wilayah rawan bencana serta aspek demografi. 2.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah 2.1.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi Secara geografis Kabupaten Aceh Selatan merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Aceh yang terletak di wilayah pantai Barat Selatan dengan Ibukota Kabupaten adalah Tapaktuan. Luas wilayah daratan Kabupaten Aceh Selatan adalah 4.185,56 Km 2 atau 418.556 Ha, yang meliputi daratan utama di pesisir Barat Selatan Provinsi Aceh. Berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:50.000, wilayah daratan Kabupaten Aceh Selatan secara geografis terletak pada 020 23 24 030 44 24 LU dan 960 57 36 970 56 24 BT. Dengan batas-batas wilayah adalah : Sebelah Utara : Kabupaten Aceh Tenggara; Sebelah Timur : Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Singkil; Sebelah Selatan : Samudera Hindia; Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Barat Daya. Kabupaten Aceh Selatan secara administrasi Pemerintahan terbagi atas 18 (Delapan Belas) wilayah Kecamatan, 43 Mukim dan 248 Gampong. Pembagian wilayah ini sesuai dengan penetapan dalam Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, yang membagi wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten/Kota di Aceh berturut-turut atas: Kecamatan, Mukim dan Gampong. II- 1

RANCANGAN AWAL RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) Tabel II-1 Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Aceh Selatan Ibu Kota Jumlah No. Kecamatan Luas (Ha) Kecamatan Mukim Gampong 1 Trumon Timur Krueng Luas 32.509 1 8 2 Trumon Tengah Ladang Rimba 43.285 2 10 3 Trumon Trumon 44.065 2 12 4 Bakongan Timur Pasie Seubadeh 19.582 1 7 5 Kota Bahagia Bukit Gading 18.645 2 10 6 Bakongan Bakongan 7.883 2 5 7 Kluet Selatan Suaq Bakong 11.463 3 17 8 Kluet Timur Paya Dapur 45.992 2 7 9 Kluet Tengah Koto Manggamat 78.951 1 13 10 Kluet Utara Kota Fajar 7.370 3 19 11 Pasieraja Kampung Baru 10.037 2 20 12 Tapaktuan Tapaktuan 10.203 2 15 13 Samadua Samadua 10.666 4 28 14 Sawang Sawang 19.781 4 15 15 Meukek Kota Buloh 46.533 4 22 16 Labuhanhaji Timur Tengah Peulumat 9.448 2 11 17 Labuhanhaji Labuhanhaji 5.383 3 16 18 Labuhanhaji Barat Blang Keujeren 8.904 3 13 Kabupaten Aceh Selatan Tapaktuan 418.556 43 248 Sumber: Draft RTRWK Aceh Selatan 2012, diolah. Gambar II-1 Peta Administrasi Kabupaten Aceh Selatan II- 2

RANCANGAN AWAL RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) Sejak isu pemekaran wilayah dibenarkan oleh pemerintah pusat seiring dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, Kabupaten Aceh Selatan telah mengalami dua kali pemekaran. Pertama, pemekaran sabagian wilayah Kabupaten Aceh Selatan menjadi Kabupaten Aceh Singkil yang meliputi Kecamatan Simpang Kiri, Simpang Kanan, Pulau Banyak dan Singkil. Kedua, Pemekaran bagian lainnya dari wilayah Kabupaten Aceh Selatan menjadi Kabupaten Aceh Barat Daya yang meliputi Kecamatan Manggeng, Tangan- tangan, Blangpidie, Susoh, Kuala Batee, dan Babahrot. Wilayah Kabupaten Aceh Selatan mencakup kawasan andalan pesisir pantai Barat Selatan Provinsi Aceh. Sebagian besar kawasan pemukiman di perkotaan berbatasan langsung dengan laut dan pesisir pantai Barat Selatan. Bentuk dan pola pemukiman yang linier dengan jalan utama (Kolektor Primer), menghubungkan Kabupaten Aceh Selatan mulai dari jalur jalan Meulaboh (Kabupaten Aceh Barat) Jeuram (Kabupaten Nagan Raya) Blangpidie (Kabupaten Aceh Barat Daya) Tapaktuan Bakongan (Kabupaten Aceh Selatan) hingga ke daerah- daerah yang ada di wilayah Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis kedudukan wilayah Kabupaten Aceh Selatan tersebut memiliki arti penting dan strategis, baik dari sisi ekonomi, politik, budaya, serta stabilitas ketertiban dan keamanan. 2.1.1.2. Topografi Kondisi topografi Kabupaten Aceh Selatan sangat bervariasi, terdiri dari dataran rendah, bergelombang, berbukit, hingga pegunungan dengan tingkat kemiringan sangat curam/terjal. Dari data yang diperoleh, kondisi topografi dengan tingkat kemiringan sangat curam/terjal mencapai 63,45 %, sedangkan berupa dataran hanya sekitar 34,66% dan 1,84% berupa kondisi lainnya. Wilayah Kabupaten Aceh Selatan terletak pada lahan dengan keadaan morfologi datar bergelombang sampai berbukit-bukit dan pegunungan yang mempunyai tingkat kemiringan berkisar 45% 75%. Sebaran kemiringan lahan menurut Kecamatan di Kabupaten Aceh Selatan disajikan pada Tabel II-2, dengan kelas kemiringan lahan terdiri dari : 1. Dataran dengan kondisi kemiringan lahan 0 3% pada umumnya memiliki relief permukaan landai dengan luas 162 415.17 Ha (38.80%). Kawasan ini sangat ideal untuk dipergunakan sebagai lahan pengembangan pertanian. Namun, sebagian besar dataran di Kecamatan Trumon dan Trumon Timur yang memiliki kemiringan rendah telah ditetapkan sebagai Kawasan Lindung Suaka Margasatwa Rawa Singkil/Trumon. 2. Wilayah berombak dengan kondisi kemiringan 3 8% seluas 15 678.70 Ha (3.75%), ini sangat ideal untuk lokasi pengembangan perkotaan dan kegiatan budidaya jangka pendek. Wilayah berombak dominan terdapat di Kecamatan Bakongan, Bakongan Timur, Kluet Timur, Samadua dan Sawang. II- 3

RANCANGAN AWAL RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) 3. Wilayah bergelombang dengan kondisi kemiringan 8 15% seluas 27.842.97 Ha (6.65%), cocok sebagai lokasi pengembangan budidaya perkebunan atau tanaman tahunan. Bentuk permukaan bergelombang ini tersebar di setiap Kecamatan, yang dominan terletak di Kecamatan Trumon Timur, Bakongan Timur dan Sawang. 4. Wilayah perbukitan dan curam dengan kondisi kemiringan 15 40% tersebar di setiap Kecamatan dengan luas 81.131.89 Ha (19.38%). Wilayah perbukitan tersebar hampir di semua kecamatan yang dominan terletak di Kecamatan Kluet Timur, Kluet Tengah, dan Meukek. 5. Wilayah pegunungan dengan kondisi kemiringan >40%, bentuk permukaannya yang curam bervariasi terjal, umumnya dijumpai sebagai kerucut dan puncak vulkan, lahan mudah longsor dan jika kawasan ini tidak punya potensi dapat digunakan sebagai kawasan lindung. Wilayah pengunungan ini memiliki luas 131 487.27 (31.41%) dengan penyebaran paling dominan terdapat di Kecamatan Kluet Tengah, Kluet Timur dan Meukek. Tabel II-2 Penyebaran Kemiringan Lahan di Kabupaten Aceh Selatan Kecamatan/ Kabupaten Luas Total (ha) Datar (0 3%) Berombak (3 8%) Kemiringan Lereng (%) Bergelombang (8 15%) Berbukit/Curam (15 40%) 1. Trumon Timur 67 285.00 54 483.72 408.95 6 116.26 1 164.70 2. Trumon Tengah Sangat Curam ( > 40%) 3. Trumon 48 278.00 44 816.70 826.47 1 864.62 770.21 4. Bakongan Timur 18 645.00 4 392.70 2 642.11 5 614.10 2 157.30 3 838.80 5.Kota Bahagia 6. Bakongan 19 617.00 13 730.31 3 482.72 2 028.53 375.44 7. Kluet Selatan 11 463.00 11 462.37 0.63 8. Kluet Timur 45 992.00 10 293.15 2 823.64 1 525.10 15 439.14 15 910.98 9. Kluet Tengah 78 951.00 5 208.22 1 172.46 12 871.63 59 698.69 10. Kluet Utara 7 370.00 4 993.48 2 376.52 11. Pasieraja 10 037.00 2 595.16 5 631.34 1 810.50 12. Tapaktuan 10 203.00 1 820.08 0.14 1 717.40 5 298.00 1 367.38 13. Samadua 10 666.00 913.04 1 472.29 2 012.92 5 948.54 319.21 14. Sawang 19 781.00 1 633.78 3 517.84 3 321.35 7 786.68 3 521.36 15. Meukek 46 533.00 2 464.62 504.56 2 470.22 12 173.63 28 919.96 16. Labuhanhají Timur 9 448.00 1 048.97 2 569.67 5 829.36 17. Labuhanhají 5 383.00 593.45 1 788.08 3 001.47 18. Labuhanhají Barat 8 904.00 1 965.42 2 045.54 4 888.04 Aceh Selatan 418 556.00 162 415.17 15 678.70 27 842.97 81 131.89 131 487.27 Presentase 100.00 38.80 3.75 6.65 19.38 3.,41 Sumber: Peta Kemiringan Lahan Draft RTRWK Aceh Selatan 2012, diolah II- 4

RANCANGAN AWAL RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) Berdasarkan klasifikasi tersebut, maka terdapat lahan datar sekitar ± 49.20% di wilayah Kabupaten Aceh Selatan yang merupakan lahan dengan tingkat kemiringan 0 15%, sisanya 50.80% lagi merupakan kawasan perbukitan dan pegunungan yang jika tidak punya potensi lebih cocok ditetapkan sebagai kawasan lindung. Penyebaran ketinggian tempat (di atas permukaan laut) pada kawasan budidaya di Kabupaten Aceh Selatan adalah sebagai berikut : (1) ketinggian 0-25 meter seluas 152.648 Ha (38,11%); (2) ketinggian 25-00 meter seluas 39.720 Ha (9,92%); (3) ketinggian 100-500 meter seluas 73.291 Ha (18,30%); (4) ketinggian 500-1.000 meter seluas 86.124 Ha (21,51%), dan (5) ketinggian di atas 1.000 meter seluas 48.689 Ha (12,16%). Gambar II-2 Peta Ketinggian dari Permukaan Laut Wilayah Kabupaten Aceh Selatan Gambar II-3 Peta Kemiringan Lahan Wilayah Kabupaten Aceh Selatan II- 5

RANCANGAN AWAL RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) 2.1.1.3. Geologi a) Struktur dan Karakteristik Jenis tanah di Kabupaten Aceh Selatan sebagian besar merupakan Podzolik Merah Kuning (seluas 161,022 Ha) dan yang paling sedikit jenis tanah Regosol (hanya 5,213 Ha). Penyebaran jenis tanah tiap Kecamatan di wilayah Kabupaten ini dapat dilihat pada Tabel berikut : Tabel II-3 Luas Lahan Menurut Jenis Tanah di Kabupaten Aceh Selatan No Kecamatan Organosol Litosol Podzolik Merah Kuning Regosol Renzina Lainlain 1 Labuhanhaji Barat * * * * * * 2 Labuhanhaji 0 4.519 18.055 0 0 0 3 Labuhanhaji Timur * * * * * * 4 Meukek 0 0 31.209 0 0 0 5 Sawang 0 0 14.750 0 0 0 6 Samadua 0 0 8.567 0 0 0 7 Tapaktuan 0 0 5.048 0 0 0 8 Pasieraja * * * * * * 9 Kluet Utara 0 31.250 11.120 0 3.437 0 10 Kluet Tengah * * * * * * 11 Kluet Timur * * * * * * 12 Kluet Selatan 20.960 24.470 11.578 1.072 20.290 0 13 Bakongan 11.270 14.087 16.904 704 11.270 0 14 Kota Bahagia * * * * * * 15 Bakongan Timur * * * * * * 16 Trumon 73.134 0 33.754 0 73.134 0 17 Trumon Tengah * * * * * * 18 Trumon Timur * * * * * * Sumber : Bappeda kabupaten Aceh Selatan, Tahun 2012 Jenis tanah Regosol merupakan jenis tanah yang paling sedikit berdasarkan luas sebarannya, yaitu berada di bagian utara Kecamatan Labuhanhaji, Labuhanhaji Barat, dan Labuhanhaji Timur yang merupakan lereng Gunung Leuser. Sedangkan jenis tanah Andosol menyebar di bagian utara Kecamatan Labuhanhaji, Labuhanhaji Timur, Labuhanhaji Barat, Meukek dan Kluet Tengah yang merupakan lereng Gunung Leuser. Jenis tanah Komplek Rensing dan Litosol tersebar di bagian tengah Kecamatan Labuhanhaji, Labuhanhaji Barat, Labuhanhaji Timur dan Meukek. Sementara itu penyebaran jenis tanah Komplek Podzolik Coklat, Podsol dan Litosol terdapat di bagian utara Kecamatan Kluet Tengah. Jenis tanah Komplek Podzolik Merah Kuning, Latosol dan Litosol menyebar hampir di seluruh Kecamatan di Kabupaten Aceh Selatan, terutama pada bagian utara dan barat Kecamatan Kluet Tengah, sebagian besar wilayah Kluet Timur serta bagian utara Kecamatan Bakongan, Bakongan Timur, Trumon dan Trumon Timur. Sebagian besar wilayah penyebaran Komplek Podzolik Merah Kuning, Latosol dan Litosol merupakan morfologi lahan yang berbukit dan bergunung-gunung. Sedangkan jenis tanah Organosol dan Gle Humus menyebar di bagian selatan Kecamatan Kluet Utara, II- 6

RANCANGAN AWAL RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) Kluet Selatan, Bakongan, dan Bakongan Timur serta sebagian besar wilayah Kecamatan Trumon dan Trumon Timur yang berada dalam Kawasan Suaka Margasatwa Rawa Trumon. Jenis tanah Podzolik Merah Kuning (PMK) menyebar dari utara sampai ke selatan dari Kabupaten Aceh Selatan. Penyebaran jenis tanah PMK terdapat pada bagian selatan Kecamatan Labuhanhaji, Labuhanhaji Barat, Labuhanhaji Timur, Kluet Tengah dan Meukek. Jenis tanah PMK juga menyebar seluruh lahan pada Kecamatan Sawang, Samadua, Tapaktuan dan Pasie Raja. Jenis tanah PMK juga terdapat pada bagian tengah Kecamatan Bakongan dan Bakongan Timur serta pada bagian utara Kecamatan Trumon dan Trumon Timur (RTRW baru). b) Potensi Kandungan Secara geologis wilayah Kabupaten Aceh Selatan memiliki struktur yang rumit, berupa lipatan dan patahan (sesar) yang merupakan bagian dari sistem patahan Sumatera. Akibat dari struktur geologi seperti ini, maka Kabupaten Aceh Selatan kaya dengan potensi bahan tambang mineral logam, mineral bukan logam dan batuan. Namun, di sisi lain Kabupaten Aceh Selatan memiliki potensi yang relatif besar untuk terkena bencana alam geologi, baik tanah longsor maupun gempa tektonik. Sektor pertambangan merupakan salah satu yang sangat potensial di Kabupaten Aceh Selatan, mengingat bahan tambang dan mineral tersedia dalam jumlah relatif banyak dan tersebar mulai dari Kecamatan Labuhanhaji Barat sampai Kecamatan Trumon Timur. Potensi bahan tambang dan mineral tersebut antara lain berupa mineral logam dan batuan seperti Emas Primer (Au), Bijih Besi (Fe), Mangan, Batu Granit, Sirtu, Tanah Urug, Batu Gamping, Marmar, Andesit dan Pasir Kuarsa. Sementara, mineral Non-Logam belum ditemukan cadangannya di Kabupaten Aceh Selatan. II- 7

RANCANGAN AWAL RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) No Kecamatan Tabel II-4 Potensi Bahan Tambang di Kabupaten Aceh Selatan Mineral Logam Bahan Tambang Mineral Non Logam 1. Labuhanhaji Barat Emas Primer - Sirtu Sungai 2. Labuhanhaji Emas Primer Sirtu Sungai 3. Labuhanhaji Timur Emas Primer Marmer, Sirtu Batuan 4. Meukek Emas Primer, Biji Besi Batu Gamping,Tanah Lempung 5. Sawang Emas Primer, Galena, Bijih Besi Batu Granit, Tanah Lempung, Sirtu Sungai 6. Samadua Emas Primer Batu Granit, Tanah Lempung Sirtu Sungai 7. Tapaktuan Emas Primer Batu Gamping, Tanah Urug Pasir Kuarsa, Sirtu Sungai 8. Pasie Raja Emas Primer, Biji Besi Batu Gamping 9. Kluet Utara Emas Primer Sirtu Sungai, Tanah Lempung 10. Kluet Tengah Emas Primer, Biji Besi Batu Kapur, Kuarsit, Sirtu Granit 11. Kluet Timur - Batu Sabak,Sirtu Sungai 12. Kluet Selatan - Tanah Lempung, SirtuSungai 13. Bakongan Mangan Andesit, Basal, Sirtu Sungai 14. Bakongan Timur Biji Besi Batu Gamping, Sirtu Sungai 15. Trumon Biji Besi Mikrodiorit, Tanah Lempung 16. Trumon Timur Biji Besi Batu Gamping, Sirtu Sungai Sumber : Dinas Pertambangan, Energi dan Sumberdaya Mineral Kab. Aceh Selatan 2012. Sampai saat ini hanya baru diketahui potensi bahan galian tersebut secara umum. Untuk dapat dimanfaatkan dan dikembangkan masih diperlukan penyelidikan (eksplorasi) secara detil untuk mengetahui cadangan terukurnya. Khusus untuk bahan tambang batuan (galian C) lebih banyak dimanfaatkan untuk material konstruksi perumahan, jalan, jembatan, breakwater dan konstruksi lainnya. Potensialnya sektor pertambangan di Kabupaten Aceh Selatan menyebabkan banyak investor yang ingin menanamkan modalnya di sektor tersebut. 2.1.1.4. Klimatologi Sebaran curah hujan di Kabupaten Aceh Selatan berkisar dari 2500-3750 mm/tahun. Curah hujan tertinggi 3500 3750 mm tahun-1 terjadi di Sebelah Selatan Kecamatan Kluet Selatan, Sebelah Selatan Kecamatan Trumon dan Trumon Timur, sedangkan yang terendah 2500 2750 mm tahun-1 terjadi di Sebelah Timur Laut Kecamatan Trumon Timur. Sebagian Besar curah hujan Kabupaten Aceh Selatan berkisar antara 3250 3500 mm tahun-1 atau sebesar 54.32% luas wilayah Kabupaten Aceh Selatan dan hampir jatuh di setiap Kecamatan. Distribusi curah hujan setiap kecamatan disajikan pada tabel II-5. Curah hujan di wilayah lumbung beras, yaitu : Kecamatan Kluet Utara, Kecamatan Pasie Raja, dan Kecamatan Kluet Selatan berkisar antara 3250-3750 mm tahun-1. II- 8

RANCANGAN AWAL RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) Tabel II-5 Luas Distribusi Curah Hujan di Kabupaten Aceh Selatan Luas Distribusi Curah Hujan (mm tahun -1 ) Kecamatan/ Kabupaten Luas Total (ha) 2500-2750 (ha) 2750-3000 (ha) 3000-3250 (ha) 3250-3500 (ha) 3500-3750 (ha) 1. Trumon 48 278 2 625.82 17 977.60 27 674.58 2. Trumon Tengah - - - - - - 3. Trumon Timur 67 285 89.16 13 015.53 24 619.04 21 628.31 7 932.96 4. Bakongan 19 617 39.42 18 332.48 1 245.10 5.Kota Bahagia - - - - - - 6. Bakongan Timur 18 645 9 961.41 8 683.59 7. Kluet Selatan 11 463 5 607.92 5 855.08 8. Kluet Timur 45 992 45 992.00 9. Kluet Utara 7 370 7 370.00 10. Pasieraja 10 037 10 037.00 11. Kluet Tengah 78 951 1 108.05 31 779.23 46 063.73 12. Tapaktuan 10 203 10 203.00 13. Samadua 10 666 10 666.00 14. Sawang 19 781 3 132.32 16 648.68 15. Meukek 46 533 866.05 39 338.62 6 328.34 16. Labuhan Hají 5 383 72.91 5 310.09 17. Labuhan Hají Timur 9 448 47.99 8 869.08 530.93 18. Labuhan Hají Barat 8 904 220.86 8 683.14 Aceh Selatan 418 556 89.16 15 331.39 124 396.80 227 347.40 51 391.31 Presentase 100 0.02 3.66 29.72 54.32 12.28 Curah hujan yang tinggi tersebut menyebabkan Kabupaten Aceh Selatan rentan terhadap bahaya banjir dan tanah longsor. Disisi lain, ketersediaan air yang berlimpah ini harus dapat dikelola untuk memenuhi kebutuhan produksi pangan, terutama untuk sumber air irigasi serta dapat pula dipergunakan untuk keperluan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Hal ini didukung pula dengan keberadaan beberapa sungai besar dan kecil yang membentuk Daerah Aliran Sungai (DAS). Untuk itu, harus tetap dijaga kelestarian alam, khususnya hutan tropis di Kabupaten Aceh Selatan, sehingga tidak mengganggu ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS) yang ada. Aktivitas ekonomi masyarakat bagian hulu DAS dengan pola pertanian yang tanpa disertai kaedah-kaedah konservasi tanah dan air, akan berpengaruh nyata terhadap kehidupan masyarakat di bagian hilir DAS. Kejadian banjir dan kekeringan di daerah hilir tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan perubahan penggunaan lahan di daerah hulu. II- 9

RANCANGAN AWAL RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) Gambar II-4 Peta Sebaran Curah Hujan Kabupaten Aceh Selatan Berdasarkan sebaran curah hujan tesebut, Kabupaten Aceh Selatan digolongkan kedalam iklim tipe A-1 dengan suhu rata- rata berkisar antara 28 C- 34ºC dan kecepatan angin antara 90 Knot 140 Knot. Tabel II-6 Keadaan Iklim di Kabupaten Aceh Selatan No Keadaan Iklim Rata-rata 1 Curah Hujan 200 370 mm/bulan 2 Suhu 28 C- 34ºC 3 Kecepatan Angin 90 Knot 140 Knot II- 10

RANCANGAN AWAL RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) Gambar II-5 Peta Zona Iklim Kabupaten Aceh Selatan 2.1.1.5. Hidrologi A. Wilayah Sungai (WS) Wilayah Sungai (WS) yang terdapat di Kabupaten Aceh Selatan merupakan wilayah sungai lintas kabupaten yang terdiri dari Wilayah Sungai Baro Kluet dan Wilayah Sungai Alas - Singkil. Rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya air di kabupaten ini meliputi aspek konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air secara terpadu (integrated) dengan memperhatikan arahan Pola dan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Krueng Aceh, meliputi : a. Wilayah Sungai Baro - Kluet, terdiri atas : 1. DAS Bakongan seluas 27.020,20 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Bakongan seluas 4.131,46 Ha; 2. Kecamatan Bakongan Timur seluas 929,34 Ha; 3. Kecamatan Kluet Timur seluas 939,39 Ha; 4. Kecamatan Kota Bahagia seluas 20.979,56 Ha; dan 5. Kecamatan Trumon Tengah seluas 40,45 Ha. II- 11

RANCANGAN AWAL RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) 2. DAS Kluet seluas 163.825,39 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Kluet Selatan seluas 720,10 Ha; 2. Kecamatan Kluet Tengah seluas 74.330,25Ha; 3. Kecamatan Kluet Timur seluas 23.344,90 Ha; 4. Kecamatan Kluet Utara seluas 1.389,72 Ha; 5. Kecamatan Labuhanhaji seluas 1.259,77 Ha; 6. Kecamatan Labuhanhaji Barat seluas 923,22 Ha; 7. Kecamatan Labuhanhaji Timur seluas 4.364,22 Ha; 8. Kecamatan Meukek seluas 34.961,08 Ha; 9. Kecamatan Pasie Raja seluas 3.526,44 Ha; 10. Kecamatan Samadua seluas 4.473,26 Ha; 11. Kecamatan Sawang seluas 10.10,33 Ha; dan 12. Kecamatan Tapaktuan seluas 4.697,10 Ha. 3. DAS Lembang seluas 25.551,82 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Bakongan seluas 248,72 Ha; 2. Kecamatan Kluet Selatan seluas 6.446,84 Ha; 3. Kecamatan Kluet Timur seluas 18.835,96 Ha; dan 4. Kecamatan Kota Bahagia seluas 20,30 Ha. 4. DAS Meukek seluas 9.436,68 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Labuhanhaji Timur seluas 921,76 Ha; 2. Kecamatan Meukek seluas 8.514,91 Ha; dan 3. Kecamatan Sawang seluas 0,73 Ha. 5. DAS Trumon seluas 45.366,38 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Trumon seluas 12.937,71 Ha; 2. Kecamatan Trumon Tengah seluas 9.067,90 Ha; dan 3. Kecamatan Trumon Timur seluas 23.360,77 Ha. 6. DAS Baru seluas 7.769,34 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Labuhanhaji seluas 1.661,86 Ha; 2. Kecamatan Labuhanhaji Barat seluas 4.861,64 Ha; 3. Kecamatan Labuhanhaji Timur seluas 728,25 Ha; dan 4. Kecamatan Meukek seluas 517,59 Ha. II- 12

RANCANGAN AWAL RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) 7. DAS Butea seluas 4.169,28 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Kluet Selatan seluas 14,48 Ha; 2. Kecamatan Kluet Tengah seluas 30,30 Ha; 3. Kecamatan Kluet Utara seluas 4.115,50 Ha; dan 4. Kecamatan Pasie Raja seluas 8,64 Ha. 8. DAS Dingin seluas 5.402,75 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Samadua seluas 4.154,06 Ha; 2. Kecamatan Sawang seluas 1.248,69 Ha. 9. DAS Labuhanhaji seluas 5.959,87 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Labuhanhaji seluas 3.146,64 Ha; 2. Kecamatan Labuhanhaji Barat seluas 1.874,23 Ha; dan 3. Kecamatan Labuhanhaji Timur seluas 942,00 Ha. 10. DAS Laut Bangko seluas 5.246,37 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Bakongan seluas 1.1295,24 Ha; 2. Kecamatan Kluet Selatan seluas 1.101,96 Ha; 3. Kecamatan Kluet Tengah seluas 183,03 Ha; dan 4. Kecamatan Kota Bahagia seluas 2.666,14 Ha. 11. DAS Panjupian seluas 6.357,51 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Kluet Tengah seluas 16,28 Ha; 2. Kecamatan Pasie Raja seluas 3.378,91 Ha; dan 3. Kecamatan Tapaktuan seluas 2.962,32 Ha. 12. DAS Peuleumat seluas 2.203,70 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Labuhanhaji Timur seluas 2.013,92 Ha; 2. Kecamatan Meukek seluas 187,79 Ha. 13. DAS Rasian seluas 9,685,15 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Kluet Tengah seluas 4.712,39 Ha; 2. Kecamatan Kluet Utara seluas 1.805,37 Ha; dan 3. Kecamatan Pasie Raja seluas 3.167,39 Ha. 14. DAS Serulah seluas 3.751,12 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Samadua seluas 1.340,18 Ha; 2. Kecamatan Tapaktuan seluas 2.410,94 Ha. II- 13

RANCANGAN AWAL RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) 15. DAS Seuleukat seluas 8.436,48 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Bakongan Timur seluas 4.007,68 Ha; 2. Kecamatan Kota Bahagia seluas 710,24 Ha; 3. Kecamatan Trumon seluas 789,05 Ha; dan 4. Kecamatan Trumon Tengah seluas 2.929,51 Ha. 16. DAS Sikulat seluas 11.229,58 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Meukek seluas 2.323,55Ha; 2. Kecamatan Samadua seluas 603,69 Ha; dan 3. Kecamatan Sawang seluas 8.302,34 Ha. 17. DAS Suak Panjang seluas 5.006,90 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Kluet Selatan seluas 2.514,90 Ha; 2. Kecamatan Kluet Timur seluas 2.492,00 Ha. 18. DAS Ujong Pulo Cut seluas 2.620,47 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Bakongan seluas 86,09 Ha; 2. Kecamatan Bakongan Timur seluas 2.447,36 Ha; dan 3. Kecamatan Kota Bahagia seluas 87,02 Ha. 19. DAS Lamedame seluas 11.759,49 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Trumon seluas 11.759,49 Ha. b. Wilayah Sungai Alas - Singkil, terdiri atas : 1. DAS Singkil seluas 22.366,90 Ha, meliputi : a. Kecamatan Trumon seluas 16.700,17 Ha; b. Kecamatan Trumon Tengah seluas 312,38 Ha; dan c. Kecamatan Trumon Timur seluas 5.354,35 Ha. 2. DAS Kuala Hitam seluas 9.479,77 Ha, meliputi : a. Kecamatan Trumon seluas 9.479,77 Ha. 3. DAS Hitam seluas 14.355,70 Ha, meliputi : a. Kecamatan Trumon seluas 14.355,70 Ha. 4. DAS Anun seluas 10.658,00 Ha, meliputi : a. Kecamatan Trumon seluas 10.658,00 Ha. II- 14

RANCANGAN AWAL RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) B. Cekungan Air Tanah (CAT) Cekungan Air Tanah (CAT) yang terdapat di Kabupaten Aceh Selatan terdiri dari CAT Kotafajar, CAT Meulaboh dan CAT Subulussalam seluas 235.410,27 Ha. Rencana pengelolaan CAT meliputi: a. CAT Kotafajar seluas 103.940,67 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Bakongan seluas 5.761,51 Ha; 2. Kecamatan Kluet Selatan seluas 10.798,63 Ha; 3. Kecamatan Kluet Timur seluas 45.795,27 Ha; 4. Kecamatan Kluet Utara seluas 7.310,59 Ha; 5. Kecamatan Kota Bahagia seluas 24.463,29 Ha; dan 6. Kecamatan Pasie Raja seluas 9.811,38 Ha; b. CAT Meulaboh seluas 13.724,37 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Labuhanhaji seluas 6.068,27 Ha; 2. Kecamatan Labuhanhaji Barat seluas 7.656,10 Ha. c. CAT Subulussalam seluas 117.745,23 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Trumon seluas 76.679,88 Ha; 2. Kecamatan Trumon Tengah seluas 12.350,23 Ha; dan 3. Kecamatan Trumon Timur seluas 28.715,12 Ha. C. Aset Sumber Daya Air Aset sumber daya air merupakan air permukaan yang tidak mengalir, seperti danau, waduk, embung dan situ. Di Kabupaten Aceh Selatan aset sumber daya air yang ada adalah berupa Danau Laut Bangko terletak di Kecamatan Kota Bahagia seluas 131,50 Ha, dengan potensi lebih kurang 3.945.000 m 3. 2.1.1.6 Penggunaan Lahan Penggunaan lahan merupakan pencerminan hubungan antara alam/lahan dengan manusia dalam kegiatannya. Apabila jumlah manusia sedikit dibanding luas wilayah/kawasan, maka dapat diartikan bahwa penggunaan lahan belum banyak bervariasi akibat terbatasnya jenis kegiatan yang dilakukan. Pola pemanfaatan ruang merupakan suatu bentuk dari segala aktivitas yang saat ini dilakukan oleh masyarakat di atas suatu lahan. Aktivitas tersebut selanjutnya dikelompokkan dalam suatu guna lahan yang merupakan dominasi dari pemanfaatan ruang yang ada. Penggunaan lahan eksisting Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2011 didominasi oleh kawasan lindung, yaitu untuk hutan seluas 159.181,54 Ha atau sekitar 38,11 % dari total luas wilayah Kabupaten Aceh Selatan. Taman Nasional Gunung Leuser seluas 77.614,14 Ha (18,58%) dan Suaka Margasatwa Rawa Trumon seluas 54.984,37 Ha (13,16). II- 15

RANCANGAN AWAL RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) Penggunaan lahan untuk kawasan budidaya yang paling besar adalah untuk kegiatan pertanian lahan kering dan perkebunan, masing-masing seluas 45.349,08 Ha (10,86%) dan 28.950,78 Ha (6,93%). Lebih jelas mengenai penggunaan lahan di Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2011 dapat lihat Tabel II. 7 dan Gambar II. 6 Gambar II 6 Pengelompokan Jenis Tanah di Kabupaten Aceh Selatan II- 16

Tabel II. 7 Penggunaan Lahan di Kabupaten Aceh Selatan Nama Kecamatan Kawasan Lindung Bakongan Kota Labuhan Labuhan Haji Labuhan Haji Bakongan Kluet Selatan Kluet Tengah Kluet Timur Kluet Utara Timur Bahagia Haji Barat Timur Hutan Lindung 2.058,39 45.689,40 23.291,40 3.672,24 2.800,04 2.441,85 3.088,06 Hutan Produksi Hutan Produksi Terbatas 0,13 4.766,88 3.117,30 Suaka Margasatwa Rawa Trumon Taman Nasional Gunung Leuser 1.791,58 6.495,31 27.552,36 12.191,54 12.134,97 1.306,05 1.968,10 2.651,71 Danau Laut Bangko 131,50 Kawasan Budidaya Pemukiman 74,03 103,24 297,09 88,40 164,11 473,16 118,42 156,71 235,86 91,63 Permukiman Kawasan Adat Terpencil) KAT 1,68 Bandara Perkebunan Perkebunan Rakyat 40,22 2.452,88 3.541,34 82,09 2.180,64 319,09 68,30 2.233,61 Pertanian Lahan Kering 3.404,99 895,77 2.607,17 1.744,56 3.772,80 2.129,38 4.294,64 1.515,83 2.358,74 578,75 Peternakan 111,45 124,04 82,12 460,02 92,34 0,00 50,89 Sawah 60,85 285,78 1.274,89 471,48 1.444,34 2.067,39 525,96 221,34 651,55 275,51 Transmigrasi 389,84 1.476,87 56,83 Jumlah 5.761,51 7.384,38 10.798,63 79.089,22 45.795,28 7.310,59 24.463,29 6.068,27 7.656,10 8.970,16 Kawasan Lindung Nama Kecamatan Meukek Pasieraja Samadua Sawang Tapaktuan Trumon Trumon Tengah Trumon Timur Jumlah Persentase (%) Hutan Lindung 30.710,95 3.143,86 6.792,97 14.379,58 6.416,09 4.336,48 10.360,23 159.181,54 38,11 Hutan Produksi 1.179,63 5.022,36 6.201,99 1,48 Hutan Produksi Terbatas 7.884,31 1,89 Suaka Margasatwa Rawa Trumon 54.230,57 753,80 54.984,37 13,16 Taman Nasional Gunung Leuser 11.522,52 77.614,14 18,58 Danau Laut Bangko 131,50 0,03 Kawasan Budidaya 0,00 Pemukiman 201,15 302,66 159,65 159,98 248,34 144,95 147,05 129,01 3.295,44 0,79 Permukiman Kawasan Adat Terpencil) KAT 16,72 18,40 0,00 Bandara 6,64 6,64 0,00 Perkebunan 2.245,14 2.669,97 4.915,11 1,18 Perkebunan Rakyat 2.726,55 2.034,26 1.951,29 4.117,41 3.157,45 336,97 1.837,86 1.870,82 28.950,78 6,93 Pertanian Lahan Kering 939,92 2.970,96 1.372,29 624,49 248,48 9.077,85 2.498,23 4.314,23 45.349,08 10,86 Peternakan 517,66 802,84 279,35 20,77 2.541,48 0,61 Sawah 405,10 835,35 294,99 375,62 471,63 621,43 1.141,62 11.424,83 2,74 Transmigrasi 9.353,20 1.450,19 2.432,31 15.159,24 3,63 Jumlah 46.506,19 9.811,39 10.571,19 19.657,08 10.070,36 76.679,87 12.350,22 28.715,12 417.658,85 100,00 Sumber : Digitasi Peta Spot 5 tahun 2010 II- 17

2.1.1.7. Kondisi Geografi Lainnya Kondisi fisiografi wilayah Kabupaten Aceh Selatan di daratan Pulau Sumatera (mainland) dapat dikelompokkan atas empat kelompok utama, yaitu : dataran rendah, pegunungan bagian utara, perbukitan bagian tengah dan perbukitan bagian selatan. Dataran rendah di bagian selatan terhampar dari pesisir pantai Kecamatan Pasie Raja, Kluet Utara, Kluet Selatan, bagian selatan Kecamatan Bakongan, Bakongan Timur, Trumon dan Trumon Timur. Dataran rendah sebagian besar berada di Kecamatan Trumon dan Trumon Timur yang merupakan Rawa Trumon, dimana sebagian Rawa Trumon masuk ke dalam Suaka Margasatwa Rawa Trumon. Hamparan dataran rendah di bagian hilir dan lembah Krueng Kluet merupakan dataran rendah yang sangat produktif untuk produksi tanaman pangan saat ini. Sebagian dataran rendah ini juga sangat rawan banjir bila curah hujan tinggi. Kondisi ini disebabkan ketidakmampuan sungai-sungai yang melewati dataran rendah ini untuk menampung volume air, sehingga menggenangi dataran rendah tersebut. Selain faktor curah hujan yang tinggi, banjir terjadi akibat belum dibangunnya saluransaluran drainase untuk mengalirkan sebagian debit banjir ke laut. Pengaturan sistem drainase yang terintegrasi dengan sistem pengelolaan lahan pada dataran rendah sangat diperlukan untuk mengembangkan dataran rendah dan rawa sebagai lahan produktif untuk pertanian dan penanggulangan bencana banjir. Pegunungan bagian utara terletak di bagian utara Kecamatan Labuhan Haji, Labuhan Haji Barat, Labuhan Haji Timur, Meukek, Sawang dan Kluet Tengah yang merupakan lereng Gunung Leuser. Ketinggian paling tinggi pada lereng Gunung Leuser mencapai 3200 meter dari permukaan laut yang terletak di bagian utara Kecamatan Kluet Tengah. Pergunungan bagian utara ini merupakan rangkaian Bukit Barisan dan komplek Gunung Leuser. Sebagian besar pergunungan ini masuk dalam wilayah Taman Nasional Gunung Leuser. Perbukitan bagian tengah terletak di bagian tengah dan utara Kecamatan Samadua, Tapaktuan dan Pasie Raja, bagian selatan Kecamatan Kluet Tengah, bagian utara dan timur Kecamatan Kluet Timur. Perbukitan ini dipisahkan oleh aliran Krueng Kluet. Elevasi tertinggi pada perbukitan bagian tengah ini mencapai 1200 meter dari permukaan laut. Sebagian besar lahan perbukitan bagian tengah ini berada dalam kawasan hutan lindung. Perbukitan bagian selatan terletak di bagian utara Kecamatan Bakongan, Bakongan Timur, dan Trumon Timur. Perbukitan ini merupakan rangkaian perbukitan bukit barisan yang menyambung dari perbukitan bagian tengah di Kabupaten Aceh Selatan. Elevasi tertinggi berada pada 1000 meter dari pemukaan laut. Sebagian besar wilayah perbukitan bagian selatan ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Hutan Lindung, Hutan Produksi Tetap dan Hutan Produksi Terbatas. II- 18

2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah A. Konsep Dasar Pengembangan Wilayah Berdasarkan deskripsi karakteristik lokasi dan wilayah seperti kerangka pemikiran potensi pengembangan kawasan budidaya, maka pengembangan wilayah Kabupaten Aceh Selatan dapat diidentifikasi pada beberapa wilayah yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya seperti perikanan, pertanian, pariwisata, industri, pertambangan dan lain-lain dengan berpedoman pada rencana tata ruang wilayah. Berdasarkan hal tersebut, pemerintah daerah merencanakan untuk membagi pembangunan Kabupaten Aceh Selatan kedalam 4 Cluster atau zona pembangunan yang fokusnya pada pembangunan daerah tertinggal, perbatasan dan terluar dari Kabupaten Aceh Selatan. Pembagian Cluster pembangunan tersebut didasarkan pada aspek geografi, demografi, potensi wilayah, dan permasalahan yang dihadapi disetiap wilayah pengembangan. Masing-masing Cluster tersebut adalah: 1. Wilayah Pengembangan I adalah Kecamatan Labuhanhaji Barat, Labuhanhaji, Labuhanhaji Timur, serta Meukek dengan titik sentral PKLp Labuhanhaji. Wilayah ini diprioritaskan pada pengembangan perikanan tangkap serta juga memiliki potensi lahan untuk pengembangan tanaman pangan (yang difokuskan pada padi dan kacang tanah) serta holtikultura. Percepatan pembangunan pada wilayah ini penting karena merupakan daerah perbatasan sekaligus pintu gerbang baik menuju Kabupaten Simeulue maupun ke Kabupaten Aceh Barat Daya. Momentum ini harus bisa dimanfaatkan dengan membangun dan mengembangkan berbagai fasilitas publik di daerah tersebut; 2. Wilayah Pengembangan II adalah Kecamatan Samadua, Tapaktuan, dan Sawang dengan pusat pelayanan pada PKL Tapaktuan. Wilayah ini juga memiliki potensi dibidang perikanan tangkap dan tanaman yang menjadi unggulan Aceh Selatan, yaitu pala serta pariwisata yang titik pengembangannya dimulai dari Gampong Pasar Tapaktuan, Lhok Bengkuang, dan Batu Itam berupa pembangunan toko-toko permanen, pengembangan jalan dua jalur mulai dari Lhok Ketapang sampai ke Gunung Kerambil, Gampong-Gampong pariwisata dan Gampong penghasil pala serta daerah pinggiran, pengembangan dan penataan reklamasi pantai dengan fasilitas publik yang menyenangkan, bersih, berperadaban, taat aturan, sadar hukum dan toleran. Dalam hal ini Tapaktuan sebagai pusat pertumbuhan utama dengan Samadua dan Sawang sebagai zona penyangga; II- 19

3. Wilayah Pengembangan III adalah Kecamatan Pasie Raja, Kluet Tengah, Kecamatan Kluet Utara, Kecamatan Kluet Timur dan Kluet Selatan dengan pusat pelayanan pada PKLp Kota Fajar. Wilayah ini merupakan lumbung beras Kabupaten Aceh Selatan. Oleh karenanya fokus pembangunan ekonomi pada wilayah ini adalah pada sektor pertanian tanaman pangan (padi dan jagung) dan perternakan yang didukung dengan pengembangan industri pengolahan termasuk memproduktifkan kembali sawah yang terlantar. Wilayah ini juga memiliki potensi dibidang pertambangan dan perikanan budidaya air tawar. Program percepatan pembangunan pada wilayah ini diprioritaskan karena merupakan Kecamatan yang relatif tertinggal, dalam hal ini Kecamatan Kluet Tengah dan Kluet Timur; 4. Wilayah Pengembangan IV adalah Kecamatan Bakongan, Bakongan Timur, Kota Bahagia, Trumon, Trumon Tengah dan Kecamatan Trumon Timur dengan pusat pelayanan PKLp Bakongan. Sesuai dengan potensi yang dimilikinya, wilayah ini merupakan zona pembangunan ekonomi yang difokuskan pengembangannya pada komoditi perkebunan dan kehutanan serta didukung pula dengan pengembangan tanaman pangan, khususnya jagung. Pembangunan pada wilayah ini penting, karena merupakan daerah yang relatif tertinggal dan daerah perbatasan, khususnya Trumon Timur dengan Kota Subulussalam, Trumon dengan Kabupaten Aceh Singkil, dan juga daerah terluar dari Kabupaten Aceh Selatan. II- 20

Tabel II-8 Penempatan Wilayah Pengembangan No WP (Wilayah Pengembangan) Pusat Kegiatan Jenis pengembangan 1. WP I. PKLp Labuhanhaji - Pusat pengembangan perikanan tangkap. - Pusat pengembangan tanaman pangan (padi dan kacang tanah) - Pusat pengembangan industri pengolahan hasil pertanian dan perikanan - Pusat perdagangan. 2. WP II. PKL Tapaktuan - Pusat pemerintahan - Pusat promosi dan pemasaran - Pusat pengembangan IPTEK - Pusat pengembangan perikanan tangkap. - Pusat pengembangan tanaman pala - Pusat pengembangan industri pengolahan pala - Pusat perdagangan - Pusat pengembangan pariwisata dan budaya 3. WP III. PKLp Kota Fajar - Pusat pengembangan perikanan darat (mina politan). - Pusat pengembangan tanaman pangan (padi dan jagung) - Pusat pengembangan industri pengolahan hasil pertanian. - Pusat pengembangan industri pertambangnan - Pusat perdagangan. 4. WP IV. PKLp Bakongan - Pusat pengembangan taman perkebunan (kelapa sawit dan cacao). - Pusat pengembangan hutan tanaman industri (jabon, mahoni) - Pusat pengembangan industri pengolahan hasil perkebunan dan kehutanan. B. Konsep Sistem Pusat Pelayanan dan Kegiatan Guna mendukung pengembangan pusat pelayanan dalam rangka mendukung pengembangan wilayah, perlu didukung dengan ketersediaan infrastruktur yang memadai. Sistem pelayanan dan kegiatan di Kabupaten Aceh Selatan dikembangkan sesuai dengan fungsi dan kedudukan kabupaten dan Kota Tapaktuan. Selain itu juga sesuai dengan jumlah penduduk Kabupaten yang harus dilayani. II- 21

Tabel II-9 Tata Jenjang Pusat Pelayanan No Pusat Pelayanan Fungsi Pelayanan 1. Tapaktuan Pemerintahan, perdagangan dan jasa serta pariwisata 2. Labuhanhaji Perdagangan, jasa, industri pengolahan, tanaman pangan (padi dan kacang tanah) serta perikanan tangkap 3. Kota Fajar Perdagangan, jasa, industri pengolahan, tanaman pangan (padi dan jagung), perternakan serta perikanan darat. 4. Bakongan Perdagangan, jasa, industri pengolahan, tanaman pangan (padi dan jagung), perternakan, perikanan darat serta Perkebunan Jumlah Penduduk yang Dilayani Jenis Fasilitas Tambahan yang Diperlukan 22.911 - Rumah Sakit Type C. - Rumah Sakit Ibu dan Anak - Perguruan tinggi - SLTA Kejuruan/SMK - Terminal Bis - Terminal Barang - Pelabuhan - Bandara - Pasar swalayan - Pasar induk/grosir - Pusat promosi dan pemasaran - Pergudangan - Perhotelan - Stadion/GOR - Tempat rekreasi/ hiburan/ RTH 12.573 - Rumah Sakit - SLTA Kejuruan/SMK - Terminal - Industri pengolahan - pergudangan - pelabuhan perikanan 22.350 - Rumah Sakit - SLTA Kejuruan/SMK - Terminal - Industri pengolahan - Pergudangan - Pusat pengembangan perternakan/tapos 4.862 - Rumah Sakit - SLTA Kejuruan/SMK - Terminal - Industri pengolahan - Pergudangan - Pelabuhan perikanan Jangkauan Pelayanan Seluruh Kecamatan dalam Kabupaten Aceh Selatan, utamanya Sawang, Samadua, dan Pasie Raja - Labuhanhaji Barat - Labuhanhaji Timur - Meukek - Kluet Tengah - Kluet Timur - Kluet Selatan - Kota Bahagia - Bakongan Timur - Trumon - Trumon Tengah - Trumon Timur 2.1.3. Wilayah Rawan Bencana Perlindungan terhadap kawasan rawan bencana alam dilakukan untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun karena perbuatan manusia. Kawasan rawan bencana alam di wilayah Kabupaten Aceh Selatan terdiri dari rawan bencana banjir dan rawan bencana longsor. Selanjutnya, kawasan lindung geologi yang terdapat di kabupaten ini merupakan kawasan rawan bencana geologi, yang terdiri dari kawasan rawan bencana gempa, kawasan rawan gerakan tanah tinggi, kawasan rawan tsunami dan kawasan rawan bencana abrasi. II- 22

Tabel II-10 Kawasan Rawan Bencana Kabupaten Aceh Selatan No Potensi Bencana Kawasan yang Rawan Bencana 1. Banjir 1. Kecamatan Labuhanhaji Barat meliputi Gampong Iku Lhung, Suaq Lokan, dan Kuta Trieng. 2. Kecamatan Bakongan meliputi Gampong Ujung Padang, Gampong Baro, dan Gampong Drien. 3. Kecamatan Kota Bahagia Kota Bahagia meliputi Gampong Rambong, Ujung Gunung Cut, dan Ujung Gunung Rayuk. 4. Kecamatan Trumon Tengah dan Trumon 2. Gelombang Pasang 1. Kecamatan Labuhanhaji meliputi Gampong Tengah Baru, Pawoh, Apha, Pasar Lama, Manggis Harapan, dan Padang Bakau; 2. Kecamatan Labuhanhaji Timur meliputi Gampong Keumumu Hilir, dan Paya Peulumat; 3. Kecamatan Meukek meliputi Gampong Arung Tunggai, Kuta Baro, Tanjung Harapan, dan Labuhan Tarok; 4. Kecamatan Sawang meliputi Gampong Meuligo, Sawang Ba u, Ujung Padang, Sawang I, Sawang II, Ujung Karang, dan Lhok Pawoh; 5. Kecamatan Samadua meliputi Gampong Batee Tunggai, Kuta Blang, Gunung Cut, Alur Pinang, Jilatang, Baru, Tampang, Luar, Arafah, dan Ujung Tanah; 6. Kecamatan Tapaktuan meliputi Gampong Gunung Kerambil, Air Berudang, Lhok Keutapang, Hilir, Padang, Tepi Air, Pasar, Lhok Bengkuang, Batu Itam, Panjupian, Lhok Rukam, dan Air Pinang; 7. Kecamatan Bakongan meliputi Gampong Ujung Mangki; 8. Kecamatan Bakongan Timur meliputi Gampong Ujong Pulo Cut, Ujong Pulo Rayeuk, dan Seubadeh; 9. Kecamatan Trumon meliputi Gampong Keude Trumon. 3. Gempa Kawasan rawan gempa bumi tektonik tinggi menyebar di seluruh kecamatan dalam wilayah Kabupaten Aceh Selatan. 4. Gerakan Tanah Tinggi Kawasan rawan gerakan tanah tinggi menyebar di seluruh kecamatan dalam wilayah Kabupaten Aceh Selatan. 5. Tsunami 1. Kecamatan Labuhanhaji meliputi di gampong Tengah Baru, Kota Palak, Dalam, Pawoh, Apha, Pasar Lama, Manggis Harapan, Bakau Hulu, dan Padang Bakau; 2. Kecamatan Labuhanhaji Timur meliputi di gampong Keumumu Hilir, Keumumu Hulu, dan Paya Peulumat; 3. Kecamatan Meukek meliputi di gampong Blang Kuala, Kuta Buloh II, Arun Tunggai, Kuta Baro, Tanjung Harapan, dan Labuhan Tarok; 4. Kecamatan Sawang meliputi di gampong, Sawang Ba u, Kuta Baro, Ujung Padang, Meuligo, Sawang II, Ujung Karang, dan Lhok Pawoh; 5. Kecamatan Samadua meliputi di gampong Batee Tungai, Kuta Blang, Gunung Cut, Alur Pinang, Baru, Jilatang, Tampang, Ujung Kampung, Luar, Payonan Gadang, Arafah, dan Ujung Tanah; 6. Kecamatan Tapaktuan meliputi di gampong Gurnung Kerambil, Air Berudang, Lhok Keutapang, Hilir, Padang, dan Tepi Air; 7. Kecamatan Pasie Raja meliputi di gampong Ujung Batee, Mata Ie, Ladang Tuha, dan Pasie Rasian; 8. Kecamatan Kluet Utara meliputi di gampong Pasie Kuala Asahan, dan Pasie Kuala Ba u; 9. Kecamatan Kluet Selatan meliputi di gampong Suaq Bakong, Ujung Padang, dan Paise Lembang; 10. Kecamatan Bakongan meliputi di gampong Ujung Mangki, Gampong Baro; 11. Kecamatan Bakongan Timur meliputi di gampong Ujong Pulo Cut, Ujong Pulo Rayeuk, Ladang Rimba, Seubade, Sawah Tingkeum, Seulekat; dan 12. Kecamatan Trumon meliputi di gampong Kuta Baro, Ie Meudama, Tepin Tinggi, Kuta Padang. 6. Abrasi 1. Kecamatan Labuhanhaji meliputi Gampong Tengah Baru, Pawoh, Apha, Pasar Lama, Manggis Harapan, dan Padang Bakau; 2. Kecamatan Meukek meliputi Gampong Arung Tunggai, Kuta Baro, Tanjung Harapan, dan Labuhan Tarok; 3. Kecamatan Sawang meliputi Gampong Meuligo, Sawang Ba u, Ujung Padang, Sawang I, Sawang II, Ujung Karang, dan Lhok Pawoh; 4. Kecamatan Samadua meliputi Gampong Batee Tunggai, Kuta Blang, Gunung Cut, Alur Pinang, Jilatang, Baru, Tampang, Luar, Arafah, dan Ujung Tanah; 5. Kecamatan Tapaktuan meliputi Gampong Gunung Kerambil, Air Berudang, Lhok Keutapang, Tepi Air, Pasar, Lhok Bengkuang, Batu Itam, Panjupian, Lhok Rukam dan Air Pinang; II- 23

No Potensi Bencana Kawasan yang Rawan Bencana 6. Kecamatan Trumon meliputi Gampong Keude Trumon. 2.1.4 Demografi Perkembangan penduduk Kabupaten Aceh Selatan dalam kurun waktu lima tahun terakhir memperlihatkan angka yang fluktuatif. Awal Tahun 2008, penduduk di kabupaten ini adalah sebesar 210.215 jiwa. Jumlah ini terus meningkat secara signifikan menjadi 211.564 jiwa pada Tahun 2009 dan sedikit menurun menjadi 204.667 Tahun 2010, dan lalu menjadi 207.025 jiwa pada tahun 2011. Memasuki akhir Tahun 2012, jumlah penduduk Kabupaten Aceh Selatan telah mencapai 208.160 jiwa (perkiraan). Tabel II-11 Perkembangan Penduduk Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2008 2012 No Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Pertumbuhan (%) 1. 2008 210.215 2,02 2. 2009 211.564 0,64 3. 2010 204.667-3,26 4. 2011 207.025 1,15 5. 2012 208.160 * 0,55 Sumber : BPS Kabupaten Aceh Selatan. *Angka sementara. Pertumbuhan penduduk akan selalu dikaitkan dengan tingkat kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk atau migrasi baik perpindahan ke luar maupun dari luar. Pertumbuhan penduduk adalah peningkatan atau penurunan jumlah penduduk suatu daerah dari waktu ke waktu. Pertumbuhan penduduk yang minus berarti jumlah penduduk yang ada pada suatu daerah mengalami penurunan yang bisa disebabkan oleh banyak hal. Pertumbuhan penduduk meningkat jika jumlah kelahiran dan perpindahan penduduk dari luar ke dalam daerah lebih besar dari jumlah kematian dan perpindahan penduduk dari dalam keluar daerah. Komponen pertumbuhan penduduk : a. Faktor penambah 1) Kelahiran (fertilitas) adalah: kemampuan riil seorang wanita atau sekelompok untuk melahirkan, yang dicerminkan dalam jumlah bayi yang dilahirkan hidup. 2) Migrasi masuk (imigrasi) adalah masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan II- 24

b. Faktor pengurang 1) Kematian (mortalitas) adalah keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. 2) Migrasi keluar (emigrasi) adalah perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah. Berdasarkan data yang ada, selama tahun 2008-2012, jumlah penduduk di Kabupaten Aceh Selatan mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 0,79 persen per tahun. Grafik II- 1 Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2008-2012 (Jiwa) 214.000 212.000 210.000 210.215 211.564 208.000 206.000 204.000 204.667 207.025 208.160 202.000 200.000 2008 2009 2010 2011 2012 Sumber : BPS Kab. Aceh Selatan Sebaran penduduk terlihat relatif merata di setiap kecamatan. Hingga tahun 2012, Kecamatan Tapaktuan memiliki jumlah penduduk yang terbanyak, yaitu 22.956 jiwa. Jumlah penduduk yang terpadat adalah di Kecamatan Kluet Utara dengan tingkat kepadatan rata-rata 304 per Km 2. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : II- 25

No Tabel II-12 Penduduk Kabupaten Aceh Selatan Menurut Kecamatan Tahun 2012 Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Tangga Luas wilayah Km 2 Kepadatan 1 Trumon 4.283 892 440,65 10 2 Trumon Tengah 5.453 1.361 432,85 13 3 Trumon Timur 6.996 1.772 325,09 22 4 Bakongan 4.933 1.281 78,83 63 5 Kota Bahagia 6.256 1.486 186,45 34 6 Bakongan Timur 5.244 1.213 195,82 27 7 Kluet Selatan 12.662 3.171 114,63 110 8 Kluet Timur 9.478 2.382 459,92 21 9 Kluet Utara 22.376 5.412 73,70 304 10 Pasie Raja 15.773 3.334 100,37 157 11 Kluet Tengah 6.165 1.608 789,51 8 12 Tapaktuan 22,956 5.115 102,03 225 13 Samadua 14.888 3.497 106,66 140 14 Sawang 14.099 3.039 197,81 72 15 Meukek 18.622 4.235 465,33 40 16 Labuhanhaji 12.596 2.621 53,83 234 17 Labuhanhaji Timur 9.604 1.992 94,48 102 18 Labuhanhaji Barat 15.796 3.268 89,04 117 J u m l a h 208.160 47.629 4.185,56 50 Sumber : BPS Kab. Aceh Selatan (diolah) Dilihat dari jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan, tingkat pendidikan sekolah dasar adalah 78.266 jiwa (tahun 2012), diikuti Tingkat Sekolah Menengah Pertama (37.494 jiwa), Tingkat Sekolah Menengah Atas (44.543 jiwa), dan Perguruan Tinggi (11.494 jiwa). Dengan asumsi laju pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 0,79 persen per tahun, maka diperkirakan jumlah penduduk Kabupaten Aceh Selatan pada Tahun 2018 akan mencapai 218.264 jiwa. II- 26

Grafik II-2 Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013-2018 (Jiwa) 220.000 218.000 216.000 214.000 212.000 210.000 208.000 206.000 204.000 218.264 216.547 214.843 213.152 211.475 209.811 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan perlu mengendalikan laju pertumbuhan penduduk tersebut secara komprehensif, mengingat indikator pertumbuhan penduduk memiliki arti yang sangat penting dari sisi ekonomi. Apabila pertumbuhan penduduk sama dengan pertumbuhan ekonomi, maka pertumbuhan ekonomi tersebut tidak akan membawa perubahan terhadap pertambahan pendapatan perkapita, dengan demikian dapat diartikan bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut sama dengan zero (Zero Growth). 2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat Kinerja pembangunan pada aspek kesejahteraan masyarakat merupakan gambaran dan hasil dari pelaksanaan pembangunan selama periode tertentu terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat yang mencakup kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial serta seni dan budaya. Hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan pada aspek kesejahteraan masyarakat selama 5 (Lima) tahun terakhir adalah sebagai berikut: 2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 2.2.1.1 Pertumbuhan PDRB Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam satu periode tertentu adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan indikator untuk mengetahui kondisi perekonomian secara makro yang mencakup tingkat pertumbuhan sektor-sektor ekonomi dan tingkat pertumbuhan II- 27

ekonomi pada suatu daerah. Selain itu, PDRB dapat pula mengindikasikan struktur ekonomi suatu daerah. PDRB dihitung dengan cara produksi, yaitu nilai tambah barang dan jasa yang dapat dihasilkan (nilai barang dan jasa akhir dikurangi biaya untuk menghasilkannya) dari kegiatan ekonomi penduduk dalam satu tahun. Unit unit produksi tersebut dikelompokkan kedalam 9 (sembilan) lapangan usaha yaitu: (1) Sektor Pertanian; (2) Pertambangan dan Penggalian; (3) Industri Pengolahan; (4) Listrik, Gas dan Air Minum; (5) Bangunan/Kontruksi; (6) Perdagangan, Hotel dan Restoran; (7) Pengangkutan dan Komunikasi; (8) Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; serta (9) Jasa jasa. Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Aceh Selatan baik Atas Dasar Harga Berlaku maupun Atas Dasar Harga Konstan selama periode 2008-2012 menunjukkan trend yang relatif meningkat. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku pada tahun 2008 adalah sebesar Rp. 1.983.011,71 juta, pada tahun 2012 telah mencapai sebesar Rp. 3.039.107,57 juta. II- 28

No Sektor Usaha/ Lapangan Usaha Tabel II-13 Nilai dan Kotribusi Sektor dalam PDRB 2008 2012 Tahun (Rp. Juta) 2008 2009 2010 2011 2012 * Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % A PDRB ADHB 1.983.011,71 100 2.217.275,90 100 2.415.381,44 100 2.709.900,06 100 3.039.107,57 100 1 Pertanian 836.421,58 40,68 902.026,13 40,68 960.625,72 39,77 1.085.957,63 40,07 1.238.293,36 40,75 2 Pertambangan 21.685,86 1,19 26.333,62 0,86 31.362,12 1,30 38.672,39 1,43 40.596,38 1,34 3 Industri Pengolahan 83.087,96 4,06 89.936,62 4,06 98.036,62 4,06 105.207,88 3,88 115.297,18 3,79 4 Listrik, Gas dan air Bersih 4.612,69 0,22 4.939,09 0,22 5.089,99 0,21 5.312,43 0,20 5.911,26 0,20 5 Bangunan 304.634,92 15,96 353.876,84 15,96 399.986,48 16,56 460.560,92 17,00 513.458,91 16,90 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 263.889,53 14,07 311.962,34 14,07 348.079 14,41 388.700,25 14,34 406.048,01 13,36 7 Angkutan dan Komunikasi 72.719,49 3,92 86.881,08 3,92 94.592,37 3,92 105.544,62 3,89 126.566,89 4,16 8 Keuangan & Jasa Perusahaan 48.817,58 3,20 70.855,73 3,20 78.894,47 3,27 87.967,01 3,25 114.607,86 3,77 9 Jasa 347.142,06 16,71 370.464,45 16,71 398.804,48 16,51 431.976,93 15,94 478.327,72 15,74 B PDRB ADHK 1.202.675,33 100 1.248.506,34 100 1.300.826,13 100 1.358.940,38 100 1.422.267,00 100 1 Pertanian 422.584,83 36,80 444.567,69 34,61 449.923,47 34,59 462.506,20 34,03 473.421,20 33,29 2 Pertambangan 11.907,32 0,99 11.984,96 0,96 12.092,65 0,93 12.563,83 0,92 12.933,32 0,91 3 Industri Pengolahan 59.112,02 4,92 62.379,48 5,00 64.118,68 4,93 64.865,78 4,77 69.388,26 4,88 4 Listrik, Gas dan air Bersih 2.876,70 0,24 2.923,81 0,23 2.951,69 0,23 2.996,19 0,22 3.040,87 0,21 5 Bangunan 160.207,24 13,32 169.399,45 13,57 179.225,57 13,78 187.637,14 13,81 197.197,13 13,87 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 221.170,50 18,39 235.143,08 18,83 251.025,19 19,30 266.190,29 19,59 281.196,89 19,77 7 Angkutan dan Komunikasi 53.091,49 4,41 60.104,19 4,81 65.123,41 5,01 69.802,33 5,14 76.465,93 5,38 8 Keuangan & Jasa Perusahaan 23.526,61 1,96 25.881,41 2,07 28.853,89 2,22 30.898,08 2,27 35.001,90 2,45 9 Jasa 228.198,62 18,97 236.122,27 18,91 247.511,58 19,03 261.480,54 19,24 273.621,50 19,24 Sumber : BPS Kab. Aceh Selatan, 2012 (diolah) *Angka sementara. II- 29