DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iii BERITA ACARA... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xiv ABSTRAK... xv ABSTRACT... xvi DAFTAR NOTASI... xvii BAB 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Maksud dan Tujuan... 2 1.3 Rumusan Masalah... 3 1.4 Batasan Masalah... 3 1.5 Sistematika Penulisan... 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 5 2.1 Konsep Dasar Perancangan Struktur... 5 2.2 Sistem Struktur Bangunan Gedung Bertingkat... 9 2.2.1 Sistem Horizontal (Floor Systems)... 9 2.2.2 Sistem Vertikal (Vertical Framming System)... 13 2.2.3. Sistem Penahan Beban Lateral... 15 2.3 Sistem Struktur Penahan Gempa Pada Gedung Bertingkat... 18 2.3.1. Portal Terbuka (Open Frame)... 18 2.3.2. Portal Dinding... 20 2.3.3. Dinding Geser (Shear Wall)... 21 2.4 Beban Yang Bekerja Pada Struktur Gedung Bertingkat... 32 viii
2.4.1. Beban Mati... 33 2.4.2. Beban Hidup... 34 2.4.3. Beban Angin... 37 2.4.4. Beban Gempa... 37 2.4.5. Kombinasi Beban... 45 2.5 Aplikasi Penunjang Perhitungan Struktur (ETABS)... 47 BAB 3 METODE PERANCANGAN... 51 3.1 Data - data Proyek... 51 3.1.1 Perancangan... 51 3.1.2 Data Non Teknis... 53 3.2 Sistem Shear Wall... 54 3.3 Pembebanan Gedung RSI Muhammadiyah Kendal... 61 3.4 Langkah langkah Perancangan dengan Software ETABS... 64 3.4.1 Perancangan... 64 3.4.2 Pemodelan Struktur... 65 3.4.2.1.Material Struktur... 66 3.4.2.2 Input Pembebanan... 71 BAB 4 PEMBAHASAN... 83 4.1 Pemodelan Portal Tertutup... 83 4.1.1 Input Beban... 89 4.2 Perhitungan... 90 4.2.1 Perhitungan Pengaruh Gempa... 90 4.2.2 Perhitungan Plat... 99 4.2.3 Perhitungan Tangga... 104 4.2.4 Perhitungan Balok... 111 4.2.4.1 Balok Anak... 111 4.2.4.2 Balok Induk... 121 4.2.5 Perhitungan Kolom... 132 4.2.6 Perhitungan Shear Wall... 150 4.3 Hasil Perhitungan dalam Excel... 153 4.3.1. Perhitungan Plat... 153 4.3.2. Perhitungan Balok... 155 ix
4.3.2.1. Balok Anak Memakai Shear Wall... 155 4.3.2.2 Balok Anak Tanpa Shear Wall... 159 4.3.2.3 Balok Induk Memakai Shear Wall... 163 4.3.2.4 Balok Induk Tanpa Shear Wall... 166 4.3.3. Perhitungan Kolom... 170 4.3.3.1 Kolom Memakai Shear Wall... 170 4.3.3.2 Kolom Tanpa Shear Wall... 181 BAB 5 PENUTUP... 187 5.1 Kesimpulan... 187 5.2 Saran... 188 DAFTAR PUSTAKA... xxii LAMPIRAN x
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Koefisien desain dan faktor untuk sistem penahan gaya gempa untuk prosedur desain penyederhanaan... 30 Tabel 2.2. Berat Sendiri Bahan Bangunan. (SNI 03-1727-1989-F)... 33 Tabel 2.3 Berat Komponen Gedung. (SNI 03-1727-1989-F)... 33 Tabel 2.4. Beban hidup untuk bangunan gedung. (SNI 03-1727-1989-F)... 34 Tabel 2.5 Faktor Keutamaan I untuk berbagai gedung dan bangunan... 39 Tabel 2.6 Parameter daktilitas gedung... 40 Tabel 3.1. Faktor reduksi kekuatan (Ø)... 60 Tabel 3.2. Persyaratan Tebal Selimut Minimum... 68 Tabel 3.3. Koefisien ζ yang membatasi waktu getar alami Fundamental struktur gedung... 76 Tabel 3.4. Parameter Daktilitas Struktur Gedung... 78 Tabel 3.5. Perhitungan Eksentrisitas Rencana (ed) Tiap Lantai... 79 Tabel 3.6 Response Spectrum Weleri Kendal... 80 Tabel 3.7 Nilai Kurva Spektrum Gempa... 81 Tabel 4.1 Konfigurasi Gedung... 84 Tabel 4.2 Penampang dan Dimensi Struktur... 84 Tabel 4.3 Mutu Bahan... 85 Tabel 4.4 Nilai Pusat Rotasi (XCR dan YCR ) tiap lantai.... 90 Tabel 4.5 Perhitungan Eksentrisitas Rencana ( e d ) Tiap Lantai... 91 Tabel 4.6 Modal Pasrticipating Mass Ratios... 92 Tabel 4.7 Perhitungan Selisih Periode Setiap Mode... 92 Tabel 4.8 Hasil Penjumlahan Base Shear dari Output ETABS... 94 Tabel 4.9 Kinerja Batas Layan Akibat Simpangan arah X... 96 Tabel 4.10 Kinerja Batas Layan Akibat Simpangan arah Y... 97 Tabel 4.11 Kontrol kinerja batas Ultimat arah X... 98 Tabel 4.12 Kontrol kinerja batas Ultimate arah Y... 98 Tabel 4.13. Rekapitulasi gaya dalam kolom K1 (70/70)... 142 Tabel 4.14 Detail Tipe Kolom... 150 Tabel 4.15.Tegangan yang terjadi pada dinding geser (ShearWall)... 151 Tabel 4.16. Tulangan terpasang pada dinding geser... 152 xiv
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Wall-supported slab system... 10 Gambar 2.2. Beam-Supported Slab System... 11 Gambar 2.3. Ribbed Slab System... 12 Gambar 2.4. Flat pelate system... 12 Gambar 2.5. Flat slab system... 13 Gambar 2.6. Detail Kolom..... 14 Gambar 2.7. Penggunaan transfer girders... 15 Gambar 2.8. Lateral Load Resisting System... 16 Gambar 2.9. Shear Wall... 17 Gambar 2.10. Braced Tube... 17 Gambar 2.11. Sistem Portal... 18 Gambar 2.12. Konstruksi Bangunan dengan Capasity Design... 19 Gambar 2.13. Wall Frame... 20 Gambar 2.14. Dinding geser mengelilingi lift dan dinding geser melintang bangunan... 21 Gambar 2.15. Deformasi portal terbuka dan dinding geser... 22 Gambar 2.16. Letak dinding geser... 23 Gambar 2.17. Deformasi dinding geser... 24 Gambar 2.18. Rasio kekuatan efektif balok pembatas... 25 Gambar 2.19. Gaya gempa yang bekerja pada portal... 26 Gambar 2.20. Deformasi akibat gempa dan diagram tegangan portal... 26 Gambar 2.21. Deformasi akibat pembatas dan diagram tegangan portal... 27 Gambar 2.22. Penulangan Dinding Geser... 27 Gambar 2.23. Pembagian wilayah gempa Indonesia untuk S1... 41 Gambar 2.24. Pembagian wilayah gempa Indonesia untuk Ss... 42 Gambar 2.25 Perubahan Format Respons Percepatan Menjadi ADRS... 43 Gambar 2.26 Reduksi Respon Spektrum... 44 Gambar 2.27. Memasukan data dalam ETABS... 48 Gambar 2.28. Hubungan kesamaan antar lantai pada program ETABS... 49 Gambar 2.29. Pemodelan elemen Balok, Kolom dan Plat... 49 xi
Gambar 2.30. Flow Chart Perancangan pada ETABS... 50 Gambar 3.1 Cara display kombinasi beban... 72 Gambar 3.2. Elemen Plat di Setiap Lantai yang Bekerja sebagai Diafragma... 74 Gambar 4.1 Bentuk Bangunan Gedung... 83 Gambar 4.2 Grafik Respon spektra Puskim... 86 Gambar 4.3 Input ResponSpektra SNI 03-1726-2012... 87 Gambar 4.4 Besarnya Simpangan akibat beban Gepa Static Arah X... 95 Gambar 4.5 Besarnya Simpangan akibat beban Gepa Static Arah Y... 95 Gambar 4.6 Denah Plat yang Ditinjau... 99 Gambar 4.7. Detail tulangan plat lantai (potongan S-1)... 103 Gambar 4.8. Detail tulangan plat lantai ( tampak atas)... 103 Gambar 4.9. Tangga Tipe 1 Tampak Atas... 104 Gambar 4.10. Potongan Memanjang Tangga Tipe 1... 104 Gambar 4.11. Pemodelan Struktur Tangga... 106 Gambar 4.12 Momen Maksimal... 106 Gambar 4.13 Portal arah X as 3... 111 Gambar 4.14 Sket gaya lintang... 115 Gambar 4.15. Detail tulangan tumpuan balok B.1 25x60... 116 Gambar 4.16 Potongan memanjang balok B.1 sengkang tumpuan D10-100... 116 Gambar 4.17 Sket gaya lintang... 120 Gambar 4.18 Detail tulangan lapangan balok B.1... 121 Gambar 4.19 Potongan memanjang balok B.1 sengkang lapangan D10-150... 121 Gambar 4.20 Sket gaya lintang... 125 Gambar 4.21 Detail tulangan tumpuan balok G.1... 127 Gambar 4.22 Potongan memanjang balok G.1 sengkang ganda tumpuan 2D10-100... 127 Gambar 4.23 Detail tulangan lapangan balok G.1... 131 Gambar 4.24 Potongan memanjang balok G.1 sengkang lapangan D10-150... 132 Gambar 4.25 Denah kolom yang ditinjau potongan (1-1)... 132 Gambar 4.26. Load-countour untuk beban biaxial untuk desain maka contour didekati dengan garis lurus... 134 Gambar 4.27. Load-countour untuk penampang simetris... 135 xii
Gambar 4.28. Grafik Interaksi Kolom... 137 Gambar 4.29. Detail tulangan Penampang kolom K1 (70 x 70)... 138 Gambar 4.30. Verifikasi Diagram P-M kolom K1 (70/70)... 142 Gambar 4.31 Diagram Interaksi P - Mx (Kolom 70X70)... 143 Gambar 4.32 Diagram Interaksi P - My (Kolom 70X70)... 144 Gambar 4.33 Diagram Interaksi P-M (Kolom 70 x 70)... 146 Gambar 4.34. Gaya Geser Rencana Kolom Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)... 147 Gambar 4.35 Detail Penulangan Kolom K1 700 x 700... 150 xiii
DAFTAR NOTASI A b = luas penampang ujung tiang (cm²); luas penampang tiang (cm 2 ) A g = luas bruto penampang (mm²) A s = luas tulangan tarik (mm²); luas selimut tiang (cm 2 ) A sh = luas penampang inti beton, di ukur dari serat terluar hoop ke serat terluar hoop di sisi lainnya. A p = luas penampang tiang (cm 2 ) A v = luas tulangan sengkang ikat dalam daerah sejarak s (mm 2 ) A s = luas tulangan tekan (mm²) b = lebar penampang balok (mm) b w C a C d CP = lebar badan atau diameter penampang lingkaran (mm) = koefisien akselerasi = faktor pembesaran defleksi = Collapse Pervention C s = koefisien respons seismik; kohesi undrained (ton/m 2 ) C t C u C v D DF DL D t D 1 = koefisien rangka beton pemikiul momen = koefisien untuk batas atas pada perioda yang dihitung = koefisien respon gempa vertikal = diameter tiang (cm) = faktor distribusi momen di bagian atas dan bawah kolom yang didisain = dead load (beban mati) = displacement total = displacement pertama d = tinggi efektif pelat; jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tarik (mm); diameter tiang (cm) E = pengaruh beban gempa E c E g E h E s = modulus elastisitas beton (MPa) = Efisiensi kelompok tiang = pengaruh beban gempa horisontal = modulus elastisitas tulangan (MPa) xvii
E v F F a = pengaruh beban gempa vertikal = gaya lateral ekivalen = koefisien situs untuk perioda pendek (pada perioda 0,2 detik) Fs = faktor keamanan = 2,5 F sc = local friction (kg/cm 2 ) F v = koefisien situs untuk perioda panjang (pada perioda 1 detik) f s = tahanan selimut sepanjang tiang (kg/cm 2 ) f y = tegangan leleh profil baja (MPa) f c = kuat tekan karakteristik beton (MPa) H = tebal lapisan tanah (m) h c h n h x I IO J k k c LL LS l n l o MCE R M n M nb M pr M u = lebar penampang inti beton (yang terkekang) (mm) = ketinggian struktur (m) = spasi horisontal maksimum untuk kaki sengkang tertutup atau sengkang ikat pada muka kolom = faktor keutamaaan struktur = Immediate Occupancy = koefisien lengan momen = faktor panjang efektif = faktor tahanan ujung = live load (beban hidup) = Life Safety = panjang sisi terpanjang = panjang minimum = spektrum respons gempa maksimum yang dipertimbangkan risiko-tertarget = kuat momen nominal pada penampang (kn-m) = momen terfaktor dalam keadaan balanced = momen lentur dari suatu komponen struktur dengan atau tanpa beban aksial, yag ditentukan menggunakan sifat-sifat komponen struktur pada joint dengan menganggap kuat tarik pada tulangan longitudinal sebesar minimum = momen yang terjadi pada penampang xviii
M x M y m n n n x n y p = momen arah x (ton.m) = momen arah y (ton.m) = jumlah lapisan tanah yang ada di atas tanah dasar; jumlah tiang dalam 1 kolom = jumlah lantai gedung = jumlah tingkat gedung; jumlah tiang dalam 1 baris; banyaknya tiang pancang = banyaknya tiang dalam satu baris arah y = banyaknya tiang dalam satu baris arah x = keliling tiang (cm) P ijin = P all = daya dukung vertikal yang diijinkan untuk sebuah tiang tunggal (ton) P maks P n P tiang P u Q all Q E Q p Q s Q ult = beban maksimum yang diterima 1 tiang (ton) = kuat nominal penampang yang mengalami tekan (N) = daya dukung tiang pancang (ton) = kuat beban aksial terfaktor pada eksentrisitas tertentu (N) = nilai daya dukung tanah (ton) = pengaruh gaya seismik horisontal dari V = tahanan ujung selimut tiang (kg) = tahanan geser selimut tiang (kg) = daya dukung pondasi tiang pancang (ton) q c = tahanan konus pada ujung tiang (kg/cm 2 ) q cb q cu R R x R y S a S DS S D1 S MS S M1 S s = conus resistence rata-rata 1,5D di bawah ujung tiang (N/ mm²) = conus resistence rata-rata 1,5D di atas ujung tiang (N/ mm²) = faktor reduksi gempa; ragius girrasi = reultan gaya arah x = resultan gaya arah y = spektrum respons percepatan disain = parameter respons spektral percepatan disain pada perioda pendek = parameter respons spektral percepatan disain pada perioda 1 detik = parameter spektrum respons percepatan pada perioda pendek = parameter spektrum respons percepatan pada perioda 1 detik = percepatan batuan dasar pada perioda pendek xix
s x = spasi longitudinal tulangan transvesal dalam panjang l 0 S 1 s T a T eff t i V V t V e V n V s V sway V u V x V y W W t x y α (alpha) B eff 1 c = percepatan batuan dasar pada perioda 1 detik = jarak antar tiang (cm) = perioda getar fundamental struktur = waktu getar gedung efektif (dt) = tebal lapisan tanah ke i = gaya lateral (kg) = beban gempa dasar nominal = gaya geser rencana = kuat geser nominal penampang (N) = kecepatan rambat gelombang geser melalui lapisan tanah ke-i; kuat geser nominal yang disumbangkan oleh tulangan geser (N) = gaya geser rencana berdasarkan momen kapasitas pada balok = gaya geser terfaktor penampang (N) = beban gempa arah x = beban gempa arah y = berat lantai = berat total struktur = absis tiang ke pusat koordinat penampang (m) = ordinat tiang ke pusat koordinat penampang (m) = faktor adhesi antara tanah dan tiang = indeks kepercayaan efektif = 0,85 untuk f c < 30 Mpa = sisi panjang kolom / sisi pendek kolom e (delta e) = deformasi elastis p δ m xe δ y ρ (rho) ρ b = deformasi plastis = simpangan maksimum = defleksi pada lokasi yang disyaratkn dan ditentukan seuai dengan analisis elastis = pelelehan pertama = rasio tulangan, faktor redundasi untuk desin seismik = rasio tulangan yang memberikan kondisi regangan seimbang xx
ρ g min maks = rasio penulangan total terhadap luas penampang kolom = rasio penulangan minimum = rasio penulangan maksimum σ b (sigma b) = tegangan ijin beton (MPa) = tegangan geser pons pada pile cap (kg/cm 2 ) Ø (phi) = faktor reduksi lentur = angka kelangsingan Ψ (psi) = koefisien pengali dari percepatan puncak muka tanah (termasuk faktor keutamaannya) untuk mendapatkan faktor respons gempa vertikal, bergantung pada Wilayah Gempa. ƩM c = jumlah Mn kolom yang bertemu di joint balok kolom. ƩM g = jumlah Mn balok yang bertermu di joint balok kolom. ΣP v = jumlah beban vertikal (ton) Σx² = jumah kuadrat jarak arah x (ordinat-ordinat) tiang (m) Σy² = jumah kuadrat jarak arah y (absis-absis) tiang (m) l = interval lapisan (m) xxi