BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dalam kehidupan seseorang baik dalam keluarga ataupun. masyarakat. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHALUAN. Pendidikan Anak Usia Dini Taman Kanak-kanak merupakan. sekarang ini, salah satu upaya ke arah tersebut adalah Pendidikan Anak Usia

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Anak adalah aset bangsa yang paling berharga. Karena anak adalah

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memerlukan proses yang panjang sehingga perlu di awali sejak usia anak masih

Ngatmini, M.Pd., Ekie W,S.Pd., Suhartatik, Nailis S, Mada AI

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SENTRA BALOK DI PAUD ISLAM MAKARIMA KARTASURA TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan masa yang sangat penting untuk

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BEYOND CENTER AND CIRCLE TIME (BCCT) DI SENTRA PERSIAPAN DALAM UPAYA PERSIAPAN MENULIS DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia yang unggul merupakan aset yang paling berharga bagi

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

BAB I PENDAHULUAN. paling potensial untuk belajar. Menurut Berk dalam Sujiono (2009:6) anak

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas. maju, adil, makmur dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PERMAINAN TEBAK NAMA DI TK AISYIYAH CABANG BLIMBING POLOKARTO SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hamzah B Uno dan Nurdin Mohammad, Belajar dengan pendekatan PAILKEM, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2014, hlm. 138.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

RAGAM DAN INOVASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI INDONESIA (Kajian terhadap Model-Model Pendidikan Anak Usia Dini)

BAB I PENDAHULUAN. Generasi masa depan suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas anak-anak saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

Berdasarkan UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional (sisdiknas), disebutkan dalam pasal 1 ayat (14), Pendidikan

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aset yang sangat berharga bagi. bangsa dan negara karena tolak ukur kemajuan bangsa dilihat dari

Jurnal Siliwangi Vol.2 No.2 Desember 2016 ISSN Seri Pengabdian Kepada Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fifi Nurshifa Budiarti, 2016 Studi Implementasi Kurikulum 2013 PAUD di TK Negeri Pembina Se Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 sebagai Bibit Perkembangan PAUD di Indonesia. Mela Nugradini

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan atau golden age (Slamet. Suyanto, 2005: 6). Oleh karena itu pendidikan pada masa ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 1 ayat

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN METODE BEYOND CENTERS AND CIRCLES TIME (BCCT) DALAM PEMBELAJARAN MATERI IMTAK DI PLAYGROUP MASYITHOH KALIWUNGU KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, pendidikan. sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BCCT (BEYOND CENTER AND CIRCLE TIME) DI KB ANAK SHOLEH COLOMADU, KARANGANYAR Tahun Ajaran 2012/2013

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN

BAB V PENUTUP. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan kelompok sebagai satu kesatuan. Pembelajaran yang berpusat pada

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta ketrampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimana seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi menuntut seseorang untuk meningkatkan kualitas diri sesuai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pondasi awal untuk

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

I. PENDAHULUAN. Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal

BAB I PENDAHULUAN. ketika anak lahir. Tidak semua masyarakat Indonesia menyadari pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang. ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

Visi : Menjadi lembaga unggul dalam mengembangkan seluruh potensi anak yang berakhlaq mulia, mandiri dan kreatif. Misi:

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan seseorang baik dalam keluarga ataupun masyarakat. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan memasuki pendidikan lebih lanjut. Menurut Hasna (2009:15) pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (pasal 1, butir 1). Zaman sekarang ini, pendidikan sudah dilaksanakan sejak anak masih dalam kandungan ibu. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan sedini mungkin sangat diperlukan dengan harapan akan memperoleh generasi penerus yang berkualitas dan memiliki berbagai kecerdasan. Kesadaran akan pentingnya pendidikan sedini mungkin, seiring 1

2 berkembangnya berbagai keilmuwan melalui penemuan-penemuan atau penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan, melahirkan berbagai program pendidikan anak sebagai upaya mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak baik secara jasmani maupun rohani. Pendidikan ini tidak hanya dilakukan di rumah sebagai lembaga pendidikan pertama bagi seorang anak, lembaga pendidikan di luar rumah pun seperti Taman Pentipan Anak (TPA), Kelompok Bermain (KB), dan Taman Kanak-Kanak (TK) serta Raudhatul Athfal (RA) yang merupakan bentuk pendidikan pada program pendidikan anak usia dini (PAUD), menjadi pilihan pada orang tua dalam upaya mendidik anak-anaknya sebelum memasuki sekolah dasar (Anonim, 2011: 1-2). PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (pasal 1, butir 14). Kelompok bermain merupakan bagian dari PAUD merupakan bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal. Bermain menjadi salah satu pendekatan pembelajaran pada PAUD sebagai upaya untuk membantu membangun kemampuan dasar dan pembentukan perilaku melalui pembiasaan. Penggunaan pendekatan pembelajaran Bermain Sambil belajar atau belajar Seraya Bermain, karena sesuai dengan dunianya anak. Bermain bagi anak merupakan alat untuk mengeksplorasi dunianya. Selain itu, melalui

3 bermainlah anak anak belajar. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Bruner bahwa Children learn through their play (Anonim, 2011: 4). Hal yang sama juga diungkapkan oleh para pendidik PAUD di Inggris dan Amerika pada awal abad 19. berdasarkan hasil pengamatan yang mereka lakukan menunjukkan bahwa What children do in play is real, is vital, and has writhin it the potential for learning. PAUD sebagai pendidikan yang diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak usia 0-6 tahun yang sering disebut sebagai masa emas perkembangan. Di samping itu, pada usia ini anakanak masih sangat rentan yang apabila penanganannya tidak tepat justru dapat merugikan anak itu sendiri. Oleh kerena itu penyelenggaraan PAUD harus memperhatikan dan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan anak. Program PAUD tidak dimaksudkan untuk mencuri start apa-apa yang seharusnya diperoleh pada jenjang pendidikan dasar, melainkan untuk memberikan fasilitasi pendidikan yang sesuai bagi anak, agar anak pada saatnya memiliki kesiapan baik secara fisik, mental, maupun sosial/emosionalnya dalam rangka memasuki pendidikan lebih lanjut (Suryadi, 2007: 8). Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa penyelenggaraan PAUD masih belum mengacu betul dengan tahap-tahap perkembangan anak. Pada umumnya penyelenggaraannya difokuskan pada peningkatan kemampuan akademik, baik dalam hal hafalan-hafalan maupun kemampuan baca-tulishitung, yang prosesnya seringkali mengabaikan tahapan perkembangan anak (Suryadi, 2007: 9-10).

4 Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan, sejak tahun 2000 hingga saat ini, masih ada lembaga PAUD yang dalam pelaksanaan kegiatannya masih melupakan unsur bermain yang menjadi salah satu prinsip PAUD termasuk Kelompok Bermain (KB). Kegiatan tersebut digantikan yang lebih mengarah pada pembelajaran yang berorientasi akademik, dalam arti kegiatan anak lebih berfokus pada bagaimana belajar membaca, menulis, dan berhitung (calistung) dengan metode yang terstruktur mengikuti perintah guru. Anak tidak diberi kebebasan untuk memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Bermain menjadi hal langka dan mahal bagi anak usia dini, bahkan seringkali menjadi sebuah hadiah atas perilaku dan kemampuan anak yang sesuai dengan harapan gurunya. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran lebih berpusat pada guru dimana anak-anak hanya melaksanakan kegiatan berdasarkan perintah guru (Anonim, 2011: 5). Fungsi PAUD adalah menanamkan nilai-nilai dasar, melejitkan seluruh potensi kecerdasan anak, dan pengembangan kemampuan dasarnya. Untuk melaksanakan fungsi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran. Model pembelajaran yang komprehensif, terintegrasi, dan berkelanjutan dengan proses belajar yang dapat merangsang semua potensi kecerdasan anak secara optimal, sangat dibutuhkan dalam rangka mencetak generasi pebelajar yang berkarakter positif, cerdas, produktif, kreatif, dan inovatif. Salah satu model pendekatan pembelajaran pada PAUD yang dapat digunakan adalah model Beyond Center and Circle Time (BCCT) (Anonim, 2011: 6). Penggunaan Pendekatan BCCT atau Pendekatan Sentra

5 dan Lingkaran yang diadopsi dari Creative Center for Chilhood Research and Training (CCCRT) yang berkedudukan di Florida, Amerika Serikat dimaksudkan untuk memperbaiki praktek penyelenggaraan PAUD yang masih banyak terjadi salah kaprah tersebut (Suryadi, 2007: 9-10). Pendekatan pembelajaran BCCT lebih dikenal dengan sebuah system pembelajaran sentra dengan menggunakan prinsip yang terpusat dan fokus dalam lingkungan-lingkungan kecil. Pendekatan pembelajaran ini bertujuan untuk membangun segenap potensi anak agar anak tumbuh dan akalnya berfungsi secara positif dan optimal. Pendekatan sentra dapat memberi kesempatan pada anak untuk berfikir divergen atau menyebar, selain itu pendekatan sentra dapat memberi kesempatan anak untuk mengeksplor potensi masing-masing anak dengan lebih luas (Kurniasari, 2010: 4). BCCT untuk PAUD, adalah sebuah pendekatan kegiatan bermain sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Pentingnya bermain bagi anak untuk sensori motor, role play dan development hingga kemampuan aksara dapat dipelajari tidak hanya bagi praktisi PAUD namun juga orang tua anak untuk dapat memberikan perwujudan proses pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikan sekaligus mencerdaskan. Meskipun BCCT adalah salah satu dari banyak jenis dan macam yang berkembang dalam ranah Pendidikan Anak Usia Dini, namun sangat terbuka kemungkinan bagi semua pihak untuk memanfaatkannya, terlebih Direktorat Jendral PAUDNI telah mendapatkan copyrights atas seperangkat materi pokok mengenai pendekatan BCCT ini yang setiap lima tahun diperpanjang (Bintang, 2010: 1).

6 BCCT merupakan konsep belajar dimana guru-guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Hasil penggunaan BCCT adalah siswa memperoleh pengetahuan dan kertrampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mencoba sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat sekarang dan kelak (Anonim, 2010: 1). Penelitian yang dilakukan Siti (2008) menunjukkan bahwa penerapan pendekatan BCCT ini mendasarkan kegiatan pada pijakan yaitu pemberian dukungan yang diberikan oleh guru pada peserta didik yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak. Penelitian yang dilakukan Ika (2010) memberikan informasi bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan pendekatan BCCT dengan pembelajaran yang tidak menggunakan BCCT. Istiqomah (2010) juga menjelaskan bahwa dengan menerapkan BCCT, Anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajari bukan sekedar mengetahui pembelajaran akan lebih bermakna dan mengena. Namun, perlu diketahui bahwasannya, metode BCCT ini masih memiliki banyak kekurangan-kekurangan. Perlu diketahui bahwasannya metode BCCT merupakan pengembangan dari Metode Pembelajaran Berbasis Area (Children Resource International). Yang mana pembelajarannya mengacu pada area-area yang ada. Tidak semua PAUD yang ada di Indonesia

7 menerapkan metode BCCT ini, hal tersebut dikarenakan metode yang ada masih belum tersebar luas di kalangan masyarakat yang ada. Bahkan anggapan masyarakat mengenai BCCT yakni metode yang terkesan mahal masih melekat pada pandangan masyarakat. Tidak dapat dipungkiri bahwasannya metode BCCT memang membutuhkan kelas yang banyak dan densitas yang beragam yang menunjang perkembangan anak. Namun sebenarnya permasalahannya sebenarnya hanya pada kreativitas guru yakni bagaimana guru mengolah kelas dan mengatur anak-anak. Karena metode BCCT bukanlah metode yang baku dan kaku (Chofifah, 2008: 31). Berdasarkan studi awal yang peneliti lakukan di Kelompok Bermain LPI Hidayatullah Banyumanik Semarang, dalam kegiatan pembelajarannya telah melaksanakan pembelajaran yang menggunakan prinsip-prinsip bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain. Program yang sebelumnya menggunakan lima sudut pengembangan yaitu sudut ibadah, keluarga, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan alam, serta sudut pembangunan, disempurnakan dengan menggunakan model BCCT sebagai pendekatan pembelajaran yang terintegrasi dengan pendidikan keimanan dan ketaqwaan (IMTAQ). Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, dapat dilihat bahwa pembelajaran yang direncanakan dan dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran di PAUD yang diantaranya adalah prinsip bermain sambil belajar dan perkembangan anak, jelas lebih mengoptimalkan potensi kemampuan dan kecerdasan yang dimiliki anak.

8 Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mencoba mengangkat judul penelitian Pengelolaan Pendekatan BCCT Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini di Kelompok Bermain LPI HIdayatullah Banyumanik Semarang. B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka penelitian yang penulis lakukan berfokus pada masalah Bagaimana Pengelolaan BCCT Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini di Kelompok Bermain LPI Hidayatullah Banyumanik Semarang? Fokus penelitian ini kemudian dijabarkan menjadi tiga sub fokus. 1. Bagaimana persiapaan pengelolaan BCCT dalam pembelajaran anak usia dini di Kelompok Bermain LPI Hidayatullah Banyumanik Semarang? 2. Bagaimana proses pengelolaan BCCT dalam pembelajaran anak usia dini di Kelompok Bermain LPI Hidayatullah Banyumanik Semarang? 3. Bagaimana evaluasi pengelolaan BCCT dalam pembelajaran anak usia dini di Kelompok Bermain LPI Hidayatullah Banyumanik Semarang? C. Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan persiapan pengelolaan BCCT dalam pembelajaran anak usia dini di Kelompok Bermain LPI HIdayatullah Banyumanik Semarang. 2. Mendeskripsikan proses pengelolaan BCCT dalam pembelajaran anak usia dini di Kelompok Bermain LPI HIdayatullah Banyumanik Semarang.

9 3. Mendeskripsikan evaluasi BCCT dalam pembelajaran anak usia dini di Kelompok Bermain LPI HIdayatullah Banyumanik Semarang. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini ialah: 1. Manfaat Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan pendidikan, khususnya dalam bidang perkembangan anak dan manajemen pendidikan. Demikian juga dapat dijadikan bahan informasi untuk penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis, penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi bagi orang tua dan para guru untuk mengetahui pengelolaan metode BCCT di KB LPI Hidayatullah Banyumanik Semarang. E. Daftar Istilah 1. BCCT BCCT adalah pendekatan yang digunakan untuk melatih perkembangan anak dengan menggunakan metode bermain. 2. Pembelajaran Anak Usia Dini Pembelajaran anak usia dini adalah pembelajaran yang berorientasi bermain (belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar), pembelajaran yang berorientasi perkembangan yang lebih banyak memberi kesempatan kepada anak untuk dapat belajar dengan cara-cara yang tepat.

10 3. Persiapan Persiapan adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan 4. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran adalah sebuah upaya bersama antara guru dan siswa untuk berbagi dan mengolah informasi dengan tujuan agar pengetahuan yang terbentuk ter-internalisasi dalam diri peserta pembelajaran dan menjadi landasan belajar secara mandiri dan berkelanjutan. 5. Evaluasi Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa dan bagaimana tujuan pendidikan dapat tercapai.