FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYELENGGARAAN KELOMPOK BERMAIN DI KB IDAMAN DESA SOGU KECAMATAN MONANO KABUPATEN GORONTALO UTARA.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pihak, dan ditingkatkan melalui berbagai macam kegiatan, mulai dari

BAB III METODE PENELITIAN. geografis, selain itu letak lokasi penelitian mudah dijangkau oleh penulis serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional (sisdiknas), disebutkan dalam pasal 1 ayat (14), Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN ACEH TIMUR

KELOMPOK BERMAIN. Pertemuan 12-15

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I. Pendahuluan. usia tersebut otak anak tidak mendapat rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Imas Suryatini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 1 ayat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013

PERAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PAUD DI INDONESIA. Annisa Meitasari Wahyono

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helga Annisa, 2013

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA)

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, pikiran dan

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perubahan tidak akan terjadi dan tujuan tidak akan tercapai. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak merupakan masa emas (golden period) atau Jendela

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah kunci perubahan karena mendidik adalah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, ini berarti bahwa setiap

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pasal 28 menyatakan bahwa: (1) Pendidikan Anak Usia Dini

DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

2015 PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENYELENGGAARAN PROGRAM DESA VOKASI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, c, dan d perlu membentuk Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

BAB 1 PENDAHULUAN. (Kurnia; 2009). Mereka merupakan titipan dan amanat Allah SWT, yang mesti

Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYELENGGARAAN KELOMPOK BERMAIN DI KB IDAMAN DESA SOGU KECAMATAN MONANO KABUPATEN GORONTALO UTARA Oleh: Sulastri Pakaya Samsiah, Irvin Novita Arifin Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah faktor apa saja yang mempengaruhi penyelenggaraan kelompok bermain di KB Idaman Desa Sogu Kecamatan Monano Kabupaten Gorontalo Utara Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi penyelenggaraan kelompok bermain di KB Idaman Desa Sogu Kecamatan Monano Kabupaten Gorontalo Utara. Penelitian ini dilaksanakan di Di KB. Idaman Desa Sogu Kecamatan Monano Kabupaten Gorontalo Utara Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif Teknik pengumpulan data utama adalah wawancara faktor yang mempengaruhi penyelenggaraan kelompok bermain di KB Idaman Desa Sogu Kecamatan Monano Kabupaten Gorontalo Utara Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penyelenggaraan kelompok bermain di KB Idaman pendidik pengelola dan orang tua anak serta masyarakat Kata Kunci: Faktor Penyelenggaraan Kelompok Bermain PENDAHULUAN Pembangunan sektor pendidikan terus mendapat perhatian dari semua pihak, dan ditingkatkan melalui berbagai macam kegiatan, mulai dari dikeluarkannya Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah, Penambahan dan pendirian lembaga dan pembangunan pendidikan, penyempurnaan sistem pendidikan, penyempurnaan kurikulum, peningkatan kualitas guru dalam mengajar, serta usaha-usaha lain yang dapat meningkatkan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan serta perluasan kesempatan belajar, sehingga hasil pembangunan sektor pendidikan ini dapat lebih fungsional lagi dalam memenuhi kebutuhan pembangunan, serta kemajuan ilmu dan teknologi.

Pembangunan pendidikan melalui sub sektor pendidikan luar sekolah sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, Bab II pasal 3 (Sudjana, 2004:3) yang berbunyi bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan uraian di atas tersebut maka sangat jelas bahwa pendidikan merupakan kunci utama dalam membentuk sumber daya manusia yang bermutu dan berkualitas sehingga dengan kualitas sumber daya manusia tersebut maka niscaya cita-cita pembangunan nasional dapat diwujudkan. Penyelenggaraan pendidikan nonformal di Indonesia dalam kenyataannya tidak hanya dilakukan oleh departemen pendidikan nasional saja tetapi juga oleh departemen-departemen lain bahkan diselenggarakan pula oleh lembaga-lembaga ataupun organisasi kemasyarakatan. Pendidikan nonformal adalah sebagai berikut Pendidikan nonformal adalah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis, diluar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri, merupakan bagian terpenting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu didalam mencapai tujuan belajar. (Coombs dalam Sudjana, 2004:22) Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Seperti yang tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 26 ayat 4 bahwa satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan masyarakat, sanggar kegiatan belajar, serta satuan pendidikan yang sejenis. Terkait dengan pernyataan tersebut, Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menegaskan mengenai pendidikan anak usia dini, yaitu sebagai berikut Suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak

sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian ransangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini yang diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, bisa dilaksanakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal atau informal, jalur formal diantaranya Taman Kanak-kanak/TK dan Raudatul Athfal/RA, jalur nonformal seperti Kelompok Bermain/KB dan Taman Penitipan Anak/TPA, serta jalur informal yaitu pendidikan keluarga atau pendidikan yang diadakan oleh lingkungan. Program pendidikan anak usia dini sesungguhnya telah banyak membantu masyarakat yang mempunyai anak usia 0-6 tahun untuk menumbuhkan dan mengembangkan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, namun demikian sisi lain perjalanan PAUD memperlihatkan dan di bebani tuntutan para masyarakat agar anaknya yang berusia dini di samakan dengan usia taman kanak-kanak atau usia sekolah dasar. Tuntutan yang dihadapi justru lebih sering dianggap sebagai masalah dalam manajemen institusi dan operasional program. Keberhasilan penyelenggaraan PAUD khususnya kelompok bermain/kb tentunya tidak lepas dari berbagai faktor yang dapat mempengaruhi, misalnya partisipasi masyarakat, dukungan pemerintah, dukungan finansil, ketersediaan sarana dan prasarana, kehadiran warga belajar dan skill tenaga pendidik. Hasil temuan di lokasi penelitian yaitu di Kelompok Bermain Idaman Desa Sogu Kecamatan Monano Kabupaten Gorontalo Utara secara umum permasalahan yang dihadapi adalah sering terhambatnya penyelenggaraan program pendidikan pada kelompok bermain seperti kualifikasi akademik pendidik KB adalah tamatan SLTA sederajat, masih ada masyarakat yang kurang berpartisipasi dalam menjaga terganggunya lingkungan sekitar sekolah, dan kurangnya motivasi masyarakat untuk mengikutkan anaknya dalam kelompok bermain, hal ini pada akhirnya dapat merugikan warga belajar. Mengingat kajian penelitian ini difokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi penyelenggaraan kelompok bermain, maka kelompok bermain Idaman yang berada di Desa Sogu

Kecamatan Monano sangat tepat dijadikan objek penelitian mengingat penyelenggaraan kelompok bermain ini sering tidak stabil karena dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis bermaksud melakukan penelitian yang diformulasikan dalam judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyelenggaraan Kelompok Bermain Idaman Desa Sogu Kecamatan Monano Kabupaten Gorontalo Utara. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi penyelenggaraan kelompok bermain di KB Idaman Desa Sogu Kecamatan Monano Kabupaten Gorontalo Utara KAJIAN TEORI 1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan pada anak dan sejak usia dini yang dilakukan melalui pemberian berbagai rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar dan dalam kehidupan tahap berikutnya (Depdiknas, 2001: 2). Pendidikan anak usia dini merupakan upaya yang terencana dan sistematis yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan tujuan agar anak mampu mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal (Hibana,2002: 2). Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan anak usia dini (0-6 tahun) yang dilakukan melalui pemberian berbagai rangsangan pendidikan dengan tujuan agar anak mampu mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. Pentingnya PAUD Pendidikan Anak Usia Dini memegang peranan yang sangat penting dan menentukan bagi sejarah perkembangan anak selanjutnya, sebab pendidikan anak usia dini merupakan fondasi bagi dasar kepribadian anak. Anak yang mendapatkan pembinaan sejak usia dini akan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, yang akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar, etos kerja dan produktivitas dan pada akhirnya anak akan lebih mampu untuk mandiri dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki.

Ditinjau dari perkembangan otak manusia, maka tahap perkembangan otak pada usia dini menempati posisi yang paling vital, yakni meliputi 80 % perkembangan otak. Lebih jelasnya bayi lahir telah mencapai perkembangan otak 25 % orang dewasa. Untuk mencapai kesempurnaan perkembangan otak manusia 50 % dicapai hingga usia 4 tahun, 80 % hingga usia 8 tahun dan selebihnya di proses hingga anak usia 18 tahun. Oleh sebab itu usia dini disebut sebagai usia emas Golden Age karena perkembangannya yang luar biasa (Hibana, 2002: 45). Proses PAUD dimulai sejak anak dalam kandungan, masa bayi hingga anak berusia kurang dari 6 tahun. 2. Kelompok Bermain (KB) Masih terbatasnya lembaga layanan, keterbatasan sarana tempat belajar bagi anak usia dini yang memberikan layanan bagi anak dibawah 6 tahun, terutama di daerah pedesaan. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dan angka partisipasi anak yang terlayani PAUD, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam hal ini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal Informal, menyediakan dana dalam bentuk dana bantuan sosial untuk percontohan program PAUD khususnya Taman Kanakkanak (TK) dan Kelompok Bermain (KB). Kelompok Bermain (KB) merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan yang memberikan layanan pada anak usia dini dengan menerapkan basis bermain sambil belajar mengoptimalkan semua potensi anak umumnya memberikan layanan untuk usia 2-4 tahun atau 1-4 tahun. Waktu pembelajaran 6 hari durasi 2,5 3 jam / hari. Membina anak usia 2-4 Tahun, Dalam Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan pada Kelompok Bermain yang diterbitkan pada tahun 2001 oleh Departemen Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa: Kelompok bermain merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang diselenggarakan melalui jalur pendidikan luar sekolah dengan mengutamakan kegiatan bermain yang bertujuan untuk membantu meletakkan dasar pengembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam

menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar siap memasuki pendidikan dasar, dan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Program pendidikan di Kelompok Bermain adalah seperangkat aktifitas yang dilakukan oleh anak selama berada di Kelompok Bermain dalam rangka mencapai tumbuh kembang yang optimal. Adapun tujuan penyelenggaraan pendidikan di Kelompok Bermain adalah memberikan pelayanan pendidikan prasekolah agar anak dapat: (1) mengembangkan kehidupan beragama; (2) mengembangkan kemandirian; (3) mengembangkan kemampuan berbahasa; (4) mengembangkan daya pikir; (5) mengembangkan daya cipta; (6) mengembangkan perasaan/emosi; (7) mengembangkan kemampuan bermasyarakat; (8) mengembangkan keterampilan (motorik halus); (9) mengembangkan jasmani (motorik kasar); dan (10) meningkatkan proses tumbuh kembang anak secara wajar. (Sujud, 2010) 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyelenggaraan Kelompok Bermain Faktor yang Berperan Penting dalam Penyelenggaraan Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pendidik, pengelola dan peran serta orang tua dan masyarakat (Depdinkas 2006). a. Pendidik Pendidik anak usia dini adalah profesional yang bertugas merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran serta melakukan pembimbingan, pengasuhan, dan perlindungan anak didik. Pendidik kelompok bermain harus memiliki kualifikasi sebagai berikut: (1) memiliki kualifikasi akademik minimal SLTA sederajat; (2) mendapat pelatihan pendidikan anak usia dini; (3) memahami dan menyayangi anak; (4) memahami tahapan tumbuh kembang anak; (5) memahami prinsip-prinsip pendidikan anak usia dini; (6) memiliki kemampuan mengelola (merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, membuat laporan) kegiatan/proses pembelaajran pendidikan anak usia dini; (7) diangkat secara sah oleh pengelola kelompok bermain; dan (8) sehat jasmani dan rohani. (Aqib, 2011: 95)

b. Pengelola Pengelola kelompok bermain hendaknya memiliki kualifikasi sebagai berikut: 1) Pendidikan minimal SLTA atau sederajat Memiliki kemampuan dalam mengelola program kelompok bermain secara profesional 2) Memiliki kemampuan dalam melakukan koordinasi dengan tenaga pendidik, instansi terkait dan masyarakat. 3) Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat dan anak didik serta orangtuanya. 4) Memiliki tanggung jawab moril mempertahankan dan meningkatkan keberlangsungan kelompok bermain yang dikelolanya. c. Peran Serta Orang tua dan Masyarakat Lembaga pendidikan harus menjalin hubungan kerjasama dengan orang tua peserta didik. Karena orang tua memiliki peranan penting dalam pendidikan dan kemajuan sekolah hal tersebut karena peserta didik dipengaruhi oleh latar belakang keluarga seperti sosila ekonomi, ras, etnis dan struktur keluarga. Oleh karenanya ketika ada parktik di sekolah seperti kegiatan atau program yang sering dilakukan di sekolah hendaknya mengikutsertakan sebab peran orang tua dapat menolong dan meningkatkan partisipasinya. Menurut Irene (2011:60) orang tua memiliki peran dalam membentuk lingkungan belajar yang kondusif dirumah, diantaranya: (a). Menciptakan budaya belajar di rumah, (b). Memprioritaskan tugas yang terkait secara langsung dengan pembelajaran di sekolah, (c). Mendorong anak untuk aktif dalam berbagai kegiatan, (d). Memberikan kesempatan untuk mengungkapkan gagasan atau ide, (e). Menciptakan situasi yang demokratis, (f). Memahami apa yang telah, sedang dan akan dilakukan oleh sekolah dalam mengembangkan potensi anak dan (g). menyediakan sarana belajar yang memadai sesuai dengan kemampuan orang tua dan kebutuhan sekolah.

Irene (2011:65) menyatakan bahwa interaksi yang terjalin antara orang tua dan sekolah meliputi dua kategori yaitu parental involvement dan participation. Menurut Davis dalam Irene (2011:65) bahwa parental involvement adalah keterlibatan orang tua pada jenis aktifitas yang ditujukan untuk mendukung program-program sekolah, sedangkan participation adalah orang tua berpengaruh atau berupaya mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pada hal-hal yang sangat penting di sekolah, seperti penentuan program sekolah dan lain-lain. Dengan demikian partisipasi orangtua sangat penting demi kemajuan suatu lembaga pendidikan. Peran serta orang tua dan masyarakat adalah keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam pemenuhan fasilitas untuk menunjang kebutuhan lingkungan belajar anak serta keikutsertaan orang tua dan masyarakat dalam membantu mendukung penyelenggaraan program pendidikan anak usia dini (PAUD), baik berupa kerjasama atau bentuk apapun. Kerjasama dengan orang tua dan masyarakat perlu diusahakan untuk terciptanya lingkungan belajar yang kondusif dan menyelaraskan program yang tertuang dalam kurikulum di sekolah dengan lingkungan anak di rumah. Orang tua perlu mengetahui keadaan anak mereka dari unsur sekolah, dan manfaat bagi guru adanya komunikasi dengan orang tua siswa, diantaranya untuk memahami perilaku anak selama berada di rumah dari masukan orang tua. Sebagaimana pendapat yang menyatakan bahwa Jika sekolah tidak membuat dan melakukan usaha untuk mengikutsertakan orang tua dalam proses pembelajaran, anak-anak dapat menemukan kesulitan untuk menggabungkan dan menyatukan pengalamanpengalaman mereka yang terpisah antara rumah dan sekolah, (Henderson, dalam Mariyana, 2010:150). Adapun bentuk kerjasama yang dapat dibangun antara sekolah dengan pihak masyarakat dapat lebih luas. Masyarakat di sini tidak hanya masyarakat yang berada di sekitar sekolah saja yang dapat dilibatkan dalam program sekolah. Akan tetapi semua unsur dan pihak-pihak lain yang dapat dilibatkan untuk membantu terciptanya lingkungan belajar yang kondusif. Unsur masyarakat yang dapat dilibatkan dalam pemenuhan kebutuhan lingkungan belajar sekolah adalah

lembaga pendidik lain yang sederajat atau yang lebih tinggi, perusahaanperusahaan yang bergerak di bidang pengadaan sarana dan prasarana belajar serta fasilitas pendidikan khususnya di bidang pendidikan anak usia dini, pemerintahan, serta perseorangan yang ikut terlibat dalam pengadaan dan pemenuhan lingkungan belajar di PAUD (Mariyana, 2010: 157). Penyelenggaraan lembaga kelompok bermain tidak lepas dari berbagai faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan perjalanan kelompok bermain tersebut. Dalam petunjuk teknis penyelenggaraan kelompok bermain yang dikeluarkan oleh direktorat pendidikan anak usia dini tahun 2011 dinyatakan bahwa untuk menyelnggarakan lembaga pendidikan usia dini khususnya pada kelompok bermain harus memenuhi berbagai persyaratan yaitu: (1) Nama jelas lembaga yang menyelenggarakan program Kelompok Bermain, misalnya Kelompok Bermain Mutiara Bangsa ; (2) Memiliki ijin operasional/penyelenggaraan dari dinas pendidikan Kab/ Kota setempat; (3) Memiliki strukur organisasi/kepengurusan yang jelas (4) Memiliki tempat penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang aman dan nyaman bagi anak didik; (5) Memiliki peserta didik minimal 10 orang anak; (6) Memiliki tenaga pendidik dan pengelola; (7) Memiliki kurikulum/program pembelajaran; (8) Memiliki sarana dan prasarana pembelajaran. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Prosedur pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Dalam menganalisa data yang sudah terkumpul penulis melakukan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Reduksi Data adalah dengan memilih hal-hal pokok yang yang sesuai dengan pokus penelitian, kemudian memberikan tema. Data yang telah direduksi memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan mempermudah peneliti untuk mencari data-data tertentu. 2. Display dengan cara penyajian data ialah sekumpulan informasi tertulis yang diperoleh dari data yang telah di reduksi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.

3. Pengambilan keputusan dan verifikasi. Penarikan kesimpulan adalah aktifitas memaknai data sehingga makna data dapat ditemukan dalam bentuk tafsiran dan argumentasi. Proses pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua metode triangulasi yaitu triangulasi data dan triangulasi sumber. Triangulasi data merupakan pengecekan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data. Triangulasi dengan sumber data dilakukan dengan cara pengecekan data (cek ulang dan cek silang). Mengecek adalah melakukan wawancara kepada dua atau lebih sumber informan dengan dengan pertanyaan yang sama. Cek ulang berarti melakukan proses wawancara secara berulang dengan mengajukan pertanyaan mengenai hal yang sama dalam waktu yang berlainan. Cek silang berarti menggali kembali keterangan dengan memberikan pertanyaan yang sama kepada informan satu dengan informan lainnya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penyelenggaraan program PAUD yang dijalankan di KB Idaman dalam meningkatkan pendidikan anak sejak usia dini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : 1. Pendidik Tenaga pendidik merupakan nilai tambah dalam penyelenggaraan program pendidikan. Sebagaimana dalam penyelenggaraan KB Idaman di Desa Sogu Kecamatan Monano Kabupaten Gorontalo Utara. Adapun kualifikasi akademik para pendidik di KB Idaman adalah setingkat SLTA. Namun ada beberapa usaha seperti dorongan dari pengelola kepada pendidik untuk dapat meningkatkan kinerjanya dalam mengajar, salah satu contoh adalah dengan diikut sertakan dalam kegiatan-kegiatan pelatihan yang dikhususkan untuk pendidik paud dengan tujuan untuk menambah pengalaman serta meningkatkan kinerja pendidik. Sikap yang ditunjukkan oleh pendidik di KB Idaman adalah selalu memperlihatkan sikap memahami dan selalu menyayangi anak didiknya dengan tidak mengistimewakan masing-masing anak. Para pendidik yang berada di KB

Idaman juga sangat memahami dengan baik tahapan tumbuh kembang anak. Sehingganya proses kegiatan belajar mengajar yang berlangsung tidak mengalami kesulitan. Disamping itu juga pendidik di KB Idaman sangat memahami prinsipprinsip pendidikan anak usia dini dengan baik, memiliki kemampuan mengelola (merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, membuat laporan) kegiatan/proses pembelajaran pendidikan anak usia dini. Pendidik di KB Idaman telah dipilih dan diangkat secara sah oleh pengelola kelompok bermain. Hal ini didasarkan pada kinerja yang dilaksanakan oleh pendidik serta tanggung jawabnya yang diemban dapat dilakukan dengan baik. Adapun pendidik di KB Idaman keseluruhannya berada pada kondisi sehat jasmani maupun sehat rohani. Hasil wawancara tersebut sesuai dengan pengamatan peneliti selama pelaksanaan penelitian dilapangan. Peneliti menyimpulkan bahwa pendidik yang ada di KB Idaman sudah memenuhi standar menjadi pengajar di PAUD. Dimana pendidik merupakan lulusan SLTA dan cukup memahami cara mendidik anak usia dini karena pendidik yang ada di KB Idaman sering mengikuti pelatihanpelatihan dan sampai sekarang sedang melanjutkan studi di Universitas Negeri Gorontalo khususnya pada Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini 2. Pengelola Dalam membantuk kelancaran penyelenggaraan KB Idaman, diperlukan adanya pengelolaan yang baik sehingga penyelenggaraan pendidikan di KB Idaman dapat berjalan dengan lancar dan baik pula. Hal ini dapat dilihat dari kualifikasi pendidikan yang dimiliki oleh pengelola Kelompok Bermain (KB) Idaman sudah sangat baik karena merupakan salah satu lulusan perguruan tinggi negeri. Sehingganya penyelenggaraan pengelolaan KB Idaman dirasakan dapat teratasi dengan baik. Pengelola KB Idaman juga telah memiliki kemampuan dalam mengelola program kelompok bermain secara profesional. Hal tersebut dapat dilihat dari penyelenggaraan KB Idaman sampai saat ini berjalan dengan baik. Pihak pengelola KB Idaman sendiri juga mampu melakukan koordinasi dengan tenaga pendidik, instansi terkait seperti Dinas Pendidikan tingkat Kabupaten dan orang

tua maupun masyarakat untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam kegiatan penyelenggaraan KB Idaman. Pengelola KB Idaman berusaha untuk dapat berkomunikasi dengan masyarakat dan orang tua anak dalam membahas kendala-kendala yang dihadapi pihak KB Idaman untuk meningkatkan keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Pihak pengelola juga mampu menunjukkan tanggung jawab moril dalam mempertahankan dan meningkatkan keberlangsungan kelompok bermain (KB) Idaman kearah yang lebih baik lagi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya usaha-usaha peningkatan kinerja para pendidiknya. Sesuai dengan pengamatan peneliti selama pelaksanaan penelitian di lapangan, diketahui bahwa pengelola KB Idaman sudah memenuhi syarat dan ketentuan sebagai seorang pengelola. Pengelola memahami cara mengelola sebuah lembaga pendidikan. Hal ini terlihat dari keberhasilan KB Idaman dalam menyelenggarakan pendidikan anak usia dini khususnya di KB Idaman. 3. Peran Serta Orang Tua dan Masyarakat Penyelenggaraan KB Idaman dapat berjalan dengan baik jika ada peran serta orang tua maupun masyarakat sekitarnya. Dimana orang tua dan masyarakat selalu mendukung program-program dijalankan oleh pihak kelompok bermain demi perkembangan Kelompok Bermain Idaman kedepan. Orang tua dan masyarakat juga selalu memberikan pengaruh dan andil dalam mempengaruhi kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh KB Idaman. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh KB Idaman akan diawasi oleh pihak orang tua dan masyarakat secara sukarela demi kelancaran kebijakan tersebut. Untuk keberlangsungan kegiatan pembelajaran di KB Idaman sendiri masyarakat sekitar KB Idaman menyekolahkan anak mereka di Kelompok Bermain ini. Masyarakat beranggapan disamping untuk menghemat biaya tranportasi KB Idaman juga memiliki kualitas yang sama dengan sekolah-sekolah paud lainnya. Sesuai dengan pengamatan peneliti di lokasi penelitian diketahui bahwa orang tua dan masyarakat sekitar ikut berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendifikan anak usia dini khususnya di KB Idaman. Hanya saja peran serta orang

tua dan masyarakat ini masih harus lebih ditingkatkan lagi mengingat keberhasil suatu lembaga pendidikan ikut dipengaruhi oleh masyarakat. SIMPULAN DAN SARAN 1. Smpulan Setelah membahas hasil penelitian yang dilakukan di lokasi penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat penulis paparkan beberapa kesimpulan mengenai permasalahan yang dibahas yakni faktor yang mempengaruhi penyelenggaraan kelompok bermain di KB Idaman sebagaimana berikut dibawah ini. a. Pendidik Kualifikasi akademik para pendidik di KB Idaman adalah setingkat SLTA, namun ada beberapa usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kinerjanya dalam mengajar, salah satu contoh adalah dengan diikut sertakan dalam kegiatan-kegiatan pelatihan yang dikhususkan untuk pendidik paud dengan tujuan untuk menambah pengalaman serta meningkatkan kinerja pendidik. Para pendidik di KB ini juga mampu memperlihatkan sikap yang memahami dan menyayangi anak, memahami tahapan tumbuh kembang anak, memahami prinsip-prinsip pendidikan anak usia dini, mampu dalam mengelola (merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, membuat laporan) kegiatan/proses pembelajaran pendidikan anak usia dini. Setiap pendidik di KB Idaman telah dipilih dan diangkat secara sah oleh pengelola kelompok bermain. Hal ini didasarkan pada kinerja yang dilaksanakan oleh pendidik serta tanggung jawabnya yang diemban dapat dilakukan dengan baik. Adapun pendidik di KB Idaman keseluruhannya berada pada kondisi sehat jasmani maupun sehat rohani. b. Pengelola Dalam membantuk kelancaran penyelenggaraan KB Idaman, diperlukan adanya pengelolaan yang baik sehingga penyelenggaraan pendidikan di KB Idaman dapat berjalan dengan lancar dan baik pula. Hal ini dapat dilihat dari kualifikasi pendidikan yang dimiliki oleh pengelola Kelompok Bermain (KB) Idaman sudah sangat baik karena merupakan salah satu lulusan perguruan tinggi negeri. Sehingganya penyelenggaraan pengelolaan KB Idaman dirasakan dapat teratasi dengan baik. Disamping itu Pengelola KB Idaman memiliki kemampuan dalam mengelola program-program kelompok bermain secara profesional, mampu melakukan koordinasi dengan tenaga pendidik, instansi terkait seperti Dinas Pendidikan tingkat Kabupaten dan orang tua

maupun masyarakat untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam kegiatan penyelenggaraan KB Idaman, mampu berkomunikasi dengan masyarakat dan orang tua, serta memiliki tanggung jawab moril dalam mempertahankan dan meningkatkan keberlangsungan kelompok bermain (KB) Idaman kearah yang lebih baik lagi. c. Peran Serta Orang Tua dan Masyarakat Penyelenggaraan KB Idaman dapat berjalan dengan baik jika ada peran serta orang tua maupun masyarakat sekitarnya dengan mendukung program-program yang dijalankan oleh pihak kelompok bermain demi perkembangan Kelompok Bermain Idaman kedepan, memberikan pengaruh dan andil dalam mempengaruhi kebijakankebijakan yang dikeluarkan oleh KB Idaman, dan mengawasi kebijakan tersebut. Masyarakat juga percaya bahwa KB Idaman memiliki kualitas yang sama dengan sekolah-sekolah paud lainnya sehingganya masyarakat menyekolahkan anak mereka di KB Idaman. 2. Saran-Saran Saran-saran dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi Pendidik Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penyelenggaraan Paud kedepan 2. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penyelenggaraan Paud 3. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber reverensi dalam melakukan penelitian-penelitian berikutnya khususnya berkaitan dengan penyelenggaraan PAUD.

DAFTAR PUSTKA Aqib Zainal. 2011. Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Bandung: Nuansa Aulia. Depdiknas. 2006. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain. Jakarta: Depdiknas Dirjen PLS Direktorat PAUD Hibana S. Rahman, 2002. Sumber Belajar dan Alat permainan Untuk PAUD. Jakarta. Grasindo. Irene, S. 2011. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat Dalam Pendidikan, Pengantar Prof. Zamroni, Ph.D.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mariyana Rita, dkk. 2010. Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Kencana. Slamet, Suyanto. 2003. Konsep Dasar PAUD. Universitas Negeri Yogyakarta. Soegeng, Santoso. 2002. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta. Citra Pendidikan. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional