BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Unisba.Repository.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS TINGKAT BEBAN KERJA OPERATOR PACKING DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT GEMBIRA

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL OPERATOR WEAVING B UNIT INSPECTING PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV DENGAN METODE NASA-TLX

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA BEBAN KERJA OPERATOR INSPEKSI DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT. XYZ

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian

DAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id

ANALISA BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA OPERATOR KARGO DI PT. DHARMA BANDAR MANDALA (PT. DBM)

Unisba.Repository.ac.id DAFTAR ISI

PENENTUAN BEBAN KERJA MENTAL PERAWAT BERDASARKAN SHIFT KERJA DAN JENIS KELAMIN MENGGUNAKAN METODE NATIONAL

ANALISIS BEBAN KERJA TERHADAP PENGEMUDI BUS JURUSAN BANDUNG-DENPASAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. baik, salah satunya adalah fasilitas kerja yang baik dan nyaman bagi karyawan,

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA Tutorial 4 BEBAN KERJA MENTAL

Gambar 3. 1 Flowchart Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, pihak penyedia jasa dituntut untuk

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA DEPARTEMEN LOGISTIK PT ABC

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tingkat Beban Kerja Mental Masinis berdasarkan NASA-TLX (Task Load Index) di PT. KAI Daop. II Bandung

ANALISIS BEBAN KERJA KOORDINATOR DAN MANAGER MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX (11 pt, bold, huruf kapital)

PENGUKURAN BEBAN KERJA PERAWAT MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX DI RUMAH SAKIT XYZ

DAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PENGUKURAN BEBAN KERJA MENTAL PADA DIVISI OPERASI PT. X DENGAN METODE NASA-TLX

Tingkat Beban Kerja Mental Masinis Berdasarkan NASA-TLX (Task Load Index) Di PT. KAI Daop. II Bandung *

Perbaikan Sistem Kerja Pada Industri Rumah Tangga Sepatu Di Cibaduyut Bandung Untuk Meminimasi Beban Kerja Mental

M.Yani Syafei & Wahyu Katon Dosen Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung.

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA DENGAN METODE WORKLOAD ANALYSIS DAN NASA-TLX DI LABORATORIUM UJI PT. GELORA DJAJA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara menangani pasien

Penilaian Beban Kerja Karyawan Unit Mikro Bank Menggunakan Metode NASA TLX

PENGUKURAN BEBAN MENTAL DI KALANGAN MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX (STUDI KASUS: MAHASISWA DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI UNDIP)

RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)

NASKAH. Diajukan oleh: D TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan

PERBAIKAN BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL PADA PEMBUATAN KERIPIK SINGKONG MENGGUNAKAN QUICK EXPOSURE CHECK

Amri 1, Herizal Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Aceh-Indonesia

ANALISIS TINGKAT STRESS PEKERJA OPERASIONAL DI STASIUN KERETA API BANDUNG BERDASARKAN

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA DIVISI DISTRIBUSI PRODUK PT. PARAGON TECHNOLOGY AND INNOVATION

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH FAKTOR PERSONAL DAN MANAJEMEN K3 TERHADAP TINDAKAN TIDAK AMAN (UNSAFE ACTION) PADA PEKERJA

Bab 3 Metodologi Penelitian

Beban Kerja Mental menurut Level Jabatan dan Usia Karyawan di Industri CPO

PENGUKURAN BEBAN KERJA MENTAL MASINIS KERETA API RUTE JARAK JAUH (STUDI KASUS PADA PT KAI DAOP 2)

BAB I PENDAHULUAN. manual (Manual Material Handling/MMH). Kelebihan MMH bila

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL, FISIK SERTA STRES KERJA PADA PERAWAT SECARA ERGONOMI DI RSUD Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI

PENGUKURAN BEBAN KERJA PSIKOLOGIS KARYAWAN CALL CENTER MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX (Task Load Index) PADA PT. XYZ

Yopi Marlan 1),Erwin Maulana Pribadi 2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan 1) :

BAB I PENDAHULUAN. Penerbangan merupakan sarana transportasi yang sudah dalam kondisi

Program Studi Teknik Industri

xii 3.2 Pengumpulan Data Pengolahan Data NASA-TLX RSME Analisis Komparatif Desain Penelitian..

ANALISIS BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL UNTUK MENGURANGI TINGKAT KELELAHAN PEKERJA DI CV. SUMBER JAYA FURNITURE

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

TUGAS AKHIR PENILAIAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA PENGGULUNGAN TEH DI PT. RUMPUN SARI KEMUNING I DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA (RAPID UPPER LIMB

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGAJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

MODUL I DESAIN ERGONOMI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

EVALUASI ERGONOMI BERDASARKAN WORKLOAD ANALYSIS DAN POSTUR KERJA PADA PROSES BATIK CAP (Studi Kasus UKM Batik Cap Supriyarso)

Bab I Pendahuluan. Latar Belakang

ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR AIR TRAFFIC CONTROL BANDARA XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX

Ani Umyati Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Cilegon, Banten

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN SAMPEL PADA ROAD TANK PT PERTAMINA EP CEPU

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012

Analisa Perubahan Jam Kerja Shift di PT. MCCI

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI FASILITAS KERJA BAGIAN FINISHING PERUSAHAAN MEUBEL DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)

BAB IV GAMBARAN UMUM RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING. Jagang Notoprajan No.72 Yogyakarta. Awalnya bernama PKO (Penolong

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Khususnya bagi industri pembuatan canopy, tralis, pintu besi lipat,

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang komunikasi maupun bidang instruksional telah memungkinkan tersedianya

Perancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo

Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Dengan Pendekatan Metode Rapid Upper Limb Assesment

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Analisis Pengaruh Beban Kerja Mental Terhadap Perubahan Kondisi Fisiologis pada Petugas Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan deskriptif qualitative. Strauss, Anslem & Corbin, Juliet mendefinisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

repository.unisba.ac.id

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Beban Kerja Mental menurut Level Jabatan dan Usia Karyawan di IndustriCPO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. (Informed Consent)

BAB V TUGAS KHUSUS V-1

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Metode penelitian berkaitan dengan prosedur, alat, metode serta desain penelitian yang dipergunakan di dalam melaksanakan penelitian. Tahapan proses penelitian ini mengalir dengan alur logis yang digambarkan dengan flowchart pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Flowchart Penelitian 3.2 Uraian Kegiatan 43

Adapun uraian kegiatan untuk menjelaskan flowchart sebagai berikut : 1. Studi Pendahuluan Observasi Lapangan Pada tahap ini dilakukan observasi lapangan ke industri rumah tangga di Cibaduyut untuk melihat kondisi saat ini di lapangan. Kemudian melakukan studi literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas sesuai dengan hasil dari observasi lapangan dan melihat penerapan hasil dari rancangan fasilitas kerja yang telah dibuat sebelumnya. 2. Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian Setelah mengetahui kondisi objek penelitian dari hasil observasi lapangan, selanjutnya merumuskan masalah-masalah yang ada sehingga dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai dari penelitian tersebut. 3. Implementasi Fasilitas Kerja Hasil Rancangan Pada tahap ini dilakukan implementasi fasilitas kerja hasil rancangan untuk stasiun kerja finishing. Fasilitas kerja hasil rancangan dibawa ke home industry yang berada di Cibaduyut, kemudian para pekerja menggunakan meja tersebut untuk melakukan pekerjaannya. Implementasi dilakukan untuk melihat posisi kerja dan beban mental yang dirasakan pada saat menggunakan fasilitas tersebut. Sebelum dilakukan implementasi, terlebih dahulu pekerja harus terbiasa bekerja dengan menggunakan fasilitas hasil rancangan, namun karena keterbatasan waktu yang dimiliki oleh pekerja maka pekerja dianggap sudah terbiasa menggunakan fasilitas hasil rancangan. 4. Pengukuran Level Resiko Kerja Pengukuran level resiko kerja dilakukan dengan menggunakan metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment). Pengukuran level resiko dengan metode RULA dilakukan dengan tiga (3) tahapan yaitu pertama pengumpulan data dengan cara perekaman posisi kerja, kedua penentuan sudut dan penggunaan sistem skor, ketiga penentuan level resiko. Tahapan perekaman posisi kerja dilakukan dengan 44

merekam langsung kegiatan pekerja saat melakukan pekerjaannya. Tahapan kedua yaitu penentuan sudut dan penggunaan sistem skor. Sudut-sudut tersebut didapat dari hasil perekaman atau foto pada setiap anggota tubuh yang diteliti kemudian ditentukan skor untuk masing-masing elemen yang sudah diberi sudut dengan menggunakan Tabel 2.5 sampai 2.14. Kemudian tahap ketiga penentuan level resiko dilakukan dengan menggunakan Tabel 2.15 dengan memasukkan hasil skor dari penentuan skor sebelumnya. 5. Pengukuran Beban Kerja Mental Pada tahap ini dilakukan penyebaran kuesioner pada para pekerja di bagian Finishing. Menurut Sekaran (2006) bahwa ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian. Berdasarkan hal tersebut maka banyaknya kuesioner yang disebar minimal 30 dari beberapa home industry di daerah Cibaduyut. Kuesioner yang diberikan terdiri dari tiga (3) bagian yaitu karakteristik responden, pembobotan, dan rating. Bagian pertama yaitu karakteristik responden yang memuat identitas responden dan pendapat mengenai fasilitas hasil rancangan yang digunakan. Bagian pertama bertujuan untuk mengetahui karakteristik atau identitas responden dan pengalaman kerja di bagian finishing serta mengetahui pendapat responden mengenai fasilitas hasil rancangan tersebut yang digunakan sebagai bahan perbaikan fasilitas. Bagian kedua yaitu pembobotan yang berisi mengenai indikator-indikator beban mental kerja. Pada bagian ini responden diminta untuk melingkari salah satu dari dua indikator yang dirasakan lebih dominan menimbulkan beban kerja mental terhadap pekerjaan tersebut. Indikator-indikator beban mental yang dirasakan pada saat bekerja yaitu Mental Demand (MD), Physical Demand (PD), Temporal Demand (TD), Performance (OP), Frustation Level (FR) dan Effort (EF). Bagian ketiga yaitu rating yang berisi penilaian responden terhadap indikator-indikator beban mental kerja tersebut. Rating ini untuk melihat indikator mana yang 45

lebih penting. Kuesioner bagian dua (2) dan tiga (3) mengacu pada Hancock dan Meshkati (1988). Struktur kuesioner yang disebarkan kepada responden adalah sebagai berikut : Bagian I Karakteristik Responden 1. Nama Pengrajin : 2. Nama CV / Owner : 3. Usia : < 20 Thn 20-30Thn > 30 Thn 4. Berat Badan : < 50 Kg 50-60Kg > 60 Kg 5. Tinggi Badan : < 150 Cm 1 50-160Cm > 160 Cm 6. Lama Bekerja : < 1Thn 1-3 Thn > 3 Thn 7. Bekerja di Bagian : Pola Sol Jahit Finishing Lainnya 8. Lama Bekerja di Bagian Sekarang : < 1Thn 1-3 Thn > 3 Thn 9. Apakah pernah mengalami kecelakaan dalam bekerja : Pernah Tidak Pernah Kecelakaan yang pernah di alami : 10. Bagaimana Fasilitas Kerja (Meja dan Kursi) yang ada sekarang : Sudah Nyaman Belum Nyaman Seperti apakah Fasilitas Kerja (Meja dan Kursi) yang anda inginkan untuk bekerja :. 46

Bagian II Pembobotan Pilihlah satu dari pasangan kategori ini yang menurut anda lebih signifikan atau dominan menjadi sumber dari beban kerja mental. 1. PD / MD 2. TD / PD 3. TD / FR 4. TD / MD 5. OP / PD 6. TD / EF 7. OP / MD 8. FR / PD 9. OP / FR 10. FR / MD 11. EF / PD 12. OP / EF 13. EF / MD 14. TD / OP 15. EF / FR Keterangan : PD (Physical Demand), MD (Mental Demand), TD (Temporal Demand), OP (Performance), FR (Frustation Level), EF (Effort) Bagian III Rating Pemberian Rating Untuk Masing Masing Kategori PERTANYAAN SKALA Menurut anda seberapa besar usaha mental dan perspe yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini? (MD) Menurut anda seberapa besar usaha fisik yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini? (PD) Menurut anda seberapa besar tekanan yang anda rasakan berkaitan dengan waktu untuk melakukan pekerjaan ini? (TD) Menurut anda seberapa besar tingkat keberhasilan anda dalam melakukan pekerjaan ini? (OP) 47

PERTANYAAN Menurut anda seberapa besar kecemasan, perasaan tertekan, dan stress yang anda rasakan dalam melakukan pekerjaan ini? (FR) Menurut anda seberapa besar kerja mental dan fisik yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini? (EF) SKALA Prosedur perhitungan Beban Kerja Mental dengan Metode NASA- TLX terdapat 4 tahapan yaitu menghitung nilai produk, menghitung Weighted Workload (WWL), menghitung rata-rata WWL dan interprestasi skor. Perhitungan metode NASA-TLX lebih rinci dapat dilihat pada BAB II hal 32 s/d 34. 7. Perancangan Metode Kerja Apabila hasil pada tahap perhitungan beban kerja mental mengindikasikan bahwa level kerja tinggi maka dilakukan perancangan metode kerja baru. Perancangan ini perlu dilakukan agar beban kerja mental yang dirasakan oleh pekerja dapat diminimasi bahkan dihilangkan. 8. Merancang Fasilitas Kerja Tahapan ini dilakukan jika pada tahap perhitungan RULA mengindikasikan bahwa level resiko yang dialami oleh perkerja tinggi. Perbaikan dilakukan dengan melihat elemen kerja yang beresiko tinggi mengalami cidera dan memperhatikan masukan dari pekerja, kemudian di gunakan pendekatan antropometri dalam membuat fasilitas kerja yang sesuai untuk pekerja tersebut. 9. Analisis Tahap ini membuat analisis terhadap hasil dari keseluruhan pengumpulan dan pengolahan data yang telah dilakukan pada langkah-langkah sebelumnya. 48

10. Kesimpulan Kesimpulan merupakan tahap akhir dari kerangka pemecahan masalah ini, dimana dibuat berdasarkan hasil analisis pada tahap sebelumnya, sehingga akan diketahui kesimpulan akhir dari penelitian ini. 49