TINJAUAN KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU DENGAN BETON

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENAMBAHAN KAIT PADA TULANGAN BAMBU TERHADAP RESPON LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU

EKSPERIMEN DAN ANALISIS BEBAN LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU RAJUTAN

KAJIAN KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU ORI TAKIKAN BENTUK V DENGAN JARAK ANTAR TAKIKAN 2 CM DAN 3 CM PADA BETON

KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU WULUNG DAN PETUNG TAKIKAN PADA BETON NORMAL (208S)

KUAT LEKAT DAN PANJANG PENANAMAN TULANGAN BAMBU PETUNG DAN BAMBU TALI PADA BETON NORMAL

KAJIAN KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU WULUNG BERTAKIKAN TIPE V SEJAJAR DAN TIDAK SEJAJAR DENGAN JARAK TAKIKAN 6 CM DAN 7 CM PADA BETON NORMAL

STUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

KAJIAN KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU ORI BERTAKIKAN TIPE V DENGAN JARAK TAKIKAN 6 CM DAN 7 CM PADA BETON NORMAL

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK.

eissn KAJIAN KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU PETUNG BERTAKIKAN SEJAJAR DAN ZIGZAG TIPE V DENGAN JARAK TAKIKAN 60 MM DAN 70 MMPADA BETON NORMAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Analisis Bambu Walesan, Bambu Ampel dan Ranting Bambu Ampel sebagai Tulangan Lentur Balok Beton Rumah Sederhana

PEMANFAATAN BAMBU DAN KARET TALI TIMBA SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TULANGAN BAJA PADA PELAT BETON PRA CETAK

Studi Eksperimental Kuat Geser Pelat Beton Bertulang Bambu Lapis Styrofoam

KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU ORI BERTAKIKAN TIPE U JARAK TAKIKAN 5 CM

BAB III LANDASAN TEORI

KAJIAN KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU PETUNG TAKIKAN TIPE V SEJAJAR DAN TIDAK SEJAJAR DENGAN JARAK TAKIKAN 4 CM DAN 5 CM PADA BETON NORMAL

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

STUDI EKSPERIMEN KAPASITAS TARIK DAN LENTUR PENJEPIT CONFINEMENT KOLOM BETON

ANALISIS KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU ORI BERTAKIKAN TIPE U JARAK TAKIKAN 10 CM TERHADAP TULANGAN BAJA

PEMANFAATAN BAMBU UNTUK TULANGAN JALAN BETON

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan laju pembangunan yang semakin pesat, beton telah banyak

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

ANALISIS DAN EKSPERIMEN PELAT BETON BERTULANG BAMBU LAPIS STYROFOAM

KAJIAN KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU ORI TAKIKAN TIPE V SEJAJAR DAN TIDAK SEJAJAR DENGAN JARAK TAKIKAN 4 CM DAN 5 CM PADA BETON NORMAL

KAPASITAS LENTUR DAN TARIK BETON SERAT MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH FLY ASH

KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU WULUNG TAKIKAN TIPE U JARAK 15 CM

MODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

BAB 3 METODE PENELITIAN

BERAT VOLUME DAN KEKAKUAN PLAT SATU ARAH PADA PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU DENGAN LAPIS STYROFOAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. Beton adalah material buatan yang sejak dahulu telah digunakan dalam bidang

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

KUAT LEKAT TULANGAN PADA BERBAGAI VARIASI MUTU BETON NORMAL

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

PEMANFAATAN KAWAT GALVANIS DIPASANG SECARA MENYILANG PADA TULANGAN BEGEL BALOK BETON UNTUK MENINGKATKAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU WULUNG TAKIKAN TIPE U JARAK 10 CM

KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU PETUNG TAKIKAN TIPE V DENGAN JARAK TAKIKAN 2 CM DAN 3 CM

TINJAUAN MOMEN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG MENYILANG PADA TULANGAN GESER. Naskah Publikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kerikil Lubuk Minturun 1 Berat isi 1,75gr/ 1,52 gr/ 1,66 gr/ 2 Berat jenis dan penyerapan. Kerikil Gunung Nago

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BIASA DAN BALOK BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

STUDI EKSPERIMENTAL SIFAT-SIFAT MEKANIK BETON NORMAL DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI AGREGAT KASAR

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Panjang Serat Kulit Bambu Terhadap Sifat Mekanik Beton

KAJIAN KUAT TARIK BETON SERAT BAMBU. oleh : Rusyanto, Titik Penta Artiningsih, Ike Pontiawaty. Abstrak

TINJAUAN KUAT LEKAT TULANGAN BETON DENGAN TANAH POZOLAN TULAKAN DAN KAPUR SEBAGAI PENGGANTI SEMEN. Naskah Publikasi Ilmiah

KAJIAN KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU WULUNG TAKIKAN TIPE V SEJAJAR DAN TIDAK SEJAJAR DENGAN JARAK TAKIKAN 40 MM DAN 50 MM PADA BETON NORMAL

I. PENDAHULUAN. Beton dan bahan dasar butiran halus (cementitious) telah digunakan sejak

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. sengkang (TPSK) disimpulkan sebagai berikut : 1. Beban retak pertama pada balok beton ringan citicon variasi sengkang 200

Penggunaan serat bambu pada campuran beton untuk meningkatkan daktalitas pada keruntuhan beton

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON

UJI CABUT TULANGAN BAMBU DENGAN VARIASI JARAK KAIT DARI KLEM SELANG NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan konstruksi bangunan di Indonesia semakin

PENGARUH PENGGUNAAN BATU DOLOMIT SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

PENGARUH AIR LIMBAH PADA ADUKAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

PEMERIKSAAN TEGANGAN LEKAT BETON DENGAN VARIASI LUAS TULANGAN

PENGARUH LUBANG DALAM BETON TERHADAP KEKUATAN MEMIKUL BEBAN AKSIAL

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DAN SPLIT GUNUNG AIR DINGIN TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

KAPASITAS LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG DENGAN TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 CM DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 5 CM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bertulang, mulai dari jembatan, gedung - gedung perkantoran, hotel,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG

DEGRADASI MEKANIK BETON NORMAL PASCA BAKAR

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG LOKAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.

Naskah Publikasi. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1 Teknik Sipil. diajukan oleh : BAMBANG SUTRISNO NIM : D

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON DENGAN TULANGAN MODEL RANGKA DARI KAYU MERANTI DENGAN VARIASI JARAK ANTAR BEGEL

PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR KUARSA SEBAGAI SUBSTITUSI SEMEN PADA SIFAT MEKANIK BETON RINGAN

PERILAKU RUNTUH BALOK DENGAN TULANGAN TUNGGAL BAMBU TALI

TINJAUAN KUAT LENTUR RANGKAIAN DINDING PANEL DENGAN PERKUATAN TULANGAN BAMBU YANG MENGGUNAKAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TARIK BETON NORMAL Fc 18 MPa

PENGARUH KAWAT AYAM DALAM PENINGKATAN KEKUATAN PADA BALOK BETON. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. bahan terpenting dalam pembuatan struktur bangunan modern, khususnya dalam

KAPASITAS LENTUR PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU BENDING CAPACITY OF BAMBOO REINFORCED CONCRETE PLATE

STUDI KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS COPPER SLAG

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Ketekniksipilan dan Lingkungan

Pilinan Bambu sebagai Alternatif Pengganti Tulangan Tarik pada Balok Beton ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 5 CM

BAB III LANDASAN TEORI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU WULUNG BERTAKIKAN TIPE U JARAK TAKIKAN 5 CM

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Pelaksanaan Penelitian Proses pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini: Mulai

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir)

Transkripsi:

TINJAUAN KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU DENGAN BETON Oleh: Mulyati 1), Arman A. 2) 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Padang 2 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Padang Abstrak Bambu memiliki kuat tarik yang cukup tinggi, dan dapat digunakan sebagai alternatif pengganti tulangan baja pada beton. Bambu memiliki kelemahan, yaitu sifat kembang susutnya cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk meninjau kuat lekat tulangan bambu dengan beton. Penelitian ini menggunakan jenis bambu Petung dan bambu Wulung yang berumur 2-3 tahun untuk dijadikan tulangan, kemudian bambu diberi perlakuan pengawetan dengan merendam dalam air, memberi lapisan kedap air dengan divernis, dan teknik pembuatan tulangan bambu dengan cara pilinan dan melilitkan dengan kawat. Agregat campuran beton dengan komosisi 1 bagian semen, 2 bagian pasir, dan 3 bagian kerikil. Pengujian yang dilakukan diantaranya adalah kuat tekan beton, kuat tarik bambu, dan kuat lekat tulangan bambu dengan beton. Hasil pengujian menunjukkan, bahwa kuat tekan beton pada umur 28 diperoleh sebesar14,06 MPa, kuat tarik bambu dengan lama perendaman 3 minggu diperoleh untuk bambu Petung tanpa buku dan dengan buku adalah 199 MPa dan 161 MPa, dan untuk bambu Wulung tanpa buku dan dengan buku adalah 182 MPa dan 168 MPa, serta kuat lekat tulangan bambu Petung pilinan, persegi vernis, persegi lilitan, bulat vernis, bulat lilitan adalah 0,62 MPa, 2,22 MPa,1,90 MPa, 1,70 MPa,1,49 MPa, dan kuat lekat tulangan bambu Wulung pilinan, persegi vernis, persegi lilitan, bulat vernis, bulat lilitan adalah 0,62 MPa, 1,33 MPa,0,95 MPa, 1,12 MPa,0,98 MPa. Dengan demikian tulangan bambu persegi vernis menunjukkan kuat lekat yang tinggi pada beton. Kata Kunci: kuat lekat, tulangan bambu, beton 1. Pendahuluan Beton bertulang banyak digunakan masyarakat sebagai struktur utama bangunan, baik untuk gedung maupun untuk prasaranan lain. Tulangan yang digunakan umumnya dari baja, namun harganya mahal, sehingga tidak semua masyarakat mampu membelinya. Untuk itu diperlukan adanya alternatif material tulangan lain yang lebih murah dan dapat digunakan sebagai tulangan konstruksi beton bertulang. Berdasarkan hasil penelitian para ahli sebelumnya telah ditemukan material alternatif pengganti baja tulangan berupa hasil alam yaitu bambu yang mudah didapat terutama di daerah pedesaan. Morisco (1999) menyelidiki bahwa bambu dapat digunakan sebagai pengganti baja tulangan yang mempunyai kekuatan tarik yang tinggi mendekati kekuatan baja struktur. Pathurahman dan Kusuma (2003) menyatakan bahwa bambu memiliki peluang untuk digunakan sebagai tulangan balok beton, khususnya untuk struktur sederhana, begitu juga Suroso dan Widodo (2011) menyatakan bahwa bambu mempunyai peluang digunakan sebagai tulangan balok rumah sederhana. Dalam aplikasi beton bertulang, kinerja tulangan bambu perlu dikaji terutama dalam hal kuat lekat dengan beton. Bambu memiliki kelemahan, yaitu sifat kembang susutnya cukup besar yang mengakibatkan kuat lekat dengan beton berkurang. Salah satu persyaratan dalam struktur beton bertulang adalah adanya lekatan antara tulangan dan beton sehingga dapat menghindari terjadinya slip antara beton dan tulangan pada saat struktur beton tersebut diberikan beban. Penelitian tentang kuat lekat tulangan bambu yang sudah pernah dilakukan, diantaranya adalah tinjauan kuat lekat bambu dalam beton untuk perencanaan bamboocrete oleh Suseno (2001), peningkatan kinerja tulangan bambu pada balok beton bertulang dengan cara perbaikan kuat lekat diberi lapisan vernis dan dipilin oleh Rocbman (2005), kajian kuat lekat tulangan bambu pilinan dan tulangan baja polos pada beton normal dengan variasi jenis bambu oleh Gilang (2011), dan kuat lentur balok beton DOI 10.21063/JM.2016.V18.2.1-5 2016 ITP Press. All right reserved. 1

tampang persegi dengan tulangan bambu wulung diberi ikatan kawat oleh Pratidina (2011). Oleh karena itu perlu perlakuan yang tepat terhadap tulangan bambu guna meningkatkan kuat lekat dengan beton, karena tulangan bambu sangat banyak digunakan dalam aplikasi beton bertulang, khususnya pada bangunan rumah tinggal. Penelitian ini dilakukan untuk meninjau kuat lekat tulangan bambu dengan proses pengawetan bambu dengan cara merendam dalam air selama lebih kurang tiga minggu, pelapisan tulangan bambu dengan bahan kedap air seperti vernis dan teknik pembuatan tulangan bambu dengan cara pilinan dan dengan dililit dengan kawat untuk melihat sejauh mana perlakuan dapat mengurangi pengaruh kembang susut tulangan bambu, sehingga dapat mengoptimalkan kuat lekat tulangan pada beton. 2. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimen. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bambu Petung dan bambu Wulung berasal dari Nagari Sitanang Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota sebagaimana terlihat pada Gambar 1 dan Gambar 2., 2) Semen PCC produksi PT. Semen Padang, 3) Agregat kasar berupa kerikil dan agregat halus berasal dari sungai Batang Sinamar Kabupaten Lima Puluh Kota. Gambar 2: Bambu Wulung Benda uji yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk silinder beton dengan diameter dan tinggi untuk kuat tekan beton dan kuat lekat tulangan. Komposisi campuran beton digunakan 1 bagian semen : 2 bagian pasir : 3 bagian kerikil. Tulangan bambu Petung dan bambu Wulung, masing-masing dibuat 5 variasi dengan panjang 50 cm, yaitu pilinan dengan diameter, persegi dengan lebar dan tebal dilapisi vernis dan lilitan kawat, serta bulat dengan diameter dilapisi vernis dan lilitan kawat. Tulangan bambu ditanam pada pusat beton silinder sedalam sebagaimana terlihat pada Gambar 3. Tulangan persegi Tulangan bulat Gambar 3: Benda Uji Kuat Lekat Tulangan Gambar 1: Bambu Petung Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini, antara lain: 1) Sifat fisik agregat, 2) Kuat tekan beton untuk umur beton 3, 7, 14, 21, dan 28, 3) Kuat tarik bambu tanpa buku dan dengan buku setelah direndam selama 3 minggu dan dioven, 4) Kuat lekat tulangan bambu untuk umur beton 28, sebagaimana terlihat pada Gambar 4. 2

3. Kajian Literatur 3.1 Kuat Tarik Bambu P Silinder Tulangan bambu Gambar 4: Pengujian Kuat Lekat Penelitian tentang sifat mekanik bambu telah dilakukan oleh Morisco pada tahun 1994 1999, diawali dengan membandingkan kuat tarik bambu Ori dan bambu Petung tanpa buku dengan baja beton yang mempunyai tegangan leleh 240 MPa. Hasil pengujian diperoleh kuat tarik kulit bambu Ori cukup tinggi yaitu hampir mencapai 500 MPa atau sekitar dua kali tegangan leleh baja, dan kuat tarik bambu Petung bagian luar juga lebih tinggi dari tegangan leleh baja yaitu rata-rata 285 MPa. Selanjutnya juga dilakukan pengujian kuat tarik bambu kering oven untuk bambu Ori, bambu Petung, bambu Wulung, bambu Legi, bambu Tutul, bambu Galah, dan bambu Apus yang diperoleh kuat tarik rata-rata tanpa buku dan dengan buku berturut-turut adalah 291 MPa dan 128 MPa, 190 MPa dan 116 MPa, 166 MPa dan 147 MPa, 288 MPa dan 126 MPa, 216 MPa dan 74 MPa, 253 MPa dan 124 MPa, 151 MPa dan 55 MPa. 3.2 Kuat Lekat Tulangan Dengan Beton Dipohusodo (1999) menyatakan salah satu dasar anggapan yang digunakan dalam perancangan dan analsis struktur beton bertulang adalah ikatan antara tulangan dan beton yang mengelilinginya berlangsung sempurna tanpa terjadi pergeseran. Berdasarkan anggapan tersebut dan juga sebagai akibat lebih lanjut, pada waktu komponen struktur beton bertulang bekerja menahan beban akan timbul tegangan lekat yang berupa shear interlock pada permukaan singgung antara batang tulangan dengan beton. Menurut Youngsi Jung (2006 ) kelayakan penggunaan bambu sebagai pengganti baja tulangan, maka harus dievaluasi melalui uji tarik ( pull out test). Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan tentang uji tarik tulangan bambu dibandingkan dengan tulangan baja, bahwa kekuatan lekatan bambu lebih rendah dari baja, yaitu sekitar 8 MPa. Nilai kuat tarik pada pull out bervariasi tergantung pada pengolahan beban, penguatan, diameter tulangan, kuat tekan beton dan tingkat ikatan lekat. Kuat lekat tulangan dipengaruhi oleh beberapa kondisi, antara lain ukuran tulangan, pemodelan kulit tulangan, kondisi kelembaban, jarak penanaman dan kualitas beton. Menurut ASTM C-234-91a yang disebut dengan tegangan lekat kritis adalah tegangan terkecil yang menyebabkan terjadinga penggelinciran pada beton sehingga bambu yang tertanama dalam beton bergeser sebesar 0,25 mm. Oleh karena itu bila sesar beton melebihi 0,25 mm maka beton bisa dianggap sudah runtuh. 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Sifat Fisik Agregat Hasil pemeriksaan agregat kasar dan agregat halus dapat dilihat dalam Tabel 1. Tabel 1: Sifat Fisik Agregat Kerikil Modulus halus butir 5,72 Berat isi 1,20 gr/cm 3 Berat jenis Apparent 2,59 gr Berat jenis kering 2,44 gr Berat jenis SSD 2,5 gr Penyerapan 2,35% Keausan 31,76% Pasir Modulus halus butir 4,13 Berat isi 0,13 gr/cm 3 Berat jenis Apparent 2,40 gr Berat jenis kering 2,19 gr Berat jenis SSD 2,28 gr Penyerapan 3,97% Kotoran organik No.4 Kadar lumpur 1,84% Berdasarkan hasil pemeriksaan sifat fisik agregat, terlihat bahwa kerikil dan pasir tergolong ringan karena memiliki berat isi 1,2 3

gr/cm 3, dan pasirnya banyak mengandung kotoran organik, terbukti warna pada tintometer melebihi batas maksimum no.3. 4.2 Kuat Tekan beton Hasil pengujian kuat tekan beton sesuai umur beton untuk komposisi campuran 1:2:3 seperti terlihat pada Gambar 5. Kuat Tekan (MPa) 15.00 10.00 5.00 0.00 5.30 6.35 10.8011.5914.06 3 7 14 21 Umur Beton 28 dengan kawat (PPL), tulangan bambu Petung bulat divernis (PBV), tulangan bambu Petung bulat dililit dengan kawat (PBL), dan untuk variasi tulangan bambu Wulung pilinan (WP), tulangan bambu Wulung persegi divernis (WPV), tulangan bambu Wulung persegi dililit dengan kawat (WPL), tulangan bambu Wulung bulat divernis (WBV), tulangan bambu Wulung bulat dililit dengan kawat (WBL). Analisa hasil pengujian dilakukan sampai beban tarik maksimum, dalam arti beton bisa dianggap sudah runtuh. Benda uji kuat lekaat tulangan bambu dengan beton yang sudah dilakukan pengujian pull out test dilihat pada Gambar 6. Hasil analisa kuat lekat antara beton dengan berbagai variasi tulangan bambu dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 5: Hubungan Kuat Tekan Beton Dengan Umur Beton Kuat tekan beton meningkat sesuai dengan pertambahan umur. Kuat tekan beton pada umur 28 diperoleh kecil dari 15 MPa, dengan demikian tidak mencapai kuat tekan beton normal, namun masih dapat digunakan untuk struktur beton bangunan sederhana seperti rumah tinggal. 4.3 Kuat Tarik Bambu Pengujian kuat tarik bambu kering oven diperoleh hasil sebagaimana terlihat dalam Tabel 2. Tabel 2: Kuat Tarik Bambu Jenis Kuat Tarik Bambu Tanpa Buku Kuat Tarik Dengan Buku (MPa) (MPa) Petung 199 161 Wulung 182 168 Hasil pengujian kuat tarik menunjukkan bahwa kuat tarik bambu tanpa buku lebih tinggi dari pada dengan buku, dan kuat tarik bambu Petung juga lebih tinggi dari pada bambu Wulung. 4.4 Kuat Lekat Tulangan Bambu Hasil pengujian kuat lekat dilakukan dengan panjang penanaman 150 mm untuk variasi tulangan bambu Petung pilinan (PP), tulangan bambu Petung persegi divernis (PPV), tulangan bambu Petung persegi dililit Gambar 6: Hasil Pengujian Benda Uji Kuat Lekat Tulangan Bambu Dengan Beton Kuat Lekat (MPa) 3 2 1 0 0.62 2.22 1.901.701.49 0.62 1.33 0.951.120.98 PP PPV PPL PBV PBL WP WPV WPL WBV WBL Variasi Tulangan Bambu Gambar 7: Hubungan Variasi Tulangan Bambu Dengan Kuat Lekat Pada Gambar 7 terlihat perbandingan nilai kuat lekat tulangan bambu Petung hampir seluruh variasi lebih tinggi dari bambu Wulung, namun terdapat satu variasi yang sama dengan bambu Wulung, yaitu tulangan pilinan. Berdasarkan variasi bentuk tulangan bambu, kuat lekat tertinggi diperoleh pada bentuk persegi yang dilapisi vernis, untuk bambu Petung dan bambu Wulung berturut-turut adalah 2,22 MPa dan 4

1,33 MPa. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa perlakuan pengawetan pada bambu dan pelapisan permukaan tulangan dengan vernis dapat mengurangi kembang susut bambu. 5. Kesimpulan Dari hasil pengujian kuat lekat tulangan bambu pada beton, diperoleh kuat lekat tulangan bambu Petung pilinan, persegi vernis, persegi lilitan, bulat vernis, bulat lilitan berturut-turut adalah 0,62 MPa, 2,22 MPa, 1,90 MPa, 1,70 MPa, 1,49 MPa, dan kuat lekat tulangan bambu Wulung pilinan, persegi vernis, persegi lilitan, bulat vernis, bulat lilitan berturut-turut adalah 0,62 MPa, 1,33 MPa, 0,95 MPa, 1,12 MPa, 0,98 MPa. Dengan demikian tulangan bambu petung menunjukkan kuat lekat yang lebih tinggi dari tulangan bambu Wulung, dan bentuk tulangan bambu persegi yang dilapisi vernis menghasilkan kuat lekat yang tinggi untuk bambu Petung dan bambu Wulung. Ucapan Terima Kasih Terima kasih saya ucapkan kepada Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Pendidikan Tinggi, Koordinator Kopertis Wilayah X, dan Ketua Lembaga Penelitian ITP yang telah memfasilitasi terlaksananya penelitian ini. and Environmental Engineering, The University of Texas at Arlington. Morisco, 1999, Rekayasa Bambu, Nafiri Offset, Yogyakarta. Pathurahman, Fajrin, J, dan Kusuma, A.D., Aplikasi Bambu Pilinan Sebagai Tulangan Balok Beton, Civil Engineering Dimension, Vol.5, No.1, 39-44, Mach 2003. Praditina, Y., 2011, Kuat Lentur Balok Beton Tampang Persegi Dengan Tulangan Bambu Wulung, Thesis S-2, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Rocbman, A., 2005, Peningkatan Kinerja Tulangan Bambu Pada Balok Beton Bertulang Dengan Cara Perbaikan Kuat Lekat, Jurnal Teknik Gelagar, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta, volume 16, No.1, April 2005. Suseno, W., 2001, Tinjauan Kuat Lekat Bambu Dalam Beton Untuk Perencanaan Bamboocrete, Jurnal Teknik Sipil SIPIL SOEPRA, volume 3 No.8, hal 66-76. Suroso, H, dan Widodo, A, 2011, Analisis Bambu Walesan, Bambu Ampel dan Ranting Bambu Ampel Sebagai Tulangan Lentur Balok Beton Rumah Sederhana, Jurnal Kompetensi Teknik, Semarang. Daftar Pustaka ASTM C 234-91a, 1991, Standard Test Method for Comparing Concretes on the Basis of the Bond Developed with Reinforcing Steel, ASTM Book of Standards, ASTM International, West Conshokockeb, PA Dipohusodo, I., 1999, Struktur Beton Bertulang, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Gilang, C,.P., 2011, Kajian Kuat Lekat Tulangan Bambu Pilinan dan Tulangan Baja Polos Pada Beton Normal Dengan Variasi Jenis Bambu, Skripsi, Jurusan Teknik Sipil, Universita Sebelas Maret, Surakarta. Jung, Y., 2006, Investigation of Bamboo as Reinforcement in Concrete, Dissertation, Master of Science in Civil 5