BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dan administrasi publik yang baik menjadi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu tempat atau organisasi yang melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) menetapkan bahwa Setiap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, dengan mempertimbangkan semua pegawai di Provinsi Lampung

sementara terhadap rumusan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Motivasi Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Produktivitas Kerja

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Promosi Jabatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Memasukin era globalisasi merupakan suatu tahap yang harus dilalui oleh

BAB I PENDAHULUAN. Visi dan Misi bagi sebuah perusahaan sangat penting. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki tujuan yang hendak dicapai. Tujuan tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah Inspektorat Provinsi Gorontalo. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Didalam suatu penelitian, obyek penelitian merupakan hal yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Agar dapat memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas maka sumber daya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan elemen yang penting

BAB III METODE PENELITIAN. ialah penelitian yang berdasarkan angka-angka ( statistik).

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sekaran (2011), penelitian bisnis didefinisikan sebagai penyelidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara mengatasi tantangan baik dari lingkungan eksternal dan internal.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian dengan mengambil objek

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan memerlukan tenaga kerja dalam usaha mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan pada dasarnya merupakan organisasi (badan usaha) yang. membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil dan kompeten.

BAB III METODE PENELITIAN. kausal. Sugiyono (2010, hal.13) mengatakan bahwa metode penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Bagi perusahaan yang mempunyai banyak karyawan diperlukan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dan penelitian kualitatif (Sugiyono, 2003: 13-14).

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor-faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RM Sederhana Palembang, Sumatra Selatan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (2008), yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih.

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. para karyawan, namun pencapaian tujuan belum tentu benar-benar efektif. Jadi pada

BAB 4 METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan tingkat eksplanasi, adalah tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi adalah sarana dalam pencapaian tujuan, yang merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia dapat meningkatkan daya saing perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai wadah kegiatan dari orang-orang yang bekerja sama dalam usahanya

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia memberi pelajaran berharga tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. efektif. Untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam manajemen yang efektif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil populasi pada karyawan Hotel Nusantara Bandar

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan semakin banyak bertumbuhnya sektor dunia usaha yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III. METODE PENELITIAN. penelitian secara verbal, sistematis, faktual, dan akurat mengenai ciri-ciri dan

SKRIPSI PENGARUH PENILAIAN PRESTASI KERJA DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BIRO REKTOR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA OLEH NURAINUN

BAB IV. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka penulisan skripsi ini penulis mengambil lokasi pada Hotel

BAB III METODE PENELITIAN. yang relevan atas data tersebut untuk menguji hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. empat juta orang dibanding yang tercatat pada Februari 2005.

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi masyarakat dan tumbuhnya lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. bahkan menyebutkan bahwa pendidikan merupakan aset besar bagi masa depan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survey

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tersebut akan dilakukan. Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE KAJIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan perlu mengadopsi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Sugiyono (2009:11-14),

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan pada PT.Capella Dinamik Nusantara yang

BAB IV METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data

BAB III METODE PENELITIAN. Sekretaris No 88 BA Daan Mogot, Jakarta Barat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pemerintah maupun swasta mempunyai tujuan yang harus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada CV.Bunda Payakumbuh berlokasi di

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok tersebut (Sugiyono, 2008). Definisi operasional merupakan. sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.

BAB III METODE PENELITIAN. kasual. Menurut (Sugiyono 2012 : 13) mengatakan bahwa penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya berkembang menjadi gagasan, teori dan konseptualisme. Penelitian ini

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan penulis di Ma had Putri Sunan Ampel Al-Ali

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pelalawan yang terletak di jalan Lintas Timur Ukui Satu. Penelitian ini dimulai pada

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran manajer atau pimpinan secara keseluruhan dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Strategi penelitian yang digunakan adalah strategi penelitian survay. Menurut

Bab 3 Kerangka Pemecahan Masalah

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menghadapi perkembangan dunia yang semakin pesat, maka peranan penyelenggaraan pemerintahan dan administrasi publik yang baik menjadi semakin penting. Dalam konteks globalisasi, tata pemerintahan yang baik (Good Governance) merupakan ukuran daya saing yang harus dimiliki oleh suatu pemerintahan. Karena itu, penerapan Good Governance sangat diperlukan sebagai bagian proses reformasi administrasi publik. Pelaksanaan tugas pemerintahan umum dan pembangunan yang berdaya guna dan berhasil guna memerlukan adanya Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang professional, bertanggung jawab, jujur dan adil. Untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah melakukan reformasi manajemen PNS antara lain melalui pembentukan struktur organisasi instansi pemerintah yang mengarah pada paradigma miskin struktur kaya fungsi yang memberi peluang pembentukan jabatan fungsional PNS serta pembinaan PNS berdasarkan system karier dan system prestasi kerja. Jabatan Fungsional Auditor (JFA) dibentuk sebagai upaya dari pembentukan Jabatan Fungsional Pegawai Negri Sipil. Pembentukan JFA dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tersedianya PNS yang ditugaskan secara penuh waktu untuk melaksanakan tugas pengawasan secara professional dan untuk menjamin pembinaan profesi, karier, kepangkatan dan jabatan dalam rangka peningkatan mutu pengawasan di lingkungan Instansi Pemerintah.

2 Auditor adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pengawasan pada instansi-instansi pemerintah. Tugas pokok Auditor adalah menggerakaan dan atau membina pengawasan dan melaksanakan pengawasan. Auditor melakukan tugas secara mandiri atau melakukan tugas dalam satu tim pengawas mandiri yang merupakan kerja bersama, tetapi tanggung jawab hasil pelaksanaan tugas dan kewenangan pelaksanaan tugas tetap melekat pada masing-masing pejabat fungsional auditor tersebut. Pengawasan adalah seluruh proses kegiatan penilaian terhadap obyek pengawasan dan atau kegiatan tertentu dengan tujuan untuk memastikan apakah pelaksanaan tugas dan fungsi obyek pengawasan dan atau kegiatan tersebut telah sesuai dengan yang ditetapkan. Kinerja adalah prestasi kerja dari seseorang atau lebih dalam pelaksanaan pekerjaannya, sedangkan penilaian prestasi kerja atau penilaian kinerja adalah suatu sistem yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seseorang karyawan atau pegawai telah melaksanakan pekerjaannya secara keseluruhan. Pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 yang telah dilampirkan dapat terlihat kegiatan pelatihan yang diikuti oleh auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara pada Tahun 2006 dan 2007, pada Tabel 1.2 dapat dilihat kinerja auditor sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan.

3 Tabel 1.1 Data Pelatihan Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2006 No Materi Pelatihan Penyelenggara Pelatihan Jumlah Peserta Tempat Program 1 Pendidikan dan Pelatihan Formal BPKP 5 Jakarta Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 2 Pelatihan pengembangan tenaga auditor dan aparatur pengawas Inspektorat Provinsi Sumatera Utara Total 13 Sumber : Inspektorat Provinsi Sumatera Utara (2008) 8 Medan Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas Aparatur Negara Tabel 1.2 Data Pelatihan Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2007 No Materi Pelatihan Penyelenggara Pelatihan Jumlah Peserta Tempat Program 1 Pendidikan dan Pelatihan Formal BPKP 2 Jakarta Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 2 Bimtek Implementasi Peraturan Perundangundangan 3 Pelatihan Pengawasan kantor Sendiri (PKS) 4 Pelatihan pengembangan tenaga auditor dan aparatur pengawasan BPKP 6 Jakarta Inspektorat Provinsi Sumatera Utara 45 Medan BPKP 4 Jakarta Total 57 Sumber : Inspektorat Provinsi Sumatera Utara (2008) Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas Aparatur Negara Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas Aparatur Negara

4 Tabel 1.3 Kinerja Auditor Sebelum dan Sesudah Pelatihan Sesudah Pelatihan No Sebelum Pelatihan Tingkat Keberhasilan Tingkat Keberhasilan 1 Auditor Pengendali Teknis 65% Auditor Pengendali Teknis 85% 2 Ketua Tim 75% Ketua Tim 95% 3 Auditor Ahli 70% Auditor Ahli 90% 4 Auditor Penyelia 60% Auditor Penyelia 60% Sumber : Inspektorat Provinsi Sumatera Utara (2008).Berdasarkan pada Tabel 1.3 terdapat kenaikan tingkat keberhasilan dalam menyelesaikan pekerjaan tiap tahunnya. Dengan memberikan pelatihan Jabatan Fungsioal Auditor (JFA) pada auditor berarti akan memberikan dorongan untuk mengerahkan kemampuan, keahlian dan keterampilannya dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, atau dengan kata lain diharapkan dapat meningkatkan kinerja auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara dalam melaksanakan pengawasan sehingga dapat mencapai tujuan dan mengoptimalkan kegiatan pengawasan yang dilaksanakan oleh auditor. Oleh sebab itu melalui pelatihan diharapkan kinerja pengawas dapat berkualitas sesuai dengan tugas dan jabatannya. Pelatihan jabatan fungsional sangat berperan penting di dalam suatu perusahaan, dimana pelatihan jabatan fungsional dapat meningkatkan kinerja karyawan. Dengan adanya pelatihan jabatan fungsional Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Pelatihan Jabatan Fungsional Auditor (JFA) Terhadap Kinerja Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara.

5 B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dan pemikiran diatas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah Pelatihan berpengaruh secara positif terhadap peningkatan kinerja karyawan pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara? 2. Faktor mana secara parsial paling berpengaruh terhadap kinerja? C. Kerangka Konseptual Menurut Sugiyono (2006:49), kerangka konseptual merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Menurut Wungu (2003:134), pelatihan dapat diartikan sebagai suatu upaya sistematik untuk meningkatkan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan sikap-sikap kerja (attitudes) para pegawai melalui proses belajar agar optimal dalam menjalankan fungsi dan tugas-tugas jabatannya Menurut Suryana (2006:2) Pelatihan juga sebagai proses terencana untuk memudahkan belajar sehingga orang menjadi lebih efektif dalam melakukan berbagai aspek pekerjaan Untuk lebih jelasnya hubungan antara variabel dapat dilihat pada gambar 1.1 :

6 Pelatihan (X) Motivasi (X 1 ) Instruktur (X 2 ) Kinerja Aparatur Inspektorat PSU (Y) Materi (X 3 ) Sumber : Teori Alma ( 2003 ), diolah peneliti Gambar 1.1 Kerangka Konseptual D. Hipotesis Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan, maka hipotesis dari penelitian ini adalah : 1. Pelatihan jabatan fungsional auditor berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. 2. Motivasi adalah faktor yang paling berpengaruh secara parsial. E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja auditor. 2. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : a. Sebagai bahan masukan bagi Inspektorat Provinsi Sumatera Utara mengenai seberapa besar pengaruh pelatihan terhadap kinerja auditor.

7 b. Sebagai bahan untuk mengkaji dan memahami kinerja aparatur Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsinya sejalan dengan pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi. c. Sebagai referensi dan dapat digunakan oleh pihak lain yang membutuhkan sebagai bahan perbandingan dalam memecahkan persoalan yang berkaitan dengan pelatihan. F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Penelitian ini membahas keterkaitan atau pengaruh Pelatihan terhadap peningkatan Kinerja karyawan pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang terdiri dari Pelatihan sebagai variabel (X) yang meliputi Motivasi (X 1 ), Instruktur (X 2 ) dan Materi (X 3 ), serta Kinerja karyawan (Y). 2. Definisi Operasional Definisi Operasional dalam penelitian ini meliputi : a. Variabel Independen (X), yaitu Pelatihan yang terdiri dari : a.1 Motivasi (X 1 ) yaitu dorongan yang memberikan semangat kerja kepada karyawan untuk berperilaku tertentu dalam usaha mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. a.2 Instruktur (X 2 ) yaitu seseoarang atau tim yang memberikan latihan/pendidikan kepada para karyawan. a.3 Materi (X 3 ) yaitu mata pelajaran yang akan diberikan harus mendukung tercapainya sasaran dari pengembangan itu.

8 b. Variabel dependen (Y) : Kinerja Auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara Tabel 1.4 Batasan Operasional Indikator Variabel Variabel Sub Variabel Indikator Skala Pengukuran Pelatihan (X) Variabel Motivasi (X 1 ) Instruktur (X 2 ) Materi (X 3 ) Sub Variabel a. Adanya kesempatan meningkatkan jenjang karir. b. Memberi dampak yang positif terhadap pekerjaan. c. Dapat meningkatkan prestasi kerja. a. Menguasai materi pelatihan. b. Mempunyai kecakapan dalam komunikasi dengan jelas dan efektif. c. Memiliki kewibawaan terhadap peserta. a. Adanya keanekaragaman materi. b. Materi yang diberikan sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan c. Materi yang diberikan dapat mendukung karir. Indikator Likert Likert Likert Skala Pengukuran Kinerja Karyawan (Y) Sumber : Rivai (2004) (diolah) 1. Akurat dalam menyusun laporan 2. Peningkatan kedisiplinan 3. Mengurangi tingkat absensi 4. Peningkatan kerja sama antar karyawan 5. Peningkatan prestasi kerja Likert 3.Skala Pengukuran Variabel Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyomo,2006:86).

9 Pada kuesioner pertanyaan terdiri dari dua kelompok pertanyaan yaitu : a. Kuesioner untuk mengetahui pendapat mengenai pelaksanaan pelatihan pegawai yang terdiri dari 10 pertanyaan b. Kuesioner untuk mengetahui pendapat mengenai kinerja pegawai yang terdiri dari 10 pertanyaan. Jawaban instrumen pada Skala Likert mempunyai ukuran dari sangat positif sampai sangat negatif. Pada penulisan skripsi ini ada 5 (lima) pilihan jawaban yang digunakan penulis dan dapat dijelaskan sebagai berikut : Untuk mengetahui pendapat mengenai pelaksanaan pelatihan dan kinerja digunakan kata - kata: 1. Sangat positif yang mempunyai arti Sangat Setuju diberi skor 5 (lima) 2. Positif yang mempunyai arti Setuju diberi skor 4 (empat). 3. Ragu-ragu yang mempunyai arti Kurang Setuju diberi skor 3 (tiga). 4. Negatif yang mempunyai arti Tidak Setuju diberi skor 2 (dua). 5. Sangat Negatif yang mempunyai arti Sangat Tidak Setuju diberi skor 1 (satu). 4.Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang berlokasi di Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang berlokasi di Jl. K.H Wahid Hasyim No.8 Medan. Waktu penelitian dimulai dari Mei s/d Juni 2008.

10 5.Populasi dan Sampel Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap yang biasanya berupa orang atau objek atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek (Kuncoro,2003:103). Populasi pada penelitian ini adalah auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang berjumlah 70 orang. Sistem pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan sistem sensus. Karena penelitian ini mencakup seluruh auditor yang ada pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara Sebuah studi sensus mencakup seluruh elemen dalam populasi. (Cooper,2000:214) Sampel yang digunakan adalah keseluruhan auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang berjumlah 70 orang. 6. Alat Pengumpulan Data Teknik dan alat pengumpulan data menurut Sugiyono (2006:129) terdiri dari : a. Wawancara (Interview) Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulang data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. b. Angket (Kuesioner) Kuesioner merupakan merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

11 c. Observasi Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain., yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak tebatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain 7.Jenis Data Menurut cara memperolehnya, data yang digunakan dalam penelitian ini berupa : a. Data primer, merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang dilakukan oleh peneliti. b. Data sekunder, merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul dari data primer atau oleh pihak lain. (Umar,2004 : 42) 8. Teknik Analisis Data a. Uji Validitas dan Reliabilitas Yaitu uji terhadap kuisioner yang bertujuan untuk menguji apakah kuesioner layak atau tidak digunakan sebagai instrumen penelitian, karena data yang baik diperoleh dari instrumen yang baik pula. Menurut Sugiyono (2003: 109), suatu instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu

12 instrumen penelitian. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulangkali mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Pengujian validitas dan reliabilitas menggunakan bantuan program SPSS 14.0 for windows. b. Metode Penelitian Analisis Deskriptif Metode analisis yang dilakukan untuk menafsirkan data-data dan keterangan yang diperoleh dengan jalan mengumpulkan, menyusun, dan mengklasifikasikan data-data yang diperoleh yang selanjutnya dianalisis sehingga diperoleh gambaran sebenarnya mengenai Inspektorat Provinsi Sumatera Utara c. Metode Penelitian Analisis Statistik Untuk mengetahui pengaruh atau hubungan variabel bebas dan variabel terikat, maka akan digunakan metode Regresi Sederhana dengan menggunakan bantuan SPSS versi 14.0. Rumusannya adalah sebagai berikut : Y i = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + e Dimana : Y i a = Kinerja = Konstanta b 1,2, 3 = Koefisien regresi X 1 = Motivasi X 2 = Instruktur X 3 = Materi e = Standar Error

13 d. Uji Ketepatan (Goodness of Fit) 1. Uji t (Uji secara parsial) Test uji secara parsial menguji setiap variabel bebas yaitu Motivasi (X1), Instruktur (X2) dan Materi (X3) apakah mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Kinerja (Y). Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut : H 0 : b i = 0 artinya, tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari masingmasing variabel pelatihan yaitu Motivasi (X1), Instruktur (X2) dan Materi (X3) terhadap variabel tidak bebas (Y i ). H a : b i 0 artinya, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari masing-masing variabel Pelatihan (X) yaitu Motivasi (X1), Instruktur (X2) dan Materi (X3) terhadap variabel tidak bebas (Y ). Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5% dan derajat kebebasan (n-k), kemudian dibandingkan dengan t hitung yang diperoleh untuk menguji signifikansi pengaruh. Kriteria Pengambilan Keputusan (KPK) yaitu : - H 0 diterima jika t hitung < t tabel Artinya, tidak ada pengaruh yang nyata X i terhadap terhadap Y i. - H a diterima jika t hitung > t tabel Artinya, ada pengaruh yang nyata X i terhadap terhadap Y i.

14 2. Uji F (Uji secara serentak) Uji F statistik digunakan untuk menguji keberartian pengaruh dari seluruh variabel pelatihan (X) yaitu Motivasi (X1), Instruktur (X2) dan Materi (X3) secara bersama-sama (serentak) terhadap variabel kinerja (Y). Hipotesis dirumuskan sebagai berikut : H 0 : b 1,b 2 = 0 artinya, tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara bersamasama dari seluruh variabel pelatihan(x) yaitu Motivasi (X1), Instruktur (X2) dan Materi (X3) terhadap variabel kinerja (Y ). H a : b 1,b 2 0 artinya, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel pelatihan (X ) yaitu Motivasi (X1), Instruktur (X2) dan Materi (X3) terhadap variabel kinerja (Y ). Kriteria Pengambilan Keputusan yaitu : - H 0 diterima jika F hitung < F tabel - H a diterima jika F hitung > F tabel pada tingkat kepercayaan 95%.

15 3. Koefisien Determinasi (R 2 ) Pengujian kontribusi pengaruh dari seluruh variabel pelatihan (X ) yaitu Motivasi (X1), Instruktur (X2) dan Materi (X3) secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebas (Y ) dapat dilihat dari koefisien determinasi berganda (R 2 ), dimana 0<R 2 <1. Hal ini menunjukkan jika nilai R 2 semakin dekat pada nilai 1, maka pengaruh pelatihan terhadap kinerja semakin kuat. Sebaliknya jika nilai R 2 semakin dekat pada nilai 0 maka pengaruh pelatihan terhadap kinerja semakin lemah.