BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER. 02/MEN/2010 TENTANG PENGADAAN DAN PEREDARAN PAKAN IKAN

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PAKAN IKAN.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Tata Cara. Syarat. Pendaftaran Pakan. Pencabutan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 60/Permentan/OT.140/9/2012 TENTANG REKOMENDASI IMPOR PRODUK HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Obat Ikan. Peredaran. Mekanisme. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG

SURAT KETERANGAN PEMASUKAN BAHAN BAKU OBAT IKAN NOMOR :.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA NOMOR : 63/IAK/Per/8/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 18/Permentan/OT.140/4/2009 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN USAHA OBAT HEWAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 19/Permentan/OT.140/4/2009 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENDAFTARAN PAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN DISTRIBUSI PRODUK IMPOR DI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN REKOMENDASI EKSPOR IMPOR

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMENTAN/HR.060/5/2017 TENTANG REKOMENDASI IMPOR PRODUK HORTIKULTURA

"Copy Peraturan ini di buat untuk penayangan di website "

2015, No Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 97/Permentan/PD.410/9/2013, dengan Peraturan Menteri Pertanian; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 t

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-02/BC/2008 TENTANG

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.15/MEN/2007 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENERBITAN IZIN USAHA OBAT IKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97/Permentan/PD.410/9/ /9/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.16/MEN/2011 TENTANG ANALISIS RISIKO IMPORTASI IKAN DAN PRODUK PERIKANAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Tata Cara. Syarat. Izin Usaha. Obat Hewan. Pemberian. Pencabutan.

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 9/MPP/Kep/1/2004 TENTANG KETENTUAN IMPOR BERAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/PERMENTAN/SR.130/5/2009 TAHUN 2009 TENTANG PUPUK ORGANIK, PUPUK HAYATI DAN PEMBENAH TANAH

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2012 TENTANG OBAT IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR: 242/Kpts/OT.210/4/2003 TENTANG PENDAFTARAN DAN LABELISASI PAKAN MENTERI PERTANIAN,

DAFTAR PEMASUKAN JENIS TERNAK POTONG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN DAN KEHUTANAN NOMOR: 453/Kpts/TN.260/9/2000 TENTANG OBAT ALAMI UNTUK HEWAN MENTERI PERTANIAN DAN KEHUTANAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 09/Kpts/TP.260/1/2003 TENTANG SYARAT DAN TATACARA PENDAFTARAN PUPUK AN-ORGANIK

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 0027 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.29/MEN/2008 TENTANG PERSYARATAN PEMASUKAN MEDIA PEMBAWA BERUPA IKAN HIDUP

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 02/Pert/HK.060/2/2006 TENTANG PUPUK ORGANIK DAN PEMBENAH TANAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 242/Kpts/OT.210/4/2003 TENTANG PENDAFTARAN DAN LABELISASI PAKAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN REKOMENDASI EKSPOR IMPOR

Nama Perusahaan :... A l a m a t. Sebagai produsen atau pembuat pakan dengan bahan pakan :...

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P-19/BC/2007

SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 324/Kpts/TN.120/4/94 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN USAHA OBAT HEWAN MENTERI PERTANIAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 751/MPP/Kep/11/2002 TENTANG KETENTUAN IMPOR BESI ATAU BAJA CANAI LANTAIAN

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER.16/MEN/2011 TENTANG ANALISIS RISIKO IMPORTASI IKAN DAN PRODUK PERIKANAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 6 /BC/2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

=DITUNDA= PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 04/Pert/SR.130/2/2006 TENTANG

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 85/Permentan/PD.410/8/2013 TENTANG

PERAN ASOHI DALAM PELAKSANAAN IMPORTASI, PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ANTIBIOTIKA DI SEKTOR PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DI INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 51/Permentan/OT.140/9/2011 TENTANG

2016, No tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2018 TENTANG KETENTUAN IMPOR JAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Importir (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1516); 3. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 85/M-DAG/PER/10/2015 tenta

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN R.I. NOMOR 662/MPP/Kep/10/2003, TANGGAL 23 OKTOBER 2003

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 02/MEN/2007 TENTANG

2016, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Neg

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/M-DAG/PER/4/2013 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUAN IMPOR PRODUK HORTIKULTURA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 45/M-DAG/PER/9/2009 TENTANG ANGKA PENGENAL IMPORTIR (API)

FORMULIR PERMOHONAN PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH, BIBIT TERNAK DAN TERNAK POTONG. No KODE NAMA FORMULIR DITANDATANGANI OLEH

BAB I KETENTUAN UMUM Menteri adalah Menteri Perindustrian.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 56/Menhut-II/2007 TENTANG PENGADAAN DAN PEREDARAN TELUR ULAT SUTERA MENTERI KEHUTANAN,

2017, No Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 053 TAHUN 2006 TENTANG WAJIB DAFTAR PELUMAS YANG DIPASARKAN DI DALAM NEGERI

sesuai dengan jenis permohonan. 8. BAPETEN melakukan penilaian dokumen elektronik permohonan persetujuan

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-57/BC/2001 TANGGAL 31 AGUSTUS 2001 TATA CARA PEMBERIAN PEMBEBASAN CUKAI ETIL ALKOHOL

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 381/Kpts/OT.140/10/2005 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN RI NOMOR 417/MPP/Kep/6/2003 TANGGAL 17 JUNI 2003 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 711/MPP/Kep/12/2003

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49/Permentan/PK.440/10/2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Surat Keterangan Asal. Barang. Indonesia. Tata Cara Ketentuan. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERDAGANGAN. Angka Pengenal Importir.

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 418/MPP/Kep/6/2003 TENTANG KETENTUAN IMPOR NITRO CELLULOSE (NC)

2015, No terakhir dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 84/M-DAG/PER/12/2012 dan mengatur kembali ketentuan Angka Pengenal Importir; d. b

2017, No Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 T

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 52/Permentan/OT.140/9/2011 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 40/MPP/Kep/1/2003 TENTANG ANGKA PENGENAL IMPORTIR (API)

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70/PERMENTAN/SR.140/10/2011 TENTANG PUPUK ORGANIK, PUPUK HAYATI DAN PEMBENAH TANAH

Transkripsi:

Lampiran : Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor KEP. 70/DJ-PB/2009 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Penerbitan Surat Keterangan Teknis Impor Pakan Dan/Atau Bahan Baku Pakan Ikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Usaha pembudidayaan ikan saat ini semakin diminati oleh pelaku usaha, khususnya untuk komoditas unggulan yang mempunyai nilai ekonomis penting seperti udang, kerapu, nila, lele, patin, mas, kakap, bandeng dan ikan hias. Di samping untuk memenuhi kebutuhan konsumsi domestik, juga memiliki peluang ekspor yang cukup besar ditengah ketatnya persaingan pasar global yang berdampak pada semakin tingginya persyaratan mutu dan keamanan hasil perikanan budidaya. Pakan ikan sebagai salah satu faktor utama dalam pembudidayaan ikan sangat menentukan tingkat produktivitas usaha dan mutu ikan yang dihasilkan. Pakan ikan yang baik sangat bergantung pada nilai gizi yang dikandungnya dan komposisi bahan baku yang digunakan. Produksi pakan ikan di Indonesia sebagian besar telah dihasilkan oleh pabrik pakan di dalam negeri. Namun demikian, sebagian besar bahan baku pakan ikan masih diimpor dari luar negeri. Di samping menentukan tingkat produktivitas usaha, pakan dan atau bahan baku pakan ikan dapat menjadi media pembawa penyakit terutama untuk bahan baku asal hewan. Oleh karena itu, impor pakan dan bahan baku pakan ikan perlu dilakukan pengendalian melalui pemberian Surat Keterangan Teknis (SKT) Impor Pakan dan atau Bahan Baku Pakan Ikan. Pengaturan pemberian SKT Impor Pakan dan atau Bahan Baku Pakan Ikan didasarkan pada tindakan dan ketentuan yang menyangkut Sanitary dan Phitosanitary (SPS-Measure), World Trade Organisation (WTO), dan Badan Kesehatan Hewan Dunia (Office International des Epizooties/OIE).

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN Petunjuk Pelaksanaan Penerbitan SKT Impor Pakan dan atau Bahan Baku Pakan Ikan ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman bagi para pihak baik aparatur maupun Badan Usaha yang melakukan kegiatan dibidang importasi pakan dan atau bahan baku pakan ikan. Sedangkan tujuannya adalah agar pakan dan atau bahan baku pakan ikan yang diimpor dapat dijamin mutu dan peruntukkannya serta aman dari kandungan obat-obatan yang dilarang serta media pembawa penyakit ikan dan atau hewan menular. 1.3. RUANG LINGKUP Ruang lingkup Petunjuk Pelaksanaan Penerbitan SKT Impor Pakan dan atau Bahan Baku Pakan Ikan ini meliputi pengaturan mengenai persyaratan permohonan, prosedur penerbitan, tata cara pemasukan, dan pengawasan paska pemasukan. 1.4. ISTILAH-ISTILAH Dalam petunjuk pelaksanaan ini yang dimaksud dengan : a. Pakan ikan adalah pakan alami maupun pakan buatan yang dipergunakan dalam proses pembudidayaan ikan. b. Pakan buatan adalah campuran berbagai sumber bahan baku ikan yang sudah lengkap maupun yang masih akan dilengkapi, yang diformulasikan secara khusus berdasarkan komposisi nutrien dan energi yang dibutuhkan untuk dipergunakan sebagai pakan ikan. c. Bahan baku pakan adalah bahan-bahan baik nabati maupun hewani yang layak dipergunakan sebagai bahan baku pakan baik yang telah diolah maupun yang belum diolah, vitamin dan mineral, serta bahan penunjang lain yang dipergunakan untuk melengkapi komposisi pakan. d. Pelengkap pakan (feed supplement) adalah suatu zat yang secara alami sudah terkandung dalam pakan, tetapi jumlahnya perlu ditingkatkan dengan menambahkannya di dalam pakan. e. Imbuhan pakan (feed additive) adalah suatu zat yang secara alami tidak terdapat dalam pakan, yang tujuan pemakaiannya terutama sebagai pemicu pertumbuhan ikan. f. Surat Keterangan Teknis Bahan Baku Pakan dan atau Pakan Ikan Impor adalah surat keterangan yang diberikan oleh pejabat yang

berwenang, dalam hal ini Direktur Jenderal Perikanan Budidaya yang menerangkan bahwa benar bahan baku pakan dan atau pakan ikan yang diimpor tersebut hanya diperuntukkan bagi keperluan pembuatan pakan ikan. BAB II KRITERIA DAN PERSYARATAN PERMOHONAN 2.1. KRITERIA PEMOHON Pemohon SKT impor pakan dan atau bahan baku pakan ikan dapat dilakukan oleh Badan Usaha dengan kriteria: a. Produsen Pakan yang bergerak di bidang pembuatan pakan ikan yang telah memiliki Izin Usaha Tetap (IUT) atau Izin Prinsip yang diterbitkan oleh Instansi yang berwenang. b. Perusahaan Importir (Trading Company) yang mendapatkan pesanan (order) dari produsen pakan. c. Khusus untuk impor bahan baku pakan sediaan premiks dapat dilakukan oleh produsen pakan dan perusahaan importir (Trading Company) dengan melengkapi Izin Prinsip dan Izin Usaha Importir Obat Ikan/Hewan yang diterbitkan oleh Instansi yang berwenang. 2.2. PERSAYATAN PERMOHONAN 2.2.1. Persyaratan Administrasi Badan Usaha yang mengajukan surat permohonan SKT impor pakan dan atau bahan baku pakan ikan harus memenuhi persyaratan adminstrasi, dengan mencantumkan : - Nama dan Alamat Perusahaan. - Ijin Usaha Perusahaan/Status. - Angka Pengenal Importir. - Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). - Jenis, jumlah dan nilai bahan baku pakan dan atau pakan ikan yang diimpor. - Negara asal. - Pelabuhan muat. - Pelabuhan pemasukan. - Nomor invoice.

Surat permohonan dilengkapi dengan : - Foto copy surat invoice. - Foto copy surat packing list. - Foto copy surat Bill of lading. - Foto copy Certificate of Origin. - Foto copy Certificate of Analysis. - Foto copy Spesifikasi teknis dari bahan baku pakan yang diimpor. - Foto copy informasi produk (brosur) bagi bahan baku pakan yang baru. - Foto copy Phytosanitary/Sanitary/Health Certificate untuk bahan baku pakan asal hewan yang diimpor dari negara dengan status endemis Penyakit Hewan Menular (PHMU) berdasarkan laporan rutin Office International des Epizooties (OIE) dan keputusan Menteri Pertanian/Ditjen Peternakan. - Foto copy Keterangan Fumigasi untuk bahan baku pakan biji-bijian atau butir-butiran yang diimpor dari negara dengan status endemis PHMU. - Foto copy surat keterangan/pernyataan bahan baku tidak mengandung antibiotik dan melamin dari produsen di negara asal. - Ketengan lain yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya. Bagi Perusahaan Importir (Trading Company) dilengkapi dengan : - Daftar pesanan (order) bahan baku pakan dari produsen pakan/rencana distribusi bahan baku pakan dan atau pakan ikan ke produsen pakan ikan. - Daftar realisasi pendistribusian bahan baku pakan yang dipesan produsen pakan/surat jalan penyerahan barang ke produsen pakan sebelumnya. Bagi Produsen Pakan dan Perusahaan Importir (Trading Company) yang baru pertama kali mengajukan permohonan harus melengkapi : - Foto copy Akte Pendirian Perusahaan. - Foto copy Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). - Foto copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). - Foto copy Angka Pengenal Importir (API), Angka Pengenal Importir Sementara (APIS), Angka Pengenal Importir Terbatas (APIT).

- Untuk Impor bahan baku berupa sediaan premiks harus dilengkapi dengan spesifikasi dan foto copy Surat Ijin Usaha Importir Obat Ikan/hewan. Bagi Produsen Pakan dan Perusahaan Importir (Trading Company) yang akan mengajukan permohonan impor pakan ikan harus : - mendaftarkan terlebih dahulu jenis pakan yang akan diimpor untuk diregistrasi sesuai ketentuan pada Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : KEP.45/MEN/2004 tentang Pengadaan dan Peredaran Pakan Ikan. - mencantumkan nomor registrasi setiap jenis pakan yang diimpor. 2.2.2. Persyaratan Teknis a. Bahan baku yang diimpor harus berasal dari Negara yang bebas dari penyakit Ikan menular dan penyakit hewan menular sesuai daftar A- OIE (Penyakit Mulut dan Kuku, Rinderpest, Bovine Spongiform Encephalopathy, Swine Vesicular Disease, Teschen Dsease, African Swine Fever, Transmisible Gastro Enteritis, Trichinosis, Cyticercotis, Highly Phatogenic Avian Influenza, Duck Viral Hepatitis, Duck Viral Enteritis) dan B-OIE, serta bebas dari hama tanaman, dapat diijinkan atau ditolak pemasukkannya berdasarkan ketentuan yang berlaku. b. Memenuhi standar mutu pakan dan bahan baku pakan ikan yang ditetapkan dalam SNI dan Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya serta tidak tercemar oleh zat-zat yang membahayakan bagi kesehatan manusia dan ikan seperti dioxin, logam berat, residu kimiawi, hormon, antibiotik, aflatoxin, dan lain-lain. c. Kapasitas produksi terpasang dan produksi riil pada tahun berjalan. d. Berdasarkan peraturan yang berlaku dibidang obat ikan, bahan baku pakan yang berupa sediaan premiks yang menggunakan nama dagang (trade name) dan atau nama generik yang telah mengalami pengolahan (tidak murni), berbentuk campuran (tidak tunggal), harus mempunyai Nomor Registrasi (Nomor Pendaftaran) dari Departemen Kelautan dan Perikanan.

2.2.3. Persyaratan Non Teknis a. Kelengkapan dokumen permohonan. b. Laporan realisasi impor bahan baku pakan dan atau pakan ikan, serta distribusinya setiap 1 (satu) bulan sekali. BAB III PROSEDUR PENERBITAN SKT Prosedur penerbitan SKT impor pakan dan atau bahan baku pakan ikan dengan langkah-langkah sebagai berikut (lihat Gambar 1) : (1) Permohonan surat keterangan bahan baku pakan dan atau pakan ikan impor diajukan kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya cq. Direktur Produksi (menggunakan Formulir seperti pada lampiran 1), dilengkapi dengan dokumen sesuai dengan persyaratan administrasi pada butir 3.2.1. (2) Direktorat Produksi melalui Sub Direktorat Sertifikasi memeriksa persyaratan kelengkapan dokumen. Apabila tidak lengkap disampaikan kepada pemohon untuk melengkapi kekurangan dokumen yang dipersyaratkan. (3) Pemohon harus melengkapi kekurangan dokumen administrasi yang dipersyaratkan selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja. (4) Dokumen yang telah lengkap akan dievaluasi berdasarkan persyaratan teknis yang ditetapkan. (5) Bagi permohonan yang tidak memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan, selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya permohonan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya cq. Direktur Produksi akan menerbitkan surat penolakan permohonan SKT Impor Pakan dan atau Bahan Baku Pakan Ikan. (6) Bagi permohonan yang telah memenuhi persyaratan teknis, selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya permohonan, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya cq. Direktur Produksi dapat menyetujui penerbitan SKT Impor Pakan dan atau Bahan Baku Pakan Ikan. (7) SKT Impor Pakan dan atau Bahan Baku Pakan Ikan ditujukan kepada Pemohon dengan tembusan kepada : (i) Direktorat Jenderal Pajak, (ii) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dan (iii) Karantina Pelabuhan masuk.

PEMOHON Dokumen yang harus dilengkapi : 1. Invoice 2. Packing List 3. Bill of Lading 4. Certificate of Analysis 5. Certificate of Origin 6. Sanitary &Phytosanitary/Health/ Fumigasi Certificate 7. Surat keterangan bebas dari antibiotik dan melamin (1) Tidak Lengkap (2) (3) Melengkapi DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA Direktorat Produksi (Periksa Kelengkapan Dokumen) (4) Dikembalikan kepada pemohon (7 hari) Surat Keterangan Teknis (7 hari) Ditolak (5) (6) Lengkap Tembusan, kepada : (7) DITJEN PAJAK DITJEN BEA & CUKAI KARANTINA Gambar 1. Mekanisme Penerbitan Surat Keterangan Teknis

BAB IV TATA CARA PEMASUKAN BAHAN BAKU PAKAN DAN ATAU PAKAN IKAN IMPOR Setelah permohonan SKT Impor Pakan dan atau Bahan Baku Pakan Ikan diterbitkan, maka : a. Pemohon dapat memasukkan pakan dan atau bahan baku pakan ikan sesuai dengan jumlah yang tercantum dan sampai berakhir masa berlaku SKT tersebut. b. SKT Impor Pakan dan atau Bahan Baku Pakan Ikan harus sudah diterima Karantina di pelabuhan atau bandara pemasukan paling lambat 2 (dua) hari sebelum bahan baku pakan dan/atau pakan ikan sampai di pelabuhan atau bandara pemasukan. c. Pemasukan pakan dan atau bahan baku pakan ikan di tempat pemasukan yang telah ditetapkan harus melalui prosedur dan tindakan karantina yang berlaku. d. SKT Impor Pakan dan atau Bahan Baku Pakan Ikan berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) bulan terhitung sejak diterbitkan SKT tersebut. e. Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan impor belum dilaksanakan, maka SKT Impor Pakan dan atau Bahan Baku Pakan Ikan yang telah diterbitkan tidak dapat diperpanjang lagi dan perusahaan yang bersangkutan dapat mengajukan permohonan ulang. BAB V PENGAWASAN Pengawasan paska pemasukan pakan dan atau bahan baku pakan ikan, dilakukan sebagai berikut : a. Pengawasan terhadap penyimpanan atau peredaran atau penggunaan pakan dan atau bahan baku pakan ikan impor dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dan/atau Dinas Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota yang membidangi fungsi kelautan dan perikanan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Produsen pakan atau perusahaan importir pakan dan atau bahan baku pakan ikan yang menyimpan atau menyediakan bahan baku pakan ikan atau pakan ikan, wajib mengizinkan dan memberi kesempatan kepada pejabat yang ditugaskan oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya atau

Kepala Dinas Provinsi/Kabupaten yang membidangi fungsi kelautan dan perikanan untuk melakukan pengawasan. c. Pejabat pengawas sebagaimana dimaksud pada butir ke 2 (dua) tersebut dalam melaksanakan pengawasan dapat melakukan : 1) Pengambilan contoh/sampel pakan dan atau bahan baku pakan ikan impor dengan disertai berita acara pengambilan sampel sebagaimana pada Lampiran 2, dan selanjutnya dilakukan pengujian di laboratorium uji yang telah terakreditasi. 2) Pemeriksaan secara langsung ke produsen pakan dan pengguna bahan baku pakan serta proses pengolahan pakan yang dilakukan dengan berita acara pemeriksaan sebagaimana pada Lampiran 3. 3) Monitoring dan evaluasi terhadap realisasi impor bahan baku pakan dan/atau pakan ikan impor. DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA, ttd MADE L. NURDJANA Persetujuan No. Jabatan Paraf 1. Sesditjen Perikanan Budidaya 2. Direktur Produksi 3. Kabag Hukum, Organisasi dan Humas