BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, perusahaan memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka panjang (profit), dan pengembangan atau perluasan usaha (expansion). Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, perusahaan membutuhkan dana atau tambahan modal yang sangat besar. Oleh karena itu perusahaan membutuhkan investor sebagai sumber modal dari perusahaan tersebut. Tujuan utama investor ingin menginvestasikan dananya pada instrumen saham perusahaan adalah untuk mendapatkan imbal hasil (return) yang terdiri dari dividend yield dan capital gain. Dividend yield adalah suatu rasio yang menghubungkan dividen kas dengan harga saham biasa. Sedangkan capital gain adalah keuntungan atau laba yang diperoleh ketika harga jual saham lebih tinggi dibandingkan dengan harga belinya. Para investor memiliki preferensinya masing-masing untuk lebih memilih dividen atau capital gain. Menurut teori bird in the hand yang dikemukakan oleh Gordon dan Lintner (1963) dalam Gitman dan Zutter (2015), sebagian investor lebih suka menerima dividen dibandingkan capital gain karena dividen dianggap kurang beresiko. Investor lebih merasa aman memperoleh pendapatan berupa pembayaran dividen daripada menunggu capital gain yang belum tentu akan diperoleh pada masa mendatang. Sebaliknya, masalah pajak juga menjadi pertimbangan sebagian investor untuk lebih memilih capital gain dibandingkan dengan dividen. Keuntungan yang diperoleh dari pajak antara lain pajak atas dividen harus dibayarkan saat tahun dividen diterima, sedangkan pajak atas capital gain tidak dibayarkan hingga saham terjual. Karena efek time value, dolar atas pajak yang dibayarkan di masa depan memiliki effective cost yang lebih rendah dibandingkan dolar atas pajak yang dibayarkan hari ini. Sebelum tahun 2003, tarif pajak yang dikenakan untuk pendapatan dividen mencapai 38%, sedangkan capital gain dikenakan pajak yang lebih rendah yaitu 20%. Namun sejak tahun 2003, tarif pajak maksimum atas dividen dan capital gain telah ditetapkan sebesar 15% (Brigham dan Houston, 2007). Perubahan ini mengurangi kerugian atas dividen, tapi menjadi keuntungan bagi para investor kaya. Di Indonesia, dividen yang diterima oleh wajib pajak dalam negeri 1
2 orang pribadi dikenakan pajak sebesar 10%, dan dividen yang diterima wajib pajak luar negeri dikenakan pajak sebesar 20%. Sedangkan untuk capital gain, pajak yang dikenakan adalah pajak penjualan yang besarnya adalah 0,1% dari nilai penjualan. Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakan dividen menyangkut keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan sebagai retained earning untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Lintner (1956) dalam Nafi ah (2013) menyatakan bahwa walaupun kondisi bisnis saat ini semakin kompleks dan isu kebijakan dividen semakin beragam, permasalahan yang sering timbul atau dihadapi oleh perusahaan adalah apakah dividend payout ratio pada periode lalu tetap dipertahankan atau harus diubah. Jika dinaikkan, apakah perusahaan dapat mempertahankannya pada tahun-tahun mendatang dan bagaimana pula reaksi investor terhadap dividen yang stabil dan dividen yang berfluktuasi sesuai laba perusahaan. Para investor umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil karena dengan adanya stabilitas dividen maka akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan dimana mereka menanamkan dananya. Tapi di sisi lain, perusahaan yang akan membagikan dividen dihadapkan pada berbagai macam pertimbangan seperti perlunya menahan laba untuk reinvestasi yang lebih menguntungkan, kebutuhan dana perusahaan, likuiditas perusahaan, dan faktor lain yang berhubungan dengan kebijakan dividen. Oleh karena itu keputusan mengenai kebijakan dividen memerlukan pertimbangan yang serius. Dalam hal ini dapat terjadi konflik potensial yang disebut dengan agency conflict yang disebabkan karena manajer menempatkan kepentingan mereka sendiri di atas kepentingan pemegang saham. Terjadinya konflik ini mengakibatkan timbulnya agency costs yaitu pengorbanan yang ditanggung pemegang saham untuk meyakinkan agar manajer bekerja sungguh-sungguh untuk kepentingan pemegang saham. Salah satu solusi untuk mengurangi agency costs menurut Crutchley dan Hansen (1989) dalam Purdwiastuti dan Nofiyanti (2012) yaitu dengan peningkatan dividen karena semakin besar dividen menyebabkan rasio laba ditahan kecil sehingga perusahaan akan mencari tambahan dana dari sumber eksternal seperti emisi obligasi dan emisi saham baru. Penambahan dana eksternal dengan emisi saham baru menyebabkan kinerja manajer akan diawasi oleh bursa, komisi sekuritas dan penyedia dana baru. Dengan
3 demikian, dividen dapat menjadi mekanisme pengawasan untuk mengendalikan perilaku manajer agar manajer bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Besar kecilnya dividen yang dibayarkan tergantung pada kebijakan dividen dari masing-masing perusahaan dan didasarkan atas pertimbangan berbagai faktor. Secara umum, penetapan kebijakan dividen dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dibedakan dalam dua kelompok yaitu faktor finansial yang meliputi prospek pertumbuhan, biaya modal, profitabilitas, kebutuhan pendanaan perusahaan, likuiditas, kemampuan meminjam, kebutuhan pelunasan utang, stabilitas dividen serta tingkat ekspansi aktiva dan faktor non finansial yang meliputi peraturan perpajakan, pembatasan perjanjian utang, peluang ke pasar modal, kendali perusahaan, dan posisi pemegang saham sebagai pembayar pajak. Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen sudah banyak dilakukan sebelumnya. Yang menjadi penelitian acuan dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Pribadi dan Sampurno (2012) dengan subjek penelitiannya adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2008 sampai 2011. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel ownership dan return on asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio, sedangkan variabel firm size dan cash position berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout ratio, namun variabel growth opportunity berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap dividend payout ratio. Variabel return on asset dan ownership adalah variabel yang paling berpengaruh terhadap dividend payout ratio. Penelitian yang dilakukan oleh Rehman (2012) juga menjadi acuan penulis dalam penelitian ini. Subjek penelitiannya adalah lima puluh perusahaan yang terdaftar di Karachi Stock Exchange selama tahun 2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitability, debt to equity ratio, dan market to book value ratio adalah faktor-faktor yang menentukan dividend payout ratio secara signifikan. Debt to equity ratio, profitability, current ratio, dan corporate tax memiliki hubungan yang positif dengan dividend payout ratio, sedangkan operating cash flow per share dan market to book value ratio memiliki hubungan yang negatif dengan dividend payout ratio. Berdasarkan kedua penelitian acuan tersebut, penelitian pada skripsi ini mengambil variabel return on asset, cash position, debt to equity ratio, dan size
4 sebagai variabel independen. Yang membedakan penelitian ini adalah penambahan variabel investment opportunity set (IOS) sebagai variabel independen. Investment opportunity set (IOS) menurut Myers (1977) dalam Sarmento et al. (2014) merupakan komponen dari nilai perusahaan sebagai akibat dari pilihan untuk melakukan investasi di proyek yang memiliki net present value positif di masa depan. Kebijakan dividen perusahaan tergambar pada dividend payout ratio (DPR) yaitu persentase dari laba bersih yang diperoleh yang didistribusikan oleh perusahaan kepada pemilik dalam bentuk kas (Gitman dan Zutter, 2015). DPR menjadi variabel dependen dalam penelitian ini yang dihitung dengan membagi dividend per share dengan earnings per share. Pada penelitian ini, perusahaan yang diteliti adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Alasan pemilihan perusahaan manufaktur karena industri manufaktur mempunyai kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan kontribusi hampir mencapai 30% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), industri manufaktur merupakan sektor utama pendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu, perusahaan manufaktur memiliki jumlah perusahaan yang terbanyak di Bursa Efek Indonesia sehingga diharapkan hasil penelitian menjadi semakin akurat. Berdasarkan uraian pada sub bab latar belakang, penelitian ini mengambil judul Pengaruh Return on Asset, Cash Position, Debt to Equity Ratio, Investment Opportunity Set, dan Size Terhadap Dividend Payout Ratio: Studi Pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2013. 1.2 Ruang Lingkup Penelitian Yang menjadi fokus penelitian ini adalah dividend policy. Indikator yang digunakan untuk mengukur kebijakan dividen terdiri dari dividend yield dan dividend payout ratio (DPR). Dividend yield adalah suatu rasio yang menghubungkan dividen kas dengan harga saham biasa, sedangkan dividend payout ratio merupakan rasio hasil perbandingan antara dividen dengan laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa. Penelitian-penelitian terdahulu ada yang menggunakan dividend yield sebagai variabel dependen, namun dalam penelitian ini, indikator yang digunakan adalah dividend payout ratio sebagai variabel dependen. Alasan penggunaan DPR sebagai indikator kebijakan dividen dikarenakan penelitian ini menggunakan faktor-
faktor internal dari perusahaan sebagai faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. Selain itu penggunaan DPR lebih sederhana dibandingkan dengan dividend yield. 5 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, pokok-pokok masalah dalam penelitian ini antara lain: 1. Bagaimana pengaruh return on asset (ROA) terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2013? 2. Bagaimana pengaruh cash position terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2013? 3. Bagaimana pengaruh debt to equity ratio (DER) terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2013? 4. Bagaimana pengaruh investment opportunity set (IOS) terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2013? 5. Bagaimana pengaruh size terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2013? 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini antara lain: 1. Menjelaskan pengaruh return on asset (ROA) terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2013. 2. Menjelaskan pengaruh cash position terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2013. 3. Menjelaskan pengaruh debt to equity ratio (DER) terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2013. 4. Menjelaskan pengaruh investment opportunity set (IOS) terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2013.
6 5. Menjelaskan pengaruh size terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2013. Sedangkan manfaat yang diharapkan dapat diberikan dari penelitian ini antara lain: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumber bacaan atau referensi yang dapat memberikan informasi teoritis dan empiris bagi pihak-pihak yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kebijakan dividen. 2. Manfaat Praktis a. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam menganalisis kinerja keuangan perusahaan dan dijadikan sebagai masukan atau dasar untuk meningkatkan kinerja perusahaan di masa yang akan datang agar dapat menarik investor untuk menanamkan modal di perusahaan sebagai tambahan dana untuk usaha pengembangan perusahaan. Selain itu, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan mengenai kebijakan dividen agar dapat memaksimalkan nilai perusahaan. b. Bagi investor dan calon investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen khususnya pengaruh return on asset, cash position, debt to equity ratio, investment opportunity set dan size terhadap kebijakan dividen sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi. 1.5 Ringkasan Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode kausal (cause-effect relationship) dengan pendekatan kuantitatif. Dengan menggunakan model regresi berganda, penelitian ini hendak menguji pengaruh antara variabel yang diteliti yaitu return on asset, cash position, debt to equity ratio, investment opportunity set dan size sebagai variabel independen dengan dividend payout ratio sebagai variabel dependen. Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder berupa data panel yang menggabungkan data cross sectional dengan time series. Data yang digunakan adalah data-data keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang
7 telah diaudit, catatan atas laporan keuangan, dan ringkasan kinerja perusahaan untuk periode 2011-2013. Kajian pustaka dilakukan untuk memperoleh teori-teori yang relevan untuk bahan penulisan yang berasal dari berbagai sumber seperti penelitianpenelitian terdahulu, buku-buku teks, internet, dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan topik penelitian. 1.6 Sistematika Penulisan Agar penulisan skripsi ini berjalan dengan sistematis dan sesuai dengan tujuan serta memudahkan pembaca dalam memahami isinya, penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 bab dengan sub bab nya masing-masing. Penjelasan mengenai setiap bab adalah sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari sub bab-sub bab seperti latar belakang penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, ringkasan metode penelitian serta sistematika pembahasan. Bab pertama ini dapat menjadi acuan dasar bagi pembaca agar memiliki pemahaman terlebih dahulu mengenai konten dari skripsi ini secara garis besar. BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini berisi mengenai teori-teori yang relevan dengan topik penelitian seperti pengertian dividen, teori-teori kebijakan dividen, faktor-faktor yang mempengaruhi dividen, jenis-jenis rasio keuangan beserta rumusnya, ukuran perusahaan dan sebagainya. Selain itu dalam bab ini juga diuraikan mengenai penelitian-penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran teoritis. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai subjek penelitian dan desain penelitian mulai dari jenis penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, metode analisis data dan indikator pengukuran variabel. BAB 4 PEMBAHASAN Bab ini akan menguraikan hasil pengujian dari data yang telah diperoleh dari penghitungan return on asset, cash position, debt to equity ratio, investment opportunity set dan size serta pembahasan
8 BAB 5 dari hasil analisis tersebut mengenai pengaruhnya terhadap dividend payout ratio. Bab inilah yang menjadi inti dari penulisan skripsi ini. SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi mengenai simpulan dan keterbatasan dari penelitian yang telah dilakukan mengenai bagaimana pengaruh return on asset, cash position, debt to equity ratio, investment opportunity set dan size terhadap dividend payout ratio. Selain itu juga berisi saran yang dapat diberikan bagi perusahaan maupun peneliti selanjutnya.