BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) dengan 20 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen dengan menggunakan

Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman dalam Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) terhadap Perkecambahan Benih Saga Pohon (Adenanthera pavonina L.

BAB III METODE PENELITIAN. (Allium cepa L.) terhadap viabilitas benih kakao (Theobrema cacao L.) ini bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri dari 4 taraf perlakuan. Faktor kedua adalah lama perendaman (L) di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG (Polyethylene

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen menggunakan Rancangan Acak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian adalah penelitian eksperimen Rancanagn Acak Lengkap (RAL)

BAB I PENDAHULUAN. ditumbuhkan oleh Allah SWT untuk dimanfaatkan oleh makhluk hidup terutama

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh media tanam dan pemberian konsentrasi MOL bonggol

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu terjadi karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas. (QS. Al-Baqarah : 61)

BAB III METODE PENELITIAN. adalah konsentrasi PEG 6000 (Polietilena glikol) (K) yang terdiri dari 4 taraf

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian uji cekaman varietas wijen (Sesasum indicum L.) terhadap cekaman

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri Maulana Malik Ibrahim malang. Pada bulan Desember 2011 sampai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lokasi pembibitan CV. TAIDU Kecamatan Alor

Metode Penelitian. commit to user 100% 13,33% 50% 26,67% 30% 46,67% 25% 60,00% 15% 66,67% 10% 73,33% 4% 80,00% 2% 86,67%

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak Kelompok

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan 2

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

BAB III METODE PENELITIAN. atau percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 4. A1 = Daun Tembelekan Konsentrasi 3%

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Ekstrak Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap Viabilitas Benih Kakao (Theobroma cacao L.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House dan Laboratorium penelitian

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi dan Kandungan Nutrien Fodder Jagung

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Rancangan Acak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Gedung

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian peningkatan viabilitas benih tembakau (Nicotiana tabacum L)

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan menggunakan RAL, faktor perlakuan adalah meliputi konsentrasi

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Maulana Malik Ibrahim Malang pada bulan Januari-Juli 2014.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di green house milik UMY dan Laboratorium

STUDI PERLAKUAN PEMATAHAN DORMANSI BENIH DENGAN SKARIFIKASI MEKANIK DAN KIMIAWI

BAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way

III. BAHAN DAN METODE

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

BAB III METODE PENELITIAN. pertama terdiri dari jenis pati bahan edible coating dan faktor kedua terdiri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh konsentrasi dan lama perendaman kolkhisin terhadap tinggi tanaman,

BAB III METODE PENELITIAN. Lengkap (RAL) yang terdiri atas kontrol positif dan lima perlakuan variasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yaitu pemberian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Pelaksanaan Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan

BAB III METODE PENELITIAN. ulangan. Faktor pertama adalah jenis pati bahan edible coating (P) yang

BAB III METODE PENELITIAN. penambahan Chlorella sp. dan waktu kontak) dan empat kali ulangan untuk masingmasing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan 7 perlakuan

Sri Wira Karina 1), Elis Kartika 2), dan Sosiawan Nusifera 2) Fakultas Pertanian Universitas Jambi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca (greenhouse) Unit Pelaksana Teknis Dinas

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penambahan sukrosa dalam media kultur in vitro yang terdiri atas 5 variasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 21 hari setelah tanam. Sedangkan analisis pengaruh konsentrasi dan lama perendaman

III. BAHAN DAN METODE. Sampel tanah diambil dari daerah di sekitar risosfer tanaman nanas di PT. Great

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Rancangan Penelitian Penelitian tentangpengaruhkonsentrasidan lama perendamandalamasam Sulfat (H 2 SO 4 ) terhadap perkecambahan benih Saga Pohon (Adenanthera pavonina - L.) ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 20 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini ada dua faktor yaitu: Faktor 1: Konsentrasi larutan Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) (K) K 0 = Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) dengan konsentrasi 0 % K 1 = Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) dengan konsentrasi 50% K 2 = Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) dengan konsentrasi 60% K 3 = Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) dengan konsentrasi 70% K 4 = Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) dengan konsentrasi 80% Faktor 2: Lama perendaman (L) L 1 = 15 menit L 2 = 20 menit L 3 = 25 menit L 4 = 30 menit Penentuan konsentrasi berdasarkan penelitian sebelumnya yaitu Penelitian pada benih Mindi (Melia azedarach Linn.) yang dilakukan oleh (Silomba, 2006) menunjukkan bahwa, perkecambahan normal tercepat setelah mendapat perlakuan perendaman benih dalam 12 N asam sulfat (H 2 SO 4 ) selama 10 menit. Penelitian lain 44

45 dilakukan pada benih Kayu Afrika (Maesopsis eminii Engl.) menunjukkan benih yang direndam dalam larutan asam sulfat (H 2 SO 4 ) dengan konsentrasi 20 N dan lama perendaman 20 menit dapat meningkatkan daya berkecambah hingga 91,6 % dibanding dengan control daya berkecambahnya sebesar 57,7 % (Silomba, 2006). Jika dihitung berdasarkan rumus pengenceran maka 12 N sama dengan 32,6%. Hal ini diketahui dari rumus Normalitas yaitu: N= n x molaritas = n. (χ %) x ρ H 2 SO 4 MrH 2 SO 4 ρh 2 SO 4 =1,8 kg/l = 1,8 kg/l x 1000 = 1.800 gr/l χ %=MrH 2 SO 4 g/mol x N n x ρh 2 SO 4 g/l = 98, 078 g/mol x 12 2 x 1.800 g/l = 0,326 x 100 % = 32,6 %

46 Tabel 3.1. Kombinasi Perlakuan Konsentrasidan Lama Perendaman Konsentrasi asam sulfat (H 2 SO 4 ) (%) Lama perendaman (menit) L 1 L 2 L 3 L 4 K 0 K 0 L 1 K 0 L 2 K 0 L 3 K 1 K 1 L 1 K 1 L 2 K 1 L 3 K 2 K 2 L 1 K 2 L 2 K 2 L 3 K 3 K 3 L 1 K 3 L 2 K 3 L 3 K 4 K 4 L 1 K 4 L 2 K 4 L 3 K 0 L 4 K 1 L 4 K 2 L 4 K 3 L 4 K 4 L 4 Keterangan: K 0 L 1, Benih direndam dalam larutan Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) konsentrasi 0 % dengan K 0 L 2, Benih direndam dalam larutan Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) konsentrasi 0 % dengan K 0 L 3, Benih direndam dalam larutan Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) konsentrasi 0 % dengan lama perendaman 25 menit K 0 L 4, Benih direndam dalam larutan Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) konsentrasi 0 % dengan K 1 L 1, Benih direndam dalam larutan Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) konsentrasi 50 % dengan K 1 L 2, Benih direndam dalam larutan Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) konsentrasi 50 % dengan K 1 L 3, Benih direndam dalam larutan Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) konsentrasi 50 % dengan lama perendaman 25 menit

47 K 1 L 4, Benih direndam dalam larutan Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) konsentrasi 50 % dengan K 2 L 1, Benih direndam dalam larutan Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) konsentrasi 60 % dengan K 2 L 2, Benih direndam dalam larutan Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) konsentrasi 60 % dengan K 2 L 3, Benih direndam dalam larutan Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) konsentrasi 60 % dengan lama perendaman 25 menit K 2 L 4, Benih direndam dalam larutan Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) konsentrasi 60 % dengan K 3 L 1, Benih direndam dalam larutan Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) konsentrasi 70 % dengan K 3 L 2, Benih direndam dalam larutan Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) konsentrasi 70 % dengan K 3 L 3, Benih direndam dalam larutan Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) konsentrasi 70 % dengan lama perendaman 25 menit. K 3 L 4, Benih direndam dalam larutan Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) konsentrasi 70 % dengan K 4 L 1, Benih direndam dalam larutan Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) konsentrasi 80 % dengan K 4 L 2, Benih direndam dalam larutan Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) konsentrasi 80 % dengan K 4 L 3, Benih direndam dalam larutan Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) konsentrasi 80 % dengan lama perendaman 25 menit. K 4 L 4, Benih direndam dalam larutan Asam Sulfat(H 2 SO 4 ) konsentrasi 80 % dengan

48 3.2. WaktudanTempatPenelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Green House Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan Biologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni juli2014. 3.3.VariabelPenelitian Variabel-variabel dalam penelitian ini meliputi: 3.3.1. Variabel Bebas Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah asam sulfat (H 2 SO 4 ) dengan konsentrasi0%, 50%, 60%, 70%, 80% dan lama perendaman yaitu 15 menit, 20 menit, 25 menit dan 30 menit dengan media berkecambah pasir. 3.3.2. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perkecambahan benih Saga Pohon (Adenanthera pavonina L.) dimana perkecambahan benih ditandai dengan munculnya radikula, terbentuknya hipokotil, kotiledon, dan daun pertama (daun sejati), panjang hipokotil, persentase perkecambahan dan laju perkecambahan. 3.4. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah benih Saga Pohon ( Adenanthera pavonina L.) yang diperoleh dari koleksi benih Kebun Raya Purwodadi (KRP) Pasuruan Jawa Timur.

49 3.5.AlatdanBahan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah bak persemaian, Lemari asam, Botol semprot, Cerigen, kertas label, pipet tetes, gelas ukur 100 ml, beaker gelas 100 ml, botol kultur, mistar dan pinset. Dan bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih Saga Pohon (Adenanthera pavonina ) sebanyak 20x3x25 sehingga benih yang digunakan sebanyak 1.500 butir, asam sulfat (H 2 SO 4 ) pekat, dan akuades. 3.6. ProsedurKerja Prosedur kerja dalam penelitian ini adalah: 3.6.1. Tahap Persiapan dan Pengenceran Larutan Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) Tahap persiapan ini dilakukan sebelum memulai perendaman, yaitu memilih dan menyiapkan benih yang akan di beri perlakuan, kemudian dilakukan pengenceran asam sulfat (H 2 SO 4 ) pekat yang dilakukan didalam lemari asam. Pengenceran untuk larutan asam sulfat (H 2 SO 4 ) pekat menggunakan rumus pengenceran : M 1 x V 1 = M 2 x V 2 Keterangan : M 1 = Konsentrasi asam sulfat (H 2 SO 4 ) yang dibuat V 1 = Volume asam sulfat (H 2 SO 4 ) yang dibuat M 2 = Konsentrasi asam sulfat (H 2 SO 4 ) stock V 2 = Volume asam sulfat (H 2 SO 4 ) stock

50 3.6.2. Sortasi Benih Saga Pohon ( Adenanthera pavonina ) Sortasi benih dilakukan setelah benih dipisahkan dari kulit buahnya secara manual. Sortasi benih dilakukan dengan cara merendam benih dalam air kemudian benih yang mengapung lansung dibuang karena hal tersebut menunjukan benih yang mengalami kerusakan, selanjutnya benih dijemur dengan tujuan untuk pengeringan, selain itu benih yang dipilih addalah benih yang berwarna merah mengkilat. 3.6.3. Perendaman Benih Benih direndam dalam larutan asam sulfat pekat sesuai dengan rancangan penelitian diatas yaitu dengan konsentrasi mulai dari 0%, 50%, 60%,70%, 80% dan, 20 menit, 25 menit dan 30 menit. 3.6.4. Pembuatan Media Medium yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pasir yang digunakan yaitu tidak terlalu kasar dant idak terlalu halus yang sudah mengalami pengayakan yang partikelnya berukuran ± 0,05 mm sampai 0,8 mm. Hal ini untuk memelihara keseimbangan kesediaan air, karena apabila partikel terlalu kasar (>0,8 mm) maka air akan mudah hilang pasir menjadi cepat kering. Sedangkan apabila partikel terlalu halus (<0,05 mm) maka pasir akan padat dan terlalu basah. 3.6.5. Penyemaian Benih Saga Pohon ( Adenanthera pavonina ) Penanaman benih dilakukan setelah diberi perlakuan, kemudian benih yang telah diberi perlakuan tersebut sebelum disemai dicuci terlebih dahulu dengan aquades. Hal ini bertujuan supaya sisa larutan asam sulfat tidak menembus sampai embrio karena

51 jika hal itu terjadi maka akan menyebabkan kerusakan embrio, selanjutnya benih disemai dalam medium pasir di Laboratorium Green House Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan Biologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. 3.6.6. Pengamatan Benih yang Berkecambah atau Pengambilan Data Benih yang telah disemai diamati setiap hari dan dicatat perkecambahannya.parameter yang diamati meliputi jumlah benih yang berkecambah sampai tidak ada penambahan jumlah benih yang berkecambah, awal biji berkecambah untuk tiap perlakuan (berapa hari setelah tanam), persentase perkecambahan, laju perkecambahan danpanjang hipokotil. Untuk mendapatkan persentase perkecambahan, laju perkecambahan dan panjang hipokotil. Dihitung menggunakan rumus: 3.6.6.1. Persentase Perkecambahan Persentase perkecambahan menunjukan jumlah kecambah normal yang dapat dihasilkan oleh biji murni pada kondisi lingkungan tertentu dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Menurut (Sutopo, 2004) persentase perkecambahan dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut: % Perkecambahan= Jumlahbiji yang berkecambah Jumlah total biji x 100%

52 3.6.6.2. Laju Perkecambahan Laju perkecambahan dapat diukur dengan menghitung jumlah hari yang diperlukan untuk munculnya radikula dan plamula. Jumlah rata-rata hari berkecambah benih digunakan untuk mengetahui respon dari perlakuan terhadap benih untuk berkecambah maksimal sampai dengan akhir pengamatan. Di mana: Rata-rata hari =N 1 T 1 + N 2 T 2.. N x T x Jumlah total benih yang berkecambah N: Jumlah benih yang berkecambah pada satuan waktu tertentu T: Jumlah waktu antara awal pengujian sampai dengan akhir dari interval tertentu suatu pengamatan 3.6.6.3. Pengukuran Panjang Hipokotil (cm) Panjang hipokotil diukur dengan menggunakan mistar (cm), pengukuran dilakukan mulai hari ke-4 setelah tanam sampai hari ke- 16 setelah tanam. 3.7. Analisa Data Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah benih yang berkecambah sampai tidak ada penambahan jumlah benih yang berkecambah, awal biji berkecambah untuk tiap perlakuan (berapa hari setelah tanam), persentase perkecambahan, laju perkecambahan dan panjang hipokotil. Data yang diperoleh dianalisis dengan Uji ANAVA (Analysis of Variance) Two Way α = 5%, dianalisis menggunakan program SPSS 16.0. Apabila terdapat perbedaan signifikan maka dilanjutkan dengan duncan (DMRT) dengan taraf signifikan 0,05%.