LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
JENIS, PERIZINAN, PENDIRIAN DAN KEPEMILIKAN

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 62 TAHUN 1999 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BANK PEMBANGUNAN DAERAH MENTERI DALAM NEGERI,

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2005

Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2005

PENJELASAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA ( Rapat ) PT. BANK SINARMAS Tbk.

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN DASAR PT BANK CIMB NIAGA NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1


2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2004

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 39

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Presiden Republik Indonesia,

Jenis-jenis Uang dan Contohnya Tugas Pokok Bank Umum IPS. Oleh : Nashra Kautsari IX

SE - 121/PJ/2010 PENEGASAN PERLAKUAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS KEGIATAN USAHA PERBANKAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK. keuangan (Financial Intermediary) antara debitur dan kreditur

ANGGARAN DASAR PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

I. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerahdaerah Otonom Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan

UNDANG-UNDANG NOMOR NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UU No. 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERBANKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

Keberadaan Bank BPD DIY cabang Senopati Yogyakarta Bank Pembangunan Daerah DIY sebagai salah satu bank pemerintah daerah

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS TAHUN 2013 NOMOR 5

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

ANGGARAN DASAR. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

- 1 - PERATURAN DAERAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PENJAMIN KREDIT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1998

Lampiran I. Surat Edaran Nomor SE-121/PJ/2010 tentang Penegasan Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai atas Kegiatan Usaha Perbankan

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Anggaran Dasar 88 ANGGARAN DASAR. PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk.

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN PASAL 1

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BUPATI SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD. BPR) BANK PASAR KABUPATEN TEGAL

-1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/21/PBI/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 9/14/PBI/2007 TENTANG SISTEM INFORMASI DEBITUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (PT.

GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

LEMBARAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR TAHUN 2007 SERI A NOMOR PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 04 TAHUN 2007 TENTANG

TAHUN : 2005 NOMOR : 05

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 27 TAHUN : 2003 SERI : D NOMOR : 18 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 19 TAHUN 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERBANKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALI KOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 8 TAHUN 2015

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

P E R A T U R A N D A E R A H

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

Perda No. 6 / 2002 tentang Izin Pemakaian Tanah Pengairan atau Tanah Jalan Kabupaten Magelang.

2016, No Harta Wajib Pajak ke dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Penempatan pada Instrumen Investasi di Pasar Keuangan dala

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI. (financial intermediary) antara pihak pihak yang memiliki kelebihan dana

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KEPADA BADAN USAHA MILIK DAERAH TAHUN ANGGARAN

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

BAB II LANDASAN TEORI. lembaga keuangan yang kegiatannya adalah dalam bidang jual beli uang.

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 141/PMK.08/2017 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2011 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 02 TAHUN 2006 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR, Menimbang : a. bahwa arah kebijakan pengembangan industri perbankan dimasa datang oleh Arsitektur Perbankan Indonesia (API) dilandasi oleh Visi mencapai suatu sistem perbankan yang sehat, dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional; b. bahwa untuk mendukung pencapaian visi tersebut dan untuk mewujudkan Bank yang lebih kokoh, perlu dilakukan perbaikan penyempurnaan diberbagai bidang; c. bahwa berdasarkan Pasal 5 ayat (1) Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur telah ditetapkan Modal Dasar Bank adalah sebesar Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh milyar rupiah) dengan jumlah saham 50.000 (lima puluh ribu) lembar dengan nominal Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) perlembar, dan memperhatikan pemenuhan Modal disetor saat ini sudah terpenuhi; d. bahwa dengan memperhatiakn kendala operasional yang dikuasakan oleh Manajemen Bank, maka Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur perlu mengubah dan menyempurnakan kendala operasional tersebut; 1

e. bahwa sehubungan dengan huruf a sampai dengan huruf d, maka dipandang perlu untuk melakukan penyesuaian dengan mengadakan Perubahan Pertama Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 02 Tahun 2002 tentang Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur; f. bahwa perubahan dimaksud ditetapkan kembali dengan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah-daerah Otonom Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur (Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1106); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2387); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3790); 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3790); 5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 8. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 02 Tahun 2002 tentang Bank Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Timur (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2002 Nomor 02, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 02); 2

9. Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 12 Tahun 2006 tentang Persetujuan Penetapan 2 (dua) buah Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur menjadi Peraturan Daerah tentang Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah dan Peraturan Daerah tentang Perubahan Pertama Peraturan DaerahProvinsi Kalimantan Timur Nomor 02 Tahun 2002 tentang Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur. Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR dan GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR. Pasal I Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 02 Tahun 2002 tentang Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur diundangkan dalam Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 02 Tahun 2002 dan Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 06 Tahun 2002 pada tanggal 11 Pebruari 2002, diubah sebagai berikut : 1. Pada BAB IV TUGAS DAN USAHA Pasal 4 ayat (3) diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : BAB IV TUGAS DAN USAHA Pasal 4 Untuk mencapai maksud dan tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Bank menyelenggarakan usaha antara lain : 3

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, depositi berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang disamakan dengan itu; b. Memberikan kredit; c. Menerbitkan surat pengakuan hutang; d. Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya : 1. surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh Bank yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan suratsurat yang dimaksud; 2. surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan suratsurat yang dimaksud; 3. kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah; 4. Sertifikat Bank Indonesia (SBI); 5. obligasi; 6. surat dagang berjangka sampai 1 (satu) tahun; 7. instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun. e. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah; f. Menempatkan dana pada, meminjamkan dana dari, atau meminjamkan dana kepada Bank lain, baik dengan mempergunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lain; g. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antara pihak ketiga; h. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga; i. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihal lain berdasarkan surat kontrak; j. Melakukan penempatan dana dari nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat dibursa efek; k. Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada Bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya; l. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kredit dan kegiatan wali amanat; m. Melakukan usaha Syariah sesuai dengan peraturan yang berlaku; n. Selain melakukan usaha-usaha tersebut pada butir a sampai dengan m dapat pula : 1. melakukan kegiatan dalam valuta asing dan atau sebagai Bank Devisa dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia; 4

2. melakukan kegiatan penyertaan modal pada Bank atau perusahaan lain dibidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia; 3. melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia; 4. bertindak sebagai pendiri dana pensiun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku. o. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh Bank sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Pada BAB V MODAL Pasal 5 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : BAB V MODAL Pasal 5 (1) Modal dasar Bank adalah sebesar Rp. 1.000.000.000.000,- (satu triliyun rupiah) dengan jumlah saham sebesar 200.000 (dua ratus ribu) lembar dengan nominal sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) perlembar; (2) Lembar saham sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diterbitkan secara kolektif; (3) Modal dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penyertaan modal dari : a. Pemerintah Provinsi; b. Pemerintah Kabupaten/Kota. (4) Penyertaan modal dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan kekayaan pemerintah daerah dipisahkan; (5) Penyertaan modal dimungkinkan dari pihak ketiga setelah memperoleh persetujuan RUPS dengan ketentuan sebagian besar modal (mayoritas) dimiliki Pemerintah Daerah. 5

3. Pada BAB VII SUSUNAN ORGANISASI pasal 10 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: BAB VII SUSUNAN ORGANISASI Pasal 10 (1) Susunan Organisasi Bank sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 terdiri atas : a. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS); b. Dewan Pengawas; c. Direksi; d. Divisi dan Satuan Kerja Audit Intern (SKAI); e. Satuan Struktur dan Fungsional; f. Kantor Cabang Utama, Kantor Cabang dan Kantor-Kantor dibawah Kantor Cabang. (2) Uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing Divisi dan SKAI, Kantor Cabang Utama, Kantor Cabang dan Kantor-Kantor dibawah Kantor Cabang ditetapkan oleh Direksi dengan persetujuan Dewan Pengawas. 4. Pada BAB VII SUSUNAN ORGANISASI, Bagian Ketujuh Dewan Audit Pasal 65 dihapus dan diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : Bagian Ketujuh Dewan Pengawas Syariah Pasal 65 (1) Direksi mengusulkan Dewan Pengawas Syariah dengan persetujuan Dewan Pengawas kepada Dewan Syariah Nasional sebagai Badan yang bersifat independen dan ditempatkan pada Bank sesuai peraturan perbankan yang berlaku. 6

(2) Direksi berdasarkan rekomendasi Dewan Syariah Nasional mengangkat Dewan Pengawas Syariah yang berkedudukan di Kantor Pusat Bank. (3) Dewan Pengawas Syariah paling sedikit 2 (dua) orang atau paling banyak 3 (tiga) orang ahli syariah mu amalah dan memiliki pengetahuan di bidang Perbankan, seorang diantaranya dipilih menjadi Ketua merangkap anggota. (4) Tugas, kewenangan dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah adalah : a. memastikan dan mengawasi kesesuaian kegiatan operasional Unit Usaha Syariah terhadap fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional; b. menilai aspek syariah terhadap pedoman operasional, dan produk yang dikeluarkan Unit Usaha Syariah; c. memberikan opini dari aspek syariah terhadap pelaksanaan operasional Unit Usaha Syariah; d. mengkaji produk dan jasa syariah baru yang belum ada fatwa untuk dimintakan fatwa kepada Dewan Syariah Nasional; e. menyampaikan laporan hasil pengawas syariah sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan kepada Direksi, Dewan Pengawas, Dewan Syariah Nasional dan Bank Indonesia. (5) Ketua Dewan Pengawas Syariah berhak mengundang anggota untuk menghadiri rapat Dewan Pengawas Syariah. (6) Keputusan Dewan Pengawas Syariah harus diambil dalam suatu rapat yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Pengawas Syariah dan diputuskan secara musyawarah mufakat. (7) Direksi dengan persetujuan Dewan Pengawas mengatur penghasilan Dewan Pengawas Syariah. 5. Pada BAB XII Ketentuan lain-lain, Pasal 72, tertulis Dewan Audit dihapus. 7

Pasal II Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Ditetapkan di Samarinda pada tanggal 26 April 2006 GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR, ttd H. SUWARNA AF Diundangkan di Samarinda pada tanggal 26 April 2006 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR, ttd H. SYAIFUL TETENG LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2006 NOMOR 02 SERI E 8

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR I. PENJELASAN UMUM Seiring dengan perubahan visi Perbankan Indonesia ke depan yang berdasarkan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) diarahkan pada system perbankan yang sehat, kuat dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka membantu mendorong pertumbuhan ekonomi, maka Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur harus memperhatikan setiap kendala operasional. Sehingga Bank perlu mengubah dan menyempurnakan kendala operasional yang dihadapi. Dengan memperhatikan pemenuhan Modal Disetor saat ini yang sudah terpenuhi Modal dasar sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 02 Tahun 2002 tentang Bak Pembangunan Daerah Kalimantan Timur yaitu sebesar Rp. 250.000.000.000,- (dua ratus lima puluh milyar rupiah), maka akan ditingkatkan menjadi Rp. 1.000.000.000.000,- (satu triliyun rupiah), maksimal selama 10 (sepuluh) tahun. Semakin besar/kuat suatu modal perbankan maka ekspansi usahanya akan semakin bagus. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal I Pasal 4 ayat (3) huruf : Adanya usaha syariah ini sehubungan dengan tuntutan Nasabah dan Calon Nasabah tentang Pelayanan Perbankan secara Syariah. Pasal 5 Pasal 10 Pasal 65 : Cukup Jelas : Cukup Jelas : Cukup Jelas Pasal II Cukup Jelas TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 23 9