SAMBUTAN DAN PENGARAHAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI DALAM ACARA PENANDATANGANAN DOKUMEN PAKTA INTEGRITAS di Lingkungan Kementerian PAN dan RB Jakarta, 28 Desember 2011 1
Yang Saya hormati: Wakil Menteri PAN dan RB; Para Pejabat dan Pegawai Negeri Sipil dalam lingkup Kementerian PAN dan RB. Assalaamu alaikum Wr. Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua, Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta ala, Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat rahmat dan hidayahnya kita semua dapat mengikuti acara ini dalam keadaan sehat lahir dan batin. Saya merasa berbahagia, bahwa pada hari ini kita bisa berkumpul bersama dalam rangka acara Penandatanganan Dokumen Pakta Integritas di 2
Lingkungan Kementerian PAN dan RB. Dokumen Pakta Integritas yang akan ditandatangani berisi pernyataan atau janji kepada diri sendiri tentang komitmen melaksanakan seluruh tugas, fungsi, tanggung jawab, wewenang dan peran sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kesanggupan untuk tidak melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme. Acara ini merupakan implementasi dari Rencana Aksi Penerapan Pakta Integritas Secara Konsisten di Lingkungan Kementeria/Lembaga dan Pemerintah Daerah dan Pengawasannya oleh Komponen Masyarakat yang ditetapkan dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2011 tentang 3
Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2011. Berdasarkan Inpres tersebut, Kementerian PAN dan RB berperan sebagai penanggung jawab Rencana Aksi Penerapan Pakta Integritas. Sehubungan dengan itu, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi telah menerbitkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 49 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Pakta Integritas di Lingkungan di Lingkungan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah, yang juga mengatur peran komponen masyarakat 4
dalam rangka pengawasan penerapan pakta integritas. Saudara-saudara sekalian, Pentingnya penerapan pakta integritas sebagai best practice di setiap lini pembangunan untuk mewujudkan Pemerintahan Indonesia yang bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, sebenarnya telah dinyatakan oleh Presiden RI pada Pidato Kenegaraan Pengantar Nota Keuangan RAPBN 2010 pada tanggal 14 Agustus 2009. Dengan terbitnya Inpres Nomor 9 Tahun 2011, maka penerapan pakta integritas mejadi kewajiban bagi setiap Kementerian/Lembaga dan 5
Pemerintah Daerah. Sebelum terbitnya Inpres Nomor 9 Tahun 2011, telah cukup banyak Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah yang secara suka rela menyelenggarakan penandatanganan Dokumen Pakta Integritas sesuai dengan himbauan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara melalui Surat Edaran Nomor SR/06/M.PAN/04/2006 tentang Pelaksanaan Pakta Integritas. Hasil monitoring dan evaluasi Kementerian PAN dan RB menunjukkan bahwa sebagian besar penandatanganan Dokumen Pakta Integritas tersebut hanya terhenti sebagai acara seremonial belaka. Hal 6
tersebut disebabkan penandatangan dokumen pakta integritas tidak diikuti dengan penerapan berupa program dan kegiatan serta evaluasi terhadap penerapan pakta integritas tersebut. Oleh karena itu, sebagai tindak lanjut dari Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 49 Thun 2011, pada saat ini Kementerian PAN dan RB bekerja sama dengan KPK sedang menyusun Pedoman Penerapan dan Evaluasi Pakta Integritas di lingkungan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. Pedoman tersebut berisi tahapan-tahapan pembangunan dan evaluasi zona integritas, yang merupakan embrio dari wilayah bebas korupsi, di Lingkungan 7
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. Sebagai penanggung jawab Rencana Aksi Penerapan Pakta Integritas, sudah sewajarnya Kementerian PAN dan RB menjadi contoh dalam Penerapan Pakta Integritas Secara Konsisten. Oleh karena itu, saya berharap, penandatanganan Dokumen Pakta Integritas ini segera diikuti dengan penerapan yang dimulai dengan pencanangan unit kerja di lingkungan Kementerian PAN dan RB yang akan dibina menjadi zona integritas. Yang dimaksud dengan zona integritas dalam hal ini adalah unit kerja yang dikembangkan sebagai wujud 8
penerapan upaya-upaya konkrit dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi melalui peningkatan kualitas kelembagaan dan sumber daya manusia dalam rangka penguatan komitmen anti korupsi. Dalam proses pembangunan zona integritas ini, Inspektorat Kementerian PAN dan RB berperan sebagai unit penggerak integritas melalui kegiatan asistensi dan konsultansi terhadap unit kerja yang akan dibina untuk menjadi zona Integritas. Selain itu Inspektorat Kementerian PAN dan RB juga akan menilai apakah unit kerja yang dibina telah layak untuk ditetapkan sebagai zona integritas oleh 9
Menteri PAN dan RB. Oleh karena itu, saya berharap selama proses penilaian tersebut, Inspektorat Kementerian PAN dan RB juga turut berproses menjadi satuan kerja yang memenuhi syarat sebagai zona integritas. Saudara-saudara sekalian, Zona integritas merupakan unit kerja atau bagian dari Kementerian/Lembaga dan Pemeritah Daerah yang dinilai telah memenuhi syarat sebagai wilayah bebas dari korupsi, sebagaimana diamanatkan dalam Diktum Ke-lima Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. 10
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa Diktuk tentang Penetapan Wilayah Bebas dari Korupsi merupakan bagian dai Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 yang paling minim implementasinya. Melalui upaya yang bertahap dan sistematis dan sejalan dengan Grand Design Reformasi Birokrasi, diharapkan semakin banyak zona integritas yang terbentuk didalam Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. Sebagai Penanggung Jawab Rencana Aksi Penerapan Pakta Integritas Secara Konsisten, Kementerian PAN dan RB berperan melakukan evaluasi tentang kelayakan penetapan zona integritas 11
pada setiap Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah. Oleh karena itu, sudah selayaknya Kementerian PAN dan RB terlebih dahulu menjadi contoh pembangunan zona integritas secara total pada seluruh unit keja, sehingga memenuhi syarat sebagai wilayah bebas dari korupsi. Tentu saja hal ini merupakan suatu tantangan yang berat, namun harus kita hadapi dan buktikan bahwa kita mampu mewujudkannya. Hanya dengan cara inilah kita dapat menunjukkan bahwa Kementerian PAN dan RB memang benar-benar layak untuk disebut sebagai penanggung jawab dan juga lokomotif Reformasi Birokrasi. 12
Pembangunan zona integritas dan wilayah bebas dari korupsi akan mendorong terciptanya perbaikan sistem dalam tubuh birokrasi (pemerintahan) yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pelayanan publik. Hal ini diharapkan dapat menjadi pemacu peningkatan indeks persepsi korupsi (IPK) Indonesia mendekati sasaran yang ditetapkan dalam RPJMN II, yaitu 5,0 pada tahun 2014. Peningkatan IPK merupakan indikator keberhasilan pemberantasan korupsi yang obyektif dan diakui secara global. Dampak akhir yang kita harapkan adalah terwujudnya iklim yang kondusif bagi peningkatan pertumbuhan, penciptaan lapangan 13
kerja, penurunan kemiskinan dan tercapainya sasaran- sasaran pembangunan nasional lainnya. Saudara-saudara sekalian, Akhirnya, pada kesempatan yang baik ini, kita semua berharap agar Penandatanganan Dokumen Pakta Integritas pada pagi ini dapat menjadi awal terwujudnya Wilayah Bebas dari Korupsi di lingkungan Kementerian PAN dan RB. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan bimbingannya kepada seluruh warga Kementerian PAN dan RB, dalam upaya 14
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan baik. Sekian, dan terima kasih. Billahittaufiq wal hidayah Wassalaamu alaikum Wr. Wb. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar 15