UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, lima penyakit

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara yang sedang

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun sosial. Perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertambahan

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut WHO pada tahun 2000 terjadi 52% kematian yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode sederhana yang

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan darah adalah tenaga pada dinding pembuluh darah arteri saat

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Departemen kesehatan RI menyatakan bahwa setiap tahunnya lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB 1. Pendahuluan UKDW. berumur lebih dari 20 tahun mengalami overweight (BMI menurut WHO 25

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggi Fauzi Mukti, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau. meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah faktor risiko untuk stroke dan. myocard infarct(mi) (Logmore, 2010).Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan bagian dari sindroma metabolik. Kondisi ini dapat menjadi faktor

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn :

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut World Health Organization (WHO), obesitas adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang belum dapat diselesaikan oleh negara-negara maju. dan berkembang di dunia. Studi pada tahun 2013 dari Institute for

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini menjadikan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. epidemiologi di Indonesia. Kecendrungan peningkatan kasus penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN TEKANAN DARAH TINGGI PADA IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN KARTASURA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dipompa dari jantung ke jaringan. Tekanan darah berubah-ubah sepanjang hari,

I. PENDAHULUAN. pria dan >25% pada wanita (Ganong W.F, 2005). Penyebabnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam. Disaat masalah gizi kurang belum seluruhnya dapat diatasi

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. jantung beristirahat. Dua faktor yang sama-sama menentukan kekuatan denyut nadi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Provinsi Gorontalo. Puskesmas Tapa didirikan pada tahun 1963 dengan luas

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan cairan empedu, dinding sel, vitamin dan hormon-hormon tertentu, seperti hormon seks dan lainnya (Gondosari, 2010).

Hubungan lingkar lengan atas dengan obesitas pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Uuniversitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai generasi penerus bangsa yang potensi dan kualitasnya masih perlu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 5 PEMBAHASAN. IMT arteri karotis interna adalah 0,86 +0,27 mm. IMT abnormal terdapat pada 25

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman serba modern saat ini, manusia bekerja menjadi lebih hemat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya sebagai akibat penyakit degeneratif didunia. Di negara maju, kematian

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR(PTM) Penyakit tidak menular (PTM) diperkirakan sebagai penyebab 58 juta kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Obesitas telah menjadi masalah kesehatan, sosial. dan ekonomi pada berbagai kelompok usia di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB 1 PENDAHULUAN. antara konsumsi, penyerapan zat gizi, dan penggunaannya di dalam tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA LANJUT USIA TENTANG DIET HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot


BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Masa remaja adalah periode yang signifikan pada. pertumbuhan dan proses maturasi manusia.

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB 1 PENDAHULUAN. orang didunia adalah 66 tahun, pada tahun 2012 naik menjadi 70 tahun dan pada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, lima penyakit utama penyebab kematian pada penduduk Indonesia adalah penyakit sistem sirkulasi darah atau disebut kardiovaskuler dengan persentase 50%, penyakit infeksi sebesar 29,5%, penyakit pernapasan sebesar 12,2% dan penyakit sistem pencernaan sebesar 11,5% (BPPK, 2010). Kemajuan berbagai teknologi menyebabkan kematian yang disebabkan oleh penyakit infeksi sudah mulai berkurang digeser penyakit sistem kardiovaskuler yang terus meningkat. Sekitar 75% hipertensi secara langsung berhubungan dengan kelebihan berat badan (Ho, 2009). Penyebab utama hipertensi yang semakin meningkat adalah sedikitnya penderita yang mendapat terapi adekuat, masih banyaknya penderita yang tidak terdeteksi, serta tingginya angka morbiditas dan mortalitas dikarenakan komplikasi hipertensi. Hipertensi sebenarnya merupakan penyakit yang dapat dicegah bila faktor risiko bisa dikendalikan. Terdapat faktor risiko yang dapat mendorong timbulnya kenaikan tekanan darah antara lain: kebiasaan merokok, asupan garam berlebihan, obesitas, 1

2 aktivitas fisik, stres, faktor genetik dan usia, ketidakseimbangan antara modulator vasokontriksi dan vasodilatasi, sistem renin, angiotensin dan aldosteron dan masih banyak faktor lainnya (Kaplan, 2006). Sebuah studi epidemiologi mengatakan bahwa ciri khas dari pasien hipertensi adalah menderita obesitas. Dapat dibuktikan pula bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang sangat erat dengan angka hipertensi di kemudian hari (Anggara, 2013). Jean Vague merupakan ilmuwan yang pertama yang mengemukakan adanya hubungan yang erat antara perbedaan morfologi tubuh dan cara distribusi lemak tubuh dengan kesehatan yang berkaitan dengan faktor obesitas itu sendiri. Disebutkan pula bahwa 65% penderita hipertensi pada wanita dan 78% penderita hipertensi pada pria berhubungan langsung dengan peningkatan berat badan dan obesitas. (Laoh, 2013) Timbulnya obesitas dikarenakan oleh input dan output yang tidak seimbang, penurunan aktivitas fisik dan pengaturan makanan yang tidak baik, nutrisi berlebih pada masa kanak-kanak, kelainan neurogenik, serta faktor genetik yang turut berperan penting (Guyton, 2008). Secara fisik, orang yang mengalami obesitas cenderung mengganggu psikis, karena mereka akan lebih rendah diri dan merasa kurang percaya diri. Seringkali penderita obesitas akan mengalami tekanan, baik dari dirinya sendiri maupun dari lingkungannya (Purwati, 2001).

3 Obesitas dan kelebihan berat badan (overweight) merupakan faktor risiko berbagai penyakit kronik yang ada, di antaranya diabetes melitus tipe 2, penyakit jantung koroner dan pembuluh darah, hipertensi, stroke dan beberapa jenis kanker. Survei tahun 2010 di Indonesia menunjukkan angka kelebihan berat badan dan obesitas pada penduduk dewasa di atas usia 18 tahun memiliki persentase 21,7%. Prevalensi obesitas lebih tinggi di daerah perkotaan dibandingkan dengan pedesaan, dan juga lebih tinggi pada kelompok yang berpendidikan lebih tinggi. Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi obesitas pada perempuan lebih tinggi (26,9%) dibandingkan dengan laki-laki (16,3%). Semakin tinggi tingkat pengeluaran rumah tangga per kapita, terdapat kecenderungan yang semakin tinggi pula pada prevalensi obesitas (BPPK, 2010). Terdapat berbagai metode pengukuran antropometri tubuh yang dapat digunakan untuk menskrining obesitas. Metode tersebut antara lain, pengukuran Indeks Massa Tubuh, lingkar leher, lingkar panggul, lingkar lengan, serta perbandingan antara lingkar pinggang dan lingkar panggul. (Bell et al., 2001) Lingkar leher merupakan salah satu indeks distribusi lemak subkutan pada tubuh bagian atas dan mempunyai hubungan erat dengan faktor risiko kardiovaskuler (Sjostrom et al., 2001). Dengan begitu dapat diindikasikan bahwa lingkar leher dapat digunakan untuk mengidentifikasi individu dengan kelebihan berat badan atau obesitas.

4 Menurut penelitian Ben-Noun et al., (2001) diantara lingkar leher dan lingkar pinggang, ada hubungan yang signifikan dalam mempengaruhi tekanan darah. Oleh karena latar belakang diatas, penulis terdorong untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan Ukuran Lingkar Leher dengan Tekanan Darah pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana. 1.2. Pertanyaan Penelitian Adakah hubungan antara lingkar leher dengan tekanan darah pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan Umum : Untuk mengetahui hubungan antara lingkar leher dengan tekanan darah Tujuan Khusus : - Untuk mengetahui lingkar leher mahasiswa - Untuk mengetahui tekanan darah mahasiswa - Untuk mengetahui hubungan antara lingkar leher dan tekanan darah.

5 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat bagi institusi atau program Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman bagi mahasiswa dalam meningkatkan pembelajaran tentang cara pemeriksaan lingkar leher dan tekanan darah. Manfaat bagi peneliti - Bagi peneliti bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang ada atau tidak hubungan antara lingkar leher dan tekanan darah. - Bagi peneliti bermanfaat untuk menambah pengalaman tentang cara membuat tugas akhir. Manfaat bagi pengembangan ilmu Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal dalam penelitian lebih lanjut khususnya dalam menunjukkan adanya hubungan antara lingkar leher dan tekanan darah. 1.5. Keaslian Penelitian Berikut ini adalah beberapa penelitian mengenai antropometri berupa lingkar leher dan hubungannya dengan tekanan darah yang telah dilakukan sebelumnya. Tabel1 Peneliti Judul Metode Hasil Saka M et al. Is neck menggunakan 411 lingkar leher 2014. circumference sampel: 174 laki- berhubungan

6 measurement an indicator for abdominal obesity? A pilot study on Turkish laki, 237 perempuan. dengan berat badan, Body Mass Index (BMI), lingkar pinggang, lingkar Adult. panggul dan rasio lingkar pinggang dan lingkar pinggul untuk perempuan dan laki-laki. Ditemukan hubungan yang berarti antara lingkar leher dengan index obesitas. Laoh, C.E.V., Hubungan menggunakan 111 Dengan analisis 2013. Lingkar Leher sampel. regresi Dengan Obesitas didapatkan Pada Mahasiswa hubungan yang Fakultas kuat antara

7 Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. lingkar leher dengan obesitas pada masingmasing subjek yakni laki-laki Sugianto, 2007. Hubungan Antara Lingkar Leher dengan Tekanan Darah. menggunakan 781 subyek dari 927 subyek yang dilakukan dalam penelitian. dan perempuan di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. didapatkan korelasi yang lemah antara lingkar leher dengan tekanan darah. Terdapat korelasi yang kuat antara lingkar leher dengan parameter obesitas yang lain (lingkar pinggang dan indeks massa

8 tubuh). Ben-Noun et al., Neck Menggunakan Ditemukan 2004. Circumference as 364 sampel hubungan yang a Simple dengan kuat antara Screening longitudinal lingkar leher Measure for Identifying Overweight and Obese Patients. cohort study. dengan peningkatan berat badan seseorang. Sejauh pengetahuan penulis, di Yogyakarta belum pernah dilakukan penelitian mengenai hubungan antara lingkar leher dengan tekanan darah yang menggunakan sampel mahasiswa Fakultas Kedokteran. 1.6. Aspek Etis Penelitian ini akan bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan di bidang kesehatan serta pada pelayanan primer. Selama melakukan penelitian ini, peneliti akan menghormati dan menjaga kerahasiaan sampel dengan tidak mencantumkan nama. Data yang akan dilengkapi yaitu ukuran lingkar leher, tinggi badan, berat badan dan tekanan darah dimana data akan dipergunakan untuk kepentingan ilmiah. Peneliti menjaga prinsip untuk tidak melakukan plagiatisme dan menjamin keaslian penelitian ini.