KLASIFIKASI LEKSIKOSTATISTIK BAHASA MELAYU LANGKAT, BAHASA MELAYU DELI, DAN BAHASA DAIRI PAKPAK

dokumen-dokumen yang mirip
LEKSIKOSTATISTIK BAHASA ACEH, BAHASA ALAS, DAN BAHASA GAYO: KAJIAN LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pernah diteliti. Tetapi penelitian yang relevan sudah pernah ada, yakni sebagai

KAJIAN LEKSIKOSTATISTIK BAHASA MUNA, BAHASA CIA-CIA DAN BAHASA WOLIO DI SULAWESI TENGGARA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN TERDAHULU. Konsep berkaitan dengan definisi-definisi atau pengertian-pengertian yang

GLOTOKRONOLOGI BAHASA MASSENREMPULU DAN BAHASA MANDAR

WAKTU PISAH DAN POHON KEKERABATAN BAHASA SUWAWA GORONTALO TOLAKI WOLIO. Oleh: Anindiah Suwastikaningrum NIM

Mahasiswa mendengarkan penjelasan dosen dan membaca. Mahasiswa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SILABUS. 1. Identitas Mata Kuliah. Nama mata kuliah : Linguistik Komparatif Kode Mata Kuliah : IN419

Bahasa sebagai realisasi budaya manusia mengalami perubahan dan. dan perkembangan pola kehidupan manusia sebagai pemilik dan pengguna

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian dalam bidang struktur atau kaidah bahasa-bahasa di Indonesia

BAB II KERANGKA TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. bidang waktu serta perubahan-perubahan unsur bahasa yang terjadi dalam waktu tersebut (Keraf

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

Rendi Rismanto* ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa. Adapun yang dimaksud dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan rumus-rumus perhitungan tingkat kekerabatan serta usia bahasa

KEKERABATAN BAHASA BATAK TOBA DENGAN BAHASA BATAK SIMALUNGUN KAJIAN : LEKSIKOSTATISTIK SKRIPSI DISUSUN OLEH: RETTA SILITONGA

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengutamakan peneropongan kata-kata (leksikon) secara statistik, untuk

BAB III METODE PENELITIAN. metode wawancara dengan teknik cakap, catat, dan rekam (Sudaryanto, 1988:7).

JEJAK BAHASA MELAYU (INDONESIA) DALAIV- BAHASA BUGIS, MAKASSAR, MANDAR, DAN TORAJA (TINJAUAN LEKSIKOSTATISTIK)

K A N D A I. Volume 11 No. 1, Mei 2015 Halaman 1 14

KORESPONDENSI FONEMIS BAHASA SASAK, BAHASA OGAN, BAHASA MINANGKABAU, DAN BAHASA SUMBAWA

BAB I PENDAHULUAN. Kearbitreran bahasa menyebabkan banyak sekali bahasa-bahasa di dunia. Kearbitreran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat penghubung, alat komunikasi anggota masyarakat yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi dan kedudukan bahasa daerah sangat penting karena tidak dapat

BAB II KERANGKA TEORETIS. Studi komparatif pertama yang meliputi seluruh rumpun bahasa Austronesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada bentuknya yang sekarang sudah pasti bahasa-bahasa itu mengalami

PEMANFAATAN LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATAIF DALAM PEMETAAN BAHASA-BAHASA NUSANTARA

BAB III METODE PENELITIAN. masih hidup dan dipakai masyarakat penuturnya untuk pembuktian hubungan

DESKRIPSI, SILABUS, DAN SAP

BAB I PEDAHULUAN. Nama Austronesia berasal dari kata Latin auster "angin selatan" dan kata Greek

dengan penjelasan pasal 36 Undang-Undang Dasar 1945, bahasa-bahasa di Indonesia seperti bahasa Jawa, Bahasa Sunda, dan Bahasa Batak berkedudukan sebag

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kedudukannya sebagai bahasa daerah, bahasa Pakpak Dairi

KEKERABATAN BAHASA BATAK TOBA DENGAN BAHASA BATAK MANDAILING

II. GAMBARAN BUNYI YANG TERWARIS DALAM PROTO- AUSTRONESIA DAN BAHASA KARO

BAB I PENDAHULUAN. Kepulauan Alor-Pantar di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN. diajukan serta fakta-fakta kebahasaan yang telah dipaparkan pada bab-bab

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa dapat didefinisikan sebagai alat bantu antara anggota atau

PROSEDUR PELAKSANAAN PERKULIAHAN SILABUS LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF DR418. dibuat oleh

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana,

2 (Pasir) 1 di Provinsi Kalimantan Timur. Hal yang dilakukan adalah dengan melakukan penelitian terhadap bahasa Paser (selanjutnya disingkat PSR). Kal

PERBANDINGAN LEKSIKON BAHASA JAWA DAN BAHASA MADURA. SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra. oleh: NIM : FAKULTAS BAHASA DAN SENI

T. H GEOGRAFI DIALEK BAHASA SIMALUNGUN DALAM PENGEMBANGAN LEKSIKON BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. (bahasa tua) sampai ke bahasa yang sekarang kita gunakan. Menurut Keraf

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Pantar merupakan sebuah pulau yang terletak di Kabupaten Alor

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

KEKERABATAN BAHASA BUGIS DAN BAHASA MUNA. SITTI ALIJAH A1D

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

KEKERABATAN BAHASA BATAK, BAHASA NIAS, DAN BAHASA MELAYU TESIS JULIANA /LNG

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan kekerabatan tersebut selanjutnya diabstraksikan dalam bentuk silsilah.

BAB I PENDAHULUAN. kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri

BAB II KERANGKA TEORETIS. bermigrasi dari Cina Selatan lebih kurang 8000 tahun yang lalu. Dari Taiwan penutur

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berikut beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini.

KEKERABATAN BAHASA AKIT DAN DUANU: KAJIAN LEKSIKOSTATISTIK. Zainal Abidin

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bahwa di Wakatobi terdapat dua kelompok bahasa yaitu kelompok Wangi-Wangi

BAB II KONSEP PENELITIAN DAN LANDASAN TEORI. isoglos, mutual intelligibility, sinkronis, dan diakronis, serta inovasi dan retensi.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. akal budi untuk memahami hal-hal tersebut. Sebuah konsep yang kita tulis harus

Cabang Linguistik & Manfaat Linguistik Bagi Guru Bahasa. Pertemuan Ketiga-Munif 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB I PENDAHULUAN. untuk dibicarakan karena bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu daerah di Indonesia dan suku Simalungun menjadikan

BAB IX TEMUAN BARU. 9.1 Kekerabatan Bahasa Or lebih dekat dengan Ft daripada Mk

RELASI KEKERABATAN BAHASA-BAHASA DI KABUPATEN POSO. Gitit I.P. Wacana*

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

PERBEDAAN KOSAKATA BAHASA JAWA DI KABUPATEN NGAWI DAN BAHASA JAWA DI KABUPATEN MAGETAN (SUATU TINJAUAN DIALEKTOLOGI) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kekayaan alam yang sangat menakjubkan. Summer Institute of

sudah diketahui supaya tidak berulang-ulang menyebut benda tersebut, bahasa Jawa anak usia lima tahun yang berupa tingkat tutur krama, berjenis

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Melayik, termasuk Kerinci dan Iban. Selain bahasa-bahasa tersebut, bahasa

BAB V PENUTUP. burung lawet ini adalah elips (pelesapan S,P,O,K) hal ini dilakukan untuk

1. Metode dan Teknik Penyediaan Data dalam Penelitian Dialektologi. mengamati, menjelaskan, dan menganalisis suatu fenomena atau data.

DAFTAR PUSTAKA. Bahasa Batak Wikipedia Indonesia, Diunduh tanggal 20 Agustus 2013.

DESKRIPSI DAN SILABUS. Linguistik Umum DR 400. Hernawan, S.Pd., M.Pd. NIP

REKONSTRUKSI PROTODIALEK BERDASARKAN EVIDENSI BAHASA JAWA DI BANYUWANGI, TENGGER, BLITAR, DAN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAERAH Alamat: Karangmalang, Yogyakarta (0274) , Fax. (0274) http: //

RELASI KEKERABATAN GENETIS KUANTITATIF ISOLEK-ISOLEK SUMBA DI NTT: Sebuah Kajian Linguistik Historis Komparatif

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang beragam pula. Walaupun telah ada bahasa Indonesia sebagai bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan objek dari linguistik, karena linguistik merupakan

Klasifikasi Bahasa (Abdul Chaer) Klasifikasi Genetis Klasifikasi Tipologis Klasifikasi Areal Klasifikasi Sosiolinguistik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin berkembang. Dalam penelitiannya

PERSETUJUAN PEMBIMBING...

BAB I PENDAHULUAN. tertarik pada penelitian bahasa-bahasa Austronesia (AN), padahal telah lama

(26 November February 1913) By: Ubaidillah

BAB I PENDAHULUAN. amatlah perlu mengkaji keberadaan bahasa itu sendiri. Demikian pula bahasa yang

PERUBAHAN SILABEL KOSAKATA (SILABEL AWAL) BAHASA MINANGKABAU DAN BAHASA INDONESIA: ANALISIS KOMPARATIF

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi, Jambi, Indonesia Telepon: , Faksimile.

PEMEROLEHAN BAHASA JAWA ANAK USIA 4-6 TAHUN (Studi Kasus: TK Al-Hidayah 06 Candisari Semarang)

PERBANDINGAN MORFEM TERIKAT BAHASA INDONESIA DENGAN MORFEM TERIKAT BAHASA MELAYU SUBDIALEK KECAMATAN LINGGA UTARA KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL

PENGHILANGAN FONEM, PENAMBAHAN FONEM DAN PERUBAHAN MAKNA BAHASA INDONESIA DARI BAHASA MELAYU DIALEK DESA NEREKEH KABUPATEN LINGGA

PEMETAAN PERBEDAAN Isolek di KABUPATEN INDRAMAYU. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan perasaan, pikiran, ide, dan kemauannya kepada orang lain dalam

ESKRIPSI, SILABUS, DAN SAP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri atas berbagai macam suku. Salah satu suku di Indonesia

MODUL BAHASA INDONESIA KELAS X. catatan kaki

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang tinggal pada daerah tertentu (lih. Sumarsono, 2010:21).

Transkripsi:

KLASIFIKASI LEKSIKOSTATISTIK BAHASA MELAYU LANGKAT, BAHASA MELAYU DELI, DAN BAHASA DAIRI PAKPAK Jurnal Skripsi Oleh : Nursirwan NIM A2A008038 FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012

Klasifikasi Leksikostatistik Bahasa Melayu Langkat, Bahasa Melayu Deli, dan Bahasa Dairi Pakpak Nursirwan ABSTRAK Leksikostatistik merupakan suatu teknik dalam pengelompokan bahasa yang mengutamakan aspek kata-kata (leksikon) atau membandingkan kosakata secara statistik dan berusaha menetapkan pengelompokan berdasarkan persentase kesamaan suatu bahasa dengan bahasa lain. Glotokronologi adalah suatu teknik dalam linguistik historis komparatif yang berusaha mengadakan pengelompokan dengan lebih mengutamakan perhitungan waktu (time depth) atau perhitungan usia bahasa-bahasa kerabat. Penelitian ini difokuskan pada bahasa Melayu Langkat, bahasa Melayu Deli, dan bahasa Dairi Pakpak yang bermaksud untuk mengetahui klasifikasi kekerabatan serta waktu pisah yang terjadi pada ketiga bahasa tersebut. Hasil akhir yang diperoleh dari analisis untuk mengetahui usia ketiga bahasa, yaitu bahasa Melayu Langkat dan bahasa Melayu Deli merupakan bahasa tunggal pada 216 ± 48 tahun yang lalu atau berpisah dari bahasa proto antara tahun 1748-1844 Masehi (dihitung dari tahun 2012), bahasa Melayu Langkat dan bahasa Dairi Pakpak merupakan bahasa tunggal pada 2354 ± 184 tahun yang lalu atau berpisah dari bahasa proto antara tahun 526-58 SM (dihitung dari tahun 2012), dan bahasa Melayu Deli dan bahasa Dairi Pakpak merupakan bahasa tunggal pada 2.486 ± 196 tahun yang lalu atau berpisah dari bahasa proto antara tahun 670-278 SM (dihitung dari tahun 2012). Kata kunci: Leksikostatistik, glotokronologi, waktu pisah, kekerabatan. I. Pendahuluan Bahasa menjadi ciri identitas suatu bangsa. Melalui bahasa, orang dapat mengidentifikasi kelompok masyarakat, mengenali perilaku, dan kepribadian masyarakat penuturnya. Selain sebagai alat komunikasi, bahasa menurut Kridalaksana (1983:21) merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Indonesia memiliki berbagai macam suku atau etnik yang tersebar di tanah air. Tiap etnik mempunyai bahasa masing-masing yang digunakan dalam komunikasi baik sesama etnik maupun antaretnik. Sebagai salah satu unsur kebudayaan yang peranannya

sangat penting, bahasa merupakan sarana komunikasi untuk menyampaikan maksud dan pokok pikiran manusia serta mengekspresikan dirinya di dalam interaksi kemasyarakatan dan pergaulan hidupnya. Jadi, bahasa senantiasa perlu dibina, dikembangkan, dilestarikan sehingga mampu mengikuti perkembangan. Menurut Parera (1991:187) terdapat 5.445 bahasa di dunia. Dari jumlah itu sebagian bahasa terdapat di Indonesia. Data Summer Institute of Linguistic (2006) menunjukan adanya 741 bahasa daerah di Indonesia. Menurut Sudarno (1994:112) hampir semua bahasa di Indonesia memiliki kesamaan atau kemiripan bentuk dan makna antarsatu bahasa dengan bahasa yang lain. Bahasa Melayu Langkat, bahasa Melayu Deli, dan bahasa Dairi Pakpak termasuk ke dalam rumpun Austronesia (Melayu-Polynesia). Ketiga bahasa tersebut berada dalam geografis yang berdekatan di Sumatera, tepatnya di Sumatera Utara dan termasuk dalam subkelompok bahasa Sumatera yang dalam perkembangannya masih dipakai dalam komunikasi sehari-hari. Tingkat kekerabatan antarbahasa bahasa Melayu Langkat, bahasa Melayu Deli, dan bahasa Dairi Pakpak dapat diketahui dengan melakukan pengelompokan bahasa dan merekonstruksi sistem bunyi bahasa asal serta menunjukkan perubahan bunyi yang terjadi pada masing-masing bahasa dalam kelompok itu. Ketiga bahasa tersebut akan memperlihatkan kekerabatan karena berasal dari kelompok yang sama, yaitu kelompok bahasa Sumatera dan turunan dari proto bahasa subkelompok Sumatera. Berdasarkan pengelompokkan di atas dapat diketahui bagaimana sistem kekerabatan serta usia bahasa dan waktu pisahnya berdasarkan dari sifat kekerabatannya yaitu berdasarkan unsur fonemis serta leksikonnya. Pemeriksaan dan perubahan bahasa

itu sangat ditentukan dari waktu ke waktu. Karena dari perubahan itu dapat diketahui bahasa mana yang memiliki kekerabatan lebih dekat dan bahasa mana yang mempunyai waktu pisah yang lebih tua. II. Pembahasan Metode yang digunakan dalam analisis data ini menggunakan metode leksikostatistik dengan maksud untuk memperoleh gambaran mengenai persentase keeratan hubungan kekerabatan bahasa Melayu Langkat, bahasa Melayu Deli, dan bahasa Dairi Pakpak. Adapun langkah-langkah (teknik-teknik) yang ditempuh dalam upaya penentuan persentase keeratan hubungan kekerabatan bahasa Melayu Langkat, bahasa Melayu Deli, dan bahasa Dairi Pakpak, yaitu: (1) mendaftar glos sebanyak 300 kata dalam hal pengumpulan data, (2) menetapkan kata kerabat yang memiliki hubungan genetis dengan kriteria sebagai berikut: (a) pasangan yang identik, (b) pasangan yang memiliki korespondensi fonemis, (c) pasangan yang mirip secara fonetis, (d) pasangan berbeda satu fonem, (3) membuat persentase kekerabatan, (4) menghitung jangka kesalahan untuk menetapkan kemungkinan waktu pisah yang lebih tepat, dan (5) menghubungkan persentase kekerabatan dengan kategori tingkat kekerabatan bahasa, apakah sebagai satu bahasa (language), keluarga bahasa (subfamily), rumpun bahasa (stock), mikrofilum, mesofilum, atau makrofilum (Keraf, 1996:128). 2.1 Leksikostatistik pada Bahasa Melayu Langkat dan Bahasa Melayu Deli Setelah menetapkan kata-kata kerabat dengan prosedur seperti yang dikemukakan di atas, dapat ditetapkan besarnya persentase kekerabatan antara kedua bahasa itu dengan menggunakan rumus: Ket: C = K x 100% G

C = cognates atau kata kerabat; K = jumlah kosa kata kerabat; G = jumlah gloss yang diperhitungkan C= 270 x 100% = 91% 296 Persentase kata kerabat dihitung dari jumlah pasangan yang sisa, yaitu 300 kata dikurangi dengan kata atau gloss yang tidak diperhitungkan karena kosong, kata jadian atau pinjaman. Dari 300 kata untuk bahasa Melayu Langkat dan bahasa Melayu Deli hanya terdapat 296 pasangan kata yang digunakan, 4 gloss merupakan gloss yang tidak diperhitungkan. Dari 296 pasangan yang ada terdapat 270 pasangan kata kerabat, atau 91% kata kerabat. Setelah menetapkan persentase kata kerabat, maka dapat dilakukan menghitung usia dan waktu pisah kedua bahasa tersebut. Setelah mendapatkan jumlah kata kerabat dari bahasa Melayu Langkat dan bahasa Melayu Deli, kemudian menghitung waktu pisah (time depth) bahasa kerabat menggunakan teknik glotokronologi. Dalam hal ini kata-kata yang diperkirakan dikonversikan ke dalam persentase. Rumus yang digunakan dalam menentukan waktu pisah adalah sebagai berikut: W = log. C 2 log. r Di mana: W = waktu pisah dalam ribuan tahun tahun yang lalu; r = retensi, atau persentase konstan dalam 1000 tahun; C = persentae kerabat; Log = logaritma dari, (menggunakan tabel logaritma). Diketahui: W = log 91% 2 x log 80,5 % = log 0,91 2 x log 0,805 = - 0,094 2 x (-0,217)

= - 0,094-0,434 = 0,216 = 0,216 dikalikan dengan 1000 (tahun) = 216 Jadi, perhitungan waktu pisah bahasa Melayu Langkat dan melayu Deli adalah 216 tahun yang lalu, atau dengan kata lain perhitungan waktu pisah bahasa Melayu Langkat dan bahasa Melayu Deli dapat dinyatakan sebagai berikut : 1. Bahasa bahasa Melayu Langkat dan Melayu Deli merupakan satu bahasa tunggal sekitar 216 tahun yang lalu. 2. Bahasa Melayu Langkat dan Melayu Deli diperkirakan mulai berpisah dari suatu bahasa proto kira-kira tahun 1796 Masehi. 2.2 Leksikostatistik pada Bahasa Melayu Langkat dan Bahasa Dairi Pakpak Setelah menetapkan kata-kata kerabat dengan prosedur seperti yang dikemukakan di atas, dapat ditetapkan besarnya persentase kekerabatan antara kedua bahasa itu dengan menggunakan rumus: C = K x 100% G Ket: C = cognates atau kata kerabat; K = jumlah kosa kata kerabat; G = jumlah gloss yang diperhitungkan C= 105 x 100% = 36% 293 Persentase kata kerabat dihitung dari jumlah pasangan yang sisa, yaitu 300 kata dikurangi dengan kata atau gloss yang tidak diperhitungkan karena kosong, kata jadian atau pinjaman. Dari 300 kata untuk bahasa Melayu Langkat dan bahasa Dairi Pakpak hanya terdapat 293 pasangan kata yang digunakan, 7 gloss merupakan gloss yang tidak diperhitungkan. Dari 293 pasangan yang ada terdapat 105 pasangan kata kerabat, atau

hanya 36 % kata kerabat. Setelah menetapkan persentase kata kerabat, maka dapat dilakukan menghitung usia dan waktu pisah kedua bahasa tersebut. Setelah mendapatkan jumlah kata kerabat dari bahasa Melayu Langkat dan bahasa Dairi Pakpak, kemudian menghitung waktu pisah (time depth) bahasa kerabat menggunakan teknik glotokronologi. Dalam hal ini kata-kata yang diperkirakan dikonversikan ke dalam persentase. W = log 36% 2 x log 80,5 % = log 0,360 2 x log 0,805 = - 1,022 2 x (-0,217) = - 1,022-0,434 = 2,354 dikalikan dengan 1000 (tahun) = 2354 tahun Jadi, perhitungan waktu pisah bahasa Melayu Langkat dan bahasa Dairi Pakpak adalah 2354 tahun yang lalu, atau dengan kata lain perhitungan waktu pisah bahasa Melayu Langkat dan bahasa Dairi Pakpak dapat dinyatakan sebagai berikut : 1. Bahasa Melayu Langkat dan bahasa Dairi Pakpak merupakan satu bahasa tunggal sekitar 2354 tahun yang lalu. 2. Bahasa Melayu Langkat dan bahasa Dairi Pakpak diperkirakan mulai berpisah dari suatu bahasa proto kira-kira tahun 342 sebelum Masehi. 2.3 Leksikostatistik pada Bahasa Melayu Deli dan Bahasa Dairi Pakpak Setelah menetapkan kata-kata kerabat dengan prosedur seperti yang dikemukakan di atas, dapat ditetapkan besarnya persentase kekerabatan antara kedua bahasa itu dengan menggunakan rumus: C = K x 100% G

Ket: C = cognates atau kata kerabat; K = jumlah kosa kata kerabat; G = jumlah gloss yang diperhitungkan C= 99x 100% = 34% 294 Persentase kata kerabat dihitung dari jumlah pasangan yang sisa, yaitu 300 kata dikurangi dengan kata atau gloss yang tidak diperhitungkan karena kosong, kata jadian atau pinjaman. Dari 300 kata untuk bahasa Melayu Deli dan bahasa Dairi Pakpak hanya terdapat 294 pasangan kata yang digunakan, 6 gloss merupakan gloss yang tidak diperhitungkan. Dari 294 pasangan yang ada terdapat 99 pasangan kata kerabat, atau hanya 34 % kata kerabat. Setelah menetapkan persentase kata kerabat, maka dapat dilakukan menghitung usia dan waktu pisah kedua bahasa tersebut. Setelah mendapatkan jumlah kata kerabat dari bahasa Melayu Deli dan bahasa Dairi Pakpak, kemudian menghitung waktu pisah (time depth) bahasa kerabat menggunakan teknik glotokronologi. Dalam hal ini kata-kata yang diperkirakan dikonversikan ke dalam persentase. W = log 34% 2 x log 80,5 % = log 0,340 2 x log 0,805 = - 1,079 2 x (-0,217) = - 1,079-0,434 = 2,486 dikalikan dengan 1000 (tahun) = 2.486 tahun Jadi, perhitungan waktu pisah bahasa Melayu Deli dan bahasa Dairi Pakpak adalah 2.486 tahun yang lalu, atau dengan kata lain perhitungan waktu pisah bahasa Melayu Deli dan bahasa Dairi Pakpak dapat dinyatakan sebagai berikut :

1. Bahasa Melayu Deli dan bahasa Dairi Pakpak merupakan satu bahasa tunggal sekitar 2.486 tahun yang lalu. 2. Bahasa Melayu Deli dan bahasa Dairi Pakpak diperkirakan mulai berpisah dari suatu bahasa proto kira-kira tahun 474 sebelum Masehi. III. Penutup Berdasarkan analisis klasifikasi leksikostatistik dari bahasa Melayu Langkat, bahasa Melayu Deli, dan bahasa Dairi Pakpak, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dari 300 kata untuk bahasa Melayu Langkat dan bahasa Melayu Deli, hanya terdapat 296 pasangan kata yang digunakan, 4 gloss merupakan gloss yang tidak diperhitungkan. Dari 296 pasangan yang ada terdapat 270 pasangan kata kerabat, atau 91% kata kerabat. Bahasa Melayu Langkat dan bahasa Melayu Deli merupakan bahasa tunggal pada 216 ± 48 tahun yang lalu atau berpisah dari bahasa proto antara tahun 1748-1844 Masehi (dihitung dari tahun 2012). 2. Dari 300 kata untuk bahasa Melayu Langkat dan bahasa Dairi Pakpak, hanya terdapat 293 pasangan kata yang digunakan, 7 gloss merupakan gloss yang tidak diperhitungkan. Dari 293 pasangan yang ada terdapat 105 pasangan kata kerabat, atau hanya 36 % kata kerabat. Bahasa Melayu Langkat dan bahasa Dairi Pakpak merupakan bahasa tunggal pada 2354 ± 184 tahun yang lalu atau Bahasa Melayu Langkat dan bahasa Dairi Pakpak berpisah dari bahasa proto antara tahun 526-58 SM (dihitung dari tahun 2012). 3. Dari 300 kata untuk bahasa Melayu Deli dan bahasa Dairi Pakpak, hanya terdapat 294 pasangan kata yang digunakan, 6 gloss merupakan gloss yang tidak diperhitungkan. Dari 294 pasangan yang ada, terdapat 99 pasangan kata kerabat, atau hanya 34 % kata kerabat. Bahasa Melayu Deli dan bahasa Dairi Pakpak merupakan bahasa tunggal pada 2.486 ± 196 tahun yang lalu. Bahasa Melayu Deli dan bahasa Dairi Pakpak berpisah dari bahasa proto antara tahun 670-278 SM (dihitung dari tahun 2012).

4. Persentase kata kerabat menunjukkan bahwa bahasa Melayu Langkat dan bahasa Melayu Deli sebesar 91%, bahasa Melayu Langkat dan bahasa Dairi Pakpak sebesar 36%, serta bahasa Melayu Deli dan bahasa Dairi Pakpak sebesar 34%, maka dapat ditarik simpulan bahwa bahasa Melayu Langkat dan bahasa Melayu Deli mempunyai tingkat kekerabatan yang IV. Daftar Pustaka Keraf, Gorys. 1996. Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Kridalaksana, Harimurti. 1983. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia. Manik, Tindi Radja. 1977. Kamus Bahasa Dairi Pakpak-Indonesia. Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Muchtar, Syahron Lubis. 1997. Kamus Bahasa Indonesia-Melayu langkat. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Parera, Jos Daniel. 1991. Kajian Linguistik Umum Historis Komparatif dan Tipologi Struktural. Jakarta: Erlangga. Saussure, Ferdinand De. 1993. Pengantar Linguistik Umum (diterjemahkan oleh Rahayu S. Hidayat). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sembiring, Matius C. A., dkk. 1993. Morfologi dan Sintaksis Bahasa Diri Pakpak. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Siregar, Ahmad. 2001. Kamus Bahasa Dairi Pakpak-Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Sudarno, M. Ed. 1994. Perbandingan Bahasa Nusantara. Jakarta: Arikha Medika Cipta. Wurm, S. A., & B. Wilson. 1978. English Finderlist of Reconstructions in Austronesian Languages. Australia: Department of Linguistics Research School of Pasific Studies. Sumber Internet http://www.wikipedia.co.id/sumatera_utara.htm www.langkatkab.go.id diakses pada tanggal 7 Mei 2012.