Blood Pressure and Noise (Studies to Meubel Employees at Bukir Village, Gadingrejo District, Pasuruan City)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gangguan kesehatan berupa ganngguan pendengaran (auditory) dan extrauditory

Hubungan Kebisingan Terhadap Tekanan Darah Pada Pekerja Lapangan PT. Gapura Angkasa Di Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

Abstrak. Pendahuluan. Secaria, et al, Hubungan Paparan Getaran Mesin Gerinda...

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peneletian

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. canggih yang biasa digunakan selain pemakaian tenaga sumber daya manusia. Mesinmesin

Dian Pratiwi*), Ir. Irawan Wisnu Wardhana, MS dan Sri Sumiyati, ST, MSi. **)

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Semua suara yang tidak

ABSTRAK. Pembimbing I : July Ivone,dr., M.K.K., MPd.Ked. Pembimbing II: Drs. Pinandojo Djojosoewarno,dr.,AIF.

kenaikan tekanan darah atau hipertensi. [1]

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi, bahan serta peralatan yang semakin rumit dan kompleks tersebut sering tidak

HUBUNGAN KEBISINGAN DENGAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT. SERMANI STEEL MAKASSAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek. penelitian tenaga kerja meliputi :

HUBUNGAN PAPARAN KEBISINGAN PADA PEKERJA DENGAN NOISE INDUCED HEARING LOSS (NIHL) DI PTPN XIII PMS GUNUNG MELIAU

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan dan keselamatan kerja. Industri besar umumnya menggunakan alat-alat. yang memiliki potensi menimbulkan kebisingan.

BAB I PENDAHULUAN. kerja. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyak industri yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. finishing yang terdiri dari inspecting dan folding. Pengoperasian mesinmesin

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT TEKANAN PANAS DENGAN FREKUENSI DENYUT NADI PEKERJA PANDAI BESI DI KELURAHAN PADEBUOLO

DINASTI TUNGGAL DEWI J

PERBEDAAN STRES KERJA PADA KARYAWAN TERPAPAR KEBISINGAN DI ATAS DAN DI BAWAH NAB PADA BAGIAN PABRIKASI DI PG. TRANGKIL PATI

HUBUNGAN PAPARAN KEBISINGAN DAN KARAKTERISTIK OPERATOR SPBU TERHADAP TEKANAN DARAH DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2015 SKRIPSI

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP DENYUT NADI PEKERJA SEBELUM DAN SESUDAH BEKERJA DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi di bidang industri menyebabkan terjadinya

DINASTI TUNGGAL DEWI J

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI DESA BANGUN ASRI KARANG MALANG SRAGEN

HUBUNGAN PENGGUNAAN APD TELINGA DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA PABRIK DI PT. SINTANG RAYA KABUPATEN KUBU RAYA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatann.

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi, dan bahan-bahan berbahaya akan terus

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA DI PT.INKA (PERSERO) MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. rumah, di jalan maupun di tempat kerja, hampir semuanya terdapat potensi

BAB I PENDAHULUAN. hiburan seperti mempublikasikan film, lagu, video, game online dan lain

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi dan bahan-bahan berbahaya akan

INTISARI. Kata kunci: tekanan darah, dataran tinggi, dataran rendah.

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. PERBANDINGAN EFEK SEDUHAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) DAN KOPI ARABICA (Coffea arabica) TERHADAP TEKANAN DARAH WANITA DEWASA

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : Kholid Ubaidilah NIM : J

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teknologi tinggi, diharapkan industri dapat berproduksi. yang akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.

PERBEDAAN HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH ANTARA POSISI DUDUK DAN BERBARING PADA LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG.

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP KENAIKAN TEKANAN DARAH PADA PEKERJA DI PT PERTANI (PERSERO) CABANG SURAKARTA

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

PERBEDAAN STRES KERJA PADA KARYAWAN TERPAPAR KEBISINGAN DI ATAS DAN DI BAWAH NAB PADA BAGIAN PABRIKASI DI PG. TRANGKIL PATI

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan sejalan dengan penetapan status Bandara Adisutjipto

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN SISTOLIK DAN DIASTOLIK SERTA KELELAHAN KERJA PEKERJA UNIT PENGECORAN LOGAM

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA MONTIR PERBENGKELAN DI DESA KIAWA KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA KABUPATEN MINAHASA

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP KENAIKAN TEKANAN DARAH PADA PEKERJA DI PT. PERTANI (PERSERO) CABANG SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA UNIT PERBAIKAN DI PT. KAI DAOP VI YOGYAKARTA DIPO SOLO BALAPAN

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DAN MASA KERJA DENGAN STRES KERJA PEKERJA DI BAGIAN WINDING PT. BMSTI SRAGEN

Nyahmini Ambar Sari 1, Siti Sarifah 2 Prodi D III Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN MUSIK DISKOTIK DAN MASA KERJA DENGAN FUNGSI PENDENGARAN KARYAWAN DISKOTIK DI PONTIANAK TAHUN

BAB V PEMBAHASAN. perempuan. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kondisi kesehatan, aktivitas karyawan perlu dipertimbangkan berbagai potensi

GAMBARAN RESIKO GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA SARANA NON MEDIS DI AREA PLANTROOM RUMAH SAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan di bidang industri dari industri tradisioal menjadi industri

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi 464,2 TWh pada tahun 2024 dengan rata-rata pertumbuhan 8,7% per

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan/atau alat-alat. (Permenakertrans RI Nomor PER.13/MEN/X/2011).

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP LANJUT USIA PADA PENDERITA HIPERTENSI DI KELURAHAN GAYAM KABUPATEN SUKOHARJO

PENGARUH SENAM HIPERTENSI LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI PANTI WREDA DARMA BHAKTI KELURAHAN PAJANG SURAKARTA

PENGARUH LETAK TENSIMETER TERHADAP HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejak bayi,

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Selain itu faktor fisik juga berpengaruh terhadap kesehatan pekerja,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pada tahun 1992 memberikan dampak positif sebagai penghasil

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan adanya proses mekanisasi, elektrifikasi dan modernisasi serta transformasi

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman

Hubungan Pajanan Kebisingan dengan Tekanan Darah dan Denyut Nadi pada Pekerja Industri Kemasan Semen

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

AIRPORT NOISE LEVEL EVENT WITH HYPERTENSION IN THE CARGO INTERNATIONAL AIRPORT WORKERS ADISUCIPTO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik

HUBUNGAN KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PEKERJA LAUNDRY RUMAH SAKIT KOTA MAKASSAR

Suryani., Mulyadi, A., Afandi, D 2015 : 9 (1)

BAB I PENDAHULUAN. tentu akan berdampak pada terjadinya berbagai masalah yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN DAN STATUS GIZI TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA DI PT. PUTRA NUGRAHA TRYAGAN

PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERPAPAR PANAS PADA PEKERJA BAGIAN BOTTLING PROCESS PT SINAR SOSRO DELI SERDANG TAHUN 2013

Tekanan Darah Penumpang Laki-Laki yang Terpapar Suara Mesin Kapal Klotok Jalur Pontianak Teluk Batang

PENGARUH MASA KERJA DAN INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA PEKERJA BATIK TULIS LAWEYAN SURAKARTA

ABSTRAK. EFEK DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PRIA DEWASA

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN DURASI MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG PADA SOPIR TRAYEK KOTAMOBAGU MANADO DI CV PARIS 88 KOTAMOBAGU

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

PENGARUH LETAK TENSIMETER TERHADAP HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN. dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama.

BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi 6,4 sampai dengan 7,5 persen setiap

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP KENAIKAN DENYUT NADI PADA PEKERJA DI PT. PERTANI (PERSERO) CABANG SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

HUBUNGAN KEBISINGAN DENGAN KELUHAN KESEHATAN NON PENDENGARAN PADA PEKERJA INSTALASI LAUNDRY RUMAH SAKIT KOTA MAKASSAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEKANAN DARAH PEKERJA DI PLTD/G

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PEKERJA DI RAKABU FURNITURE SURAKARTA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross

Transkripsi:

Tekanan Darah dan Kebisingan (Studi pada Pekerja Mebel di Kelurahan Bukir Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan) Blood Pressure and Noise (Studies to Meubel Employees at Bukir Village, Gadingrejo District, Pasuruan City) Muhammad Robith Rifqi Imas, Ragil Ismi Hartanti, Pudjo Wahjudi Bagian Kesehatan Lingkungan dan Keselamatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember Jalan Kalimantan 37, Jember 68121 e-mail korespondensi: rifqi_robith@yahoo.com Abstract The used of tools and machinery industry produced noise in work environment. This would be bad impact for health of employees especially on increasing blood pressure. The purpose of this research was to analysis the relationship of environment factor (noise intensity), work factor (working time), and individual factor (age and work period) to blood pressure on the meubels employees. The research used a cross sectional and cluster random sampling. The respondents in this research was 53 employees across seven meubels. Statistical analyze conducted using Spearmen and Pearson test with a : 0,05. The research resulted relationship of environment factor (noise intensity) with systolic blood pressure (p=0,004) and diastolic blood pressure (p=0,006). Relationship of work factor (working time) with systolic blood pressure (p=0,052) and diastolic blood pressure (p=0,585). Relationship of individual factor (age) with systolic blood pressure (p=0,694) and diastolic blood pressure (p=0,458). Relationship of individual factor (work periode) with systolic blood pressure (p=0,475) and diastolic blood pressure (p=0,942). The conclusion of this research were environment factor (noise intensity) just only one factor were have significant relationship with blood pressure. Keywords: noise intensity, working time, individual factor, work period, blood pressure Abstrak Penggunaan alat-alat dan mesin-mesin pada industri dapat menimbulkan kebisingan yang tinggi di lingkungan kerja. Hal ini bisa berdampak buruk pada kesehatan seperti peningkatan tekanan darah yang bisa terjadi pada pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor lingkungan (intensitas kebisingan), faktor pekerjaan (lama paparan), dan faktor individu ( usia dan masa kerja) dengan tekanan darah pada pekerja industri mebel di Kelurahan Bukir Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan cross sectional dan cluster random sampling. Responden pada penelitian ini sebanyak 53 pekerja yang tersebar di tujuh perusahaan mebel. Hasil penelitian menunjukkan hubungan faktor lingkungan (intensitas kebisingan) dengan tekanan darah systolic (p=0,004) dan diastolic (p=0,006). Hubungan faktor pekerjaan (lama paparan) dengan tekanan darah systolic (p=0,052) dan diastolic (p=0,585). Hubungan antara faktor individu (usia) dengan tekanan darah systolic (p=0,713) dan diastolic (p=0,876). Hubungan antara faktor individu (masa kerja) dengan tekanan darah systolic (p=0,634) dan diastolic (p=0,888). Kesimpulan yang dapat ditarik adalah faktor lingkungan (intensitas kebisingan) merupakan satu-satunya faktor yang memiliki hubungan signifikan dengan tekanan darah Kata kunci: intensitas kebisingan, masa kerja, faktor individu, lama paparan, tekanan darah

Pendahuluan Industrialisasi akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi, penggunaan bahan dan peralatan yang semakin kompleks dan rumit. Penggunaan teknologi yang semakin canggih, di samping membantu tenaga kerja dalam penyelesaian pekerjaan juga dapat menimbulkan pengaruh buruk terutama apabila tidak dikelola dengan baik. Kemajuan teknologi telah membuat banyaknya penggunaan alat-alat dan mesin-mesin pada pabrik dengan intensitas suara yang dihasilkan dapat menyebabkan kebisingan dan mengganggu kesehatan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, perusahaan-perusahaan mebel di Kelurahan Bukir Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan dalam proses produksi mebel menghasilkan tingkat intensitas kebisingan yang tinggi yaitu berkisar > 85 dba bahkan bisa mencapai 92,1 dba jauh di atas nilai ambang batas kebisingan (NAB). Kebisingan tersebut dihasilkan dari peralatan-peralatan yang digunakan seperti mesin gergaji kayu, mesin bor kayu, mesin serut, mesin ampelas, obeng listrik, kompresor untuk pewarnaan dan finishing politer. Bising didefinisikan sebagai bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan [1]. Nilai ambang batas kebisingan sebagai faktor bahaya di tempat kerja adalah standar sebagai pedoman pengendalian agar tenaga kerja masih mampu menghadapinya tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam dalam sehari dan 5 hari kerja dalam seminggu atau 40 jam dalam seminggu. NAB kebisingan adalah 85 db(a). NAB kebisingan tersebut merupakan ketentuan dalam PERMENAKERTRANS No. 13/MEN/X/2011 [2] Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan oleh darah dalam pembuluh darah. Tekanan darah merupakan hasil dari curah jantung dan resistensi terhadap aliran darah yang diatur oleh pembuluh darah, terutama oleh kaliber arteriol. Tekanan darah dapat diukur dalam millimeter air raksa (mmhg). Dua ukuran yang digunakan adalah tekanan systolic dan tekanan diastolic [3]. Kasifikasi tekanan darah adalah sebagaimana tabel berikut: Tabel 1. Klasifikasi tekanan darah Kondisi Systolic (mmhg) Diastolic (mmhg) stadium 3 stadium 2 stadium 1 > 180 > 110 160-180 100-110 140-160 90-100 Normal tinggi 130-140 85-90 Normal 120-130 80-85 Paling baik (optimal) < 120 < 85 Gangguan fisiologis adalah gangguan yang mula-mula timbul akibat kebisingan. Contoh gangguan fisiologis adalah naiknya tekanan darah, nadi menjadi cepat, emosi meningkat, dan vasokontriksi pembuluh darah. Saraf simpatis mendapatkan rangsangan dari kebisingan. Saraf tersebut mempengaruhi arteriol sehingga menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah dan meningkatkan resistensi perifer total sehingga tekanan darah meningkat. Pada sisi lain saraf simpatis juga mempengaruhi vena sehingga terjadi vasokontriksi pada pembuluh darah kemudian aliran vena menjadi meningkat dan volume sekuncup juga meningkat sehingga curah jantung bertambah tinggi dan tekanan darah menjadi naik [4]. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan faktor lingkungan (intensitas kebisingan) di lingkungan kerja, faktor pekerjaan (lama paparan), dan faktor individu (usia dan masa kerja) terhadap tekanan darah systolic dan diastolic pada pekerja mebel di Kelurahan Bukir Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan cross sectional dan cluster random sampling. Dalam penelitian ini variabel bebas (independent variable ) yaitu kebisingan, usia, masa kerja dan lama paparan kebisingan serta variabel terikat (dependent variable) yaitu tekanan darah systolic dan diastolic akan diteliti dalam waktu yang bersamaan. Penelitian ini dilaksanakan di industri mebel Kelurahan Bukir Kecamatan Gadingrejo Kota

Pasuruan. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2015. Responden pada penelitian ini sebanyak 53 pekerja yang tersebar di tujuh perusahaan mebel. Intensitas kebisingan didapat dari hasil pengukuran menggunakan soundlevelmeter, tekanan darah diukur dengan menggunakan sphygmomanometer, faktor pekerjaan (lama paparan), faktor individu (usia dan masa kerja) diketahui dari hasil kuesioner, wawancara, dan observasi. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan uji Spearman dan Pearson dengan a sebesar 0,05 Hasil Penelitian Hasil penelitian tentang intensitas kebisingan dengan tekanan darah dapat dilihat sebagaimana tabel berikut: Tabel 2. Hasil penelitian Variabe l Usia (tahun) Masa kerja (tahun) Lama paparan (jam/har i) Intensit as Kebisin gan (dba) Minim um Maksim um Rata -rata P Value systoli c P value diastol ic 69 51 32,5 0,71 0,88 0,5 25 12 0,63 0,89 8 9 8,3 0,05 0,59 87,4 94,7 90,1 0,004 0,006 0,71 sehingga H 0 diterima. Dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan tekanan darah systolic. Uji statistik dengan 0,88 sehingga H 0 diterima dan dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan tekanan darah diastolic. 0,63 sehingga H 0 diterima. Dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan tekanan darah systolic. Uji pearson menunjukkan p>a, yaitu 0,89 sehingga H 0 diterima dan dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan tekanan darah diastolic. menggunakan uji spearman menunjukkan p>a, yaitu 0,05 sehingga H 0 diterima. Dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara lama paparan kebisingan dengan tekanan darah systolic. Uji spearman menunjukkan p>a, yaitu 0,59 sehingga H 0 diterima dan dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara lama paparan kebisingan dengan tekanan darah diastolic menggunakan uji spearman menunjukkan p<a, yaitu 0,004 sehingga H 0 ditolak. Dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara intensitas kebisingan dengan tekanan darah systolic. Uji statistik dengan menggunakan uji spearman menunjukkan p<a, yaitu 0,006 sehingga H o ditolak dan dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara intensitas kebisingan dengan tekanan darah diastolic Pembahasan Usia tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan tekanan darah systolic dan diastolic. Hal ini bertolak belakang dengan teori yang menjelaskan bahwa usia merupakan faktor yang cukup kuat untuk meningkatkan tekanan darah. Usia merupakan faktor intrinsik yang berasal dari dalam tubuh manusia. Semakin bertambahnya usia maka semakin rentan untuk mengalami peningkatan tekanan darah. Tekanan darah akan lebih mudah meningkat di usia > 40 tahun. Tekanan darah yang meningkat biasanya diakibatkan oleh pembuluh darah yang sudah berkurang tingkat elastisitasnya akibat usia yang sudah tua (arteriosklerosis) [5]. Hasil yang bertolak belakang dengan landasan teori ini diasumsikan karena pembuluh darah responden masih normal, tidak terjadi penyumbatan dan penebalan dinding pembuluh darah sehingga hasil uji hubungan antara variabel usia dan variabel tekanan darah menunjukkan hasil hubungan yang tidak signifikan. Responden yang terpilih sudah melalui tahap kriteria

inklusi dan eksklusi yang mengeliminiasi responden penderita hipertensi sehingga bisa dipastikan responden yang ikut dalam penelitian ini masih dalam kondisi sirkulasi darah yang masih optimal. Masa kerja tidak memiliki hubungan yang diastolic. Hal ini bertolak belakang dengan landasan teori yang menjelaskan bahwa masa kerja yang lama di tempat bising dapat merugikan kesehatan, kebisingan mampu mempengaruhi saraf simpatis dan dapat dapat menimbulkan perubahan sistem sirkulasi darah yang menetap [6]. Hasil yang bertolak belakang ini kemungkinan besar karena efek kebisingan bukanlah efek peningkatan darah yang bersifat akumulatif dari hari ke hari yang menyebabkan kerugian pada pekerja berupa peningkatan tekanan darah yang konsisten, namun efeknya hanya bersifat sementara dan tekanan darah bisa pulih kembali menjadi normal jika pekerja beristirahat kemudian mulai bekerja di hari berikutnya. Butuh faktor resiko yang lebih kompleks untuk terjadinya perubahan sirkulasi darah yang menetap. Lama paparan tidak memiliki hubungan yang diastolic. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinaga et al. (2013) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara lama paparan kebisingan dengan peningkatan tekanan darah pada operator ammonia di IB PT. Pupuk Sriwijaya Palembang [5]. Hasil yang berbeda ini dimungkinkan karena sedikitnya variasi waktu lama paparan kebisingan yang terjadi di lapangan sehingga hasilnya tidak signifikan. Lama paparan kebisingan di lapangan hanya terdiri dari 2 kategori yaitu 8 jam dan 9 jam, 2 kategori tersebut merupakan waktu yang sedikit sekali jedanya yaitu hanya satu jam. Hasil berbeda mungkin akan terjadi jika variasi lama paparan kebisingan yang ada di lapangan lebih bervariasi, misalnya 1 jam, 4 jam, dan 8 jam sehingga bisa diketahui hasil yang lebih akurat antara hubungan kedua variabel ini yaitu lama paparan kebisingan dengan tekanan darah systolic dan diastolic. Intensitas kebisingan memiliki hubungan yang diastolic. Hasil ini sesuai dengan penelitian Syidiq (2013) yang berjudul Pengaruh Intensitas Kebisingan Terhadap Kenaikan Tekanan Darah Pada Pekerja Di PT.Pertani (Persero) Cabang Surakarta, menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara intensitas kebisingan dengan tekanan darah systolic dan diastolic dengan p<a yaitu 0,033 < 0,05 [7]. Hal ini terjadi karena kebisingan yang tinggi dapat mempengaruhi saraf simpatis sehingga meningkatkan naiknya frekuensi jantung, bertambah kuatnya kontriksi otot jantung dan vasokontriksi pembuluh darah resisten Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian, intenstas kebisingan merupakan satu-satunya variabel yang signifikan berhubungan dengan tekanan darah systolic dan diastolic. Disarankan bagi pekerja untuk selalu mempriorotaskan kesehatan dan keselamatan kerja untuk menenkan terjadinya penyakit akibat kerja. Daftar Pustaka [1] World Health Organization. Deafness and Hearing Impairment. [ diakses tanggal 7 februari 2015]. Available from: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs300 /en/indexhtml [2] Suma'mur. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja: Jakarta: CV Sagung Setyo; 2014 [3] Gibson J. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat: Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2003 [4] Sherwood L. Fisiologi Manusia: Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2001 [5] Sinaga BSL. Analisis Peningkatan Tekanan Darah Akibat Bising pada Operator di Pabrik Ammonia IB PT. Pupuk Sriwidjaja: Palembang: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya; 2013 [6] Hastuti E. Faktor-Faktor Risiko Kenaikan Tekanan Darah pada Pekerja yang Terpajan Kebisingan di Bandara Ahmad Yani Semarang: Semarang: Kesehatan Lingkungan Universitas Diponegoro; 2005 [7] Syidiq M. Pengaruh Intensitas Kebisingan Terhadap Kenaikan Tekanan Darah Pada Pekerja di PT. PERTANI (PERSERO) Surakarta: Surakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah; 2013