Keanekaragaman Jenis Kadal dan Ular (Squamata: Reptilia) di Sepanjang Sungai Code, Daerah Istimewa Yogyakarta

dokumen-dokumen yang mirip
Ular Welang, Bungarus fasciatus (Schneider, 1801), di Lereng Selatan Gunung Merapi, Daerah Istimewa Yogyakarta

Jurnal MIPA 38 (1) (2015): Jurnal MIPA.

Volume 12, Nomor 1, Juni 2013

I. PENDAHULUAN. paling tinggi di dunia. Menurut World Wildlife Fund (2007), keanekaragaman

Achmad Barru Rosadi, Adeng Slamet, dan Kodri Madang Universitas Sriwijaya

Keanekaragaman Jenis Herpetofauna di Kawasan Ekowisata Goa Kiskendo, Kulonprogo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAPORAN PENGAMATAN AKTIVITAS HARIAN DAN WAKTU AKTIF BUNGLON (Bronchochela sp.) Oleh :

KEANEKARAGAMAN SPESIES ULAR DI DESA PERING, KECAMATAN BLAHBATUH, KABUPATEN GIANYAR, BALI

JENIS-JENIS KADAL (LACERTILIA) DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS LIMAU MANIH PADANG SKRIPSI SARJANA BIOLOGI OLEH HERLINA B.P.

KEANEKARAGAMAN JENIS KATAK DAN KODOK (ORDO ANURA) DI SEPANJANG SUNGAI OPAK PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KEANEKARAGAMAN HERPETOFAUNA DI KAWASAN TAMBLING WILDLIFE NATURE CONSERVATION (TWNC) TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN (TNBBS) PESISIR BARAT LAMPUNG

Perum Bendo Permai no 28D, Bendo Pare, Kediri. Telp:

PERSEBARAN DAN KEANEKARAGAMAN HERPETOFAUNA DALAM MENDUKUNG KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI KAMPUS SEKARAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

JURNAL HUTAN LESTARI (2015) Vol. 3 (1) : 30 34

JENIS-JENIS REPTILIA DI PPKA BODOGOL, TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO

Jenis-Jenis Reptilia di PPKA Bodogol, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Reptile species in PPKA Bodogol, Gunung Gede Pangrango National Park

METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2014,

HERPETOFAUNA DI TAMAN NASIONAL BALI BARAT

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN GROUP PROJECT RESEARCH

Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology journal homepage:

I. PENDAHULUAN. dunia. Frekuensi erupsi Gunungaapi Merapi yang terjadi dalam rentang waktu 2-

KEANEKARAGAMAN FLORA DAN FAUNA DAERAH ALIRAN SUNGAI PAKERISAN KABUPATEN GIANYAR

ISSN Fauna. donesia. Volume 11, No. 2 Desember Hylarana rufipes MZI

PREFERENSI KETINGGIAN HABITAT PTYCHOZOON KUHLII DI TEMPAT WISATA AIR TERJUN RORO KUNING KABUPATEN NGANJUK

Kemampuan Tampungan Sungai Code Terhadap Material Lahar Dingin Pascaerupsi Gunungapi Merapi Tahun 2010

TINGKAT KERUSAKAN LINGKUNGAN FISIK AKIBAT PENAMBANGAN PASIR DAN BATU DI KECAMATAN TURI DAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

EKSPLORASI KEANEKARAGAMAN HERPETOFAUNNA DI KECAMATAN GIRIMULYO KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA

Keanekaragaman dan Ekologi Biawak (Varanus Salvator) di Kawasan Konservasi Pulau Biawak, Idramayu

METODE CEPAT PENENTUAN KERAGAMAN, KEPADATAN DAN KELIMPAHAN JENIS KODOK

Keywords : Diversity in Cikaweni PPKAB Bodogol, Dominance, Inventory, Herpetofauna, VES with Time Search methods

Profil Marion Anstis : Guru Musik yang Mencintai Berudu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terkaya (mega biodiversity). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004), keanekaragaman

ABSTRAK. INVENTARISASI JENIS ULAR DI DESA KELILING BENTENG ILIR KECAMATAN SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR Oleh : Chandra Wiguna, Dharmono, Kaspul

III. METODE PENELITIAN

Keragaman Jenis Kadal Sub Ordo Sauria pada Tiga Tipe Hutan di Kecamatan Sungai Ambawang

KEANEKARAGAMAN HERPETOFAUNA DI TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN, JAWA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN

Keanekaragaman Herpetofauna di Lahan Reklamasi Tambang Batubara PT Singlurus Pratama, Kalimantan Timur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEANEKARAGAMAN ORDO ANURA DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU. A. Nola 1, Titrawani 2, Yusfiati 2

dua benua dan dua samudera. Posisi unik tersebut menjadikan Indonesia sebagai

J-PAL, Vol. 6, No. 1, 2015 ISSN: E-ISSN:

KEANEKARAGAMAN JENIS HERPETOFAUNA DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS RIAU PANAM PEKANBARU

BAB III TINJAUAN WILAYAH

I. PENDAHULUAN. buaya, Caiman, buaya, kura-kura, penyu dan tuatara. Ada sekitar 7900 spesies

JENIS_JENIS TIKUS HAMA

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KEANEKARAGAMAN JENIS HERPETOFAUNA DI SEKSI PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL (SPTN) I, ALAS PURWO, BANYUWANGI, JAWA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. Peristiwa banjir lahar dingin biasanya mengancam daerah-daerah di. yang lalu Gunung Merapi di Jawa Tengah meletus,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai potensi besar dalam

Variasi Genetik Spesies Mangrove Ceriops tagal Berdasarkan Marka RAPD

ISSN Fauna. donesia. Volume 11, No. 2 Desember Hylarana rufipes MZI

Jenis-Jenis Kadal (Sub-Ordo Sauria) di Hutan Harapan Jambi. The lizards species (Sub-Order Saurian) in Harapan Rainforest Jambi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke lokasi, yaitu

KEANEKARAGAMAN EKTOPARASIT PADA BIAWAK (Varanus salvator, Ziegleri 1999) DIKOTA PEKANBARU, RIAU. Elva Maharany¹, Radith Mahatma², Titrawani²

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Tengah tepatnya di kabupaten Karanganyar. Secara geografis terletak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang

Teknik Identifikas Reptil

KEANEKARAGAMAN ANGGOTA ORDO ANURA DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA ANURA DIVERSITY IN YOGYAKARTA STATE UNIVERSITY

PENGELOLAAN DAN KELESTARIAN KEBERADAAN SUMBER AIR SEBAGAI SALAH SATU UNSUR PENTING KEBUTUHAN MANUSIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Trisik adalah kawasan yang masih menyimpan sisa keanekaragaman

KEANEKARAGAMAN REPTIL DI REPONG DAMAR PEKON PAHMUNGAN PESISIR BARAT (STUDI KASUS PLOT PERMANEN UNIVERSITAS LAMPUNG)

Kepadatan Populasi dan Distribusi Kadal (Mabuya multifasciata. Kuhl) Di Pulau-pulau Kecil Kota Padang

KAJIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN FISIK AKIBAT PENAMBANGAN PASIR DAN BATU DI KECAMATAN TEMPEL KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Hutan adalah salah satu sumber daya alam yang memiliki manfaat

PERBANDINGAN KEANEKARAGAMAN DAN SEBARAN SPASIAL REPTIL DI PULAU PEUCANG DAN CIDAON CATUR SOTARADU RADJA GULTOM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BIOLOGI VERTEBRATA. Rizka Apriani Putri, M.Sc JURDIK BIOLOGI, FMIPA UNY Rizka Apriani Putri, M.Sc

BAB II REPTIL PADANG PASIR ASIA. 2.1 Padang Pasir

POTENSI, PELUANG, DAN TANTANGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN LAHAN BASAH SECARA BERKELANJUTAN

INVENTARISASI JENIS AMFIBI DAN REPTILIA DI KAWASAN HUTAN POHUWATO, GORONTALO, SULAWESI

TULISAN PENDEK. Beberapa Catatan Tentang Aspek Ekologi Cacing Tanah Metaphire javanica (Kinberg, 1867) di Gunung Ciremai, Jawa Barat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimilikinya selain faktor-faktor penentu lain yang berasal dari luar. Hal ini

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK UCAPAN TERIMA KASIH

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

Tabel 1. Daftar spesies herpetofauna yang ditemukan di lokasi SCP

BAB I PENDAHULUAN. fauna yang hidup di habitat darat dan air laut, antara batas air pasang dan surut.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki luas sekitar Ha yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri

Keanekaragaman dan Kemerataan Spesies Anggota Ordo Anura di Lereng Selatan Gunung Merapi Tahun 2012

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Tungau Karakterisasi dan Infestasi Tungau pada Cicak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak sungai,

PEMANFAATAN TUMBUHAN OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI MUHAMMAD IRKHAM NAZMURAKHMAN

SWAMP EELS (Synbranchus sp.) JENIS YANG BARU TERCATAT (NEW RECORD SPECIES) DI DANAU MATANO SULAWESI SELATAN *)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman

Komunitas Herpetofauna di Lereng Timur Gunung Slamet, Jawa Tengah

KERAGAMAN JENIS AMFIBI DAN REPTIL GUMUK PASIR, PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR

BAB I PENDAHULUAN. hayati memiliki potensi menjadi sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 4, No 4 (2015)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak pada Lintang Selatan dan 110

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Amfibi merupakan salah satu komponen penyusun ekosistem yang memiliki

2015 LUWAK. Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian

Transkripsi:

Biota Vol. 1 (1): 31 38, Februari 2016 ISSN 2527-323X Keanekaragaman Jenis Kadal dan Ular (Squamata: Reptilia) di Sepanjang Sungai Code, Daerah Istimewa Yogyakarta Diversity of Lizard and Snakes (Squamata: Reptilia) along Code River, Yogyakarta Special Province Donan Satria Yudha 1*, Rury Eprilurahman 1, Herdhanu Jayanto 2, dan Ikhsan Fauzi Wiryawan 2 1 Laboratorium Sistematika Hewan, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada 2 Kelompok Studi Herpetologi, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Email: donan_satria@ugm.ac.id *Penulis untuk korespondensi Abstract Lizards and snakes are two groups of animal belong to the Order Squamata, Class Reptilia. These two groups of reptiles generally inhabit near the water source especially rivers and streams, they are usually found in or near the rivers and streams. Some lizards and snakes are treated as pets and sometimes consumed. Code River is one of the rivers which flowing through the middle city of Yogyakarta. The upstream of Code River named Boyong and the downstream is fused with Opak River in Bantul Regency. The diversity of fauna that lives in the river and on the river bank is not yet well documented. Complete re-documentation is needed to obtain new data record especially for Squamates. The diversity of squamates in the Boyong-Code River is mostly unknown and not well documented. The research was aimed to acquire data about the diversity of squamates along the Boyong-Code River in the Yogyakarta Special Province. Samples were taken along the Boyong-Code River starting from upstream to downstream. Samples were taken using combination of several methods, i.e., VES (Visual Encounter Survey), River bank cruising and transect. Sampling area were generally divided into three locations, i.e., upstream, middle-stream and downstream. Species diversity of squamates in the Boyong-Code River consisted of 8 species of lacertilian (lizards) and 10 species of snakes (serpents). The Boyong-Code River was a decent habitat for some lacertilian and snakes. Keywords : diversity, squamates, the Boyong-Code River, DIY Abstrak Kadal dan ular adalah dua kelompok hewan anggota Ordo Squamata, Kelas Reptilia. Dua kelompok hewan reptil ini secara umum hidupnya dekat dengan air, mereka sering sekali ditemukan di dalam dan di sekitar sungai. Beberapa jenis ular dan kadal tersebut sering dimanfaatkan untuk dijadikan hewan peliharaan dan kadang dikonsumsi. Sungai Code merupakan salah satu sungai yang melewati Kota Yogyakarta. Hulu Sungai Code disebut Sungai Boyong dan hilir sungai Code menyatu dengan Sungai Opak di daerah Bantul. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimanakah keanekaragaman jenis anggota Ordo Squamata di sepanjang Sungai Boyong-Code wilayah Propinsi D.I. Yogyakarta? Berdasarkan permasalahan yang timbul, maka penelitian ini bertujuan mengetahui keanekaragaman jenis reptil anggota Ordo Squamata penghuni tepian Sungai Code. Pengambilan sampel di sepanjang Sungai Boyong-Code dari hulu hingga hilir menggunakan gabungan beberapa metode, yaitu VES (Visual Encounter Survey), River bank cruising, dan transek. Sampling secara umum dibagi tiga bagian yaitu bagian hulu, tengah dan hilir. Hasil yang diperoleh adalah 8 spesies anggota Subordo Lacertilia (kadal) dan 10 spesies anggota Subordo Serpentes (ular). Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa Sungai Boyong- Code merupakan habitat yang cocok bagi anggota Ordo Squamata. Kata kunci: keanekaragaman, squamata, Sungai Boyong-Code, DIY Diterima: 19 Februari 2014, disetujui: 15 April 2014

Keanekaragaman Jenis Kadal dan Ular (Squamata: Reptilia) Pendahuluan Kadal dan ular adalah dua kelompok hewan anggota ordo Squamata, kelas Reptilia. Dua kelompok hewan reptil ini secara umum hidupnya dekat dengan air, mereka sering sekali ditemukan di dalam dan di sekitar sungai (Zug, 1993; Pough dkk., 1998; Cogger dan Zweifel, 2003). Beberapa jenis ular dan kadal hidup pada pepohonan dan tanah di tepian sungai. Reptil tersebut dapat dijadikan sebagai hewan peliharaan dan kadang dikonsumsi (Zug, 1993; Pough dkk., 1998; Cogger dan Zweifel, 2003). Sungai Code adalah salah satu sungai yang melintas di tengah Kota Yogyakarta. Bagian Hulu sungai Code berada di lereng selatan Gunung Merapi dan bernama Sungai Boyong. Bagian tengah Sungai Code merupakan wilayah padat penduduk. Banyak rumah penduduk dibangun di tepian Sungai Code sehingga sedikit sekali vegetasi riparian dan tanah yang tidak dilapisi conblok maupun aspal. Bagian hilir Sungai Code menyatu dengan Sungai Opak di sisi selatan Yogyakarta, yaitu Dusun Kembangsongo, Desa Trimulyo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul (Anonim, 2010; Brontowiyono, 2010). Sungai Code, berdasarkan sejarahnya, berfungsi untuk mengairi sawah-sawah di wilayah Sleman dan Bantul; bahkan sempat dijadikan sumber air minum pada zaman dahulu (Anonim, 2010; Brontowiyono, 2010), serta sebagai aliran lahar dari Gunung Merapi saat meletus. Pada masa kini, Sungai Code hanya berfungsi sebagai pengairan sawah dan jalur aliran lahar Gunung Merapi saat meletus (Anonim, 2010; Brontowiyono, 2010). Kekayaan jenis reptil terutama kadal dan ular pada habitat sungai di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta masih belum terdata dengan baik, lengkap, dan menyeluruh. Diperlukan pendataan awal yang terpublikasikan dengan lebih lengkap sebagai acuan dan dapat berkelanjutan terutama bagi anggota ordo Squamata. Ular dan kadal memiliki fungsi alami sebagai kontrol biologi bagi populasi serangga (terutama nyamuk) dan rodensia (tikus) (Zug, 1993; Pough dkk., 1998). Kondisi sekitar sungai yang masih terjaga baik dengan banyak vegetasi riparian serta sedikit aktivitas manusia, dapat meningkatkan jumlah jenis, maupun individu reptil. Penelitian ini bertujuan mengetahui keanekaragaman jenis anggota Ordo Squamata yang terdapat di sepanjang Sungai Code, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Keanekaragaman tersebut berguna untuk memberikan informasi yang lengkap, dan menjadi database sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya, terutama di bidang ekologi dan konservasi herpetofauna di wilayah sekitar sungai di Propinsi DIY. Metode Penelitian Spesimen yang dipelajari adalah semua jenis reptil anggota Ordo Squamata yang habitatnya berada di dalam maupun tepian kanan-kiri sepanjang Sungai Code dari hulu hingga hilir di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Bahan kimia (alkohol 70%, formaldehid 4%, akuades dan kloroform) digunakan untuk membuat awetan spesimen basah. Penelitian dilakukan selama bulan April hingga Juli 2012. Lokasi penelitian terletak di sepanjang Sungai Code dari hulu (Sungai Boyong) hingga hilir (pertemuan dengan Sungai Opak). Metode yang digunakan adalah transek garis sepanjang 500 m per titik sampling dengan kombinasi visual encounter survey (VES) (Lovich, 2012). Pada bagian hulu Code (Boyong) ditentukan 4 titik sampling, bagian tengah dan hilir Sungai Code masing-masing 3 titik sampling (Tabel 1). Sampling pada setiap titik sampling dilakukan dalam dua waktu yang berbeda yaitu siang hari guna mencari squamata diurnal (jam 10.00 s/d 13.00 wib); dan malam hari guna mencari squamata nokturnal (jam 18.00 s/d 22.00 wib) (Foster, 2012). Semua spesimen anggota Subordo Lacertilia (kadal) dan Subordo Serpentes (ular) ditangkap, diidentifikasi dan didokumentasi (Foster, 2012). Sampling squamata dilakukan pada tepian sungai. Beberapa individu untuk masing-masing jenis diambil sebagai specimen voucher (Reynolds dan McDiarmid, 2012). Spesimen dibuat sebagai awetan basah yang diawetkan dengan alkohol 70% dan diberi label. Identifikasi berdasar Manthey (2008), de Rooij 32 Biota Vol. 1 (1), Februari 2016

Donan Satria Yudha dkk., (1915) dan (1917), van Hoesel (1959) serta Das (2010). Hasil dan Pembahasan Sampling hulu Code baik diurnal maupun nokturnal dari 4 titik sampling didapatkan 4 spesies anggota Subordo Lacertilia dan 8 spesies anggota Subordo Serpentes baik waktu diurnal maupun nokturnal (Tabel 2). Lacertilia yang dijumpai terdiri dari 3 spesies diurnal, yaitu: Eutropis multifasciata (kadal kebun), Bronchocela jubata (bunglon pohon) dan Bronchocela cristatella (bunglon mini) serta 1 spesies nokturnal yaitu Cyrtodactylus marmoratus (cicak batu). Pada titik sampling IV bagian hulu didapatkan 2 spesies anggota Familia Agamidae dari Genus yang sama, yaitu Bronchocela jubata (bunglon pohon) dan Bronchocela cristatella (bunglon mini). Perbedaan karakter morfologi antara keduanya adalah pada bentuk nuchal crest; ukuran sisik kepala; jumlah sisik labial atas dan bawah; jumlah sisik pada bagian tengah tubuh dan bentuk ekor (de Rooij, 1915). Sekilas kedua jenis tersebut di atas sangat mirip. Orang awam sering menyebut keduanya sebagai bunglon. Tetapi setelah ada yang mengetahui perbedaannya, maka Bronchocela cristatella disebut bunglon mini (Gambar 1B). Tabel 1. Lokasi area kajian di Sungai Code dari hulu hingga hilir. Sungai Code Hulu Tengah Hilir Titik Sampling (TS) TS I TS II TS III TS IV TS I TS II TS III TS I TS II TS III Nama Lokasi Dusun Wonorejo, Hargobinangun, Pakem, Sleman Bumi Perkemahan, Kumending, Candibinangun, Pakem, Sleman Pulowatu/Tegal Harjobinangun, Pakem, Sleman Sebelah selatan jembatan Boyong Resto Ledokwareng, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman Sebelah utara jembatan Ngentak Pogung Lor, Desa Sinduadi, Mlati, Sleman Sebelah barat Asrama Haji Ringroad Utara Jembatan Teknik UGM, Pogung, Desa Sinduadi, Mlati, Sleman Blimbingsari, Desa Caturtunggal, Depok, Sleman Utara jembatan Sardjito Jembatan Ngoto, Pandeyan, Desa Bangunharjo, Sewon, Bantul Jl. Imogiri Barat Brajan/Ngentak, Desa Timbulharjo, Sewon, Bantul Sebelah timur stadion Bantul. Pertemuan dengan Kali Opak, Kembangsongo, Desa Trimulyo, Jetis, Bantul. Tabel 2. Anggota Ordo Squamata dijumpai di bagian hulu Sungai Code tahun 2012. Squamata di bagian Hulu Sungai Code Subordo Familia Spesies Keterangan Scincidae Eutropis multifasciata Ditemukan saat sampling siang Lacertilia Agamidae Bronchocela jubata Ditemukan saat sampling siang & malam Bronchocela cristatella Ditemukan saat sampling siang & malam Gekkonidae Cyrtodactylus marmoratus Ditemukan saat sampling malam Colubridae Dendrelaphis pictus Ditemukan saat sampling siang & malam Ptyas korros Ditemukan saat sampling siang Ahaetulla prasina Ditemukan saat sampling siang & malam Serpentes Elaphe flavolineata Ditemukan saat sampling siang Natricidae Xenochrophis piscator Ditemukan saat sampling malam Rhabdophis subminiatus Ditemukan saat sampling siang Homalopsidae Homalopsis buccata Ditemukan saat sampling malam Pythonidae Python reticulatus Ditemukan saat sampling siang Biota Vol. 1 (1), Februari 2016 33

Keanekaragaman Jenis Kadal dan Ular (Squamata: Reptilia) Gambar 1. A : Bronchocela cristatella (bunglon mini) dengan ciri nuchal crest pendek; dan B : Bronchocela jubata (bunglon pohon) dengan ciri nuchal crest meninggi dan panjang melengkung. Fauna Serpentes terdiri dari 8 spesies yaitu Dendrelaphis pictus (ular tampar), Ptyas korros (ular kayu), Ahaetulla prasina (ular pucuk), Elaphe flavolineata (ular kopi), Xenochrophis piscator (ular macan air), Rhabdophis subminiatus (ular pudak bromo), Homalopsis buccata (ular buhu) dan Python reticulatus (sawa kembang/ sanca batik). Ular Dendrelaphis pictus (Gambar 2), Ptyas korros, Ahaetulla prasina dan Elaphe flavolineata kesemuanya merupakan fauna diurnal dan arboreal dikarenakan vegetasi riparian di kanan dan kiri hulu Sungai Code masih sangat lebat. Ketiga spesies ular arboreal tersebut dijumpai di malam hari, karena di malam hari mereka diam istirahat dengan bergelantung pada dahan pohon sehingga mudah diketahui keberadaannya. Khusus pada titik sampling II tidak dijumpai seekor ular pun. Hal tersebut karena merupakan area bumi perkemahan sehingga sering ada kegiatan siang dan malam. Selain itu, ketika sampling di titik II dilakukan, baru saja terjadi pembukaan jalan menuju ke sungai oleh kendaraan berat untuk penambangan pasir dan kegiatan penambangan pasir di tengah sungai. Kedua faktor tersebut menyebabkan kelompok ular menjauh dari area titik sampling II. Ular Xenochrophis piscator, Rhabdophis subminiata dan Homalopsis buccata adalah ular air, umumnya mencari mangsa di malam hari. Ular Xenochrophis piscator dan Homalopsis buccata dijumpai berada di dalam air saat malam hari. Ular Xenochrophis piscator terkadang juga dijumpai pada siang hari pada saat berjemur. Ular Python reticulatus tidak dijumpai langsung, tetapi informasi dan tangkapan dari penduduk yang tinggal sekitar 4 m dari tepi sungai. Penduduk mengatakan bahwa dia menangkap ular tersebut di Sungai Code dekat rumahnya sekitar sebulan sebelum sampling dilakukan. Ular Python reticulatus dibeli dan tetap dimasukkan dalam data karena ditemukan di Sungai Code dekat titik sampling. Selain itu, dari beberapa kali percakapan dengan penduduk yang tinggal disekitar Sungai Code dan para pemancing ikan terutama pemancing malam sering menjumpai ular tersebut. Pada bagian tengah Sungai Code, dijumpai 5 spesies anggota Lacertilia dan 3 spesies anggota Serpentes (Tabel 3). Keanekaragaman reptil anggota Subordo Lacertilia pada bagian tengah Code sedikit berbeda dengan bagian hulu. Pada bagian tengah terdapat penambahan 2 spesies yaitu: Hemidactylus frenatus (cicak rumah) dan Gekko gecko (tokek) keduanya berasal dari Familia Gekkonidae. Hemidactylus frenatus dan Gekko gecko muncul karena perumahan penduduk sangat dekat dengan tepian sungai. Rumah penduduk menyediakan pakan baik alami maupun tidak alami kepada kedua spesies tersebut. Pakan alami berupa serangga di sekitar rumah pada malam hari karena adanya cahaya lampu. Pakan tidak alami berupa sisa-sisa makanan (misal: nasi) manusia yang tertinggal dapat dimakan oleh sebagian besar anggota Familia Gekkonidae. Cyrtodactylus marmoratus tidak dijumpai karena sangat minimnya vegetasi riparian dan bebatuan, sehingga spesies ini tidak banyak berada di sekitar Sungai Code bagian tengah. Keanekaragaman spesies anggota Subordo Serpentes di bagian tengah Code sangat minim. Hanya dijumpai 3 spesies yaitu: Dendrelaphis pictus (ular tampar), Ptyas korros (ular kayu) dan Homalopsis buccata (buhu). Minimnya ular 34 Biota Vol. 1 (1), Februari 2016

Donan Satria Yudha dkk., di lokasi ini sangat mungkin, karena jarang ada vegetasi riparian dan merupakan habitat terganggu. Jumlah ular terbanyak pada titik sampling I yaitu 3 spesies. Lokasi tersebut vegetasi riparian masih sangat rimbun, merupakan habitat yang cocok bagi ular pohon seperti Dendrelaphis pictus dan Ptyas korros. Selain itu, badan air masih banyak tempat yang dalam dengan arus sangat lambat, endapan sungai berupa tanah/lumpur dan cukup jernih (pool) cocok bagi habitat ular air seperti Homalopsis buccata (Gambar 3). Pada titik sampling II dan III hanya dijumpai 1 spesies ular pohon saja, yaitu Dendrelaphis pictus. Tidak adanya ular air disebabkan beberapa faktor, yaitu tidak adanya air dalam yang berarus lambat, endapan sungai berupa kerikil dan batuan, sungai dangkal dan berarus cepat, banyak aktivitas manusia di sekitar dan tepian sungai baik siang maupun malam hari. Anggota Kelas Reptilia yang dijumpai di bagian Hilir Sungai Code adalah anggota Subordo Lacertilia dan Serpentes. Selama pengambilan data berhasil dijumpai 6 spesies anggota Subordo Lacertilia. Lima spesies dijumpai saat sampling dan satu spesies dijumpai saat survei yaitu Varanus salvator (biawak) (Tabel 4). Terdapat tiga spesies anggota Lacertilia djumpai pada tiga bagian sungai (hulu, tengah dan hilir) yaitu: Eutropis multifasciata, Bronchocela jubata, dan Bronchocela cristatella. Satu jenis yaitu Gekko gecko (tokek) dijumpai di bagian tengah dan hilir. Satu spesies yaitu Gehyra mutilata hanya dijumpai di bagian Hilir Code. Gehyra mutilata diasosiasikan dengan rumah penduduk, tetapi di titik sampling I dijumpai menempel di dinding talut tepi sungai bukan menempel di pepohonan maupun batuan. Saat survei pada bagian hilir di titik sampling II siang hari terlihat seekor Varanus salvator (biawak) sedang memakan kepiting (Parathelphusa convexa.). Saat sampling dilakukan di titik sampling II tidak terlihat biawak tersebut tetapi dapat diidentifikasi adanya lubang sarang biawak di tepian sungai. Varanus salvator dimasukkan dalam data keanekaragaman jenis herpetofauna Sungai Code. Pada bagian hilir Sungai Code, terdapat 8 spesies anggota Subordo Serpentes. Tiga jenis dijumpai pada ketiga bagian sungai (hulu, tengah dan hilir) yaitu: Dendrelaphis pictus (ular tampar), Ptyas korros (ular kayu) dan Homalopsis buccata (ular buhu). Tiga spesies ular dijumpai di dua bagian sungai (Hulu dan Hilir) yaitu: Ahaetulla prasina (ular pucuk), Xenochropis piscator (ular macan air) dan Rhabdophis subminiata (ular pudak bromo). Terdapat dua spesies ular yang hanya dijumpai pada bagian hilir Code saja, yaitu: Gonyosoma oxycephala (ular gadung ijo) dan Enhydris enhydris (ular air). Gonyosoma oxycephala (ular gadung ijo) adalah ular pohon, dijumpai waktu siang hari sedang bergerak diantara vegetasi riparian yang tidak terlalu tinggi tetapi cukup lebat (Gambar 4). Merupakan hewan diurnal dengan preferensi pakan mammalia arboreal dan burung. Enhydris enhydris (ular air) adalah ular air sejati, sebagian besar hidupnya melata di dasar air. Merupakan ular nokturnal tetapi sering tampak waktu diurnal untuk basking. Saat sampling nokturnal ular tersebut terlihat bagian kepalanya menyembul keluar dari dalam badan air bagian tepi untuk menunggu mangsa berupa ikan yang lewat. Penelitian herpetofauna di daerah aliran sungai di Jawa telah dilakukan oleh Eprilurahman dkk (2009 dan 2010). Eprilurahman dkk (2009) melakukan penelitian di daerah aliran sungai kawasan ekowisata Linggo Asri, Pekalongan, dan Eprilurahman dkk (2010) melakukan penelitian keanekaragaman herpetofauna di derah aliran sungai Welo, Petungkriyono, Pekalongan. Dari hasil dua penelitian tersebut dapat dijelaskan bahwa sungai di Petungkriyono merupakan habitat tak terganggu manusia, sehingga jumlah reptil anggota ordo Squamata melimpah dan banyak kesamaan dengan jenis yang ditemukan di daerah hutan. Hal tersebut berbeda dengan Sungai Code, yaitu jenis yang dijumpai adalah ular dan kadal kosmopolitan yang dapat beradaptasi dengan keberadaan manusia. Selain penelitian di atas, belum ada lagi penelitian yang dipublikasikan serta fokus pada keanekaragaman jenis anggota ordo Squamata yang habitatnya di sungai-sungai. Biota Vol. 1 (1), Februari 2016 35

Keanekaragaman Jenis Kadal dan Ular (Squamata: Reptilia) Tabel 3. Anggota Ordo Squamata yang dijumpai di bagian tengah Sungai Code tahun 2012. Squamata di Bagian Tengah Sungai Code Subordo Familia Spesies Keterangan Lacertilia Serpentes Scincidae Eutropis multifasciata Ditemukan saat sampling siang Agamidae Bronchocela jubata Ditemukan saat sampling siang & malam Bronchocela cristatella Ditemukan saat sampling siang & malam Gekkonidae Hemidactylus frenatus Ditemukan saat sampling siang & malam Gekko gecko Ditemukan saat sampling malam Colubridae Dendrelaphis pictus Ditemukan saat sampling siang & malam Ptyas korros Ditemukan saat sampling siang Homalopsidae Homalopsis buccata Ditemukan saat sampling malam Tabel 4. Anggota Ordo Squamata dijumpai di bagian Hilir Sungai Code tahun 2012. Squamata di Bagian Hilir Sungai Code Subordo Familia Spesises Keterangan Scincidae Eutropis multifasciata Ditemukan saat sampling siang Agamidae Bronchocela jubata Ditemukan saat sampling siang & malam Lacertilia Bronchocela cristatella Ditemukan saat sampling siang & malam Gekkonidae Hemidactylus frenatus Ditemukan saat sampling siang & malam Gehyra mutilata Ditemukan saat sampling siang & malam Varanidae Varanus salvator Ditemukan saat sampling siang Colubridae Dendrelaphis pictus Ditemukan saat sampling siang & malam Ptyas korros Ditemukan saat sampling siang Ahaetulla prasina Ditemukan saat sampling siang & malam Serpentes Gonyosoma oxycephala Ditemukan saat sampling siang Natricidae Xenochrophis piscator Ditemukan saat sampling siang & malam Rhabdophis subminiatus Ditemukan saat sampling siang & malam Enhydris enhydris Ditemukan saat sampling malam Homalopsidae Homalopsis buccata Ditemukan saat sampling siang & malam Gambar 2. Ular tampar (Dendrelaphis pictus), ciri khas terdapat garis hitam memanjang dari ujung moncong melintas mata hingga ke leher bahkan sepertiga badan. 36 Biota Vol. 1 (1), Februari 2016

Donan Satria Yudha dkk., Gambar 3. Ular buhu (Homalopsis buccata), ciri khas tubuh dorsal berwarna coklat polos atau abu-abu, bagian ventral abu-abu keputihan dan pola garis di sisi dorsal kepala. Gambar 4. Gonyosoma oxycephala, ciri khas warna tubuh dorsal hijau dengan bagian ventral hijau pucat atau kuning. dan lidah berwarna biru. Simpulan dan Saran Simpulan Di sungai Code dari hulu hingga hilir didapat 8 jenis fauna anggota Subordo Lacertilia dan 10 jenis fauna anggota Subordo Serpentes. Semuanya adalah spesies asli (native species) Indonesia. Semua anggota reptil tersebut adalah spesies yang umum dijumpai. Didapat 6 spesies lacertilia arboreal dan 2 spesies lacertilia terrestrial. Terdapat 4 spesies serpentes akuatik maupun semi-akuatik, 1 spesies serpentes terrestrial dan 5 spesies serpentes arboreal. Saran Perlu dilakukan sampling pada musim hujan untuk membandingkan data keanekaragaman dengan data penelitian ini. Penambahan titik sampling dan waktu penelitian yang lebih panjang. Ucapan Terima Kasih Terima kasih kepada Fakultas Biologi UGM yang telah memberikan dana penelitian melalui TP3F Fakultas, Drs. Trijoko, M.Si., selaku Kepala Laboratorium Sistematika Hewan dan anggota tim peneliti yang telah banyak memberikan waktu untuk diskusi dan ijin kerja di Laboratorium. Setiawan Silva Pambudi, Khoirunnisa Andryani, Fahrul Hilmi dan adikadik anggota KSH lainnya dalam pengambilan data di lapangan dan kerja laboratorium lainnya. Biota Vol. 1 (1), Februari 2016 37

Keanekaragaman Jenis Kadal dan Ular (Squamata: Reptilia) Daftar Pustaka Anonim. 2010. Kondisi Umum Daerah Istimewa Yogyakarta.http://jogja.indonesianchm.or.id/ind ex.php/umum. diakses 24 Maret 2012. Brontowiyono, W. 2010. Analisis Kemampuan Tampungan Sungai Code Terhadap Material Lahar Dingin Pasca Erupsi Gunungapi Merapi Tahun 2010. Proposal Penelitian DPPM UII. Cogger, H.G. dan Zweifel, R.G. 2003. Encyclopedia of Reptiles and Amfibians. Frog City Press. San fransisco. Pp : 240. Das, I. 2010. A Field Guide to the Reptiles of South-east Asia. New Holland Publishers (UK) Ltd. De Rooij, Dr. Nelly. 1915. The Reptiles of the Indo- Australian Archipelago. I. Lacertilia, Chelonia, Emydosauria. E. J. Brill Ltd. De Rooij, Dr. Nelly. 1917. The Reptiles of the Indo- Australian Archipelago. II. Ophidia. E. J. Brill Ltd. Eprilurahman, R., Qurniawan, T.F., Kusuma, K.I. dan Chomsun, H.K. 2010. Studi Awal Keanekaragaman Herpetofauna di Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Propinsi, Jawa Tengah. Zoo Indonesia Jurnal Fauna Tropika, 19 (1): 19 30. Eprilurahman, R., Hilmi, M.F. dan Qurniawan, T.F. 2009. Studi Keanekaragaman Reptil dan Amfibi di Kawasan Ekowisata Linggo Asri, Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah. Berkala Penelitian Hayati, 15 (1): 93 97. Foster, M.S. 2012. Chapter Thirteen. Standard Techniques for Inventory and Monitoring, in: Reptile Biodiversity; Standard Methods for Inventory and Monitoring. University of California Press, Los Angeles, California. Pp. 205 264. Lovich, R.E. 2012. Chapter Eleven. Techniques for Reptiles in Difficult-to-Sample Habitats, in: Reptile Biodiversity; Standard Methods for Inventory and Monitoring. University of California Press, Los Angeles, California. Pp. 167 192. Manthey, Ulrich. 2008. Agamid Lizards of Southern Asia; Draconinae 1. Edition Chimaira, Germany. Pough, F.H., Andrew, R.M., Cadle, J.E., Crump, M.L., Savitzky, A.H. dan Wells, K.D. 1998. Herpetology. Prentice-Hall, Inc. Upper Saddle River, New Jersey. Pp : 138, 169. Reynolds, R.P. dan McDiarmid, R.W. 2012. Chapter Six. Voucher Specimens, in: Reptile Biodiversity; Standard Methods for Inventory and Monitoring. University of California Press, Los Angeles, California. Pp. 89 94 Siradz, S.A., Harsono, E.S. dan Purba, I. 2008. Kualitas Air Code, Winongo dan Gajahwong, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan, 8 (2): 121 125. Suhono dan Budi. 1986. Ular ular Berbisa di Jawa. Penerbit Antar Kota. van Hoesel, J.K.P. 1959. Ophidia Javanica. Kementerian Pertanian. Lembaga Pusat Penjelidikan Alam. Museum Zoologicum Bogoriense. Pertjetakan Archipel Bogor. Zug, G.R. 1993. Herpetology: An Introductory Biology of Amfibians and Reptiles. Academic Press, Inc. San Diego, California. 38 Biota Vol. 1 (1), Februari 2016