BAB III PRATEK JUAL BELI POHON MANGGA DENGAN SISTEM TEBASAN DI DESA KEDONDONG KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK

BAB III PEMANFAATAN SISTEM GADAI SAWAH DI DESA SANDINGROWO KECAMATAN SOKO KABUPATEN TUBAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PRAKTEK GANTI RUGI DALAM JUAL BELI PADI TEBASAN DI DESA BRANGSONG KECAMATAN BRANGSONG KABUPATEN KENDAL

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

BAB IV MENELUSURI WILAYAH DAN MASYARAKAT DUSUN PELEM

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading

BAB III PRAKTIK SEWA TANAH PERTANIAN DENGAN PEMBAYARAN UANG DAN BARANG DI DESA KLOTOK PLUMPANG TUBAN

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

BAB III IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB I LATAR BELAKANG

BAB III PRAKTEK TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PRAKTEK JUAL BELI POHON DENGAN SISTEM IJOHAN DI DESA KEMIRI TIMUR KECAMATAN SUBAH KABUPATEN BATANG

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB II KONDISI UMUM KELURAHAN LOMANIS. kelurahan di wilayah Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap.Lokasinya

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN

BAB III PRAKTEK DARI HUTANG PIUTANG KE JUAL BELI DI DESA KARANGMALANG WETAN KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL

BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN OLEH PEMILIK PERAHU DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN BANYURIP KECAMATAN PEKALONGAN SELATAN KOTA PEKALONGAN

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

BAB I PENDAHULUAN. Ha. Terbagi menjadi 14 RW dan 28 RT. Desa Banguncipto yang dibatasi oleh : 1) Sebelah Utara Desa Wijimulyo

BAB IV KONDISI FISIK DAN SOSIAL KELURAHAN PAKEMBARAN KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL PROPINSI JAWA TENGAH

BAB III PRAKTEK JUAL BELI ANYAMAN KEPANG DI DESA RINGINHARJO KEC. GUBUG KAB. GROBOGAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. kecamatan yang ada di Kabupaten Tulang Bawang dengan letak geografis

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB VI REFLEKSI HASIL PENDAMPINGAN BERSAMA KELOMPOK TANI

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI BARANG REKONDISI DI DESA SIDOHARJO DUSUN TUMPAK MOJOKERTO

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Dermojurang, Seloharjo, Pundong, Bantul, Yogyakarta. Mahasiswa

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

BAB II PROFIL WILAYAH

BAB III TRANSAKSI GADAI SAWAH DI DESA BETON KECAMATAN SIMAN KABUPATEN PONOROGO

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kampung Totokaton merupakan salah satu kampung (dari sembilan kampung)

BAB IV GAMBARAN UMUM DUSUN NONGKO DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB III PRAKTEK PENGUPAHAN SISTEM ROYONGAN DI DESA KLIRIS KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL. A. Demografi Desa Kliris Kecamatan Boja Kabupaten Kendal

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER

KEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Kranggan, Galur, Kulon Progo. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata telah

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara administratif, Desa Tangkil Kulon merupakan salah satu desa di

BAB II KEADAAN DESA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN NUURUL QURAN

b. Tanah kering No Tanah Kering Luas 1 Pekarangan / Bangunan 25,717

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

BAB I PENDAHULUAN. Kuliah Kerja Nyata Reguler Periode LXI divisi I kelompok B unit 3

A. GAMBARAN UMUM LOKASI KKN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI. Penumangan Baru adalah sebuah Desa di Kecamatan Tulang Bawang

BAB III TRANSAKSI SEWA JASA ANJING PEMBASMI HAMA TIKUS DI DESA BUDUGSIDOREJO KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

BAB II PROFIL WILAYAH. acuan untuk menentukan program kerja yang akan dilaksanakan selama KKN

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB III PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG UANG DENGAN PELUNASAN BARANG DI DESA KEDUNGRINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN

BAB III PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

BAB III PRAKTIK TAKSIRAN DAN KOMPENSASI DALAM JUAL BELI PADI TEBASAN DI DESA POJOK WINONG KECAMATAN PENAWANGAN KABUPATEN GROBOGAN

59 cukup luas untuk ukuran sebuah Desa tersebut dibatasi oleh beberapa Desa di sekitarnya, yaitu: a. Sebelah utara Desa Margoagung b. Sebelah timur De

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. klasifikasi data rendah. Dusun Mojosantren merupakan dusun yang strategis

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT KAMPUNG RANTAU PANJANG KUCHING SARAWAK. Secara umum Kampung Rantau Panjang termasuk dalam kawasan

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kecamatan Tepus berada di sebelah selatan

BAB III PRAKTIK PERSEWAAN ALAT-ALAT PESTA MAHKOTA INDAH DI KELURAHAN BIBIS KARAH KECAMATAN JAMBANGAN SURABAYA

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV MENELUSURI DESA DI TENGAH PERSAWAHAN

BAB I PROFIL WILAYAH

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PRAKTIK GANTI RUGI PADA PROSES BORONGAN IKAN LAUT DI KELURAHAN BRONDONG KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB IV GAMBARAN UMUM KONDISI MASYARAKAT DESA GEDANGAN. Arteri Sekunder (jalan provinsi) yang cukup startegis membujur arah Utara-

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PUJUD KECAMATAN PUJUD KABUPATEN ROKAN HILIR

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

KWINTALAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

ditawarkan sesuai dengan luas sawah serta subur atau tidaknya padi yang akan ditebas. Tawar menawar harga diperlukan untuk mencapai kesepakatan harga

BAB III PRAKTEK JUAL BELI JAGUNG DI DESA KEBONAGUNG KECAMATAN TEGOWANU KABUPATEN GROBOGAN

BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III PENERAPAN ANTARA PEMILIK KAPAL DAN NELAYAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah

BAB I PENDAHULUAN. Kuliah Kerja Nyata Alternatif Periode LI unit II.C.1 Universitas

Transkripsi:

BAB III PRATEK JUAL BELI POHON MANGGA DENGAN SISTEM TEBASAN DI DESA KEDONDONG KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK A. Gambaran Umum Desa Kendondong Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk 1. Kondisi Geografis Desa Kedondong merupakan salah satu desa yang terletak di sebelah barat dari pusat pemerintahan Kabupaten Nganjuk. Secara administratif, Desa Kedondong termasuk dalam wilayah Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk. Keadaan daerahnya termasuk dalam wilayah datar yang tidak berbukit atau berlembah dengan temperatur udara sekitar 29 derajat Celcius. Kondisi hidrologisnya sangat basah karena memiliki muka air tanah yang cukup dangkal. Pada musim penghujan permukaan air tanahnya sekitar 3-5 meter dan pada saat musim kemarau permukaan air tanahnya sekitar 8-10 meter. Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa kondisi tanah di Desa Kedondong sangat subur dan cocok untuk bercocok tanam. 1 Adapun yang menjadi batas desanya adalah sebagai berikut : a. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sekarputih. b. Sebelah Utara berbatsan dengan Desa Djipangan. c. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Guyangan. d. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Ringinanom. 1 Wawancara dengan Sugianto selaku Kepala Desa Kedondong. 43

44 Desa Kedondong merupakan daerah yang dilalui jalur yang menghubungkan Jawa Timur dengan Jawa Tengah. Letaknya sangat strategis karena tidak jauh sekitar 3 Km dari pusat kota. Dari pusat kota bisa ditempuh dengan kendaraan bermotor dengan hanya membutuhkan waktu 10 menit saja untuk bisa sampai di Desa Kedondong. 2. Kondisi sosial ekonomi Berbeda dengan penduduk kota yang semakin cenderung individualistik Penduduk desa kedondong memiliki jiwa gotong royong yang tinggi. Rasa kebersamaan juga masih terlihat diantara para pemuda desa. Hal ini terlihat dari berbagai bentuk kegiatan sosial kemasyarakatan yang diseleggarakan. Karang taruna di Desa Kedondong menjadi wadah bagi para remaja putra putri dalam menyalurkan kreatifitas dan mengembangkan keterampilan. Selain itu, kegiatan yang hubungannya dengan perbaikan infrastruktur desa seperti jembatan, pos kampling dan lainnya dilakukan secara secara swadaya antar warga. Kemudahan akses menuju Desa Kedondong dan letaknya yang strategis karena tidak terlalu jauh dari pusat kota membuat pembangunan infrasktrutur di Desa Kedondong berjalan dengan baik. Secara keseluruhan jalan desa sudah diaspal, gang-gang sudah dipaving secara rapi, rumah penduduk sudah tidak ada lagi yang berdinding bambu dan layak huni serta berbagai fasilitas di desa seperti posyandu, pos kampling, balai desa, masjid,

45 mushola juga sudah tersedia. 2 Kelengkapan sarana dan prasarana tersebut dapat dilihat secara rinci dalam tabel berikut : Tabel 4.1 Kelengkapan Sarana Dan Prasarana Desa Kedondong Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk No Sarana dan prasarana Jumlah 1 Masjid 1 buah 2 Mushola 9 buah 3 Balai Desa 1 buah 4 Pos Kamling 8 buah 5 Sekolah Dasar 1 buah 6 TK 1 buah 7 PAUD/Paly Group 1 buah (Sumber : Data Kepala Desa Kedondong, 2014) Kelengkapan sarana dan prasarana di desa kendondong tentu saja akan berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat. Meski bisa dibilang Desa Kedondong memiliki ketersediaan lahan pertanian yang cukup didukung kesuburan tanah dan kelancaran irigasi, profesi yang digeluti penduduk setempat tidak hanya bertani. Seiring dengan peningkatan sumber daya manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan. Sebagian besar masyarakat juga ada yang berprofesi sebagai karyawan, buruh pabrik, pengusaha, sopir, montir, PNS dan TNI-Polri. Secara rinci mata pencaharian penduduk Desa Kedondong dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 4.2 Daftar Mata Pencaharian Penduduk Desa Kedondong Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk No Mata Pencaharian Jumlah 1 PNS 90 Orang 2 TNI-POLRI 13 Orang 3 Karyawan 139 Orang 4 Buruh Pabrik 120 Orang 5 Pedagang 229 Orang 2 Hasil Observasi peneliti pada 12 Agustus 2014

46 6 Petani 460 Orang 7 Buruh Tani 220 Orang 8 Sopir 7 Orang 9 Montir/bengkel 9 Orang 10 Tukang Bangunan 41 Orang Jumlah 1428 Orang (Sumber : Data Kepala Desa Kedondong, 2014) Pendidikan menjadi sebuah gerbang menuju kemajuan dan perbaikan kualitas kehidupan. Peningkatan kualitas pendidikan, selain dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai dibidang pendidikan juga harus didukung dengan kualitas tenaga pendidik yang berkompeten. Tingkat pendidikan penduduk Desa Kedondong juga sudah mengalami kemajuan. Letak Desa yang tidak jauh dari pusat kota membuat pendidikan di Desa Kedondong tertransfer dengan baik. Tingkat pendidikan di Desa Kedondong tidak lagi didominasi oleh Lulusan SMA namun sekarang para sarjanasarjana juga telah banyak lahir disana. Meskipun penduduk yang tidak tamat Sekolah Dasar juga ada. Adapun rinciannya sebagai berikut : Tabel 4.3 Daftar Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Kedondong Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk No Tingkat Pendidikan Jumlah 1 Tamatan Akademi/Perguruan tinggi 73 Orang 2 Tamatan SLTA 459 Orang 3 Tamatan SMP 123 Orang 4 Tamatan SD 985 Orang 5 Tidak tamat SD 179 Orang 6 Tidak Sekolah 132 Orang Jumlah 1951 Orang (Sumber : Data Kepala Desa Kedondong, 2014)

47 3. Kondisi Keagamaan Penduduk Desa Kedondong merupakan masyarakat yang memiliki tingkat religiustas yang tinggi. Sebagai desa yang mayoritas penduduknya beragama Islam, terdapat berbagai macam kegiatan keagaman yang rutin diselenggarakan di Desa Kedondong setiap minggunya. 3 Kegiatan keagamaan tersebut meliputi : 1. Pengajian Yasin dan Tahlil yang diselenggarakan setiap hari selasa malam yang diikuti para bapak-bapak. 2. Pengajian muslimat yang diselenggarakan setiap hari jumat siang yang diikuti para ibu-ibu. 3. Pengajian dziba an yang diselenggarakan setiap hari sabtu malam dengan peserta para remaja putri. 4. Pengajian kitab kuning yang diselenggarakan setiap selasa malam dan hari minggu malam dengan peserta para remaja putra. 5. Penganjian TPQ yang diselenggarakan setiap hari kecuali hari jumat dengan peserta para anak-anak baik laki-laki maupun perempuan. Banyaknya agenda kegiatan keagamaan di atas menunjukkan bahwa Desa Kedondong Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk memiliki nuansa keislaman yang kental. Meski begitu, karakteristik keislaman penduduk Desa Kedondong tidak hanya terbatas pada banyaknya kegiatan keagamaan yang diselenggarakan tapi juga tercermin dalam bentuk kerukunan dengan para warga desa yang non-muslim. Hal ini terlihat dari sikap kegotong-royongan 3 Wawancara dengan Kyai Anwar selaku tokoh masyarakat Desa Kedondong.

48 antara penduduk muslim dengan penduduk non-muslim di berbagai kegiatan kemasyarakatan seperti acara bersih desa, acara peringatan kemerdekaan Republik Indonesia dan acara-acara lainnya yang membutuhkan partisipasi masyarakat. B. Praktik Jual Beli dengan sistem tebasan di Desa Kedondong Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk 1. Sejarah jual beli dengan sistem tebasan Jual beli tanaman yang merupakan hasil kebun maupun hasil pertanian sudah dipraktikkan sejak lama oleh masyarakat Desa Kedondong Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk. Biasanya hasil tanaman yang diperjualbelikan di kalangan masyarakat Kabupaten Nganjuk hasil pertanian seperti padi, jagung, semangka dan tebu. Sedangkan hasil kebun yang biasa diperjualbelikan berupa mangga, sawo, pepaya, nangka dan masih banyak lagi. Salah satu bentuk praktik jual beli tanaman yang berkembang di Desa Kedondong Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk adalah praktik jual beli hasil kebun berupa buah mangga dengan sistem tebasan. Ditelusuri dari aspek historinsya, tidak ada yang mengetahui secara pasti mengenai asalmula dipergunakannya jual beli hasil kebun berupa buah mangga dengan sistem tebasan di Desa Kedondong Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk. Praktik jual beli dengan sistem tebasan atau yang lazim disebut dengan sistem borongan ini telah berkembang sejak lama dan turun menurun di Desa

49 Kedondong Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk. Sebagaiamana hasil wawancara peneliti dengan Bapak Samidi (penjual) selaku warga Desa Kedondong yang seringkali melakukan jual beli buah mangga dengan sistem tebasan yang mengatakan : 4 Saya tidak tahu secara pasti kapan pratik jual beli tebasan ini berkembang di Desa Kedondong. Yang jelas sejak kakek saya masih ada, saya sudah mengenal pratik jual beli ini. Intinya praktik jual beli dengan sistem tebasan ini sudah turun menurun di lingkungan warga desa kendondong. Dari penjelasan Bapak Samidi tersebut dapat dipahami bahwa praktik jual beli tebasan sudah mentradisi sejak lama dan menjadi salah satu kebiasaan masyarakat desa kendodong dalam transaksi jual beli. 2. Mekanisme jual beli dengan sistem tebasan Jual beli hasil kebun berupa buah mangga dengan sistem tebasan sebagaimana dijelaskan pada susb bab sebelumnya telah dipraktikkan sejak lama oleh masyarakat Desa Kedondong Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk. Adapun mengenai mekanismenya, sebagaimana penjelasan Bapak Paniran (Pembeli/penebas) bahwa mula-mula pembeli yang biasanya adalah tengkulak melakukan survey mengelilingi desa untuk mencari pohon mangga. 5 Setelah menemukan pohon mangga kemudian calon pembeli tersebut melihat kondisi pohon mangga dengan mempertimbangkan hal-hal berikut : 1. Melihat Jenis buah mangganya. 2. Melihat kelebatan buah pohon mangga. 4 Wawancara dengan Bapak Samidi selaku penjual pohon mangga. 5 Wawancara dengan Bapak Paniran selaku pembeli/penebas buah mangga

50 3. Melihat ada tidaknya hama yang menggangu pertumbuhan buah. 4. Membandingkan prosentase buah mangga yang sudah besar dengan yang masih kecil/pencit. Dari hasil pengamatan calon pembeli terhadap kondisi buah mangga tadi, kemudian calon pembeli melakukan penaksiran harga terhadap buah mangga yang akan dibeli sesuai dengan kondisi buah yang diamati. Dalam proses menaksir harga ini, diperlukan keahlian khusus dari calon pembeli karena penaksiran harga buah mangga ini tidak hanya mempertimbangkan kondisi buahnya saja akan tetapi calon pembeli tentunya sudah mempertimbangkan dengan berapa harga buah mangga yang layak di pasaran ketika dijual nanti. Sehingga kejelian calon pembeli buah mangga ini yang menentukan untung-ruginya dalam melakukan jual beli buah mangga dengan sistem tebasan. Setelah ditaksir harga pohon mangga yang akan ditebaskan buahnya maka terjadi proses tawar menawar antara pembeli dengan penjual pohon mangga. Jika tercapai kesepakatan diantara keduanya maka pada saat itu juga pembeli membayar harga buah mangga tersebut secara tunai yang sekaligus hak kepemilikan buah mangga telah beralih dari pemilik pohon mangga kepada pembeli dalam sekali panen. Sementara waktu pemanenan buah dilakukan setelah kesepakatan harga dicapai. Hal ini yang membedakan sistem tebasan buah mangga dengan padi. Jika padi yang ditebaskan biasanya pemanenannya ditangguhkan hingga padi tampak menguning dan siap panen sedangkan buah mangga yang

51 ditebaskan bisa dipanen seketika setelah dicapai kesepakatan harga meskipun belum masak sehingga tidak perlu ditangguhkan pemanenannya. Namun terkadang ada juga pembeli yang membayar dengan uang panjar terlebih dahulu. Uang panjar dibayarkan dengan cara membayar sebagian dari harga yang disepakati sebagai tanda jadi membeli dan pelunasannya setelah pembeli memanen buahnya. Pembayaran dengan sistem panjar biasanya diikuti dengan penangguhan pemanenan. Tapi penangguhan ini tidak berlangsung lama hingga berhari-hari. Misalnya saja setelah pembeli membayar uang panjar kemudian pembeli pulang untuk mengambil peralatan memanen mangga dan kendaraan angkut yang akan digunakan mengangkut buah mangga. Pembeli kemudian kembali lagi ke rumah pemilik pohon mangga tadi untuk memanen mangga. Jadi yang dimaksud penangguhan dalam konteks ini adalah selang waktu antara setelah membayar uang panjar dan sebelum pemanenan buah mangga dilakukan. Baru setelah pemanenan dilakukan, pembeli melunasi pembayaran harga buah mangga tersebut. Konsekuensi dari jual beli buah mangga dengan sistem tebasan ini adalah bahwa semua buah mangga baik yang sudah masak, akan masak atau masih kecil/pencit menjadi hak pembeli sepenuhnya dalam sekali panen. Namun menurut Bapak Paniran (Penebas) pemanenan buah biasanya diprioritaskan pada buah yang sudah besar baik yang belum masak maupun yang sudah masak. Hal ini dilakukan karena bila pengambilan dilakukan pada buah yang masih terlalu kecil/pencit akan bisa merugikan penebas. Buah yang masih terlalu kecil dan belum layak petik hanya akan menambah

52 ongkos angkut mangga sementara dikemudian hari tidak bisa dimanfaatkan karena belum bisa dimatangkan. Oleh karena itu, buah yang masih terlalu kecil dibiarkan saja dan tidak dipetik meskipun buah itu menjadi hak pembeli. Dikemudian hari jika buah yang terlalu kecil itu membesar dan masak, penebas tidak akan mengambilnya kembali. 6 Keuntungan yang dapat diambil dari penjualan mangga dengan sistem tebasan di Desa Kedondong Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk sebagaimana menurut pendapat Bapak Jumadi (penjual buah mangga) adalah sebagai berikut : 7 1. Menjual buah mangga sebelum masak dapa waktunya lebih menguntungkan karena harga jualnya lebih tinggi dan risiko kerugian terkena hama bisa terhindarkan. 2. Menjual buah mangga sebelum masak pada waktunya mengantisipasi rendahnya harga jual buah mangga ketika memasuki masa panen raya karena stok buah mangga yang berlebih. 3. Penjualan buah mangga dengan sistem tebasan dipandang lebih efisien dalam menekan biaya perawatan dan pemeliharaan pohon mangga. 4. Penjual buah mangga/pemilik pohon mangga tidak perlu repot untuk memanen buah mangganya atau membayar orang untuk memanen buah mangganya karena dengan sistem tebasan para pembeli/tengkulak yang akan memanen buahnya sendiri. 6 Wawancara dengan Bapak Paniran selaku pembeli/penebas buah mangga 7 Wawancara dengan Bapak Jumadi selaku penjual buah mangga

53 5. Setelah terjadinya akad jual beli dengan sistem tebasan risiko menjadi tanggung jawab pembeli baik itu risiko buah membusuk maupun risiko harga buah menurun. 6. Modal pemeliharaan pohon mangga akan kembali dengan cepat tanpa perlu menunggu buah mangganya masak terlebih dahulu. Sedangkan keuntungan yang bisa diambil dari pembelian buah mangga dengan sistem tebasan menurut Bapak Ngatiman (Pembeli/Penebas) adalah sebagai berikut : 8 1. Pembelian buah mangga dengan sistem tebasan biasanya membeli buah mangga yang kebanyakan sudah besar tapi belum masak sehingga dengan cara ini menghindarkan penebas dari kerugian jika dibandingkan dengan membeli buah mangga yang sudah masak dan berisiko mengalami pembusukan. 2. Dengan sistem tebasan, penebas buah mangga bisa segera melakukan pematangan buah dengan cara pengkarbitan dan segera menjual buah tersebut ke pasaran sebelum musim buah datang. Karena jika musim buah mangga datang, penebas mengalami resiko kerugian karena menurunnya harga jual buah mangga sebagai akibat stok buah mangga yang berlebih di pasaran. 8 Wawancara dengan Bapak Ngatiman selaku pembeli/penebas buah mangga