BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Dengan adanya pasar modal para investor dapat melakukan

merupakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan maupun dari

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pendapatan Nasional Per Kapita berinvestasi pada saham yang dapat memberikan penghasilan (return) yang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan. Investasi pada sekuritas juga bersifat likuid (mudah dirubah). Oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB I PENDAHULUAN. dana ke dalam lembaga investasi dan atau suatu benda dengan harapan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis tabungan di bank, digunakan untuk modal usaha sendiri maupun

BAB I PENDAHULUAN. modal harus bersifat likuid dan efisien. Suatu pasar modal dikatakan likuid

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara berkembang yang menganut sistem ekonomi pasar. Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan fungsi keuangan. Sebagai fungsi ekonomi, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. modal dikatakan efisiensi secara informasional apabila harga sekuritassekuritasnya

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal.

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

) TERHADAP HARGA SAHAM DI BEI SELAMA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Investor dalam menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya. bertujuan dalam jangka pendek tetapi bertujuan untuk memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan suatu aktivitas pengerahan dana jangka panjang dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi adalah salah satu aspek penting di dalam suatu negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. sarana yang berguna untuk menggalang pengerahan dana jangka panjang dari

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini sudah marak diperbincangkan di kalangan masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada aset rill (tanah, emas, satu tahun, seperti saham dan oblogasi.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saham adalah salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan return UKDW

PENGARUH PERUBAHAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia atau go public pasti menerbitkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mereka untuk mengetahui pergerakan saham yang terjadi berapapun besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Didalam perekonomian negara yang maju dan berkembang banyak

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana serta menawarkan surat berharga dengan cara listing

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini, pasar modal memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara

ANALISIS VARIABEL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Financial Intermediary, menjadi semakin dibutuhkan dalam perekonomian,

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

PENGARUH PERGERAKAN RASIO PROFITABILITAS EMITEN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. sumber dana yang tersedia secara efisien akan berkurang. Akibatnya

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia telah menjadi salah satu alternatif pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. mencari tambahan dana (berupa fresh money) untuk disuntikan ke dalam perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB I PENDAHULUAN. investor/pemilik modal. Media yang digunakan perusahaan dalam menjual

SKRIPSI. Disusun oleh : B FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN. Efek Indonesia (Kristiana dan Sriwidodo, 2012). Pasar modal merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. nasional maupun internasional, perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam era

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain setiap perusahaan harus mengembangkan usahanya yang

I. PENDAHULUAN. Istilah penawaran umum atau sering juga disebut dengan go public semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi, alangkah baiknya apabila kita tidak hanya menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Model estimasi..., Andriyatno, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan ekonomi, terutama di negara yang menganut sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Globalisasi yang terjadi saat ini memberikan dampak yang signifikan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang sedang berkembang di berbagai bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas risiko yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. luas. Banyak orang yang menginvestasikan uang mereka dalam pasar modal, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

Bab I. Pendahuluan. perekonomian di Indonesia. Keberadaan pasar modal di suatu negara bisa

I. PENDAHULUAN. keuntungan di masa yang akan datang. Hal ini juga di dukung dengan jenis

BAB I PENDAHULUAN. penawaran dan permintaan jangka panjang dalam bentuk efek. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yaitu aset riil (real asset) dan aset finansial (financial asset), yang sama-sama

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi terutama di negara-negara yang menganut sistem ekonomi pasar. Pasar modal telah menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi, sebab pasar modal dapat menjadi sumber dana alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal berfungsi sebagai salah satu sistem mobilitas dana jangka panjang yang efisien bagi pemerintah. Melalui pasar modal pemerintah dapat mengalokasikan dana masyarakat ke sektor-sektor investasi yang produktif. Dari sudut pandang keuangan, pasar modal berfungsi sebagai salah satu media yang efisien untuk mengalokasikan dana dari pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana atau pihak investor dan pihak yang membutuhkan dana yang disebut pihak perusahaan. Perkembangan pasar modal dibanyak negara termasuk Indonesia berhubungan erat dengan peranan penting pasar modal dalam perekonomian suatu negara, hal ini dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus fungsi keuangan (Husnan, 2002). Dengan adanya pasar modal, para investor dapat melakukan investasi pada banyak pilihan investasi, sesuai dengan kemampuan menganalisa dan keberanian mengambil risiko di mana para investor akan selalu memaksimalkan return yang dikombinasikan dengan resiko tertentu dalam setiap keputusan investasinya.

Keputusan investasi pada dasarnya menyangkut masalah pengelolaan dana pada suatu periode tertentu, di mana para investor mempunyai harapan untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan dari dana yang diinvestasikan selama periode waktu tertentu. Sebelum mengambil keputusan investasi baru, para investor perlu mengadakan analisa yang cermat. Di dalam mengambil keputusan investasi, para investor mengharapkan hasil yang maksimal dengan risiko tertentu atau hasil tertentu dengan risiko yang minimal terhadap investasi yang dilakukan. Keuntungan investasi sangat tergantung banyak hal, tapi hal yang utama adalah tergantung pada kemampuan atau strategi penanam modal atau investor dalam membaca keadaan dan situasi pasar yang tidak menentu. Bila harga saham naik maka keuntungan yang dimiliki investor akan meningkat. Kenaikan harga saham dan permintaan yang tinggi merupakan daya tarik tersendiri bagi perusahaan untuk menerbitkan saham. Penanam modal yang membeli saham berarti mereka membeli prospek suatu perusahaan. Bagi pihak yang kekurangan dana maka pasar modal dapat dijadikan sebagai alternatif dalam penyediaan dana. Alternatif pendanaan perusahaan dari Bursa Efek Indonesia dapat memberikan keuntungan kepada manajemen perusahaan manufaktur dengan memilih jenis saham yang dapat memberikan keuntungan (return) yang lebih tinggi apabila mempunyai dana cadangan (Farid dan Sudomo Siswanto, 1998). Bertambahnya jumlah perusahaan manufaktur yang go public akan dapat menguatkan atau melemahkan harga saham. Variabel penyebab naik turunnya harga saham di Bursa Efek Indonesia selalu mengikuti perkembangan kehendak pasar (Jumingan, 2005).

Para investor dan calon investor menghendaki naik turunnya harga saham yang dapat memberikan keuntungan (return). Indikator yang sering diperhatikan untuk mengetahui apakah perusahaan mampu memberikan return terhadap investasi sesuai dengan tingkat yang disyaratkan investor adalah dari pertumbuhan profitabilitas perusahaan (Farid dan Sudomo Siswanto, 1998). Informasi keuangan yang dibutuhkan investor adalah informasi laporan keuangan atau laporan keuangan tahunan (Niswonger et.al, 2002). Paling sedikit satu kali dalam setahun perusahaan yang go public berkewajiban menerbitkan laporan keuangan tahunan kepada para investor yang ada di bursa. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi (Ikatan Akuntan Indonesia, 2007). Bagi investor, laporan keuangan tahunan merupakan sumber berbagai macam informasi khususnya neraca dan laporan laba rugi perusahaan. Oleh karena itu, publikasi laporan keuangan perusahaan (emiten) merupakan saat-saat yang ditunggu oleh para investor di pasar modal, karena dari publikasi laporan keuangan itu para investor dapat mengetahui perkembangan emiten, yang akan digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk membeli atau menjual saham-saham yang dimiliki. Permasalahan yang timbul adalah bagaimana informasi perusahaan yang go public tersebut mempengaruhi harga saham dipasar modal dan variabel apa saja yang menjadikan indikator, sehingga perusahaan dapat mengendalikan peningkatkan nilai

perusahaan melalui peningkatan nilai saham yang diperdagangkan di pasar modal dapat dicapai. Dalam melakukan investasi, investor akan memperkirakan berapa tingkat penghasilan yang diharapkan (expected return) atas investasinya untuk suatu periode tertentu di masa yang akan datang. Namun setelah periode investasi, belum tentu tingkat penghasilan yang terealisasi (realized return) adalah sama dengan tingkat penghasilan yang diharapkan, tingkat penghasilan yang diharapkan, tingkat penghasilan yang direalisasikan dapat lebih tinggi atau lebih rendah. Ketidakpastian (uncertainty) akan tingkat penghasilan merupakan inti dari investasi yaitu bahwa investor selalu harus mempertimbangkan unsur ketidakpastian yang merupakan investasi (Farid dan Sudomo Siswanto, 1998). Keputusan investasi bagi para investor mengandung risiko dan ketidakpastian. Pengetahuan tentang risiko merupakan suatu hal yang penting untuk dimiliki oleh setiap investor maupun calon investor. Seorang investor yang rasional, sebelum mengambil keputusan investasi harus mempertimbangkan dua hal, yaitu pendapatan yang diharapkan (expected return) dan risiko (risk) yang tergantung pada jenis investasinya. Investasi pada saham dinilai mempunyai tingkat risiko yang lebih besar dibandingkan dengan alternatif investasi yang lain seperti obligasi, deposito, dan tabungan. Hal ini disebabkan karena pendapatan yang diharapkan dari investasi pada saham bersifat tidak pasti, di mana pendapatan saham terdiri dari dividen (dividend) dan laba yang berasal dari peningkatan harga sekuritas (capital gain). Kesanggupan suatu perusahaan untuk membayar dividen ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba,

sedangkan capital gain ditentukan oleh fluktuasi harga saham. Risiko investasi saham tercermin pada variabilitas pendapatan (return) saham, baik pendapatan saham individual maupun pendapatan saham secara keseluruhan (return market) di pasar modal (Chaerul, 1999). Para calon investor sebelum mengambil keputusan untuk berinvestasi selalu melakukan analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham. Untuk mengukur nilai saham dapat dilakukan dengan analisis fundamental dan analisis teknikal (Farid dan Siswanto 1998). Tujuan analisis fundamental adalah menentukan apakah nilai saham berada pada posisi undervalue atau overvalue. Saham dikatakan undervalue bilamana harga saham di pasar saham lebih kecil dari harga wajar atau nilai yang seharusnya, demikian juga sebaliknya. Dalam analisa fundamental memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham, model ini acapkali disebut sebagai share price forecasting dan sering digunakan dalam berbagai pelatihan analisis sekuritas. Analisis fundamental berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan, tentang efektifitas dan efisiensi perusahaan mencapai sasarannya. Umumnya faktor-faktor fundamental yang diteliti adalah nilai intrinsik, nilai pasar, return on total assets (ROA), Return On Equity (ROE), price to book value (PBV), debt equity ratio (DER), dividend earning, Price Earning Ratio (PER), dividend payout ratio (DPR), dividend yield, dan likuiditas saham (Brigham dan Houston, 2006).

Analisis teknikal menggunakan data pasar yang dipublikasikan yaitu harga saham dengan mengamati perubahan harganya di waktu yang lalu. Analis teknikal menyatakan bahwa harga saham mencerminkan informasi yang relevan, dan informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga di waktu yang lalu, karenanya perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan berulang (Tandelin dan Eduardus, 2001). Analisi teknikal memperhatikan volume perdagangan, indeks harga saham individual maupun gabungan untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran saham tertentu maupun pasar secara keseluruhan. Pendekatan ini pada intinya membuat serta menginterprestasikan grafik saham ditinjau dari pergerakan harga saham dan volume transaksinya untuk mendapatkan petunjuk tentang arah perubahan di masa yang akan datang (Husnan dan Pudjiastuti, 2002). Fakta bahwa análisis teknikal digunakan untuk pergerakan jangka pendek mencari keuntungan yang cepat, bukan keuntungan jangka panjang (Tom Taulli, 2009). Dari sudut pandang calon investor, untuk menilai prospek perusahaan di masa datang adalah dari pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator yang paling banyak dipakai adalah Return On Equity (ROE) yang menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham. Indikator yang dipakai menilai efektivitas dan efesiensi perusahaan dalam menggunakan assets untuk memperoleh laba banyak dipakai adalah Return On Assets (ROA). Menurut (Natarsyah, 2000) faktor fundamental seperti Return On Equity berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Semakin tinggi nilai ROE menunjukkan semakin tinggi laba

bersih dari perusahaan yang bersangkutan (Ang, 1997). Ada hubungan yang positif antara ROE dengan harga saham perusahaan yang dapat meningkatkan nilai buku saham perusahaan (Higgins, 1998). Faktor fundamental lainnya yang turut mempengaruhi harga saham adalah dividen, bahwa variabilitas harga saham tergantung pada earning dan dividen suatu perusahaan (Fuller et.al, 1987). Teori the bird- in- the hand menyatakan bahwa terdapat hubungan antara nilai perusahaan dan pembayaran dividen, bahwa pembayaran dividen menunjukkan hal yang pasti berkaitan dengan apresiasi harga saham. Karena dividen diduga risikonya lebih kecil dibandingkan dengan capital gains maka perusahaan seharusnya menetapkan dividend payout ratio yang tinggi dan menawarkan dividend yield yang tinggi untuk memaksimumkan harga saham. Penelitian tentang pengaruh beberapa faktor fundamental terhadap perubahan harga saham perusahaan di BEI menggunakan variabel penelitian seperti : EPS (Earning Per Share), ROI (Return on Investment) atau ROA (Return on Asset), DER (Debt to Equity Ratio) dan PBV (Price Book Value), ROE (Return On Equity), NPM (Net Profit Margin), CAR (Capital Adequacy Ratio), NIM (Net Interest Margin), LDR (Laverage Debt Ratio), dan DPR (Dividend Per Share). Penelitian mengenai pengaruh faktor fundamental kuantitatif terhadap harga saham perusahaan industri diantaranya dilakukan Hadi (2004) menyatakan bahwa ROE, ROA, NIM, DER, dan PER secara simultan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan industri. Sedangkan penelitian Sianipar (2005) menghasilkan kesimpulan

bahwa CAR, PER, ROA, ROE, NIM, LDR secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap harga saham perusahaan industri. Terdapat inkonsistensi hasil penelitian terdahulu dan fenomena naik turunnya harga saham perusahaan memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur, yang mempunyai spesifikasi khusus terhadap struktur asset, dengan rasio terbesar pada asset tetap (Fixed Assets). Pemilihan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sebagai objek pada penelitian ini, karena jenis perusahaan manufaktur tergolong sektor pemimpin (leading sector) bagi sektor lainnya dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi (Ginting Sugihen, 2003). Perusahaan manufaktur dapat mempengaruhi keadaan pasar modal dari permintaan dan penawaran modal. Sewaktu perseroan tumbuh, keperluan mereka akan modal luar biasa meningkat dramatis maka pasar saham adalah pasar keuangan yang penting (Brealey et.al, 2007). Menjadi permasalahan, apakah tingkat ROA, ROE dan PER pada perusahaan manufakur berpengaruh tehadap harga saham di Bursa Efek Indonesia. Berangkat dari permasalahan tersebut peneliti ingin meneliti kembali pengaruh beberapa faktor fundamental terhadap harga saham perusahaan manufaktur, dengan meneliti faktor profitabilitas yang berkaitan dengan investasi terutama ditunjukkan oleh analisis rasio ROA, ROE dan PER maka penelitian ini diberi judul : Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Price Earning Ratio (PER) terhadap Harga saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah, apakah Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Price Earning Ratio (PER) berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI)? 1.3. Tujuan Penelitian Didasarkan kepada rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara simultan dan parsial. 1.4. Manfaat penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti dapat meningkatkan kompetensi keilmuan dan menambah wawasan di bidang Bursa Efek. 2. Bagi manajemen perusahaan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan untuk pengambilan keputusan keuangan bidang pendanaan. 3. Bagi investor dapat menjadi bahan masukan atau informasi dalam pengambilan keputusan keuangan. 4. Bagi peneliti berikutnya dapat menjadi bahan masukan dalam penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham.

1.5. Originalitas Penelitian Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan Hadi (2004) tesis Pascasarjana Universitas Indonesia. Menurut Hadi (2004) ROE, ROA, NIM, DER, dan PER secara simultan dan parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan variabel ROE, ROA dan PER dengan alasan ketiga variabel tersebut adalah indikator yang banyak dipakai untuk mengukur tingkat efesiensi dan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham serta masih terdapatnya inkonsistensi hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruhnya terhadap harga saham, oleh sebab itu peneliti akan menguji kembali pengaruh ROA, ROE dan PER terhadap harga saham. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah : 1. Data sekunder yang digunakan peneliti sebelumnya menggunakan data tahun 2000 sampai dengan tahun 2003 sedangkan penelitian ini menggunakan data tahun 2006 sampai dengan tahun 2009. 2. Objek penelitian yang digunakan peneliti sebelumnya perusahaan perbankan sedangkan penelitian ini memilih objek penelitian perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.