MENUJU PENGGUNAAN BAHAN BAKAR BENSIN BEBAS TIMAH HITAM

dokumen-dokumen yang mirip
PERSPESKTIF KEBIJAKAN PENGHAPUSAN BENSIN BERTIMBEL

Data yang terkumpul dari analisis KPBB terhadap penghilangan timbel ada beberapa hal yang dapat menjadi bahan diskusi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TAHUN 2001, JAKARTA BEBAS BENSIN BERTIMBEL

KERUSAKAN LINGKUNGAN YANG DIAKIBATKAN OLEH SUMBER TRANSPORTASI Iskandar Abubakar

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara

BAB I PENDAHULUAN. pada bertambahnya jumlah pencemar di udara (Badan Pusat Statistik, 2013).

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 : PENDAHULUAN. Pencemaran udara telah lama menjadi masalah kesehatan pada masyarakat, terutama

BAB I PENDAHULUAN. udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahan bakar minyak sebagai salah satu sumber energi. mengalami peningkatan yang signifikan sejalan dengan pertumbuhan

PENGHAPUSAN BENSIN BERTIMBEL: LANGKAH PERTAMA STRATEGI PENURUNAN EMISI KENDARAAN BERMOTOR

BAB I PENDAHULUAN. berpacu untuk menginovasi produk produk kendaraan yang mereka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari saluran pembuangan kendaraan bermotor, sehingga industri industri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan bermotor telah lama menjadi salah satu sumber pencemar

Mengganti Bensin Bertimbel Sebuah Resiko Politik atau Peyelamatan Generasi?

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan lingkungan utama di dunia, terutama di negara-negara

MODIFIKASI MESIN MOTOR BENSIN 4 TAK TIPE 5K 1486 cc MENJADI BAHAN BAKAR LPG. Oleh : Hari Budianto

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi kehidupan di dunia ini ( Arya, 2004: 27).

BAB I PENDAHULUAN. pesat dapat dilihat dari tingginya jumlah kendaraan seiring dengan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. ke tahun pertumbuhan penduduk di Indonesia semakin meningkat. Hal ini

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan

BAB II LANDASAN TEORI. didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari

Koordinasi Penerapan Standard Euro II Kendaraan Tipe Baru

I. PENDAHULUAN. Selama ribuan tahun telah disadari bahwa aktivitas manusia dan urbanisasi

Disampaikan Dalam Rangka Diskusi Meja Bundar Tinjauan Persiapan Penerapan Standard EURO II Kendaraan Type Baru 2005

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya penggunaan timah hitam, timbal atau plumbum (Pb) mengakibatkan 350 kasus penyakit jantung koroner, 62.

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan pembangunan yang dilakukan manusia semakin meningkat yang akan

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN UJI EMISI DALAM PENAGGULANGAN PENCEMARAN UDARA OLEH SEKTOR TRANSPORTASI DI KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. kota yang menjadi hunian dan tempat mencari kehidupan sehari-hari harus bisa

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan

GREEN TRANSPORT: TRANSPORTASI RAMAH LINGKUNGAN DAN KONTRIBUSINYA DALAM MENGURANGI POLUSI UDARA

BAB I PENDAHULUAN. gas nitrogen dan oksigen serta gas lain dalam jumlah yang sangat sedikit. Diantara

PEMANTAUAN KUALITAS BAHAN BAKAR

Turunnya Harga Premium, Tingkatkan Kadar Timbal

BAB I PENDAHULUAN. Polusi atau pencemaran udara adalah proses masuknya polutan kedalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penggunaannya, terlihat dari kebutuhan alat transportasi sebagai. penunjang perokonomian, hal ini dapat dilihat dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

TEKNOLOGI PENGURANGAN PENCEMARAN UDARA YANG DI TIMBULKAN DARI KENDARAAN BERMOTOR, PABRIK INDUSTRI DAN ROKOK

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan senyawa Tetra Ethyl Lead (TEL) sebagai zat aditif bensin yang

BAB I PENDAHULUAN. beracun dan berbahaya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. kendaraan bermotor dan konsumsi BBM (Bahan Bakar Minyak).

KPBB K o m I t e P e n g h a p u s a n B e n s I n B e r t I m b a l Joint Committee For Leaded Gasoline Phase Out

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Bagi masyarakat, transportasi merupakan urat nadi kehidupan sehari-hari

ANALISA EMISI GAS BUANG MESIN EFI DAN MESIN KONVENSIONAL PADA KENDARAAN RODA EMPAT

VARIASI PENGGUNAAN IONIZER DAN JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP KANDUNGAN GAS BUANG KENDARAAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang sarana transportasi.sektor transportasi merupakan salah satu sektor

kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu

BAB I PENDAHULUAN. konstan meningkat sebesar 5,64 % (BPS, 2012). Perkembangan pada suatu wilayah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini dalam mendukung perkembangan kemajuan kota-kota besar di dunia, namun

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi otomotif saat ini semakin pesat, hal ini didasari atas

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri

Penghapusan Bensin Bertimbal dan Konsentrasi Pb di Udara Ambien kota Jakarta

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-15/MENLH/4/1996 TENTANG PROGRAM LANGIT BIRU MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. manusia, akan tetapi pembangunan di bidang industri ini juga memberikan. berat dalam proses produksinya (Palar, 1994).

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai campuran bensin. Fungsi timbal di sini bertujuan untuk mengontrol

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia karena hampir semua aktivitas kehidupan manusia sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia. Semakin berkembangnya teknologi kendaraan bermotor saat ini

Alat Uji Emisi Gas Buang Kendaraan Bemotor Terintegrasi Komputer

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin bertambahnya aktivitas manusia di perkotaan membawa

TUGAS AKHIR PENGUJIAN GAS BUANG PADA MESIN BAJAJ BER BAHAN BAKAR GAS ALAM DAN KONVENSIONAL (PREMIUM/BENSIN)

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan alam, semakin menambah kepekatan udara (Yuantari, 2009).

PENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR TIPE BARU

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP. Emisi Gas. Baku Mutu. Kategori L3. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Solusi Cerdas Membantu Program Pembatasan BBM Dengan Pengunaan BBG

KAJI EKSPERIMENTAL EMISI GAS BUANG MOTOR BAKAR BENSIN DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN CAMPURAN PREMIUM BIOETANOL

BAB I PENDAHULUAN. Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

KONTRIBUSI BENGKEL SEBAGAI LEMBAGA UJI EMISI KENDARAAN BERMOTOR DALAM MENGURANGI POLUSI UDARA DARI KENDARAAN BERMOTOR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINGKAT POLUSI UDARA DARI EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN VOLUME LALU LINTAS (Studi Kasus : Simpang Empat Bersinyal Kota Lhokseumawe)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam aktivitas sehari-hari kendaraan bermotor

PENGGUNAAN MINYAK SERAIWANGI SEBAGAI BAHAN BIO-ADITIF BAHAN BAKAR MINYAK

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Sebagai pusat kota wisata, perindustrian dan perdagangan, kota Bandung

Transkripsi:

MENUJU PENGGUNAAN BAHAN BAKAR BENSIN BEBAS TIMAH HITAM I. Pendahuluan Senyawa timah hitam dalam bentuk tetraethyl lead (TEL) dan tetramethyl lead (TML) ditambahkan pada bahan bakar bensin sebagai upaya untuk meningkatkan octane number dari bahan bakar tersebut, meningkatkan daya pelumasan, dan meningkatkan efisiensi pembakaran bahan bakar bensin sehingga kinerja kendaraan bermotor meningkat. Bahan kimia ini bersama bensin dibakar dalam mesin kendaraan bermotor dan sisanya sebesar kira-kira 70 % keluar bersama emisi gas buang hasil pembakaran bahan bakar. Tiamah hitam yang berasal dari pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor ini merupakan salah satu sumber pencemaran udara utama, khususnya di kota-kota besar. Selain melalui pernapasan, timah hitam dapat masuk ke tubuh manusia melalui peresapan kulit. Di dalam tubuh, timah hitam merupakan racun bagi tubuh, antara lain mengganggu syaraf dan menurunkan tingkat kecerdasan pada anak-anak. Tulisan ini menguraikan tentang dampak penggunaan TEL dan TML terhadap kesehatan manusia serta kemungkinan penggunaan alternatifnya. II. Dampak Timah Hitam Tehadap Kesehatan Timah hitam bersifat racun. Timah hitam yang masuk ke tubuh manusia atau hewan akan terakumulasi sehingga bahayanya terhadap tubuh makin meningkat. Pada saat ini di Jakarta, emisi timah hitam dari bahan bakar bensin adalah sekitar 600 ton per tahun. Pembakaran bahan bakar bensin akan terus meningkat sebesar 6-8 % per tahun. Ini berarti pembakaran bahan bakar bensin pada tahun 2000 adalah sebesar dua kali pembakaran pada tahun 1990, sedang untuk tahun 2020 sebesar 5 kali tahun 1990 (gambar 1). Apabila gejala ini terus berlangsung, emisi timah hitam di Jakarta akan terus meningkatnya pembakaran bahan bakar bensin, dan dengan demikian meningkat pula dampak negatifnya terhadap kesehatan manusia. Penelitian tentang kadar timah hitam di dalam darah yang dilakukan di Jakarta pada tahun 1991 menunjukan kadar yang cukup tinggi (30 mikrogram per desiliter) pada beberapa segmen masyarakat tertentu, khususnya pada golongan masyarakat menenganh ke bawah yang bermukim di daerah-daerah padat lalulintas (gambar 2). Penelitian serupa yang sebelumnya dilakukan oleh universitas Pejajaran menunjukan kadar timah hitam di dalam darah polisi lalu lintas di Jakarta adalah paling tinggi, disusul oleh pada pengemudi taksi. Pemantauan kaulitas udara di Jakarta menunjukkan bahwa kadar timah hitam sudah melampaui baku mutu udara yang ditetapkan oleh WHO, maupun baku mutu yang akan digunakan di Indonesia. Penelitian lain menunjukkan bahwa timah timah hitam yang terkandung dalam bahan bakar bensin menurunkan tingkat kecerdasan anak-anak Indonesia, dan menjadi faktor penyebab penyakit jantung koroner serta penyakit jantung lainnya pada orang dewasa. Telah terbukti pula bahwa bagi timah hitam tidak ada batas kadar yang diizinkan karena pada kadar yang sangat rendahpun, timah hitam menyebabkan dampak negatif khuususnya pada anak-anak, yaitu mengurangi kemampuan membaca dan belajar, kehilangan pendengaran, hiper-aktif dan mengurangi konsentrasi pikiran secara umum. Bagi orang dewasa, kadar yang rendahpun mengakibatkan kenaikkan tekanan darah sehingga menambah resiko terkena penyakit jantung. Bagi anak-anak, sebagai gambaran, penambahan kadar timah hitam dalam darah sebesar 10 mikrogram per deciliter saja berarti mengurangi 2.5 nilai IQ dari anak-anak. Di Jakarta saja setiap tahun anak-anak kehilangan 300.000-500.000 nilai IQ dan angka ini membesar tiap tahun sejalan dengan terakumulasinya timah hitam di lingkungan. Hampir dapat dipastikan bahwa setiap tahun, anak-anak Indonesia kehilangan satu juta nilai IQ. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa dampak terburuk dari adanya timah hitam dalam bensin ialah hancurnya generasi muda bangsa Indonesia. III. Biaya Kesehatan Yang ditimbulkan Oleh Bensin dengan Timah Hitam

Dampak dari menurunnya kesehatan masyarakat oleh bensin mengandung timah hitam ialah biaya kesehatan yang sangat besar yang harus ditanggung oleh masyarakat. Menurut studi bank dunia, pada tahun 1990 saja, biaya ini mencapai US$ 62.400.000, (lihat tabel 1). Dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor, dan bila bensin masih tetap menggunakan timah hitam, maka dalam waktu 5 tahun biaya kerusakan akan meningkat dengan cepat. Bank Dunia telah membuat perkiraan, bahwa bila bensin tanpa timah hitam sudah mulai digunakan pad tahun 1995, maka pada tahun 2000,biaya kerusakan akan menurun dengan cepat karena konsumsi bensin akan meningkat rata- rata 17% per tahun. Seperti tampak pada tabel 2, nilai keuntungan yang diperoleh dari penggunaan bensin tanpa timbal untuk periode 1995-2000, mencapai U $$ 584 juta. Tabel 1 : Biaya kesehatan No Jenis Dampak Kesehatan Besarnya Dampak 1 Peningkatan jumlah kamatian Orang dewasa oleh penyakit Cardiovascular kerena tingginya Konsentrasi timah hitam di Udara 2 Kasus-laus hipertensi (tekanan diastolic) >90 mmhg 3 Kasus-kasus penyakit jantung Nilai Kerusakan U$$/ tahun 340 orang/ tahun 25,5 juta 84.000 orang/ tahun 0,5 juta 350 orang/ tahun 0,4 juta Koroner pada orang dewasa 4 Kehilangan IQ pada anak-anak 300.000 poin/th 36,1 juta Jumlah 62,4 juta Tabel 2 : No 1995 1996 1997 1998 1999 2000 1 Nilai kerusakan kesehatan Karena penggunaan bensin dengan timah hitam (A) Dalam juta U$$ 138 162 190 222 261 306 2 Nilai kerusakan kesehatan Karena penggunaan bensin tanpa timah hitam (B) dalam Juta U$$ 3 Nilai keuntungan dari penggunaan bensin tanpa timah hitam (A-B) dalam juta U$$ Jumlah total keuntungan dalam juta U$$ 138 127 107 83 59 39 0 33 74 117 584

IV. Kecenderungan Penggunaan Timah Hitam Dalam Bensin. Dengan terbuktinya dampak-dampak buruk dari penggunaan timah hitam dalam bensin, maka semua negara maju sudah menghapus penggunaan timah hitam dalam bensin, sementara negara-negara berpenghasilan sedang sudah mulai mengurangi kadar timah hitam secara berangsur-angsur serta mengumumkan rencana penghapusannya secara terbuka. Diantara negara-negara ASEAN, Thailand sudah menggunakan bensin tanpa timah hitam sejak 1991, dan penghapusan total pada tahun 1996, sementara Singapura telah mulai menghapus timah hitam sejak tahun 1993, dan Brunei telah sepenuhnya menggunakan bensin bebas timah hitam. Malasiya telah mulai menghapus timah hitam dalam bensin pada tahun 1990 dan Philipina sudah mulai merencanakan penghapusan timbal dalam bensin pada tahun 1997. Vietnam sudah menyatakan secar terbuka bahwa penghapusan bensin dengan timah hitam akan dimulai tahun 1997. Indonesia memang sudah mulai menggunakan bensin tanpa timah hitam sejak 17 agustus 1995, tetapi jumlahnya sangat terbatas dan harganya 30% lebih mahal dari harga bensin premium, sehingga tidak terjangkau oleh masyarakat luas. Jelaslah bahwa pengadaan bensin tanpa timbal dalam jumlah kecil ini sama sekali tidak memberikan konstribusi yang berarti kepada upaya pengendalian pencemaran udara. Indonesia, negara anggota ASEAN yang biasanya berada paling depan diantara negara ASEAN lainnya, ternyata masih enggan untuk secepatnya meninggalkan bensin dengan timah hitam; baru merencanakan untuk memulai produksi bensin tanpa timah hitam secara besar-besaran pada tahun 1999, dan penghapusan secara keseluruhan pada tahun 2003/2004. V. Isu-Isu Yang Timbul Dalam Rencana Penghapusan Timah Hitam. Dengan semakin banyaknya negara yang meninggalkan penggunaan timah hitam dalam bensin, maka pasar untuk timah hitam ini semakin mengecil, sehingga pihak pengusaha TEL,(bahan timah hitam) semakin agresif dalam memasarkan timah hitam, terutama kepada negara-negara sedang berkembang dan belum mempunyai rencana jelas untuk menghapus timah hitam dalam bensin. Salah satu upaya pemasaran itu adalah dengan cara melempar isu- isu yang pada dasarnya menonjolkan keburukan-keburukan bensin tanpa timah hitam tanpa disertai alasan yang jelas. Isu-isu a.l. ialah sebagai berikut : 1. Bensin tanpa timah hitam mahal harganya dan akan membebani para pemilik kendaraan bermotor. Isu ini tidak benar, karena penambahan harga untuk bensin tanpa timah hitam ialah sebesar U$$ 0.02, (Rp50,-) perliter, dan biaya ini sering dapat di-offset oleh nilai lebih dari produk kilang, sehingga memungkinkan dapat dijual lebih rendah dari bensin yang bertimah hitam. Untuk mobil-mobil tua yang belum dapat menerima bensin tanpa timah hitam tersedia aditif yang harganya sangat murah. Juga tidak berarti bahwa dengan menggunakan bensin tanpa timah hitam, pemilik kendaraan harus segera memasang catalytic converter, karena alat ini akan diprogramkan penggunaannya untuk mobil baru. Penggunaan bensin tanpa timah hitam juga akan mengurangi biaya pemeliharaan, sehingga secara umum, penggunaan bensin tanpa timah hitam justeru akan menguntungkan pemilik kendaraan. 2 Diperlukan biaya yang sangat tinggi untuk memodifikasi refinery sehingga dapat menghasilkan bensin tanpa timah hitam. Ini tidak benar karena menurut perhitungan pertamina, untuk memproduksi bensin tanpa timah hitam perlu dibangun refomer untuk menghasilkan HOMC (High Octane Mogas Component) di Balikpapan, Musi dan Cilacap dengan biaya total hanya sebesar USD 229,7 juta. Perhitungan Pertamina sebelumnya melampaui USD 5 miliyard, dan nilai ini ternyata meliputi biaya untuk pemenuhan permintaan akan BBM kelak pada tahun 2003/2004.

3. Bensin bebas timah hitam dapat meningkatkan pencemaran udara. Isu ini dilancarkan pihak tertentu atas dasar bahwa bensin tanpa timah hitam mengandung aromatics, yaitu benzene yang dikenal sebagai bahan beracun atau carsinogen yang dapat menimbulkan kanker. Namun hal ini masih menjadi ajang perdebatan para peneliti, dan sejauh ini, aromatics belum terbukti merusak kesehatan, sedangkan timah hitam jelas sudah terbukti sangat beracun. Untukmengantisipasi kemungkinan yang terburuk, maka perlu dibatasi kadar aromatics ini. 4. Penghapusan bensin tanpa timah hitam memerlukan waktu yang lama. Isue ini dilancarkan dalam kaitan dengan kesiapan pabrik mobil untuk memproduksi mobil yang dapat menggunakan bensin tanpa timah hitam. Isue ini menyesatkan, karena menurut pihak GAIKINDO, 98 % dari mobil buatan tahun 1985 ke atas sudah dapat menggunakan bensin tanpa timah hitam. Isue lainnya ialah perlunya waktu yang lama untuk menguras pipa-pipa dan tangki SPBU. Isue ini juga tidak benar karena pengalaman negara lain menunjukkan, bahwa pengurasan sisa-sisa timah hitam dipipa-pipa dan tangki-tangki dapat dilakukan secra alamiah. Umumnya diperlukan 6 bulan sampai setahun sebelum lingkungan benar-benar bebas dari timah hitam. Dalam kurun waktu tersebut, maka pabrik mobil dapat mempersiapkan diri untuk memproduksi dan memasang 3-way catalityc conventer pada mobil-mobil baru yang dapat mengurangi emisi sampai lebih dari 80 % (lihat gambar 4). Menurut Gaikindo, hanya diperlukan waktu 3-4 bulan untuk melengkapi mobil dengan catalityc conventer. VI. Tahapan Menuju bensin tanpa timah hitam Untuk menghapus bensin dengan timah hitam, maka dapat ditempuh 2 tahap sebagai berikut : 1. Mengimpor HMOC agar timah hitam dapat segera digantikan MTBE, yaitu bahan aditif untuk memperoleh bensin tanpa timah hitam. 2. Membangun reformer Musi, Cilacap dan Balik Papan secepatnya (selesai paling llambat tahun 1999), sehingga HMOC dapat diproduksi dalam negeri. Biaya investasi sebesar US$ 229,7 juta juga dapat kembali dalam waktu 3-5 tahun dalam bentuk biaya kesehatan (tabel 2), dan selain itu ada tambahan-tambahan produk high octane bila mana dilakukan modifikasi refinery (pembangunan reformer). Waktu pengembalian investasi bervariasi bagi tiap reformer, bergantung kepada kualitas feed stock dan reformulasi yang diperlukan. Lampiran 1 menunjukan skenario Pertamina untuk menuju pengadaan bensin tanpa timah hitam yang dijadwalkan sampai tahun 2003/2004. Lampiran 2 menunjukkan skenario usulan Bapedal untuk mempercepat pengadaan bensin tanpa timah hitam, sehingga akhir tahun 1999, seluruh bensin di Indonesia tidak lagi mengandung timah hitam. VII. Saran Kebijaksanaan Berdasarkan butir-butir di atas, Maka dapat disimpulkan, bahwa penggunaan bensin tanpa timah hitam tidak dapat ditunda-tunda lagi mengingat dampak yang amat besar terhadap kesehatan bangsa Indonesia, dan terutama terhadap generasi penerus. Oleh karena itu disarankan agar Pemerintah Republik Indonesia segera menetapkan Kebijaksanaan nasional sebagai berikut : Selambat-lambatnya pada tahun 1999, semua jenis bahan bakar yang dijual di Indonesia harus sudah bebas timah hitam dengan harga jual yang sama dengan harga bensin yang sekarang, atau yang akan disesuaikan oleh pemerintah.

Lampiran 1 SKENARIO PERTAMINA UNTUK MENUJU bensin tanpa TIMBAL KILANG 1995-1999 1999-2003/4 (masa transisi) 2004 BALONGAN Super TT, ON 95 Super TT, ON 95 Super TT, ON 95 KILANG LAIN Mogas ON 88 (Hanya untuk kota-kota besar Premium (Pb 0,45 mg/l; ON 88 Pembangunan Reformer Balikpapan 7,75 MBCD Cilacap 22,65 MBCD Musi 13,51 MBCD (Untuk memenuhi kebutuhan pasar Pertamina perlu membangun reformer) (Tanpa MTBE reformer ini mampu mencapai ON 92) Unit-Unit Reformer telah mampu menghasilkan HMOC Mogas Non Pb ON 92 Mogas Non Pb On 92 Premix (Pb, 0,45 mg/l ; ON 94) (Masih diproduksi Mogas ON 88, untuk kendaraan tua yang masih memerlukannya Mogas Pb, 0,15 g/l, ON 88

Lampiran 2 SKENARIO LANGIT BIRU BAPEDAL UNTUK MENUJU BENSIN TANPA TIMBAL 1996 1997 1998 1999 2000 BALONGAN Bensin Super TT Dari Balongan Super TT ON 95 Proses pembangunan Catalityc Reformer Kilang lain bensin Mogas ON 88 Investasi CATALITYC REFORMER 1. Cilacap 20,8 MBCD $ 99,0 juta 2. Musi 12,4 MBCD $ 78,7 juta 3. Balikpapan 7,1 MBCD $ 52,0 Juta Total $229,7 juta Mogas Unleaded ON 90 Import HMOC Blend Mogas Unleaded ON 90 MTBE (Pb 0,45) Mogas Unleaded ON 90

Gambar 4. Efektifitas Catalityc Conventer Siklus Perjalanan : 30 % Kota, 45% Jalan Desa, Jalan Bebas Hambatan Emisi 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 HC C Nox Tanpa Catalityc Conventer (TWC) Dengan Open-loop TWC (Karburator) Dengan Close-loop TWC (injection)