BAB I PENDAHULUAN. 28,6% dari total jumlah penduduk Indonesia sebanyak 222 juta BPS, Proyeksi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar

BAB I PENDAHULUAN. dan mobilisasi yang baik, tidak ada keluhan dan keterbatasan gerak terutama

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas sendi dapat menurunkan proprioseptif dan koordinasi yang dapat. mengakibatkan meningkatkan risiko cedera.

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kejayaan suatu bangsa dapat dilihat dari hasil hasil prestasi yang diraih

BAB I PENDAHULUAN. seperti di Indonesia. Sebagai negara yang sedang berkembang maka. Gerak merupakan elemen essential bagi kesehatan individu yang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh manusia, manusia sebagai makhluk yang mempunyai aktifitas

BAB 1 PENDAHULUAN. sempurna. Tidak hanya kondisi fisik yang mesti dilatih, tetapi aspek lain pun perlu dilatih

BAB I PENDAHULUAN. manusia adalah mahluk yang bergerak. Dalam melakukan aktifitasnya

BAB I PENDAHULUAN. hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan kebugaran mempunyai beberapa istilah yang sering

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang ada, sangat kompleks sekali masalah demi masalah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa. menimbulkan kelelahan yang berlebihan. ( Muhajir : 2004 )

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia) dan Polri (Polisi Republik Indonesia) sebagai intinya (Sumarsono,

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehat maka seseorang dapat menjalani kehidupan dan pekerjaannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Potter dan Perry (2005) Pertumbuhan dan perkembangan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui olahraga. Budaya olahraga harus terus di kembangkan guna

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembinaan kondisi fisik merupakan syarat mutlak untuk mencapai prestasi

BAB I PENDAHULUAN. Ada empat dasar yang menjadi tujuan seseorang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia olahraga yang sedang naik daun/yang sedang menjadi favorite

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PERBANDINGAN LATIHAN KEKUATAN SISTEM SUPERSET DENGAN SISTEM SET TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pula kebanyakan orang indonesia. Remaja pun juga begitu. mereka tidak segan- segan melakukan banyak kegiatan ekstra selain

BAB I PENDAHULUAN. Pada even olahraga kompetisi, power merupakan salah satu unsur penting

METODE MELATIH FISIK SEPAKBOLA. Subagyo Irianto

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hendra Dana, 2014

BAB I PENDAHULUAN. masih mengalami pertumbuhan dan perkembangannya sehingga remaja berasal

SKRIPSI PENGARUH KONTRAKSI KONSENTRIK DAN EKSENTRIK TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT BICEPS BRACHII

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

METODE LATIHAN. Indah Prasetyawati Tri Purnama Sari FIK UNY 2013

sebagainya. Menurut Susan M Sawyer et al, 2012 masa remaja merupakan salah satu fase kehidupan saat fungsi fisik hampir mencapai puncaknya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAHAN AJAR. : Pengelolaan Ekskul Olahraga Sekolah Kode Mata Kuliah : POR 309. Materi : Latihan

P E N G E M B A N G A N E K T R A K U R I K U L E R O L A H R A G A S E K O L A H H E D I A R D I Y A N T O H E R M A W A N

BAB I PENDAHULUAN. para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan

protein adalah bahan utama pembentuk otot. dengan control sikap (stabililisasi), dimana stabilisasi akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dizaman yang orientasi manusianya lebih mengutamakan uang, bekerja lebih

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prayogi Guntara, 2014 Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data penelitian telah dilakukan di SMK Kesehatan PGRI

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana akan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

GENERAL FITNESS TRAINING

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan fungsionalnya (Giriwijoyo & Sidik, 2012). Menurut Wibowo et

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara

BAB I PENDAHULUAN. bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah di ikuti belum

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan, sehingga membuat manusia menjadi kurang bergerak (hypokinetic),

Mendapatkan Tubuh Ideal

Hal ini sesuai dengan Permenkes No.80 tahun 2013 tentang penyelenggaraan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Olahraga merupakan aktivitas yang sangat penting untuk mempertahankan

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

LATIHAN WEIGHT TRAINING DENGAN METODE CIRCUIT TRAINING TERHADAP HYPERTHROPY OTOT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sistematis dari berlatih, yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian

BAB I PENDAHULUAN. cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Problem kebugaran dan kesehatan. Suharjana FIK UNY

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KONSEP Latihan kebugaran jasmani

BAB I PENDAHULUAN. agar tidak kemasukan bola dari regu lawan dengan aturan-aturan tertentu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS DAN WEIGHT TRAINING DENGAN METODE PYRAMID SYSTEM TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI PEMAIN BASKET

PRINSIP-PRINSIP LATIHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bola voli merupakan media untuk mendorong. pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. 10 tahun hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan baik dari segi fisik, teknik, taktik dan mental. Cabang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. melakukan jogging, berlari, berjalan, bersepeda, bermain basket, futsal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Tipe Tubuh Manusia. Ada tiga tipe tubuh manusia, yakni ectomorph (kurus), endomorphs (ideal/atletis), dan mesomorphs (pendek dan bulat).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di zaman era globalisasi yang sudah berkembang pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. diantaranya berkurangnya massa otot, bertambahnya massa lemak, penurunan

PENGARUH LATIHAN KNEE TUCK JUMP DENGAN STRETCHING DAN TANPA STRETCHING TERHADAP TINGGI JUMPING SMASH PADA ATLIT BULUTANGKIS DI KLATEN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencapaian prestasi yang maksimal dalam olahraga dapat dilakukan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban

BAB I PENDAHULUAN. Faktor umur harapan hidup masyarakat Indonesia saat ini memerlukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX)

BAB I PENDAHULUAN. menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh. satu faktor yang penting lainnya adalah faktor fisik.

BAB I PENDAHULUAN. Latihan beban merupakan olahraga yang sangat terkenal dan marak pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkembang pada masyarakat Indonesia. Dalam melakukan permainan sepakbola

BAB I PENDAHULUAN. mana jika kesehatan terganggu maka akan dapat mempengaruhi. kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

Mendapatkan Tubuh Ideal

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini banyak cara yang dilakukan manusia agar mendapatkan bentuk tubuh yang sempurna. Tubuh yang sempurna merupakan dambaan bagi setiap manusia, apalagi terhadap remaja di zaman globalisasi saat ini. Data pada tahun 2007 menunjukkan bahwa jumlah remaja usia 10-24 tahun mencapai 64 juta atau 28,6% dari total jumlah penduduk Indonesia sebanyak 222 juta BPS, Proyeksi Penduduk Indonesia Tahun 2000-2025 (Bappenas, UNFPA, 2005). Pada tahun 2008 Badan Pusat Statistik mencatat, populasi anak remaja di Indonesia mencapai tidak kurang dari 43,6 juta jiwa atau sekitar 19,64% dari total jumlah penduduk Indonesia. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa. Kaplan & Sadock dalam bukunya Sinopsis Psikiatri, menyebutkan fase remaja terdiri atas remaja awal (11-14 tahun), remaja pertengahan (14-17 tahun), dan remaja akhir (17-20) tahun. Sementara F.J. Monks berpendapat bahwa secara global masa remaja berlangsung antara 12 21 tahun, dengan pembagian 12 15 tahun: masa remaja awal, 15 18 tahun: masa remaja pertengahan, 18 21 tahun masa remaja akhir (Monsk, 2002). Dari beberapa pendapat diatas dapat dibuat suatu batasan usia remaja adalah dimulai dari umur 10 21 tahun. Pada masa-masa inilah kebanyakan remaja menginginkan tubuh yang terbentuk ideal agar terlihat lebih menarik dimata lawan jenisnya dengan berolahraga. Salah satu unsur yang bisa kita dapat dalam berolahraga adalah kebugaran. Kebugaran adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian 1

2 terhadap pembebasan fisik yang diberikan kepadanya tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebih (Muhajir 2: 2004 ). Kebuagaran merupakan salah satu hal yang terpenting bagi kehidupan manusia terutama menyangkut fungsi musculoskeletal yang dipengaruhi oleh otot. Memiliki otot yang bagus merupakan syarat bagi semua kalangan remaja saat ini untuk memiliki tubuh yang ideal, menambah kepercayaan diri dan meningkatkan penampilan. Untuk mendapatkan otot yang bagus diperlukan latihan khusus agar unsur-unsur pembentukan otot bisa dihasilkan secara optimal. Otot yang bagus adalah otot yang mampu melakukan gerakan maksimal, memiliki flesikbilitas dan terbentuk dengan baik. Banyak otot-otot yang dapat dibentuk sesuai keinginan, terutama otot otot lengan atas. Bagi kalangan remaja pria, otot lengan atas merupakan salah satu aksesoris tubuh agar terlihat dominan dari lainnya dan merupakan otot yang dapat dilatih untuk menambah kepercayaan diri dan meningkatkan penampilan bagi pemiliknya, sebagai seorang pria tentunya otot yang kencang akan menambah kekuatan otot tangan saat beraktifitas. Otot lengan atas sendiri sebenarnya terdiri dari dua otot yaitu bisep dan triceps bisa dikatakan otot bagian depan dan otot bagian belakang. Tentu nya remaja pria sangat mengingkan otot yang kencang, kuat dan volume otot yang meningkat. Tidak hanya itu, memiliki otot lengan yang terlatih dengan baik juga dapat membantu tubuh beraktivitas lebih efisien, sehingga dapat menyelesaikan berbagai pekerjaan lebih cepat dan ringan. Pertumbuhan volume otot atau lebih sering dikenal dengan nama hypertrophy adalah keadaan di mana serabut otot bertambah besar atau tebal.perekrutan serabut otot yang maksimal terjadi saat seluruh serabut otot yang dilatih benar-benar terpakai semua untuk menggerakkan tekanan beban yang ditempatkan pada bagian otot tersebut. Perekrutan serabut otot yang maksimal harus terjadi untuk

3 bisa mendapatkan pertumbuhan otot yang maksimal, karena tanpa perekrutan seluruh serabut otot pada bagian tubuh yang dilatih maka potensi perkembangan otot hanya sekecil jumlah serabut otot yang dipakai. Artinya, semakin banyak / maksimal serabut otot direkrut dalam suatu sesi latihan, maka semakin besar potensi perkembangan volume otot (hypertrophy). Untuk membentuk otot, yang terpenting adalah membuat rencana dan memilki tujuan yang spesifik seperti pemberian latihan beban dan repetisi dalam meningkatkan kekuatan otot dan menambah volume otot itu sendiri. Seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2013 adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisisk, elektroterapis dan mekanis), pelatihan fungsi dan komunikasi. Tercantum dalam WCPT 2011 Fisioterapi adalah Fisioterapi memberikan layanan kepada individu dan populasi untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak maksimum dan kemampuan fungsional selama daur kehidupan.ini meliputi pemerian jasa dalam keadaan dimana gerakan dan fungsi terancam oleh penuaan, cidera, penyakit, gangguan, kondisi atau factor lingkungan. Hal inilah yang sesuai dengan peran dan penanganan fisioterapi dalam hal serta meningkatkan volume otot. Latihan adalah proses kerja yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Beban atau intensitasnya semakin hari semakin bertambah agar memberikan rangsangan secara menyeluruh terhadap tubuh. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental secara bersama-sama.

4 Latihan beban adalah latihan yang melibatkan latihan rintangan yang progresif dengan berulang-ulang untuk meningkatkan pergerakan, kekuatan dan daya tahan otot. Repetisi adalah suatu pengulangan dari suatu gerakan memanjangnya otot sampai ke memendeknya otot. Maka dari itu peran serta penambahan beban dan repetisi yang tepat dan bervariatif sangat diharapkan agar mampu menghasilkan pembentukan otot lengan atas yang diinginkan. Penambahan volume atau massa otot dikalangan olahragawan biasa dikenal dengan sebutan body building. Beberapa faktor biologis seperti umur dan nutrisi bisa mempengaruhi hipertrofi otot. Selama lelaki dalam pubertas, hipertrofi terjadi pada kecepatan yang meningkat. Hipertrofi alami normalnya berhenti pada pertumbuhan maksimal pada remaja akhir. Hipertrofi otot bisa ditingkatkan melalui latihan kekuatan atau strengthening. Pada dasarnya perlu suplai asam amino yang cukup untuk menghasilkan hipertrofi otot atau volume otot tersebut. Dalam meningkatkan volume otot dilakukan bermacam-macam latihan, untuk latihan pada dasarnya merupakan proses pembentukan tubuh untuk meningkatkan kondisi fisik dan kemampuan dalam jangka panjang. Teori berpendapat bahwa latihan adalah merupakan suatu aktivitas olahraga yang sistematis, progresif, dan dilakukan dalam waktu yang panjang sesuai dengan tingkat individu, yang bertahan membentuk fungsi fisiologi manusia dan psikologi manusia untuk memenuhi syarat-syarat yang dibebankan padanya. Pada umumnya latihan digambarkan sebagai suatu proses berulang, latihan berkembang secara sistematis juga melibatkan pengetahuan dalam memproses mencapai tujuan terakhir yang optimal.

5 Metode latihan adalah suatu cara latihan yang dilakukan dalam waktu lama, yang juga dilakukan secara sistematis, dilakukan berulang-ulang dengan beban latihan kian hari kian meningkat jumlah bebannya. Metode latihan berbeban (weight training) merupakan salah satu metode latihan yang paling banyak digunakan oleh olahragawan untuk membina dan meningkatkan kondisi fisik. Metode ini sangat sederhana karena dapat menggunakan peralatan yang sederhana pula seperti barbel, dumbell, baju beban, dan lain sebagainya. Seperti halnya latihan pliometrik, di dalam latihan berbeban secara fisiologi terjadi suatu gerakan adalah juga melakukan rangsangan syaraf somatif (alfa motorneuron) setelah terjadi proses informasi yang diperoleh melalui indera dan akibat rangsangan peregangan mendadak pada otot spindle yang disebabkan oleh tekanan berat beban yang dilakukan oleh mahasiswa akibat gerakannya naik turun. Untuk dapat mengemukakan bagaimana otot itu berkontraksi sehingga menghasilkan gerakan dan menjadikan power yang kuat dapat dilihat dari pertautan filamen aktin dan miosin yang terdapat di dalam otot spindel. Jadi gerakan latihan berbeban itu baru bermakna apabila setiap gerakannya mampu membuat filamen katin dan miosin bertautan (cross bridge), karena untuk melihat proses terjadinya gerakan didalam otot tidak dapat dilihat langsung dengan mata, maka untuk mengontrol agar gerakan itu dipastikan bahwa filamen aktin dan miosin terjadi cross bridge, batasan bahwa sudut gerakan yang dibentuk dari latihan berbeban itu adalah 90 (Harsono, 1988). Pelaksanaan metode latihan berbeban terbagi menjadi sistem set dan sistem sirkuit. sistem set adalah melakukan beberapa repetisi (ulangan) suatu latihan, kemudian disusul dengan istirahat, kemudian mengulangi lagi repetisi semula. Ada yang melakukan dua set untuk setiap bentuk latihan, dan ada pula yang tiga set.

6 Peningkatkan volume otot lengan atas yang dihasilkan dari latihan kekuatan tidak lepas dengan pemberian beban dan pengulangan atau repetisi, maka dari itu dengan alasan tersebut penulis ingin meneliti apakah Penambahan beban lebih baik dari pada repetisi dalam meningkatkan volume otot lengan atas pada remaja pria. B. Identifikasi Masalah Menambah volume otot bukan perkara yang mudah, seringkali mereka berlatih cukup keras, namum perkembangan otot yang diinginkan belum juga mereka dapatkan. Hal inilah yang kemudian membuat mereka putus asa dan menghentikan latihan mereka. Bahkan tidak sedikit dari mereka pula yang mangingkankan cara yang instan dengan suntik hormon, padahal itu bukan cara yang efektif dan terkesan tidak natural. Hal itu disimpulkan peneliti Universitas Minnesota, AS, Marla Eisenberg, setelah melakukan pengamatan terhadap 2.800 siswa dari 20 SMP dan SMA di Minneapolis. Eisenberg mengatakan 35% remaja pria mengakui menggunakan suplemen protein untuk meningkatkan volume otot mereka setahun terakhir. Kemudian, 6% pria dan 4,6% perempuan menggunakan steroid untuk mengembangkan otot, dan 10% pria serta 5,5% perempuan mengaku telah mengonsumsi produk pemicu pertumbuhan otot instan. Para remaja itu juga mengubah porsi latihan fisik mereka lebih drastis untuk mendapatkan badan yang atletis tersebut. Latihan beban dan repetisi adalah proses bertahap, tidak mudah dan tidak gampang. Seseorang yang dilatih memerlukan konsentrasi agar dapat fokus pada pembentukan otot yang di inginkan dengan latihan menggunakan dumbbell. Waktu latihan yang disiplin, peningkatan jumlah beban dan repetisi, evaluasi bentuk gerakan, sarana dan prasarana yang memadai serta pola pikir remaja yang berbeda-

7 beda merupakan permasalahan yang timbul dalam penelitian ini. Oleh karena dibutuhkan program khusus perencanaan agar latihan dapat berjalan dan menghasilkan hasil yang baik dan memenuhi target peneliti. Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui apakah penambahan beban lebih baik dari pada repetisi dalam meningkatkan volume otot lengan atas. C. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalah : 1) Apakah penambahan latihan beban dapat meningkatkan volume otot lengan atas? 2) Apakah penambahan repetisi dapat meningkatkan volume otot lengan atas? 3) Apakah penambahan latihan beban lebih baik daripada penamahan repetisi dalam meningkatkan volume otot lengan atas? D. Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan penambahan beban lebih baik dari pada penambahan repetisi dalam meningkatkan volume otot lengan atas. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui penambahan beban terhadap peningkatan volume otot lengan atas. b. Untuk mengetahui pemberian repetisi terhadap peningkatan volume otot lengan atas

8 E. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis a. Dapat mengetahui manfaat penambahan beban lebih baik dari pada repetisis dalam meningkatkan volume otot lengan atas b. Dapat menambah wawasan, teori dan pengetahuan tentang penambahan beban dan repetisi dalam meningkatkan volume otot 2. Bagi Fisioterapi Diharapkan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan tentang pengaruh penambahan dan repetisi dalam meningkatkan volume otot lengan atas. 3. Bagi Institusi pelayanan Diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan dan pedoman dalam pengembangan fisik di pusat-pusat kebugaran di masa yang akan datang.