Gempabumi akibat Pemusnahan Ranjau Laut di Teluk Kendari. Oleh:

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN KEGEMPAAN DI SULAWESI TENGGARA PADA TAHUN 2016 BERDASARKAN HASIL PENGAMATAN STASIUN GEOFISIKA KENDARI

GEMPABUMI AKIBAT UJICOBA NUKLIR KOREA UTARA AWAL 2016

GEMPABUMI DIRASAKAN DI KENDARI TAHUN DALAM SKALA INTENSITAS

Analisis Kejadian Rangkaian Gempa Bumi Morotai November 2017

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA DELISERDANG SUMATRA UTARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari katalog gempa BMKG Bandung, tetapi dikarenakan data gempa yang

Karakteristik Gangguan Medan Magnet Bumi Akibat Ledakan Bom Hidrogen di Korea Utara

ANALISIS HIPOSENTER GEMPABUMI DI WILAYAH PROVINSI ACEH PERIODE FEBRUARI 2018 (GEMPABUMI PIDIE 08 FEBRUARI 2018) Oleh ZULHAM SUGITO 1

KAJIAN TREND GEMPABUMI DIRASAKAN WILAYAH PROVINSI ACEH BERDASARKAN ZONA SEISMOTEKTONIK PERIODE 01 JANUARI DESEMBER 2017

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA BARAT LAUT KEP. SANGIHE SULAWESI UTARA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

LAPORAN INFORMASI MKG TERKAIT AKTIFITAS GUNUNG AGUNG, PROVINSI BALI

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA TENGGARA DENPASAR BALI 22 MARET 2017

Studi Analisis Parameter Gempa Bengkulu Berdasarkan Data Single-Station dan Multi-Station serta Pola Sebarannya

BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG

LAPORAN INFORMASI MKG TERKAIT AKTIFITAS GUNUNG AGUNG, PROVINSI BALI UPDATE TANGGAL 28 SEPTEMBER 2017

LAPORAN INFORMASI MKG TERKAIT AKTIFITAS GUNUNG AGUNG, PROVINSI BALI

Analisa Shakemap dan Jenis Sesar Studi Kasus: Gempa bumi Terasa di Purworejo Jawa Tengah

RELOKASI SUMBER GEMPABUMI DI WILAYAH PROVINSI ACEH PERIODE MARET Oleh ZULHAM SUGITO 1, TATOK YATIMANTORO 2

Analisis Percepatan Tanah Maksimum Wilayah Sumatera Barat (Studi Kasus Gempa Bumi 8 Maret 1977 dan 11 September 2014)

LAPORAN GEMPABUMI Mentawai, 25 Oktober 2010

PENENTUAN HIPOSENTER GEMPABUMI DI WILAYAH PROVINSI ACEH PERIODE JANUARI Oleh ZULHAM SUGITO 1

1051 Gempa Terjadi Di Wilayah Pusat Gempa Regional IV

berhubungan dengan jumlah energi total seismic yang dilepaskan sumber gempa. Magnitude ialah skala besaran gempa pada sumbernya.

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Sistematika Penulisan...

ANALISIS PERCEPATAN TANAH MAKSIMUM DENGAN MENGGUNAKAN RUMUSAN ESTEVA DAN DONOVAN (Studi Kasus Pada Semenanjung Utara Pulau Sulawesi)

ANALISIS RELOKASI HIPOSENTER GEMPABUMI MENGGUNAKAN ALGORITMA DOUBLE DIFFERENCE WILAYAH SULAWESI TENGAH (Periode Januari-April 2018)

Pemodelan Tinggi dan Waktu Tempuh Gelombang Tsunami Berdasarkan Data Historis Gempa Bumi Bengkulu 4 Juni 2000 di Pesisir Pantai Bengkulu

BAB I BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Sebaran episenter gempa di wilayah Indonesia (Irsyam dkk, 2010). P. Lombok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1.1 Kondisi tektonik Indonesia dengan panah menunjukan arah pergerakan lempeng (Sumber:

Analisis Mekanisme Gempabumi Sorong 25 September 2015 (WIT) (Preliminary Scientific Report)

SKALA GEMPA. Er Prabawayudha, S.Si, M.Sc

INTERPRETASI EPISENTER DAN HIPOSENTER SESAR LEMBANG. Stasiun Geofisika klas I BMKG Bandung, INDONESIA

UPGRADE SISTEM PERALATAN MAGNET BUMI. Oleh : Yohanes Tasar, Ahmad Kadarisman, Mahmud Yusuf, Abdul Aziz

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPABUMI BARAT DAYA SUKABUMI 12 JUNI 2017

ANALISA KOMPARATIF PERCEPATAN TANAH MAKSIMUM AKIBAT GEMPABUMI M6.3 DI SELAT MENTAWAI BERDASARKAN RUMUSAN EMPIRIS GROUND MOTION PREDICTION EQUATION

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPABUMI TASIKMALAYA 24 APRIL 2017

SOAL UAS SEISMOLOGI TAHUN

Gambar 1. Perubahan nilai kandungan elektron di atmosfer sebelum terjadi Gempabumi Yogyakarta 26 Mei 2006 ( I Made Kris Adi Astra, 2009)

PEMETAAN BAHAYA GEMPA BUMI DAN POTENSI TSUNAMI DI BALI BERDASARKAN NILAI SESMISITAS. Bayu Baskara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

KEGEMPAAN DI NUSA TENGGARA TIMUR PADA TAHUN 2016 BERDASARKAN MONITORING REGIONAL SEISMIC CENTER (RSC) KUPANG

ENERGI POTENSIAL GEMPABUMI DI KAWASAN SEGMEN MUSI, KEPAHIANG-BENGKULU EARTHQUAKE POTENTIAL ENERGY IN THE MUSI SEGMENT, KEPAHIANG-BENGKULU AREA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode geofisika yang digunakan adalah metode seimik. Metode ini

PENGUKURAN GEMPA? Erwin Rommel JTS-FT UMM

ANALISIS TERHADAP INTENSITAS DAN PERCEPATAN TANAH MAKSIMUM GEMPA SUMBAR

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perairan Laut Arafura di lokasi penelitian termasuk ke dalam kategori

Fakta Ilmiah Seputar 2012

LAPORAN GEMPABUMI Manokwari, 4 Januari Pusdatin Geofisika Tim Penyusun

ANALISIS DATA SEISMIK DI PEDUKUHAN NYAMPLU AKIBAT KERETA LEWAT

EVALUASI KEJADIAN GEMPABUMI TEKTONIK DI INDONSESIA TRIWULAN IV TAHUN 2008 (OKTOBER-DESEMBER 2008)

RELOKASI HIPOSENTER GEMPABUMI JAWA BARAT DAN SEKITARNYA MENGGUNAKAN METODE MJHD

Jurnal Fisika Unand Vol. 4, No. 4, Oktober 2015 ISSN

Jurnal Gradien Vol. 11 No. 2 Juli 2015:

PELAYANAN INFORMASI SEISMOLOGI TEKNIK BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA JL.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS SEISMISITAS DAN PERIODE ULANG GEMPA BUMI WILAYAH SULAWESI TENGGARA BERDASARKAN B-VALUE METODE LEAST SQUARE OLEH :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. INFORMASI METEOROLOGI

BAB III METODA PENELITIAN

PERANCANGAN PENGUKUR MAGNITUDO DAN ARAH GEMPA MENGGUNAKAN SENSOR ACCELEROMETER ADXL330 MELALUI TELEMETRI

13 Tahun Tsunami Aceh Untuk Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Masyarakat Sumatera Barat akan Ancaman Bencana Gempabumi dan Tsunami

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

MELIHAT POTENSI SUMBER GEMPABUMI DAN TSUNAMI ACEH

Analisis Mekanisme Sumber Gempa Vulkanik Gunung Merapi di Yogyakarta September 2010

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebaran Jenis Patahan Di Sekitar Gunungapi Merapi Berdasarkan Data Gempabumi Tektonik Tahun

Gempabumi Sumba 12 Februari 2016, Konsekuensi Subduksi Lempeng Indo-Australia di Bawah Busur Sunda Ataukah Busur Banda?

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

TINGKAT KERAWANAN BENCANA TSUNAMI KAWASAN PANTAI SELATAN KABUPATEN CILACAP

Gempa Bumi Bandung 22 Juli 2011

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

STUDI AWAL HUBUNGAN GEMPA LAUT DAN GEMPA DARAT SUMATERA DAN SEKITARNYA

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur

RELOKASI DAN KLASIFIKASI GEMPABUMI UNTUK DATABASE STRONG GROUND MOTION DI WILAYAH JAWA TIMUR

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. terumbu karang untuk berkembangbiak dan hidup. Secara geografis terletak pada garis

BAB I PENDAHULUAN. lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik, serta lempeng mikro yakni lempeng

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia termasuk dalam daerah rawan bencana gempabumi

Gb 2.5. Mekanisme Tsunami

STUDI POLA KEGEMPAAN PADA ZONA SUBDUKSI SELATAN JAWA BARAT DENGAN METODE SEGMEN IRISAN VERTIKAL

PEMANFAATAN DATA SEISMISITAS UNTUK MEMETAKAN TINGKAT RESIKO BENCANA GEMPABUMI DI KAWASAN EKS-KARESIDENAN BANYUMAS JAWA TENGAH

BAB III METODOLOGI. Tabel 3.1 Data dan Sumber No Data Sumber Keterangan. (Lingkungan Dilakukan digitasi sehingga 1 Batimetri

Analisis Dinamik Struktur dan Teknik Gempa

ANALISIS REKAHAN GEMPA BUMI DAN GEMPA BUMI SUSULAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE OMORI

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) B-53

BAB I PENDAHULUAN I.1. Judul Penelitian I.2. Latar Belakang Masalah

Analisa Resiko Gempa Kasus : Proyek Pengeboran Minyak Di Tiaka Field. Helmy Darjanto, Ir, MT

KARAKTERISTIK MIKROTREMOR BERDASARKAN ANALISIS SPEKTRUM, ANALISIS TFA (TIME FREQUENCY ANALYSIS) DAN ANALISIS SEISMISITAS PADA KAWASAN JALUR SESAR OPAK

Transkripsi:

I. Pendahuluan bumi akibat Pemusnahan Ranjau Laut di Teluk Kendari Oleh: Waode Sitti Mudhalifana,S.Si PMG Pertama-Stasiun Geofisika Kendari waode.mudhalifana@bmkg.go.id Telah dilakukan peledakan bom untuk memusnahkan ranjau laut di Teluk Kendari pada tanggal 18 hingga oleh Satgas Ranjau TNI Angkatan Laut dari Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim). Ranjau-ranjau laut tersebut adalah sisa-sisa peninggalan Jepang pada Perang Dunia II. Pemusnahan ranjau laut ini bertujuan untuk membersihkan area yang akan menjadi lokasi pembangunan Jembatan Bahteramas Kendari. Sejumlah 15 titik ranjau yang diidentifikasi ole h Tim dari TNI AL melalui proses survei awal magnetik, namun jumlahnya berubah menjadi 9 titik saja setelah diketahui melalui proses penyelaman beberapa di antara ranjau-ranjau tersebut lokasinya berdekatan. Hingga hari terakhir, Senin (20/06), jumlah titik ranjau yang berhasil diledakkan bertambah menjadi 10 titik. Peledakan bom untuk pemusnahan ranjau laut di Teluk Kendari dilakukan dengan memakai bom laut dan bom TNT (trinitrotoluen). Bom laut dipakai untuk ranjau yang berada di tengah laut karena berdaya ledak lebih besar, sementara bom TNT dipakai untuk ranjau yang lebih dekat dengan daratan. Besarnya ranjau laut yang dimusnahkan tidak diketahui. Namun berdasarkan catatan peledakan ranjau peninggalan Jepang pada 16 Februari 2013 di Pantai Secepit, Batang, Jawa Tengah, ranjau laut yang berbentuk bulat tersebut memiliki berat 384 kilogram dengan diameter 86 sentimeter dan tinggi 114 sentimeter. Stasiun Geofisika Kendari juga memantau kegiatan pemusnahan ranjau ini sejak hari pertama, Sabtu, hingga hari terakhir, Senin. Peledakan bom untuk memusnahkan ranjau dilakukan sebanyak 10 kali dengan rincian 3 kali di hari pertama (18/06), 3 kali di hari kedua (19/06) dan 4 kali di hari ketiga (20/06). Namun yang tercatat oleh seismograf di Stasiun Geofisika Kendari hanya 9 kejadian ( event) saja. Kejadian gempa yang tidak tercatat yaitu kegiatan peledakan kali pertama di hari kedua, Minggu 19 Juni. Lokasi peledakan berada di Teluk Kendari pada area dengan luasan 400 meter x 200 meter (Gbr.1, kotak merah), dengan posisi 3.9764 LS 3.9766 LS dan 122.5870 BT 122.5876 BT pada kedalaman 5 hingga 21 meter. Lokasi tersebut berjarak ± 4 kilometer dari Stasiun Geofisika Kendari. 1

Gbr.1 Lokasi pedakan bom (kotak merah) di Teluk Kendari (Google Earth, ) Operasi pemusnahan ranjau laut peninggalan Perang Dunia II telah berkali-kali dilakukan oleh TNI Angkatan Laut. Tercatat seperti di Gresik Jawa Timur pada bulan September 2015 dan Desember 2003 serta di Kabupaten Batang, Jawa Tengah pada Februari 2013. Namun dari beberapa kegiatan pemusnahan ranjau tersebut, belum ada studi tentang sinyal seismik yang terekam akibat ledakan. Tulisan ini bertujuan untuk mengulas rekaman sinyal seismik akibat peledakan bom pemusnahan ranjau di Teluk Kendari. II. Rekaman bumi akibat Ledakan Bom Sebuah gempabumi atau guncangan di bumi dapat terjadi secara alami (karena pergerakan sesar) atau karena buatan manusia (ledakan bom, dsb). bumi pada 6 Januari yang terjadi di Korea Utara merupakan contoh gempabumi akibat buatan manusia. bumi yang tercatat pada magnitudo 5.1 mb tersebut adalah hasil dari uji coba bom Hidrogen Korea Utara. Peledakan bom untuk memusnahkan ranjau laut di Teluk Kendari pada tanggal 18 hingga 20 Juni juga dirasakan seperti gempabumi oleh warga sekitar. Beberapa warga di kelurahan sekitar Teluk Kendari melaporkan getaran yang mirip dengan gempabumi saat peledakan terjadi. bumi yang dicatat oleh Stasiun Geofisika Kendari akibat peledakan bom tersebut sebanyak 9 kali, dengan sinyal seismik dari peledakan pertama pada hari kedua (19/06) tidak terekam oleh seismograf di stasiun. 2

Gbr.2 Sinyal bumi Pertama (I) akibat Ledakan (Tanpa Filter) Gbr.3 Sinyal bumi Pertama (I) akibat Ledakan (Filter 5 Hertz) Sinyal-sinyal yang direkam oleh Stasiun Geofisika Kendari sangat jelas memperlihatkan sebagai sinyal seismik akibat ledakan bom, meski tanpa difilter. Impuls awal (first motion) dari gelombang P yang terekam selalu mengarah ke atas atau kompresi. Ini berlaku untuk semua sinyal rekaman ledakan bom tersebut mulai dari hari pertama hingga hari terakhir. Sebagai akibat dari tekanan pada bola, maka sinyal seismik akibat ledakan didominasi oleh gelombang P. Impuls awal dari gelombang P tersebut selalu mengarah ke atas atau kompresi sebab ledakan bom pada dasarnya terjadi akibat kompresi bukan dilatasi. Berbeda dengan gempabumi biasa (alami) yang terjadi akibat pergeseran bidang sesar sehingga energi dari gelombang S mendominasi. Impuls awal dari gelombang P pada kejadian gempabumi (biasa) akan bervariasi di tiap komponennya, dilatasi atau kompresi. Pada semua sinyal terlihat gelombang permukaan Rayleigh (R) dan tanpa adanya gelombang permukaan Love (L). 3

III. Kekuatan bumi akibat Ledakan Dari hasil analisa dengan menggunakan TDS 5.2, diperoleh parameter gempabumi (tabel 1). Magnitudo gempa yang teranalisa berkisar antara paling kecil adalah pada nilai 1.3 Ml (gempa kelima dan kesembilan) dan maksimal pada 2.2 Ml (gempa pertama). Untuk kedalaman gempa, semuanya tercatat pada 1 kilometer. Pada hari pertama, kekuatan gempabumi terekam pada angka 1.4, 2.1 dan 2.2 Ml. Sedang pada hari kedua, teranalisa antara 1.4 dan 1.8 Ml. Di hari ketiga, kekuatan gempa akibat ledakan bom tersebut menurun menjadi 1.3, 1.4 dan 1.6 Ml. Berkurangnya magnitudo atau kekuatan gempa kemungkinan akibat berkurangnya kekuatan bom dan ranjau yang diledakkan. Untuk memastikan hal tersebut, perlu ada data tentang berat bahan peledak dan ukuran serta kekuatan ranjau yang diledakkan. Kekuatan intensitas gempa akibat ledakan bom tersebut tidak terekam oleh akselerograf KDRI (yang berada Stasiun Meterorologi Maritim Kendari). Namun, berdasarkan laporan warga, intensitas maksimalnya diperkirakan pada skala II III MMI atau II SIG dengan radius minimal terasa hingga 2 kilometer dari pusat ledakan. Tabel. 1 Parameter gempabumi akibat peledakan bom No. Sinyal Tanggal (date) Waktu Kejadian (UTC) Lintang (Latitude) Bujur (Longitude ) Kedalaman (depth) Ml (Mag. Lokal) Magnitudo Ms Imag. Permukaan) Jarak (distance) Keterangan 1 Pertama 02:09:02.0-3.97 122.58 1 km 2.1 1.3 4.2 km Peledakan I 2 Kedua 02:56:22.0-3.97 122.58 1 km 2.2 1.4 4.2 km Peledakan II 3 Ketiga 03:38:21.1-3.97 122.58 1 km 1.4 0.5 4.2 km Peledakan III 4 Keempat 19 Juni 03:33:49.0-3.97 122.58 1 km 1.8 1.0 4.2 km Peledakan V 5 Kelima 19 Juni 04:00:12.5-3.97 122.58 1 km 1.3 0.4 4.2 km Peledakan VI 6 Keenam 02:18:06.8-3.97 122.58 1 km 1.6 0.7 4.2 km Peledakan VII 7 Ketujuh 03:01:38.4-3.97 122.58 1 km 1.4 0.5 4.2 km Peledakan VIII 8 9 Kedelapa n Kesembila n 03:34:07.4-3.97 122.58 1 km 1.6 0.7 4.2 km Peledakan IX 04:14:00.5-3.97 122.58 1 km 1.3 0.4 4.2 km Peledakan X IV. Penutup 4

Pemusnahan ranjau laut di Teluk Kendari pada tanggal 18, 19 dan terdeteksi oleh seismograf di Stasiun Geofisika Kendari sebagai sinyal gempabumi. Dari 10 kali peledakan, hanya 9 yang sinyalnya terekam di Stasiun Geofisika Kendari. Kesembilan sinyal seismik peledakan tersebut memiliki karakteristik yang sama, yaitu impuls awal (first motion) gelombang P yang mengarah ke atas (up, compression). Magnitudo atau kekuatan gempabumi akibat ledakan berkisar antara 1.3 Ml hingga 2.2 Ml. Kekuatan intensitas gempabumi yang dirasakan masyarakat sekitar mencapai skala II III MMI atau II SIG BMKG. Daftar Pustaka Rohadi, Supriyadi., dkk. bumi Akibat Ujicoba Nuklir Korea Utara Awal. Puslitbang B M K G. 2 0 1 6. [ d a r i n g ] (http://puslitbang.bmkg.go.id/index.php/in/geofisika/198- gempabumi-akibat-ujicoba-nuklir-korea-utara-awal-, diakses 27 Juni ) Walter,L. W., et al., 2007. Empirical Observations of Earthquake-Explosions Discrimination Using P/S Ratios and Implications For The Sources of Explosions S-Waves. Proceeding of the 29 th Monitoring Research Review: Ground-Based Nuclear Explosion Monitoring Technologies. 684-693. Kendari Pos.. Operasi Sapu Ranjau Tuntas. Kendari Pos. 21 Juni Kendari Pos.. 15 Ranjau Diledakkan. Kendari Pos. Sultrakini.com.. TNI AL Akan Bersihkan Ranjau Sisa Perang Dunia II di Teluk Kendari [ d a r i n g ]. (http://ww1.sultrakini.com/kendarikini/tni-al-akan-bersihkan-ranjau-sisa-perangdunia-ii-di-teluk-kendari-2072.html, diakses 27 Juni ). LensaIndonesia.com. 2013. Satgas Demolisi Ledakkan Ranjau Laut di Perairan Batang [daring]. (http://www.lensaindonesia.com/2013/02/16/satgas-demolisi-ledakkan-ranjau-laut-diperairan-batang.html, diakses 28 Juni ). Kendari, 1 Juli Mengetahui, Kepala Stasiun Geofisika Kendari Rosa Amelia, S.Si. NIP. 19830508200801 5