BAB 5 RINGKASAN. keatas dari penduduk Indonesia yang beragama Islam, masih terdapat agama Kristen,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki banyak pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Oleh karena itu,

BAB 3 ANALISIS DATA. Dimana abad ke-3 Masehi pada masa Sam Kok, agama Khonghucu telah menjadi

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i. HALAMAN PERSETUJUAN HARDCOVER.. ii. HALAMAN PERNYATAAN DEWAN PENGUJI. iii. ABSTRAKSI. iv. UCAPAN TERIMA KASIH v

BAB IV PENUTUP. dengan masuknya etnik Tionghoa di Indonesia. Medio tahun 1930-an dimulai. dan hanya mengandalkan warisan leluhurnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. aliran kepercayaan disetarakan statusnya layaknya agama resmi lainnya (Mutaqin

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan dan kepercayaannya. Hal tersebut ditegaskan dalam UUD 1945

BAB III AGAMA KHONGHUCU PADA MASA ORDE LAMA DAN ORDE BARU DI SURAKARTA. A. Agama Khonghucu pada Masa Orde Lama di Surakarta

Ajaran Khong Hu Cu : Agama atau Pendidikan Moral?

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pembaharuan Hukum Catatan Sipil dan Penghapusan Diskriminasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang mengatur tata keimanan dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta

Oleh : TIM DOSEN SPAI

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan negara yang berdasarkan ke Tuhanan Yang Maha Esa, karena

d. bahwa dalam usaha mengatasi kerawanan sosial serta mewujudkan, memelihara dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat material atau sosiologi, dan/atau juga unsur-unsur yang bersifat. Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghuchu.

Makalah Pendidikan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945 Pasal 29 Ayat (2) disebutkan, bahwa Negara menjamin

BAB I PENDAHULUAN. kaya di Asia Tenggara. Hal ini begitu tampak dari pakaian, makanan, dan

NOVIYANTI NINGSIH F

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KOTA BIMA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA DI KOTA BANJAR

72. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

74. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

TANTANGAN YANG DIHADAPI MASYARAKAT ADAT/ BANGSA PRIBUMI DI INDONESIA DALAM MEWUJUDKAN HAK KEBEBASAN BERAGAMA ATAU BERKEPERCAYAAN 1

2. Macam-Macam Norma. a. Norma Kesusilaan

I. PENDAHULUAN. kelompok-kelompok perorangan dengan jumlah kecil yang tidak dominan dalam

RATIOLEGIS HUKUM RIDDAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. harmoni kehidupan umat beragama di Indonesia. 1. Syiah di Sampang pada tahun 2012 yang lalu.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 15 TAHUN 2006 Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 10 Tahun 2001 Tentang Retribusi

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Modul ke: 05Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Bab V KESIMPULAN Kesimpulan. Pasal 29 UUD 1945 Tentang Kebebasan Beragama. Pasal 28E

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan merupakan cabang ilmu. cita cita bangsa. Salah satu pelajaran penting yang terkandung dalam

UKDW BAB I PENDAHULUAN

Bahasa adalah salah satu kemampuan dasar dan alamiah yang dianugerahkan. pada umat manusia. Umat manusia tidak akan mungkin mempunyai budaya atau

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 11 TAHUN 2002 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menjaga kedudukan manusia sebagai makhluk yang terhormat maka diberikan

TUGAS AKHIR MATA KULIAH PANCASILA IMPLEMENTASI SILA PERTAMA TERHADAP PEMBANGUNAN TEMPAT IBADAH

STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 12 TAHUN 2011 TENTANG LARANGAN KEGIATAN JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA DI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. heterogen, keberagaman suku, budaya dan agama menciptakan pluralisme

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG

PENTINGNYA PENCATATAN PERKAWINAN MENURUT UNDANG- UNDANG NO.1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) Satuan Pendidikan : SMP 1 Karangdadap Kelas/Semester : VII s/d IX /1-2

BAB I PENDAHULUAN. Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Penelitian ini disebut penelitian deskriptif karena data yang

AGAMA DAN NEGARA DALAM PERSPEKTIF PANCASILA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 017/PUU-I/2003

BAB I PENDAHULUAN. masa silam. Tidak heran bahwa setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku bangsa (etnik) yang tersebar di seluruh

F. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNAGRAHITA

BAB l PENDAHULUAN. pencapaian inovasi tersebut manusia kerap menggunakan kreativitas untuk menciptakan

HARGA NEGOSIASI/KESEPAKATAN E-KATALOG BUKU KURIKULUM 2013 Revisi 2017

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan zoon politicon atau makhluk sosial. Manusia tidak

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI

PANCASILA PANCASILA DAN AGAMA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Le

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman adat istiadat dalam pelaksanaan perkawinan. Di negara. serta dibudayakan dalam pelaksanaan perkawinan maupun upacara

RAKORNAS FKUB PROVINSI DAN KABUPATEN KOTA SE-INDONESIA TAHUN 2018

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG

BAB IV TANTANGAN DAN RESPON UMAT ISLAM TERHADAP ALIRAN KEROKHANIAN SAPTA DARMA DI DESA BALONGDOWO

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Kata "agama" berasal dari bahasa Sansekerta, agama yang berarti "tradisi".

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas/Semester : VII s/d IX /1-2

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Kamus Bahasa Indonesia Sekolah Dasar (2003), perkembangan. diartikan sebagai perluasan; pertumbuhan; kemajuan.

BAB I PENDAHULUAN. budaya Indonesia, namun tradisi-tradisi dari tanah asal masih tetap diterapkan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 16 TAHUN 2011 RENCANA STRATEGIS 2011 SEMUA ANAK KABUPATEN TANGERANG TERCATAT KELAHIRANNYA

PEDOMAN PRAKTIKUM.

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 7 SERI E

IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI TENGAH MASYARAKAT YANG HETEROGEN

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga tidak memicu terjadinya konflik sosial didalam masyarakat.

Upaya penanggulangan permasalahan kependudukan di Indonesia. Ciri-ciri negara maju Negara berkembang

AKIBAT HUKUM PERKAWINAN BERBEDA AGAMA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB IV ANALISIS AKTIVITAS KOMUNITAS KHONGHUCU DI KELENTENG HWIE ING KIONG KOTA MADIUN

Pendidikan Agama. Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Modul ke: 12Fakultas Psikologi

Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KABUPATEN KUTAI BARAT MEMUTUSKAN

PERBEDAAN PANDANGAN PERKAWINAN BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM SKRIPSI

HUKUM ACARA PEMBUBARAN PARTAI POLITIK

Transkripsi:

BAB 5 RINGKASAN Negara Indonesia adalah negara yang memiliki beragam agama, selain 80% keatas dari penduduk Indonesia yang beragama Islam, masih terdapat agama Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Khonghucu. Sejarah masuknya agama Khonghucu ke tanah air Indonesia ini sudah berlangsung sejak berabad-abad yang lalu lamanya. Hanya saja perkembangannya dalam orang China peranakan lebih menonjol kurang lebih dalam kurun waktu seratus tahun ini. Hal ini dipengaruhi oleh semangat reformasi dari China yang dipelopori oleh Kang You Wei ( 康有为 ) di Singapura, dimana dampaknya sangat besar pada orang-orang China perantauan di kawasan Asia Tenggara. Dampak yang terlihat sangat jelas, yaitu orang-orang China peranakan Indonesia berkumpul dan mendirikan sebuah organisasi yang disebut dengan Tiong Hoa Hwee Koan (THHK). Pada mulanya THHK menggunakan ajaran Khonghucu untuk memperbaharui kebiasaan-kebiasaan orang China peranakan yang ketinggalan zaman. Tetapi kemudian ajaran Khonghucu ini dikembangkan sebagai sebuah lembaga agama yang terorganisasi. Terbukti dari banyaknya perjuangan yang dilakukan oleh organisasi-organisasi agama Khonghucu, salah satunya adalah perjuangan yang dilakukan oleh Khong Kauw Hwee, yang sekarang berkembang dengan nama Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN).

Ajaran Nabi Khongcu dijadikan sebagai salah satu agama yang diakui oleh negara Indonesia. Agama Khonghucu dianggap layak sebagai agama, karena memiliki kitab suci ( 四书 ), nabi (Nabi Khongcu), percaya akan Tian (Tuhan Yang Maha Esa), serta memiliki tata agama dan ibadah bagi pengikutnya (dimana kebaktian dilaksanakan setiap minggu di litang). Selain itu, sebagian besar orang China peranakan mempercayai ajaran Nabi Khongcu sebagai suatu agama. Mengenai masalah agama atau bukan, tergantung dari pemahaman masingmasing orang, ada yang memahaminya sebagai agama dan ada juga sebagai filsafat. Seperti penulis buku The World Religions, Huston Smith, yang memahami ajaran Nabi Khongcu sebagai agama, karena dia menganggap ajaran Nabi Khongcu tersebut ada unsur ke-tuhanannya. Perkembangan agama Khonghucu di Indonesia dari masa ke masa cukup unik. Dikatakan demikian, karena perkembangannya yang dimulai dari Orde Lama, Orde Baru, kemudian masa Reformasi itu bagaikan air laut yang pasang dan surut, begitu pula dengan Hak Sipil yang dimiliki oleh umat Khonghucu. Pada masa Orde Lama, perkembangan agama Khonghucu dapat dikatakan cukup berkembang dengan baik, hal ini didukung dengan adanya UU No.1/PNPS/1965, yang menyatakan bahwa agama Khonghucu dimasukkan sebagai salah satu dari enam agama yang diakui oleh pemerintah pada saat itu, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Khonghucu. Situasi seperti ini tidaklah bertahan lama, karena kondisi politik yang kurang menguntungkan bagi orang China peranakan di Indonesia pada

saat itu. Dengan adanya peristiwa G30S/PKI tahun 1965, terjadilah pergantian kekuasaan negara dari kekuatan politik yang disebut dengan Orde Lama menjadi Orde Baru. Pada saat itu orang China peranakan terkena imbasnya, mereka dituduh sebagai kaki tangan komunis. Segala sesuatu yang berhubungan dengan budaya China, termasuk agama Khonghucu dilarang untuk tetap eksis di negara Indonesia. Dengan dikeluarkannya Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 477/74054/BA.01.2/4683/95 tanggal 18 November 1978 mengenai petunjuk pengisian kolom agama, yang antara lain menyatakan bahwa hanya ada lima agama yang diakui, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha. Dengan demikian, Segala sesuatu menjadi dipersulit, khususnya mengenai Hak Sipil mereka sebagai Warga Negara Indonesia, yaitu mereka tidak dapat mencatatan perkawinan mereka di Kantor Catatan Sipil (KCS), terpaksa mengisi kolom agama dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP) dengan lima agama lainnya dan pendidikan agama Khonghucu-pun terhenti, anak-anak yang sekolah terpaksa mempelajari agama lain yang tidak mereka pahami dan yakini. Hal ini dilakukan oleh pemerintah Indonesia yang berkuasa pada saat itu adalah dengan dalih untuk melindungi keamanan dan stabilitas negara dan rakyat Indonesia dari tangan komunis. Seperti teori kekuasaan yang telah dipaparkan oleh Boulding, yaitu the stick. The stick adalah suatu benda yang memiliki pengaruh paksaan, dimana simbol ini berada di tangan pemerintah sebagai pemimpin negara dalam rangka perlindungan atas keamanan dan stabilitas negara dan rakyatnya.

Selama tiga dekade lebih negara Indonesia berada di bawah pimpinan para penguasa Orde Baru, akhirnya Orde Baru lengser dan digantikan dengan pemerintahan Reformasi. Adanya pergantian pemerintahan ini, sedikit memberikan udara segar pada orang China peranakan, serta umat Khonghucu khususnya. Puncaknya adalah ketika UU No. 1/PNPS/1965 dihidupkan kembali dengan dikeluarkannya surat Menteri Agama No. 12/MA/2006 penjelasan mengenai status perkawinan menurut agama Khonghucu dan pendidikan agama Khonghucu. Kemudian untuk menindaklanjuti surat MA tersebut, Menteri Dalam Negeri mengeluarkan SE Mendagri No. 470/336/SJ mengenai pelayanan administrasi kependudukan penganut agama Khonghucu. Pada awalnya tidak semua wilayah menjalankan Surat Edaran (SE) Mendagri tersebut, salah satu wilayah yang masih belum menjalankan mandat tersebut adalah Kota Tangerang. Setelah terjun ke lapangan langsung pada bulan Mei, didapatkan fakta bahwa pejabat-pejabat daerah setempat sudah mulai melayani seluruh umat Khonghucu, meskipun kenyataannya pada saat itu sebagian dari mereka masih belum menerima SE Mendagri tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh umat Khonghucu di Kota Tangerang sudah dapat mengurus semua administrasi kependudukan mereka tanpa mengalami kesulitan lagi, khususnya akte perkawinan dan KTP. Begitu pula dengan pendidikan agama Khonghucu, yang dalam waktu dekat ini akan masuk di dalam kurikulum sekolah-sekolah.