BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan kehamilan yang dapat menyebabkan kematian (Dinana,

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. partus lama karena inertia uteri, perdarahan post partum karena atonia. uteri, syok, infeksi (baik intrapartum atau post partum).

1998, WHO telah merekomendasikan penambahan suplemen asam folat sebesar 400 µg (0,4 mg) per hari bagi ibu hamil untuk mencegah kelainanan tabung

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah gizi dan pangan merupakan masalah yang mendasar karena secara

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. vitamin B12, yang kesemuanya berasal pada asupan yang tidak adekuat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. melalui alat indra (Lukaningsih, 2010: 37). Dengan persepsi ibu hamil dapat

BAB I PENDAHULUAN. anemia.kekurangan zat besi dalam tubuh mengakibatkan pembentukan hemoglobin

BAB I PENDAHULUAN. apabila seorang ibu hamil dapat mengatur makanan yang dikonsumsinya. secara sempurna. Kehamilan yang sehat dapat diwujudkan dengan

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN

BAB I PENDAHULUAN. Anemia gizi besi pada ibu hamil masih merupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi besi, etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu hemodilusi. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mortalitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

BAB I PENDAHULUAN. dan untuk memproduksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkannya (Francin, 2005).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuabaet al., 2012).

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. makin besar dengan adanya anemia 51%, nifas 45%.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium Development Goals

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif tinggi yaitu 63,5% sedangkan di Amerika 6%. Kekurangan gizi dan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi. (Hani, 2011).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia harus

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari berbagai perubahan anatomik serta fisiologik yang terjadi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fisik maupun mental, sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan. perkembangan janin dalam kandungannya (Pinem, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang menerangkan derajat kesehatan didalam suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar Hemoglobin (Hb) ambang menurut umur dan jenis kelamin (WHO, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. usia subur. Perdarahan menstruasi adalah pemicu paling umum. kekurangan zat besi yang dialami wanita.meski keluarnya darah saat

BAB I PENDAHULUAN. merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan demikian salah satu masalah kesehatan masyarakat paling serius

Yane Liswanti, Dina Ediana 1Program Studi DIII Analis KesehatanSTIKes BTH Tasikmalaya *Coresponding author :

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan

Jangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia. Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI TABLET Fe DAN FREKUENSI ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI DESA SENDANG PONOROGO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kontribusi penting dalam Millenium Development Goals (MDGs)

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO.

KEJADIAN ANEMIA DI UPTD PUSKESMAS SINDANGWANGI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anemia pada kehamilan masih merupakan masalah utama di dunia hingga saat

Bab 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI SMA PEDESAAN DAN PERKOTAAN DI KABUPATEN KLATEN

Kata kunci :Frekuensi Antenatal Care, Ketaatan Konsumsi Fe, Anemia, Ibu Hamil

BAB I. sel darah normal pada kehamilan. (Varney,2007,p.623) sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya.

Petunjuk : Dibawah ini terdapat beberapa pertanyaan dengan 4 item jawaban. Berikan tanda (X ) pada salah satu jawaban yang paling benar.

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia pada masa mendatang (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005). Upaya dalam kesehatan telah dipersiapkan yang bertujuan untuk

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan. Indikator-indikator tersebut pada umumnya tercermin dalam kondisi morbiditas, mortalitas, dan status gizi. Status gizi di negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia masih dikaitkan dengan kondisi gizi kurang (Kemenkes RI, 2009). Dewasa ini di Indonesia empat masalah gizi pokok diprioritaskan, antara lain adalah Kurang Energi Protein (KEP), kurang vitamin A, anemia gizi dan gangguan akibat kekurangan Yodium (Baliwati, dkk., 2004). Sampai saat ini salah satu masalah yang belum nampak menunjukkan titik terang keberhasilan penanggulangannya adalah masalah kekurangan zat besi atau dikenal dengan sebutan anemia gizi yang sering dijumpai terutama di Negara-negara sedang berkembang. Anemia gizi pada umumnya dijumpai pada golongan rawan gizi yaitu ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, anak sekolah, anak pekerja atau buruh yang berpenghasilan rendah (Almatsier, 2002). 1

2 Anemia gizi adalah kekurangan kadar hemoglobin dalam darah (Hb < 11) yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb. Penyebab utama anemia gizi adalah karena konsumsi zat besi yang tidak cukup dan absorbsi zat besi yang rendah dari pola makanan yang sebagian besar terdiri dari nasi, dan menu yang kurang beraneka ragam. Konsumsi zat besi dari makanan tersebut sering lebih rendah dari dua pertiga kecukupan konsumsi zat besi yang dianjurkan, dan susunan menu makanan yang dikonsumsi tergolong pada tipe makanan yang rendah absorbsi zat besinya (Moehji, 2008). Salah satu kelompok masyarakat yang paling rawan adalah ibu hamil. Terjadinya anemia pada bayi erat hubungannya dengan taraf gizi ibunya. Anemia kurang besi merupakan penyebab penting yang melatar belakangi kejadian morbiditas dan mortalitas, yaitu kematian ibu pada waktu hamil dan pada waktu melahirkan atau nifas sebagai akibat komplikasi kehamilan. Sekitar 20% kematian maternal Negara berkembang penyebabnya adalah berkaitan langsung dengan anemia kurang besi (Hidayat, 2004). Efek anemia bagi ibu dan janin bervariasi dari ringan sampai berat. Bila kadar hemoglobin lebih rendah dari 6 g/dl, maka dapat timbul komplikasi yang signifikan pada ibu dan janin. Kadar hemoglobin serendah itu tidak dapat mencukupi kebutuhan oksigen janin dan dapat menyebabkan gagal jantung pada ibu. Selain itu anemia pada ibu hamil juga menyebabkan hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak, abortus, lamanya waktu partus karena kurang daya dorong rahim, pendarahan post partum, rentan

3 infeksi. Hipoksia akibat anemia dapat menyebabkan shock bahkan kematian ibu saat persalinan, meskipun tidak disertai pendarahan, kematian bayi dalam kandungan, kematian bayi pada usia sangat muda serta cacat bawaan, dan anemia pada bayi yang dilahirkan (Indah, 2012). Pemberian zat besi secara oral merupakan salah satu pendekatan untuk pencegahan dan pengendalian anemia defisiensi zat besi. Tablet besi disarankan diberikan perhari untuk semua wanita hamil tanpa memandang status besi oleh karena manfaatnya bagi kesehatan ibu hamil dan kesulitan biaya untuk menetapkan diagnosa defisiensi besi selama kehamilan. Suplementasi harus diberikan pada trimester ke 2 dan 3, saat efisiensi absorbs meningkat dan resiko terjadinya mual muntah berkurang. Di Indonesia Departemen Kesehatan menyarankan pemberian tablet besi pada semua wanita hamil sekitar 60 mg per hari selama 90 hari (Paath, Rumdasih & Heryati, 2004). Wanita hamil diprioritaskan untuk memperoleh suplemen zat besi. Karena ibu hamil mentransportasi darah ke janin dan plasenta. Oleh karena itu salah satu upaya pemerintah yaitu mengambil langkah untuk pemberian zat besi melalui puskesmas, posyandu dan klinik untuk mengurangi kejadian anemia pada ibu hamil. Ditekankan juga bahwa gizi ibu hamil harus diperhatikan dan ibu hamil perlu memeriksakan kehamilan secara teratur (Wijaya, 1999). Gibney (2009) memastikan bahwa distribusi suplemen zat besi dalam jumlah yang adekuat dan kepatuhan ibu hamil terhadap program pengobatan merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan program tersebut.

4 Menurut WHO (2005) prevalensi anemia di seluruh dunia tertinggi terjadi pada anak yang belum sekolah yaitu 47,4 %, kemudian pada ibu hamil 41,8% dan wanta tidak hamil 30,2%. Prevalensi anemia pada ibu hamil di Negara lain yaitu Afrika sebesar 57,1%, Asia Tenggara 48,2%, Amerika 24,1% dan Eropa 25,1%. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Misterianingtiyas (2011) menunjukkan bahwa terdapat hubungan tingkat konsumsi protein dan tingkat konsumsi zat besi terhadap kejadian anemia (kadar Hb). Berdasarkan survey di Puskesmas Banyumas jumlah ibu hamil di Puskesmas Banyumas pada bulan Nopember sebanyak 793 orang, sedangkan ibu hamil trimester III yaitu mencapai 51 orang dan keseluruhannya mengkonsumsi tablet Fe akan tetapi terdapat 35.0% ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe kurang dari 90 tablet dan sebanyak 81.0% memiliki kadar Hb yang normal ( 11 mmhg). Berdasarkan hasil penelitian dan data di atas serta mengingat pentingnya pemberian tablet Fe pada ibu hamil maka peneliti bermaksud untuk meneliti apakah ada hubungan antara pemberian tablet Fe dengan kadar Hb pada ibu hamil trimester III. B. Rumusan Masalah Wanita hamil diprioritaskan untuk memperoleh suplemen zat besi. Karena ibu hamil mentransportasi darah ke janin dan plasenta. Oleh karena itu salah satu upaya pemerintah yaitu mengambil langkah untuk pemberian zat besi (tablet Fe) melalui puskesmas, posyandu dan klinik untuk mengurangi kejadian anemia pada ibu hamil. Hal tersebut menarik perhatian peneliti untuk

5 melakukan penelitian tentang Hubungan pemberian tablet Fe dengan kadar Hb pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Banyumas tahun 2013. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan pemberian tablet Fe dengan kadar Hb pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Banyumas. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui pemberian tablet Fe di Puskesmas Banyumas. b. Mengetahui kadar Hb pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Banyumas c. Menganalisis hubungan pemberian tablet Fe dengan kadar Hb pada ibu hamil trimester III. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Bagi Responden Sebagai referensi yang memberikan informasi khususnya mengenai pemberian tablet Fe dengan kadar Hb pada trimester III. Sehingga bayi dapat lahir sehat dan ibu selamat. 2. Manfaat Bagi Peneliti Hasil penelitian ini akan meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya pemberian tablet Fe pada ibu hamil sehingga dapat mencegah ibu hamil terkena anemia yang mengakibatkan berat bayi lahir rendah.

6 3. Manfaat Bagi Instalasi terkait Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkini dibidang keperawatan. Khususnya adalah keperawatan maternitas tentang kesehatan ibu hamil. E. Keaslian Penelitian 1. Subarda (2011) berjudul Pelayanan antenatal care dalam pengelolaan anemia berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil minum tablet besi. Penelitian ini menggunakan desain observasional dengan pendekatan potong lintang. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester II dan III di Puskesmas terpilih dengan teknik sample secara stratified random sampling. Analisis data bivariat menggunakan uji kai kuadrat dan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistic. Hasilnya ada hubungan antara pelayanan ANC dalam pengelolaan anemia, pemeriksaan penentuan anemia, dan konsultasi gizi dengan kepatuhan ibu hamil minum tablet besi. Pelayanan ANC dalam pengelolaan anemia bersama-sama dengan pengetahuan berpengaruh terhadap kepatuhan ibu hamil dalam minum tablet besi, namun pelayanan ANC dalam pengelolaan anemia memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan pengetahuan ibu hamil. Perbedaan dengan penelitian yang akan diteliti terletak pada variabel bebas dan variabel terikat, pada penelitian Subarda (ANC pengelolaan anemia dan kepatuhan ibu hamil minum tablet besi) dan penelitian ini (pemberian tablet Fe dan kadar Hb ibu hamil trimester III).

7 Sedangkan persamaanya adalah sama-sama meneliti tentang tablet besi dengan subjeknya ibu hamil. 2. Kusumah (2009) berjudul Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester II- III Di RSUP H. Adam Malik Medan dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Penelitian ini bersifat Analitik cross sectional. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kadar Hb ibu hamil trimester II-III dengan jumlah asupan protein, besi dan asam folat. Perbedaan dengan penelitian yang akan diteliti terletak pada variabel bebas dan variabel terikat, yaitu penelitian Kusumah (asupan kalori, protein, besi, asam folat dan kadar Hb ibu hamil trimester II-III) dan penelitian ini (pemberian tablet Fe dan kadar Hb ibu hamil trimester III). Dan terdapat persamaan yaitu pada kadar Hb ibu hamil trimester III. 3. Diana (2003) berjudul Hubungan Status Gizi Mikro Folat, Vitamin B12, Seng dan Vitamin A pra Suplementasi dengan Pencapaian Kadar Hemoglobin Harapan Ibu Hamil. Rancangan penelitian kasus control dan di analisis dengan menghitung odds dan regresi logistic. Hasilnya menyimpulkan asupan zat Gizo (Folat, Vitamin B12, Seng dan Vitamin A), selama suplementasi tidak berbeda bermakna antara yang berhasil mencapai kadar Hb harapan maupun yang tidak. Sedangkan dari uji regresi logistik diperoleh bahwa variable yang paling mempengaruhi pencapaian kadar hemoglobin harapan adalah vitamin A. Perbedaan dengan penelitian yang akan diteliti terletak pada variabel bebas dan variabel terikat, yaitu penelitian Kusumah (Status Gizi Mikro Folat, Vitamin B12, Seng dan

8 Vitamin A pra Suplementasi dan kadar Hb harapan ibu hamil) dan penelitian ini (pemberian tablet Fe dan kadar Hb ibu hamil trimester III). Persamaan terletak pada fokus penelitian yaitu kadar Hb dan ibu hamil.