Bab 1 Keadaan Sepeninggal Ramadan

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 1 Hakikat Puasa. Kewajiban Puasa Ramadhan Kewajiban puasa Ramadhan disebutkan oleh Allah Swt di dalam irman-nya:

Sejumlah ulama berpendapat bahwa menjalankan shalat berjamaah mengandung banyak nilai kebaikan, diantaranya berikut;

AYO BUDAYAKAN SHOLAT SUBUH DI MASJID

DI BULAN SUCI RAMADHAN

Bulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita. Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :41 -

Khutbah Pertama Maasyirol Muslimin yang dirahmati Allah

lalui, tapi semua itu sama sekali tidak memberikan bekas apa pun pada diri kita.

Allah menjanjikan berbagai kenikmatan di bulan ini. Semua amal shalih orang yang berpuasa dilipatgandakan pahalanya.

Khutbah Jum'at. 6 Nama Lain Ramadhan dan Bagaimana Berinteraksi dengannya. Bersama Dakwah 1

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)

Keutamaan Bulan Ramadhan

Khutbah Jum'at. Sebelum Ramadhan Pergi. Bersama Dakwah 1

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

LALUAN KEHIDUPAN

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H

Lailatul Qadar. Rasulullah SAW Mencontohkan beberapa amal khusus terkait Lailatul Qadar ini, di antaranya:

Kekeliruan-Kekeliruan Umat Islam di Hari Jumat

SINAR RAMADHAN 1437H SEMARAK TAQWA

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan

Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Alquran

Khutbah Jum'at. Menyambut Ramadhan 1432 H. Bersama Dakwah 1

HIKMAH RAMADHON (Dikutip dari Kuliah Subuh Ust.Ir.Al-Bahra,M.Kom di Masjid Nurul Hidyah, Citra Raya)

( ٢ W ) א Serial Bimbingan & Penyuluhan [No:2] Sambutlah bulan yang mulia ini dengan taubat nashuha kepada Allah ta'ala, bergegaslah menuju keta'atan,

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) : Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW. 4. Mengidentifikasi peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW.

??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Doakan Orang Lain, Malaikat Mendoakanmu

Iman Itu Naik dan Turun

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat

Hadits Menuntut Ilmu. Ringkasan Materi. A. Membaca Al Hadits Tentang Menuntut Ilmu Hadits 1. Hadits 2. Hadits 3

Ditulis oleh Administrator Selasa, 10 September :56 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 10 September :15

Menyambut Datangnya Bulan Ramadhan

Umrah dan Haji Sebagai Penebus Dosa

Sunah Yang Hilang di Bulan Dzulhijjah

Ramadhan dan Taubat Kepada Allah

Ternyata Hari Jum at itu Istimewa

Kekhususan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Yang Tidak Dimiliki Oleh Umatnya

Macam-Macam Dosa dan Maksiat

10 Amalan Yang Pahalanya Terus Mengalir

Berapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak didapatkan dari Puasanya itu kecuali lapar dan dahaga.

Bantal dan Kasur Yang Melalaikan Shalat Subuh

DIANTARA AMALAN UNTUK MEMAKMURKAN RAMADHAN

Kehidupan Seorang Pembelajar

Ramadhan Bulan Pembebasan dari Api Neraka

Perjalanan Meraih Ridha Ar-Rahman

SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH. Ust. H. Ahmad Yani, MA. Kondisi Manusia Menghadapi Musibah

SUNNAH NABI. Dan dikuatkan dengan Hadist dari Imam Bukhari disalah satu bab yaitu: sunnahnya berwudhu sebelum mandi

Modul ke: KESALEHAN SOSIAL. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi AKUNTANSI.

3 Wasiat Agung Rasulullah

Puasa sesuai Al Qur'an dan Hadist

Semangat Mengisi Ramadhan dengan Ketaatan

Khutbah Jum'at. Keutamaan Muharam. Bersama Dakwah 1

Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Keutamaan Puasa

Amal-amal Selama Di Bulan Ramadhan

1. Kewajiban mandi Jumaat atas setiap lelaki dewasa dan keterangan tentang beberapa hal yang dianjurkan

DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah

Menyambut Keagungan Ramadhan. Written by Friday, 06 August :30

41 KELEBIHAN WANITA 1. Doa wanita lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Bagaimana Kita Merespon Perintah Puasa

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

Bismillahirrahmanirrahim

FOR KIDS GUIDE BOOK. Dampingi anak menghidupkan bulan Ramadhan

Begitu Singkatnya Umur Manusia

yuslimu-islaman. Bukti ketundukan kepada Allah SWT itu harus dinyatakan dengan syahadat sebagai sebuah pengakuan dalam diri secara sadar akan

Bukti Cinta Kepada Nabi

E٤٢ J٣٣ W F : :

Khutbah Jum'at. Memakmurkan Masjid. Bersama Dakwah 1

992. Abdullah bin Umar r.a. berkata, "Rasulullah biasa melakukan i'tikaf pada sepuluh hari yang terakhir dari bulan Ramadhan."

Haji adalah wujud ketundukan seorang Muslim kepada Rabb-nya secara sempurna.

Agar Pohon Keimanan Tumbuh dan Berbuah

KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET)

Khutbah Jum'at. Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba. Bersama Dakwah 1

Interaksi dengan Al Qur'an

"Bersegeralah berhaji yakni haji yang wajib, sebab sesungguhnya seseorang tidak mengetahui apa yang akan menimpa kepadanya." (HR Ahmad dan lainnya)

Tauhid Yang Pertama dan Utama

DAFTAR TERJEMAH No. BAB Hal Terjemah

Rasulullah saw. memotong tangan pencuri dalam (pencurian) sebanyak seperempat dinar ke atas. (Shahih Muslim No.3189)

Pentingnya Menyambung Silaturahmi

Renungan bagi Musafir

Salman Alfarisy, Lc.* Sekretaris Asia Pacific Community for Palestine

: :

Mari Bershalawat Rabu, 07 April 04

HUBUNGAN SEKSUAL SUAMI-ISTRI Dr. Yusuf Al-Qardhawi. Pertanyaan:

Keutamaan Shalat Dhuha

Munakahat ZULKIFLI, MA

HOME WORK ACTIVITY TAHUN PELAJARAN

PROPOSAL KEGIATAN RAMADHAN 1435 H MASJID AL-IKHLAS SERPONG CITY PARADISE

Fatwa Seputar Badal Haji dan Umrah. Serta Hukum Melaksanakan Umrah Berkali-Kali Bagi Jama'ah Haji Saat Berada di Makkah

Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada (Al-Hajj: 46).

Melanggengkan Ketaatan Pasca Ramadhan


Orang Beriman Menyambut Ramadhan. Written by Selasa, 26 Juli 2011

Salat Sunah Berjamaah Dan Munfarid

Kaidah Memahami Tauhid

Tafsir Surat Al-Kautsar

1. Apabila seorang datang langsung berbicara sebelum memberi salam maka janganlah dijawab. (HR. Ad-Dainuri dan Tirmidzi)

Khutbah Jum'at. Isra' Mi'raj. Bersama Dakwah 1

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Transkripsi:

Bab 1 Keadaan Sepeninggal Ramadan Langit, Bumi, dan Para Malaikat Menangis Ramadan adalah bulan yang penuh dengan keistimewaan. Ia memang khusus diturunkan oleh Allah untuk hamba-hamba-nya yang sedang melaksanakan ibadah puasa. Setidaknya, keistimewaan Ramadan itu disebabkan oleh karena pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu. (H.R. Bukhari dan Muslim). Keistimewaan Ramadan akhirnya membentuk semacam atmosfer. Atmosfer Ramadan ialah suasana istimewa yang ada di bulan Ramadan. Di suasana Ramadan yang istimewa itu, melakukan ketaatan kepada Allah dan berbuat baik terhadap sesama menjadi ringan atau gampang sekali. Hal itu karena Allah Swt. menurunkan rahmat dan ampunan-nya. Pada bulan Ramadan, Allah melipatgandakan balasan (pahala) terhadap kebaikan yang dilakukan oleh para hamba-nya. Tak heran, apabila telah datang bulan Ramadan, kita melihat kaum muslimin berbondong-bondong ke masjid 1

untuk melaksanakan salat Isya dan Tarawih berjemaah. Kita juga mendengar bacaan-bacaan Alquran yang dilantunkan dari masjid usai tarawih. Di jalan-jalan tak jarang ada pembagian takjil buka puasa. Belum lagi, anak-anak yatim dimuliakan melalui acara-acara buka puasa bersama dan pemberian santunan. Puasa Ramadan mempunyai keutamaan dapat menghapus dosa yang telah lalu. Dari Abu Hurairah r.a., Nabi Saw. bersabda yang artinya: Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadan dengan penuh iman dan hanya mengharapkan pahala dari Allah, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu. (H.R. Bukhari dan Muslim) Selain itu, doa orang yang berpuasa akan dikabulkan. Dari Abdullah bin Amr bin Ash berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda yang artinya: Sesungguhnya ada doa yang tidak ditolak yaitu bagi orang yang berpuasa ketika berbuka. (H.R. Ibnu Majah) Lebih dari itu, orang yang berpuasa Ramadan akan masuk surga melalui pintu Arrayyan. Dari Sahl bin Sa d r.a., Nabi Saw. bersabda yang artinya: Sesungguhnya di dalam surga itu ada sebuah pintu yang dinamakan Arrayyan. Nanti pada hari kiamat orang-orang yang berpuasa akan masuk surga lewat pintu itu. Tidak seorang pun selain mereka yang bisa masuk surga lewat pintu itu. Dikatakan: Di mana orang yang puasa? Kemudian mereka berdiri, seorang pun tidak boleh masuk lewat pintu itu. Maka apabila mereka telah masuk surga semua, maka pintu itu ditutup sehingga tidak seorang pun yang masuk lewat pintu tersebut (sesudah mereka itu). (H.R. Bukhari dan Muslim) Salat Tarawih juga bisa menghapus dosa-dosa yang telah lalu. Dari Abu Hurairah r.a., Nabi Saw. bersabda yang artinya: Barangsiapa yang mendirikan salat Tarawih sematamata karena iman dan hanya mengharapkan pahala dari Allah, 2

maka dosanya yang telah lalu akan diampuni. (H.R. Al-Jamaah/ Semua Perawi Hadis) Demikian pula, membaca Alquran akan menolong pembacanya di hari kiamat. Dari Abdullah ibnu Umar r.a., Nabi Saw bersabda yang artinya: Puasa dan Alquran akan memintakan syafaat bagi seorang hamba di hari kiamat. Puasa berkata: Wahai Tuhanku, aku telah mencegah dia dari makan dan menyalurkan syahwat di siang hari, maka berilah aku restu untuk memberikan syafaat kepadanya. Alquran juga berkata: Aku telah mencegahnya tidur di malam hari (karena membacaku), maka berilah aku restu untuk memberikan syafaat kepadanya. Nabi bersabda: Maka keduanya diberikan restu memberikan syafaat. (H.R. Ahmad) Memberi buka puasa kepada orang yang berpuasa akan memperoleh pahala seperti pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi sedikit pun pahala yang diterima oleh orang yang berpuasa tersebut. Dan kebaikan-kebaikan lain yang dilakukan di bulan Ramadan akan mendapatkan ganjaran seperti melakukan 70 kewajiban di luar bulan Ramadan. Kebaikan di sini tidak terbatas pada ibadah yang sudah saya kemukakan, tapi juga menyangkut aktivitas sehari-hari (muamalah). Misalnya, hubungan kita dengan istri, anak, tetangga, teman sekantor. Juga komitmen kita untuk meraih cita-cita atau menjadi orang yang sukses. Demikian pula, komitmen pemerintah untuk melayani rakyatnya. Pembaca, saya merasakan atmosfer Ramadan yang sedemikian itu. Setiap kali datang bulan Ramadan, saya dan Anda merasa gembira dengan keutamaan-keutamaannya tersebut. Inilah mungkin yang dimaksudkan oleh Rasulullah Saw. dalam hadis beliau yang artinya: Barangsiapa yang bergembira dengan kedatangan bulan Ramadan, maka Allah akan 3

mengharamkan jasadnya dari api neraka. Jadi bergembiranya semata-mata karena keutamaan-keutamaan tadi, bukan karena yang lain. Kini, Ramadan sudah pergi meninggalkan kita semua. Atmosfernya pun ikut lenyap. Saya merasakan suasana yang sepi. Kita tidak melihat lagi pemandangan berbondongbondongnya kita ke masjid untuk melaksanakan salat Isya dan Tarawih berjemaah. Kita juga tidak lagi mendengar bacaan-bacaan Alquran yang dilantunkan dari masjid usai tarawih. Di jalan-jalan sudah tidak ada pembagian takjil buka puasa. Demikian pula, buka puasa bersama anak-anak yatim sekaligus pemberian santunan tidak lagi dilaksanakan. Saya pribadi dan Anda pun para pembaca setia bukubuku saya merasakan perbedaan bulan Ramadan dan bulanbulan sesudahnya. Oleh karena itu, kita akan merasa sedih ketika ditinggal Ramadan. Sebab, sebelas bulan berikutnya bukanlah Ramadan. Ya, di sebelas bulan berikutnya itu, para pembaca, sudah tidak ada tarawih, tidak ada pelipatgandaan pahala, dan tidak ada keistimewaan-keistimewaan lainnya. Kita sedih sekali. Bahkan, yang namanya langit, bumi, dan para malaikat pun ikut menangis ditinggal bulan Ramadan yang penuh keutamaan itu. Disebutkan di dalam kitab Durratun Nashihin, sahabat Jabir meriwayatkan sebuah hadis dari Rasulullah Saw., yang artinya: Apabila sudah sampai malam terakhir bulan Ramadan, langit, bumi, dan para malaikat menangis atas musibah bagi umat Muhammad Saw. Lalu ditanyakan kepada Rasulullah: Musibah apakah itu wahai Utusan Allah? Rasulullah menjawab: Perginya bulan Ramadan, karena di bulan itu doa dikabulkan, sedakah diterima, kebaikan dilipatgandakan, dan azab ditolak. 4

Semangat Ibadah Mulai Turun, Kontrol Diri Mulai Lepas Akibat perginya Ramadan, atmosfernya juga ikut lenyap. Setelah keluar dari bulan Ramadan, kita mungkin baru merasakan perbedaan antara bulan Ramadan dengan bulan lainnya. Kita juga baru merasakan keadaan kita pada waktu berpuasa dengan keadaan kita pada saat tidak sedang berpuasa. Pada waktu berpuasa Ramadan, kita dapat melakukan ketaatan kepada Allah dan berbuat baik terhadap sesama dengan gampang sekali. Demikian pula, pada waktu berpuasa Ramadan, kita dapat meninggalkan kebiasaankebiasaan buruk. Hal itu karena pada saat bulan Ramadan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu (H.R. Bukhari dan Muslim). Pada bulan Ramadan, Allah Swt. menurunkan rahmat dan ampunan, serta memberikan pahala berlipat-lipat terhadap kebaikan yang dilakukan oleh para hamba-nya. Sebaliknya, begitu keluar dari bulan Ramadan, di sana-sini seakan sudah mulai ada penurunan. Setidaknya, ada dua hal yang saya rasakan sebagai penurunan, yaitu: pertama, semangat ibadah yang sudah dirintis selama Ramadan mulai berkurang, dan kedua, kontrol diri pun sudah mulai lepas. Misalnya, dalam hal kontrol diri ini, kita sudah mulai cobacoba tidak menundukkan pandangan (ghaddul bashar). Setelah keluar dari bulan Ramadan, kita mungkin sudah tidak membaca Alquran seintens ketika di bulan Ramadan. Atau bahkan yang lebih menyedihkan lagi, ada di antara kita yang sudah tidak membaca Alquran sama sekali begitu keluar Ramadan. Dan baru kita akan membukanya lagi pada waktu Ramadan berikutnya. Salat sunah rawatib pun juga sudah tidak begitu dijaga sebagaimana kita menjaganya 5

selama Ramadan karena ingin mendapatkan pahala wajib dari ibadah-ibadah sunah yang kita kerjakan. Berderma melalui zakat juga berhenti di bulan Ramadan saja. Setelah ditinggal pergi bulan Ramadan, kita pun sudah mulai lepas kontrol (out of control). Kemampuan mengendalikan diri (self control) yang sudah diperoleh dari puasa Ramadan sebulan penuh sepertinya sudah mulai dilepas. Ya itu tadi, kita sudah mulai berani tidak ghaddul bashar (menundukkan pandangan) ketika melihat wanita cantik yang bukan istri kita. Kita pun sudah mulai bebas menonton sinetron yang merangsang birahi. Ibadah yang kita lakukan memang saya rasakan terikat oleh ruang dan waktu. Dalam hal beribadah, kita memang butuh pada atmosfer atau suasana yang selama ini dikenal sebagai waktu-waktu dikabulkannya doa (auqaat mustajaabah). Seperti yang sudah saya katakan tadi, bahwa suasana, atmosfer, ataupun waktu-waktu dikabulkannya doa itu merupakan suatu keistimewaan atau keutamaan yang diberikan oleh Allah Swt. Disebut istimewa atau utama karena pada saat itu Allah Swt sedang menurunkan rahmat, ampunan, dan pahala yang berlipat ganda (bonus). Oleh sebab itu, kita begitu ringan dan gampangnya melakukan ketaatan (ibadah) kepada Allah dan kebaikan terhadap sesama. Makanya, kita pun selalu ingin mengejar keistimewaan atau keutamaan yang diturunkan oleh Allah Swt. itu. Termasuk dalam hal ini adalah memanjatkan doa atau permohonan kepada Allah. Tidak heran apabila suasana atau atmosfer yang merupakan suatu keistimewaan atau keutamaan yang diberikan oleh Allah Swt. itu dikenal sebagai waktu-waktu dikabulkannya doa (auqaat mustajaabah). Begitu pula dengan istilah maqaam mustajaab (tempat dikabulkannya doa), yaitu Makkah dan Madinah. Maqaam 6

mustajaab atau tempat dikabulkannya doa adalah merupakan suatu keistimewaan atau keutamaan yang diberikan oleh Allah kepada dua tanah suci, Makkah dan Madinah. Disebut istimewa atau utama karena Allah Swt. menurunkan rahmat, berkah, dan pahala yang berlipat ganda di kedua Tanah Haram itu. Oleh sebab itu, kita begitu ringan dan gampangnya melakukan ketaatan (ibadah) kepada Allah dan kebaikan terhadap sesama. Makanya, kita pun selalu ingin mengejar keistimewaan atau keutamaan yang diturunkan oleh Allah Swt. itu. Termasuk dalam hal ini adalah memanjatkan doa atau permohonan kepada Allah di dua tempat suci itu. Tidak heran apabila Makkah dan Madinah yang merupakan suatu keistimewaan atau keutamaan yang diberikan oleh Allah Swt. itu dikenal sebagai maqaam mustajaab (tempat dikabulkannya doa). Oleh karena itu, sekali lagi para pembaca, ada perbedaan antara beribadah di bulan Ramadan yang sarat dengan kemuliaan dan keutamaan yang diberikan oleh Allah dengan beribadah begitu ditinggal bulan Ramadan. Begitu pula, beribadah di Tanah Suci Makkah dan Madinah demikian berbeda dengan beribadah di luar dua tanah suci tersebut. 7

Bab 2 Tetap Bertakwa Setelah Ramadan Beribadah Tidak Hanya di Bulan Ramadan Keadaan diri yang mengalami penurunan dalam semangat ibadah dan kontrol diri sepeninggal Ramadan sebagaimana telah saya gambarkan di dalam Bab 1 tidak perlu terjadi. Namun, hal itu sudah menjadi fenomena dan bahkan realitas yang terjadi sepeninggal Ramadan. Realitas penurunan intensitas ibadah dan pengendalian diri terjadi karena adanya anggapan yang keliru bahwa seakan-akan beribadah itu hanya di bulan Ramadan. Anggapan semacam itu sungguh tidak benar. Yang benar ialah bahwa ibadah itu tidak hanya di bulan Ramadan. Membaca Alquran itu tidak hanya di bulan Ramadan, sedekah juga tidak hanya di bulan Ramadan, atau berjilbab juga begitu tidak hanya di bulan Ramadan. Sebagaimana saya sampaikan di buku kedua saya, Dapat Apa dari Puasa, bahwa puasa Ramadan adalah satu paket ibadah yang dilaksanakan di dalam bulan Ramadan. Ya, namanya satu paket ibadah berarti tidak hanya puasa saja. Jadi, puasa Ramadan yang benar adalah bukan hanya 8

puasa dalam arti tidak makan, tidak minum, dan tidak berhubungan dengan istri. Ada ibadah-ibadah lain yang menjadi satu dengan ibadah puasa yang utama itu. Puasa sebagai ibadah utamanya, sedangkan ibadah-ibadah yang lain adalah melengkapi dan menyempurnakan ibadah puasa yang utama itu. Pembaca, sebagai satu paket ibadah yang dilaksanakan di dalam bulan Ramadan, puasa Ramadan itu sendiri bak sebuah training. Seperti kalau kita mengikuti sebuah training, maka agenda kegiatannya padat sekali. Pada waktu mengikuti sebuah training, sejak sebelum subuh sampai pukul 10 malam misalnya, atau bahkan tengah malam, kita sebagai peserta harus patuh kepada agenda aktivitas yang terdapat di dalam training tersebut. Kita diikat oleh paket aktivitas training yang amat padat itu. Sebuah paket kegiatan training yang memang mempunyai target yang diharapkan akan didapatkan oleh masing-masing peserta. Nah, kita telah berpuasa Ramadan sebulan penuh. Training di bulan Ramadan itu telah membentuk habit atau kebiasaan beribadah kepada Allah Swt. Dengan kata lain, setelah puasa Ramadan, seseorang akan mempunyai semangat ibadah yang tinggi. Setelah Ramadan, dia akan dengan mudah membaca Alquran seintens ketika di bulan Ramadan. Salat sunah rawatib tetap akan dijaga sebagaimana dia menjaganya selama Ramadan. Dia juga tetap berderma melalui zakat, infak, maupun sedekah seperti pengalamannya di bulan Ramadan. Tetap Baik Setelah Ramadan Telah saya jelaskan di buku ketiga saya, Digembleng Umrah, bahwa istilah mabrur itu bisa diterapkan untuk ibadah selain haji dan umrah. Yang untuk umrah misalnya 9

penjelasannya seperti ini. Kenikmatan beribadah umrah di Madinah dan Makkah sudah berlalu. Kenangan menangis di Raudhah yang padat, salat witir di samping makam Nabi, atau menangis ketika tawaf sunah di Kakbah juga telah usai. Juga kita sudah pulang ke rumah bertemu sanak keluarga, tetangga, dan teman. Maka, kini saatnya jemaah umrah menjaga itu semua. Ya, tetap menangis ketika membaca Alquran, atau ya tetap beribadah rutin sepanjang hidup. Artinya, kita yang sudah umrah harus menjaga kemabruran umrah itu. Seperti yang kita pahami, bahwa istilah mabrur pertama kali dikaitkan dengan ibadah haji. Mabrur artinya diterima. Ibadah haji yang diterima (mabrur) adalah sepulang haji tambah lebih baik ibadah dan muamalahnya. Maka arti mabrur dalam umrah adalah umrah yang diterima. Cirinya sama kira-kira, yaitu setelah umrah menjaga kemabruran dengan tambah baik ibadah dan muamalahnya. Paling tidak, saya memberikan dua hal yang harus dijaga sepulang umrah. Pertama, aspek ibadahnya. Yaitu ketekunan ibadah. Bagaimana tidak tekun, seperti yang saya jelaskan, umrah itu adalah beribadah pada dasarnya, bukan berwisata apalagi berbelanja. Juga sudah dijelaskan paket ibadah selama umrah itu dilaksanakan dalam agenda yang amat padat dari sisi waktu. Kita harus berangkat untuk berjemaah salat lima waktu baik di Masjid Nabawi maupun Masjidil Haram sekitar dua jam sebelum waktu salat itu tiba. Kita juga disiplin dan tertib selama pelaksanaan ibadah umrah itu. Maka, kewajiban bagi yang sudah umrah adalah melestarikan kebaikan-kebaikan yang sudah dirintis selama dalam pelaksanaan ibadah umrah di Makkah dan Madinah. Itu aspek pertama yang perlu dijaga, yaitu aspek ibadah. Sepulang umrah, kita harus tetap rajin dan giat beribadah: 10