MELINDUNGI SECARA UTUH : Layanan Sinergitas. Gama Triono

dokumen-dokumen yang mirip
Perempuan dan Sustainable Development Goals (SDGs) Ita Fatia Nadia UN Women

Berbincang Kesehatan Reproduksi PKBI DIY

BAB V PENUTUP. ini. pemberdayaan digunakan sebagai alternatif pembangunan yang bersifat

Pelibatan Komunitas GWL dalam Pembuatan Kebijakan Penanggulangan HIV bagi GWL

Dari MDGs Menuju SDGs: Pembelajaran dan Tantangan Implementasi

Pengalaman MDGS: PROSES INTEGRASI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator

BAB I PENDAHULUAN. bonus demografi, dimana penduduk usia produktif yaitu penduduk dengan usia 15

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ini memungkinkan terjadinya peralihan lingkungan, dari lingkungan sekolah

ANTARA KEBUTUHAN DAN PEMENUHAN HAK PEMBIAYAAN PENANGGULANGAN AIDS DALAM SKEMA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL. dr Endang Sri Rahayu

KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV/ AIDS PROVINSI DKI JAKARTA. Disampaikan Pada Acara :

GENDER, KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN. Topik diskusi

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penyebab dan Akar Masalah

Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP

O. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya.

BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

KATA PENGANTAR. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes.

PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs GOAL 5 DI PROVINSI BENGKULU

I. PENDAHULUAN. Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkesinambungan. Masalah reproduksi di Indonesia mempunyai dua dimensi,

HASIL LOKAKARYA REVIEW PENANGGULANGAN HIV & AIDS PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

Kerangka Acuan Desiminasi Hasil Analisa Pendokumentasian Data Kasus Kekerasan terhadap perempuan dengan HIV dan AIDS di 8 provinsi di Indonesia.

ASK Laporan Analisis Kebijakan

KUALITAS & AKSESIBILITAS PDDKN BLM MERATA ANGKA PENGANGGURAN MASIH TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa, yaitu pada umur tahun

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. commit to user. A. Latar Belakang

MARI BERGABUNG DI PROGRAM MENCARE+ INDONESIA!

BAB I PENDAHULUAN. bawah Pemda Kota Bandung. Promosi kesehatan Dinas Kesehatan Kota. Bandung memiliki strategi khusus dalam mengajak masyarakat untuk

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Silabus Mata Kuliah Kesehatan Seksual dan HIV/AIDS Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana

Rumusan Isu Strategis dalam Draft RAN Kepemudaan PUSKAMUDA

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun

Deputi Bidang Pengarusutamaan Gender Bidang Politik, Sosial dan Hukum Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi

MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Diterjemahkan dari: Population and Development Strategies Series Number 10, UNFPA, 2003

L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

Pendidikan seksualitas remaja. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BRIEFING NOTE RELFEKSI PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL (MDG) DI INDONESIA

9 Kebutuhan dan Rekomendasi Utama Orang Muda (Young People) Indonesia terkait ICPD PoA

SEMINAR INTERNASIONAL, SEMINAR NASIONAL, DAN SIMPOSIUM DIES NATALIS UB KE-53 (11-12 Februari 2016)

BAB I PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs), sebuah deklarasi global yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran umum Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKKB dan PP)

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. (2004), pelacuran bukan saja masalah kualitas moral, melainkan juga

MENYUSUN INDIKATOR YANG BERPERSPEKTIF GENDER

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

BAB 1 : PENDAHULUAN. sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KULONPROGO BANGKIT TANGGULANGI AIDS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. pernyataan direktur eksekutif UNFPA Dr. Babatunde Osotimehin (Syarief, 2011).

Lintasan terpusat penelitian operasional ASK:

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang sangat penting dalam rangka mewujudkan

WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memunculkan masalah-masalah sosial (sosiopatik) atau yang biasa

MDGs. Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan. dalam. Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional September 2007

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) menurut Undang-Undang Nomor 10

Potret KB DIY dan Tantangan ke Depan

BAB I PENDAHULUAN. Angka HIV/AIDS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut laporan

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Program For Appropriate Technology in Health (PATH, 2000)

Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan di Kairo Mesir tahun 1994 menekankan bahwa kondisi kesehatan tidak sekedar terbebas dari

Survei Delphi Pengembangan Model Pencegahan Melalui Transmisi Seksual di Tingkat Pelayanan Primer Puskesmas dan Jejaringnya

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :

KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat

ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS PROVINSI DKI JAKARTA. Disampaikan Pada Acara :

MENDEKATKAN AKSES PEREMPUAN MISKIN KORBAN KEKERASAN TERHADAP LAYANAN. Komnas Perempuan & Forum Pengada Layanan

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

Katalog BPS: KESEHATAN SEKSUAL DAN REPRODUKSI DALAM PEMBANGUNAN: Yang Harus Diperbuat oleh Wakil Rakyat

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

ANALISIS EPIDEMIOLOGI HIV AIDS DI KOTA BANDUNG DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diterjemahkan sebagai Tujuan Pembangunan Milenium yang

Latar Belakang kasus kasus. per KELAHIRAN HIDUP

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN SDGs. Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS)

Buku Kesehatan dan Hak Seksual serta Reproduksi GWLmuda. Jadi singkatnya Seks bisa disebut juga sebagai Jenis kelamin biologis.

L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya. Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seksual yang memuaskan dan aman bagi dirinya, juga mampu. berapa sering untuk memiliki keturunan (Kusmiran, 2012 : 94).

Latar Belakang. Tujuan setiap warga negara terhadap kehidupannya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut DR. Nana Mulyana selaku Kepala Bidang Advokasi dan. Kemitraan Kementerian Kesehatan hasil Riset Kesehatan

SEKSUALITAS. endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN

INDIKATOR KESEHATAN SDGs DI INDONESIA Dra. Hj. Ermalena MHS Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Disampaikan dalam Diskusi Panel Pengendalian Tembakau dan

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

BAB 30 PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

Transkripsi:

MELINDUNGI SECARA UTUH : Layanan Sinergitas Gama Triono www.pkbi-diy.info

Fakta 2015 Prevalensi HIV & AIDS 2015 Melalui hubungan Seksual : Perempuan Rumah Tangga > dr Pekerja Seks Perempuan positif : akseptor KB non kondom Bayi Balita Remaja Lost of follow up

POTENSI RISIKO HIV & IMS SGBV KTD HAM [P]

WHY? Stigma dan stereotype thd HIV&AIDS Sejarah HIV di Indonesia Kampanye awal HIV&AIDS yang menakutkan HIV&AIDS adalah problem relasi kuasa Relasi Kuasa menentukan kerentanan seseorang untuk terinfeksi HIV HIV&AIDS tidak berdiri sendiri (bukan isu tunggal) Keterputusan gerak antara HIV dan KB Keterputusan Layanan Pengabaian Trend

Tantangan 1. Moral Panic kontrol atas seksualitas 2. Silent majority 3. Ekslusivitas layanan 4. Otonomi Daerah Orientasi pembangunan Desa 5. Perkembangan IT

Pembelajaran PKBI DIY 2015 Pengorganisasian : Pengorganisasian Remaja Sekolah (SMP SMU) Pengorganisasin Komunitas Desa Pengorganisasian PPS, LGBT Menjangkau yang tak terjangkau 12 kanal media Klinik Mobile menjangkau komunitas desa (PUS, IRT) Layanan konseling sinergitas menemukan secara cepat dan mencegah keterlambatan Menjangkau seluruh entitas warga negara Redugsi stigma & stereotype Perjuangan Identitas

Dorongan Revolusi KB dan pencapaian target SDGs

Mengapa Rev-KB? Fakta Risiko Reproduksi / Seksual yang meningkat Fakta AKI yang meningkat Fakta Pemicu Risiko Fakta AFSR yang masih tinggi Fakta HIV&AIDS yang masih tinggi dan berwajah perempuan Perkawinan Dini Tabu Seksualitas Ketimpangan Gender Fakta KTD yang masih tinggi Fakta Perilaku seksual Fakta sikap yang masih belum positif terhadap kesehatan seksual dan reproduksi Fakta pengetahuan yang masih rendah

Gambaran Fakta HIV & AIDS

Semata Nalar Kependudukan Nalar Kualitas Kesehatan dan Hak Reproduksi Nalar Kependudukan : dalam implementasinya KB difungsikan sebagai bagian dari penjarangan kelahira atau kontrol jumlah penduduk. Nalar Neo-Malthusian lebih dominan Nalar Kesehatan dan Hak Reproduksi : KB sebagai salah satu hak warga negara untuk dapat menjadi sehat secara reproduksi.

KB dalam konteks perencanaan keluarga secara komprehensif, bukan semata soal perencaaan kelahiran atau keturunan Mengembalikan logika perencanaa keluarga dari ide dasar tentang seksualitas manusia dengan sekian keragamannya sebagai sesuatu yang positif bagi seluruh manusia tanpa melihat latar belakang perencanaan keluarga berbanding lurus dengan perencanaan seksualitas antar pasangan Meluaskan makna keluarga tidak semata dalam aras keluarga heteroseksual (family), akan tetapi sampai pada makna hubungan ke-orangtua-an (parenthood) yang tidak mengharuskan adanya ikatan darah Sesuai dengan nalar planned-parenthood yang menjadi kepanjangan PKBI dalam bahasa inggrisnya. Titik strategisnya adalah mengakomodasi bentuk-bentuk keluarga yang tidak masuk dalam norma sosial yang selalu heteroseksual, misalnya keluarga yang terbentuk dari pasangan homoseksual atau biseksual

Advokasi Kebijakan Publik Kasus Penganggaran Pengorganisasian Komunitas Desa Komunitas Sekolah Komunitas Yang Dimarjinalkan Partisipasi Bermakna Remaja dan Anak dalam HKSR Perlindungan Komprehensif dan Pemberdayaan Substantif Perempuan dalam HKSR Layanan SRHR HIV&AIDS KB IH IMS SGBV Program Pendukung / Usaha Riset Training Media Pelibatan laki-laki secara bertanggungj awab dalam HKSR Pemberdayaan Kelompok Usia Lanjut Dalam HKSR PENGHARGAAN KERAGAMAN GENDER & SEXUAL SINERGITAS GAGASAN DAN GERAKAN PENDEKATAN HAM

SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

17 Goals 169 Indicators (disepakati 2 agusus 2015)

6 Prinsip 1. Kedaulatan 2. Manusia 3. Bumi 4. Kemitraan 5. Keadilan 6. Kesejahteraan

Hubungan prinsip & goal

Indikator sdgs PALING relevan dalam upaya perlindungan Goal Keterangan Jumlah Indikator 1 Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuknya di manapun 1 Indikator 3 Memastikan kehidupan yang sehat dan mempromosikan kesejahteraan untuk semua orang di semua kelompok umur 4 Memastikan kualitas pendidikan inklusif dan adil dan mempromosikan kesempatan belajar seumur hidup bagi semua 5 Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan 6 Memastikan ketersediaan dan pengelolaan yang berkelanjutan dari air dan sanitasi untuk semua 8 Mempromosikan secara berkelanjutan, pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kesempatan kerja penuh, produktif dan layak untuk semua 11 Membuat kota dan pemukiman manusia inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan 12 Indikator 3 Indikator 9 Indikator 1 Indikator 4 indicator 2 Indikator 13 Mengambil tindakan yang mendesak untuk memerangi perubahan 1 indikator iklim dan dampaknya 16 Mempromosikan masyarakat yang damai dan inklusif untuk 4 Indikator

CATATAN: RELASI SDGs DENGAN REV-KB SDGs lebih inklusif partispatoris kualitatif dan komprehensif dibandingkan MDGs yang terasa kaku dan tidak partisipatoris pada proses penyusunannya Aspek keragaman identitas dan konsep keluarga lebih terakomodasi dalam kerangka SDGs dan aspek-aspek HAM lebih jelas diatur didalamnya. Indikator SDGs mampu mengkerangkai prinsip, strategi dan skema kerja revolusi KB secara lebih utuh dibandingkan MDGs Tantangan / peluang Kompleksitas data dan relasi antar indicator yang dibutuhkan untuk memantau dan mengendalikan upaya pencapaian SDGs

Rekomendasi 1. Perlu terobosan kebijakan yang memberikan pemenuhan hak dan perlindungan secara utuh kepada warga negara sebagai upaya penanggulangan HIV&AIDS (Kebijakan Lokal antar Instansi) 2. Perlunya reorientasi program berbasis fakta, trend dan konteks lokal 3. Pemanfaatan teknologi untuk menjangkau yang tak terjangkau, update layanan dan pendampingan kasus 4. Pengembangan Sistem Informasi (Pengelolaan data yang tersinergis) untuk menunjang pelayanan