Vol.15 No.2. Agustus 2013 Jurnal Momentum ISSN : X RANCANG BANGUN ROBOT SOLVING MAZE DENGAN ALGORITMA DEPTH FIRST SEARCH

dokumen-dokumen yang mirip
PENCARIAN JALUR TERPENDEK UNTUK ROBOT MICROMOUSE DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKTRACKING

BAB II DASAR TEORI Kajian Pustaka a. Penerapan Algoritma Flood Fill untuk Menyelesaikan Maze pada Line Follower Robot [1]

Jurnal Coding Sistem Komputer Untan Volume 03, No 2 (2015), hal ISSN X IMPLEMENTASI ALGORITMA MAZE SOLVING PADA ROBOT LINE FOLLOWER

RANCANG BANGUN ROBOT PENGIKUT GARIS DAN PENDETEKSI HALANG RINTANG BERBASIS MIKROKONTROLER AVR SKRIPSI

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana. simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Line follower robot pada dasarnya adalah suatu robot yang dirancang agar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai proses pengendalian. Keterbatasan keterbatasan tersebut lambat laun

BAB III ANALISA SISTEM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

EMDEDDED ARRAY SENSOR UNTUK LINE FOLLOWING ROBOT

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

APLIKASI SENSOR PHOTODIODA PADA ROBOT MICROMOUSE PENCARI TUJUAN PADA LABIRIN BERUKURAN 18 x 18 CM UNTUK 5 BARIS DAN 5 KOLOM SEL LAPORAN AKHIR

OPTIMASI SENSOR PADA ROBOT LINE FOLLOWER DENGAN JENIS LAPANGAN BERBEDA DENGAN METODE NEURAL NETWORK

IMPLEMENTASI MIKROKONTROLER PIC 16F877A DALAM PERANCANGAN ROBOT OBSTACLE AVOIDANCE

Tutorial Eagle. Berikut jendela baru

kan Sensor ATMega16 Oleh : JOPLAS SIREGAR RISWAN SIDIK JURUSAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

ROBOT MOBIL PENCARI RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN METODE STEEPEST ASCENT HILL CLIMBING

Rancang Bangun Robot Pembersih Lantai Berbasis Arduino

Skripsi. Untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh. Gelar Sarjana Teknik. Program Studi Teknik Elektro. Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

ROBOT PENGANTAR MAKANAN DENGAN PENENTUAN POSISI MEJA MENGGUNAKAN LINE TRACER TUGAS AKHIR. Oleh : TRI RAHMAWANTO

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

APLIKASI METODE HILL CLIMBING PADA STANDALONE ROBOT MOBIL UNTUK MENCARI RUTE TERPENDEK

Prodi S1 Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Telkom 1 2

RANCANG BANGUN ROBOT PENGANTAR SURAT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

PERBANDINGAN ALGORITMA FLOODFILL DAN DJIKSTRA S PADA MAZE MAPPING UNTUK ROBOT LINE FOLLOWER

ROBOT PEMBAGI KERTAS SOAL UJIAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA. beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda

PRESENTASI TUGAS AKHIR. Oleh : M. NUR SHOBAKH

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI METODE STEEPEST ASCENT HILL CLIMBING PADA MIKROKONTROLER MCS51 UNTUK ROBOT MOBIL PENCARI RUTE TERPENDEK

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Micromouse robot. Micromouse robot merupakan salah satu mobile robot yang

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Perancangan Robot Pemadam Api Divisi Senior Berkaki

2 - anakuntukmengetahuidanmelihats ecaralangsungbinatangbinatangbukanhanyabinatang masihbanyakterdapat di alam liar tetapijugabinatang hampirpunah. Te

BAB III METODE PENELITIAN. pada blok diagram tersebut antara lain adalah webcam, PC, microcontroller dan. Gambar 3.1 Blok Diagram

BAB III METODE PENELITIAN. secara otomatis dengan menggunakan sensor PIR dan sensor LDR serta membuat

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Perancangan Robot Pengikut Garis Sederhana Sebagai Perangkat Pelatihan Tingkat Pemula

Media Informatika Vol. 15 No. 2 (2016) SIMULASI ROBOT LINE FOLLOWER DENGAN PROTEUS. Sudimanto

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pesat ditandai dengan persaingan sangat kuat dalam bidang teknologi. Seiring

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB 1 PERSYARATAN PRODUK

PERANCANGAN DAN ANALISIS PERBANDINGAN POSISI SENSOR GARIS PADA ROBOT MANAGEMENT SAMPAH

III. METODE PENELITIAN. Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di laboratorium Terpadu Teknik Elektro

MASALAH, RUANG KEADAAN & PENCARIAN

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT

TKC306 - Robotika. Eko Didik Widianto. Sistem Komputer - Universitas Diponegoro

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

RANCANG BANGUN ROBOT PENGIKUT GARIS (LINE FOLLOWER) MENGGUNAKAN SENSOR INFRA MERAH (PHOTODIODE)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

BAB I PENDAHULUAN. Mikrokontroler merupakan pengontrol mikro atau disebut juga Single Chip

Penggunaan Sensor Kesetimbangan Accelerometer dan Sensor Halangan Ultrasonic pada Aplikasi Robot Berkaki Dua

DESAIN DAN IMPLEMENTASI ROBOT LINE FOLLOWER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROL PIC 16F877A

Implementasi Metode Simulated Annealing pada Robot Mobil untuk Mencari Rute Terpendek

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN RAUTAN PENSIL PINTAR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

Perancangan Simulasi Jalur Pada Robot Line Follower Menggunakan Algoritma Flood Fill

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN KECERDASAN-BUATAN ROBOT PENCARI JALUR

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Robot Bergerak Penjejak Jalur Bertenaga Sel Surya

BAB V ANALISIS DAN UJI COBA. Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian dan analisa pada hardware

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Rancang Bangun Alat Pengukur Tingkat Keolengan Benda Secara Digital

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dengan beberapa cara yang dilakukan, antara lain:

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB II LANDASAN TEORI

KUIS Matakuliah Mikrokontroler Dosen Pengampu: I Nyoman Kusuma Wardana, M.Sc.

CLOSED LOOP CONTROL MENGGUNAKAN ALGORITMA PID PADA LENGAN ROBOT DUA DERAJAT KEBEBASAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Mikrokontroler difungsikan sebagai pengendali utama dari sistem yang berguna untuk membaca data sensor, mengolah data dan kemudian memberikan

Membuat Robot Line Follower Hendawan Soebhakti Dosen Teknik Elektronika Politeknik Negeri Batam

AN-0011 LINE TRACKER ROBOT DENGAN MENGGUNAKAN UNIVERSAL DELTA ROBO KITS

BAB I PENDAHULUAN. dengan sistem dead reckoning yang berjalan atas instruksi manusia, telah

BAB III PERANCANGAN DESAIN POMPA AIR BRUSHLESS DC. DENGAN MENGGUNAKAN dspic30f2020

Implementasi Sistem Navigasi Maze Mapping Pada Robot Beroda Pemadam Api

SISTEM PENGENDALI GERAK ROBOT BERBASIS PENGIKUT DINDING DAN PENGIKUT GARIS

PENGONTROLAN DC CHOPPER UNTUK PEMBEBANAN BATERAI DENGAN METODE LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 128 TUGAS AKHIR

ALAT PENGINGAT DAN PEMBATAS KECEPATAN PADA KEDARAAN BERMOTOR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Agustus

Pengontrolan Kecepatan Mobile Robot Line Follower Dengan Sistem Kendali PID

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN. memungkinkan terjadinya kegagalan atau kurang memuaskan kerja alat yang telah dibuat.

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

ROBOT PEMADAM API MENGGUNAKAN DT-BASIC MINI SYSTEM

SISTEM ROBOT PENGIKUT GARIS DAN PEMADAM API BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51. Budi Rahmani, Djoko Dwijo Riyadi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan manusia. Hal ini dapat dilihat dari pembuatan robot-robot cerdas dan otomatis

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Transkripsi:

RANCANG BANGN ROBOT SOVING MAZE DENGAN AGORITMA DEPTH FIRST SEARCH Yultrisna ST.,MT*), Andi Syofian ST.,MT**) *)Politeknik niversitas Andalas Padang **)Institut Teknologi Padang ABSTRAK Robot Solving Maze dibuat sebagai salah satu penelitian prototype bentuk robot dalam ukuran kecil. Robot ini diberi tugas untuk mencari target dengan waktu tersingkat dalam sebuah jalur yang dirancang berbentuk maze. Robot ini dilengkapi dengan sensor Photodioda agar dapat mendeteksi jalur maze berupa garis menggunakan kecerdasan buatan Algoritma Depth First Search yaitu sebuah metoda pencarian data pada permasalahan maze. Robot dibuat autonomous melalui suatu sistem kontrol berbasis mikrokontroler ATmega32, memiliki dimensi panjang 18 cm, lebar 17 cm, dan tinggi 8,5 cm. Robot bekerja dengan dengan melakukan proses mapping, simplifikasi dan solving untuk pemecahan permasalahan maze. Kata Kunci (keywords) : solving maze, mikrokontroler, photodioda, depth first search I. PENDAHAN Seiring dengan kemajuan jaman, tidak dapat dipungkiri manusia semakin mengingikan automatisasi. Berbicara tentang automatisasi kita teringat dengan kata robot. Robot adalah sebuah alat mekanik yang dapat melakukan tugas fisik, baik menggunakan pengawasan dan kontrol manusia, ataupun menggunakan program yang telah didefinisikan terlebih dulu kecerdasan buatannya. Dengan latar belakang pembuatan jalur bentuk maze, manusia tidak perlu terlalu susah untuk mencari jalan keluar untuk menemukan objek dengan jalur tercepat yang akan di tempuh. Cukup dengan menggunakan Robot Solving Maze masalah itu bukan lagi menjadi masalah yang berarti. Karena robot memiliki kemampuan untuk menjelajah dan akan mencatat dan menyimpan semua rute yang ada. Setelah itu robot akan mampu memilih jalan dengan rute yang benar dan tercepat untuk mencapai garis finish. II. ROBOT SOVING MAZE Robot Solving Maze memiliki kemampuan bergerak menelusuri garis (line following) dan harus mampu menyelesaikan kombinasi garis berupa maze, yang bentuknya beragam. Mulai dari persimpangan dengan sudut bervariasi, tikungan, kurva, dan yang lainnya. Pada bidang robotika ada dua jenis maze yang umum digunakan, yaitu wall maze dan line maze. ine maze bentuk jalur yang dibuat berupa garis, yakni suatu jaringan jalan yang terbentuk atas loronglorong dengan dinding tanpa atap. Permasalahan yang timbul pada maze adalah cara untuk menemukan titik target dengan jalur tercepat, sehingga dibutuhkan metode untuk menyelesaikannya. Depth First Search merupakan algoritma yang digunakan untuk memecahkan maze, yakni mencari dan menggambarkan peta dari maze yaitu proses mapping maze yang konsep dasar dalam pencariannya mengikuti aturan left tracking (menelusuri jalur kiri). Selanjutnya, bila peta yang sudah dibuat tersebut dijalankan, maka robot bisa menemukan jalur tercepat yang benar dalam menemukan target dari posisi start menuju finish yang telah ditentukan. Gambar 2.1 Rancangan Jalur ine Maze dan Wall Maze 87

III. METODA harus menguji lebih banyak lagi dalam ruang keadaan. Algoritma DFS (Depth First Search) Pada Depth First Search proses pencarian akan dilakukan pada semua anaknya sebelum dilakukan pencarian ke node-node yang selevel. Pencarian dimulai dari node akar (node S) ke level yang lebih tinggi. Proses ini diulang terus hingga ditemukan solusi / goal (node G) seperti gambar berikut. A S C D E F H Gambar 3.1 Pohon Penelusuran DFS dari S ke G Dalam algoritma DFS, node yang telah dikunjungi disimpan dalam suatu stack (tupukan). Stack ini digunakan untuk mengacu node-node yang akan dikunjungi sesuai urutan tumpukan (masuk terakhir, keluar pertama) dan mempermudah proses runut balik, jika node sudah tidak mempunyai anak (node pada kedalaman maksimal). ntuk memperjelas cara kerja algoritma DFS beserta Stack yang digunakannya. Berikut langkah-langkah algoritma DFS. 9 1. Masukkan node akar ke dalam stack. 2. Ambil node dari stack teratas, lalu cek apakah node merupakan solusi. 3. Jika node merupakan solusi, pencarian selesai dan hasil dikembalikan. 4. Jika node bukan solusi, masukkan seluruh node anak ke dalam stack. 5. Jika stack kosong dan setiap node sudah dicek, pencarian selesai. 6. langi pencarian mulai dari poin 2. Keuntungan: 1. Membutuhkan memori yang relatif kecil karena hanya node-node pada lintasan yang aktif saja yang disimpan. 2. Secara kebetulan, metode depth first search akan menemukan solusi tanpa B G Kelemahan: 1. Memungkinkan tidak ditemukannya tujuan yang diharapkan. 2. Hanya akan mendapatkan 1 solusi pada setiap pencarian. IV. PERANCANGAN DAN PEMBATAN SISTEM A. Spesifikasi Sistem Definisi sistem pada tugas akhir ini adalah robot solving maze beserta algoritma dan kontroler pergerakannya. Yang dikerjakan dalam tugas akhir ini adalah perancangan serta implementasi algoritma depth first search pada penyelesaian robot solving maze. Spesifikasi yang diharapkan dari sistem yang akan dirancang adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana robot mempunyai kemampuan menjelajah untuk mendeteksi maze berupa garis dengan Sensor Photodioda? 2. Bagaimana robot melakukan proses peyimpanan dan pengolahan data dengan mikrokontroler? 3. Bagaimanakah hasil pengujian robot setelah dilakukan sebanyak tiga kali kondisi pengujian dengan metode kecerdasan buatan algoritma Depth First Search? B. Perancangan dan Implementasi Perangkat Keras Blok berikut ini menjelaskan rancangan komponen yang membangun sistem robot solving maze keseluruhan secara hardware Gambar 4.1 Blok Rancangan Hardware Robot Solving Maze 88

Robot dibangun oleh beberapa komponen utama seperti: 1. Komponen Input : a. Sensor Photodioda dengan jumlah 15 buah sensor yang berfungsi mendeteksi garis yang merupakan jalur maze. b. Multiplexer 8 channel I/O dengan 1 output dan 3 selector sebagai jalur input dari sensor Photodioda menuju port ADC pada mikrokontroler. c. Mikrokontroler ATmega32 dengan 8 pin I/O ADC (Analog to Digital Converter) berfungsi untuk pembacaan sensor. Data disimpan, diolah dan dieksekusi. 2. Komponen Output : a. CD 16x2 karakter untuk tampilan data dari mikrokontroler. b. Motor DC di bagian belakang kiri dan kanan. c. Driver Mosfet H-Bridge berfungsi mengendalikan gerak motor DC pada robot. d. Buzzer sebagai indikator ouput suara. Disain mekanik robot solving maze dirancang dengan jenis robot memiliki 2 buah roda caster di bagian belakang dan 1 buah roda bebas depan. Body robot berdimensi 18 cm x 17 cm yang terbuat dari board PCB. Sensor garis dipasang di bawah bagian depan, samping dan belakang. Roda belakang terbuat dari bahan jenis karet berdiameter 2,5 cm. Konsep pemantulan sensor photodiode terhadap jalur garis dijelaskan sebagai berikut. Jenis ED yang digunakan yaitu ED superbright. Gambar 4.3 Konsep Pemantulan ED di apangan Berikut ini prinsip dan gambaran kerja dari sensor photodiode. Sensor Gambar 4.4 Sistem Pembacaan ADC pada Saat photodiode tidak terkena cahaya, maka nilai resistansinya akan besar atau dapat diasumsikan tak hingga. Sehingga tidak ada arus bocor yang mengalir menuju komparator dan Saat photodiode terkena cahaya, maka photodiode akan bersifat sebagai sumber tegangan dan nilai resistansinya akan menjadi kecil, sehingga akan ada arus bocor yang mengalir ke komparator. ntuk menghitung nilai ADC pada sensor photodioda dapat dicari dengan menggunakan rumus: Data ADC = Vin x 2 n -1 Vref (3.1)... Gambar 4.2 Rancangan desain mekanik robot solving maze dan hasil implementasi rancangan mekanik robot solving maze C. Sensor Photodioda Keterangan : Vin : Tegangan input Vref : Tegangan referensi 2 n -1 : Jumlah bit data ADC yang digunakan D. Perancangan Algoritma DFS (Depth First Search) pada Robot 1. Pengenalan Bentuk Persimpangan 89

Pada perancangan awal untuk aplikasi algortima DFS terlebih dahulu harus dilakukan suatu pengujian berupa pengenalan bentuk-bentuk persimpangan sebagai berikut. Tabel 4.1 Bentuk Persimpangan proses solving maze. Berikut ini data hasil simplifikasi data. Tabel 4.2 Data Simplifikasi 4. Perancangan apangan Robot Solving Maze. 2. Perancangan Simplifikasi Data Berikut adalah proses dasar untuk simplifikasi robot solving maze : a. Data yang tersimpan =. Hasil eksekusi = S. b. Gambar 4.5 Disain apangan Robot Solving Maze Bentuk track berdimensi 243 cm x 120 cm yang bahannya terbuat dari papan putih dan lebar garisnya 1,7 cm yang terbuat dari isolasi warna hitam. Data yang tersimpan = S. Hasil eksekusi = R. c. V. PENGJIAN DAN ANAISA A. Pengujian Sensor Photodioda Pengujian sensor Photodioda dilakukan untuk mendapatkan nilai perbandingan antara besarnya tegangan keluaran dari sensor Photodioda terhadap warna dari bidang pantul di lapangan. Tabel 5.1 Data Pengukuran Sensor Photodioda Data yang tersimpan = R. Hasil eksekusi = X Dari hasil pengenalan bentuk persimpangan, kemudian dilakukan simplifikasi (penyederhanaan) data yang akan menjadi acuan dalam pencarian target dengan jalur tercepat saat 90

Tabel 5.2 Data ADC dengan Pengaruh Cahaya Tabel 5.4 Data Hasil Pengujian 1 Tabel 5.3 Data ADC pada Proses Mapping B. Pengujian Algoritma DFS (Depth First Search) 1. Pengujian Kondisi 1 (Pertama) Data dari hasil pengujian pada kondisi 1 di atas menjelaskan bahwa jalur yang tepat dilewati robot sebagai jalur terpendek seperti terlihat pada tree DFS 1 yaitu adalah jalur dengan node (nomor simpang) 9, 10 dan 15 dengan instruksi RR (Kanan, Kiri, Kanan). 2. Pengujian Kondisi 2 (Kedua) Gambar 5.1 apangan Maze 1 Gambar 5.3 apangan Maze 2 Gambar 5.2 Tree DFS 1 91

Gambar 5.4 Tree DFS 2 Tabel 5.5 Data Hasil Pengujian 2 Gambar 5.6 Tree DFS 3 Tabel 5.6 Data Hasil Pengujian 3 Data dari hasil pengujian pada kondisi 2 di atas menjelaskan bahwa jalur yang tepat dilewati robot sebagai jalur terpendek seperti terlihat pada tree DFS 2 yaitu adalah jalur dengan node (nomor simpang) 2, 8, 10, 14 dan 17 dengan instruksi SSS (urus, urus, Kiri, Kiri, urus). 3. Pengujian Kondisi 3 (Ketiga) Gambar 5.5 apangan Maze 3 92 Data dari hasil pengujian pada kondisi 3 di atas menjelaskan bahwa jalur yang tepat dilewati robot sebagai jalur terpendek seperti terlihat pada tree DFS 3 yaitu adalah jalur dengan node (nomor simpang) 2, 4, 6, 10, 12 dan 14 dengan instruksi SRRSS (urus, Kiri, Kanan, Kanan, urus, urus). VI. PENTP Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada pengerjaan tugas akhir ini, maka dapat diperoleh beberapa simpulan diantaranya: 1. Robot melakukan memiliki kemampuan menjelajah jalur maze berupa garis dengan sensor photodiode yaitu dengan melakukan pembacaan ADC (Analog to Digital Converter) yang mana data berupa tegangan

diubah menjadi data digital dan kemudian diproses oleh mikrokontroler. 2. Proses Penyimpanan dan pengolahan data dilakukan oleh mikrokontroler 8 bit yaitu jenis ATmega32 menggunakan 8 channel I/O ADC untuk pembacaan data dari sensor photodiode. 3. Pengujian yang dilakukan sebanyak tiga kali secara random, menghasilkan data yang diperoleh sesuai dengan penggunaan metoda Algoritma Depth First Search tanpa ada kesalahan perhitungan data. ntuk kelanjutan riset yang akan datang, diharapkan adanya pengembangan metode kontroler dengan menggunakan kontroler cerdas seperti logika fuzzy, neuro-fuzzy, algoritma genetic atau kontroler cerdas lainnya. Selain itu juga perlu dikembangkan metode atau cara dalam solving maze dengan menggunakan robot jenis wall maze. DAFTAR PSTAKA. Malvino. 1985. Prinsip-Prinsip Elektronika. Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Pitowarno, Endra. 2006. ROBOTIKA: Desain, Kontrol dan Kecerdasan Buatan. Yogyakarta: ANDI Millman, Jacob. 1986. MIKROEEKTRONIKA, Sistem Digital dan Rangkaian Analog. Jakarta: Erlangga. Daryanto. 2005. Pengetahuan Teknik Elektronika. Jakarta: Bumi Aksara. Paul Fay, Roy Pickup, Clive Braithwaite, and Jaffrey Hall. 1988. Pengantar Ilmu Teknik EEKTRONIKA. Jakarta: Gramedia. Horowitz, Paul. 1987. Seni dan Disain Elektronika Volume 2. Jakarta: Gramedia. Horowitz, Paul. 1987. Seni dan Disain Elektronika Volume 3. Jakarta: Gramedia. Heryanto, Ary M. 2008. Pemograman Bahasa C untuk Mikrokontroler ATMEGA 8535. Yogyakarta: ANDI. Sutojo T, Mulyanto Edy, Suhartono Vincent.2008. Kecerdasan Buatan.Yogyakarta: ANDI. 93