e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PELATIHAN SIDE HOPE SPRINT TERHADAP KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

Gde Ryan Saputra, Gede Doddy Tisna MS, Made Budiawan. Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PENGARUH PELATIHAN INTERVAL TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR DAN KECEPATAN

PENGARUH PELATIHAN DOWN THE LINE DRILL TERHADAP KELINCAHAN DAN POWER OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN LOMPAT KATAK TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 4 SINGARAJA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH PELATIHAN INCRIMENTAL VERTICAL HOP TERHADAP KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI. I Pt Adi Susanta, I Ketut Sudiana, I Nyoman Sudarmada

PENGARUH PELATIHAN HOLLOW SPRINT TERHADAP KECEPATAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN MEDICINE BALL SIT-UP THROW TERHADAP KEKUATAN OTOT LENGAN DAN OTOT PUNGGUNG

Oleh: I Gede Agus Wirajaya Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia

PENGARUH PELATIHAN THREE CORNER DRILL TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN DAN POWER

PENGARUH PELATIAHN HOLLOW SPRINT TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS VITAL PARU PADA SISWA PUTRA KELAS V SD NEGERI TULANGAMPIANG DENPASAR

PENGARUH PELATIHAN ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP KECEPATAN DAN POWER OTOT TUNGKAI

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU

PENGARUH PELATIHAN PUSH-UP TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN MENARIK DAN MENDORONG OTOT LENGAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA BASKET

PENGARUH PELATIHAN JUMP SERVICE DENGAN DAN TANPA AWALAN TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN LARI INTERVAL DAN HOLLOW SPRINT TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

PENGARUH PELATIHAN ALTERNATE LEG BOUND DAN SKIPPING TERHADAP KELINCAHAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

Ejournal JJPKO Volume 08 Nomor 02 Tahun 2017

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

Kadek Ari Sujana, I Gusti Lanang Agung Parwata, Gd Doddy Tisna MS. Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

e journal jurnal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume II Tahun 2014)

PENGARUH PELATIHAN HOLLOW SPRINT TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS VITAL PARU

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

PENGARUH PELATIHAN PLAIOMETRIK ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN

PENGARUH PELATIHAN YOGA ASANA (SURYANAMASKAR) TERHADAP KELENTUKAN DAN KAPASITAS VITAL PARU

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017) Abstrak

PENGARUH PELATIHAN PLAIOMETRIK DOUBLE LEG BOUND TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN STAR RUN TERHADAP KECEPATAN DAN KELINCAHAN

PENGARUH PELATIHAN BAYANGAN (SHADOW) BULUTANGKIS TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN REAKSI

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Volume 1 Tahun 2016)

PENGARUH PELATIHAN CONTINUOUS CIRCUIT TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN DAN KELINCAHAN

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

PENGARUH PELATIHAN MEDICINE BALL SCOOP TOSS DAN MEDICINE BALL THROW TERHADAP DAYA LEDAK OTOT LENGAN

PENGARUH PELATIHAN LARI TIGA SUDUT DAN SIDE JUMP SPRINT TERHADAP DENYUT NADI ISTIRAHAT

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PELATIHAN PLAIOMETRIC SIDE JUMP SPRINT TERHADAP KECEPATAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

Tisna Prasetya*, Made Darmada**, Citra Permana Dewi***

Luh Putu Tuti Ariani. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha

Kadek Sutyantara, Ni Luh Kadek Alit Arsani, I Nyoman Sudarmada

PENGARUH PELATIHAN SIDE JUMP SPRINT

PENGARUH PELATIHAN SINGLE LEG HOPS TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI I Nym Budiarsa, I Nym Kanca, Ni Putu Dewi Sri Wahyuni

Pengaruh Pelatihan Air Alert Menggunakan Metode Latihan Interval terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

PENGARUH PERMAINAN LEMPAR SHUTTLECOCK TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP NEGERI 2 PLAYEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PELATIHAN DUMBBELL ARM SWINGS TERHADAP KELENTUKAN TOGOK DAN KEKUATAN OTOT LENGAN

Luh Eka Eliani, I Nym Sudarmada, Ni Luh Kadek Alit Arsani. Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PENGARUH PELATIHAN SINGLE LEG SPEED HOP DAN DOUBLE LEG SPEED HOP TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015

PENGARUH PELATIHAN PLYOMETRICS ZIG-ZAG DRILLS TERHADAP DAYA LEDAK DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP N 1 MENGWI TAHUN PELAJARAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA VOLI

PENGARUH PELATIHAN BEBAN LEG PRESS TERHADAP KECEPATAN LARI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

III. METODE PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (2006 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian. Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi merupakan

PENGARUH PELATIHAN LARI INTERVAL DENGAN RASIO KERJA DAN ISTIRAHAT 1:1 DAN 1:2 TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULER. Oleh

Bayu Puspayuda*,Made Darmada**, Putu Citra Permana Dewi***

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

Ejournal JJPKO, Volume 08 Nomor 2 Tahun 2017

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Januari 2017

PENGARUH PELATIHAN SIDE JUMP SPRINT DENGAN RASIO KERJA:ISTIRAHAT 1:3 DAN 1:5 TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PELATIHAN FARTLEK DAN OBSTACLE RUN TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

PENGARUH PELATIHAN LATERAL CONE HOPS DAN DEPHT JUMP TERHADAP POWER OTOT TUNGKAI

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

PENGARUH PELATIHAN BERMAIN BULUTANGKIS OVERHEAD CLEAR DRILL TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai sarana untuk meraih prestasi. latihan fisik yang teratur dan sesuai untuk mengembangkan kemampuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. letaknya yang strategis, waktu, biaya, dan tenaga yang diperlukan menuju tempat

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. program pelatihan peningkatan agility pada periode April - Mei 2015.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PELATIHAN LADDER PRACTICE TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN DAN KELINCAHAN

BAB I PENDAHULUAN. kesegaran jasmani dan berpengaruh pula pada peningkatan prestasi pada cabang

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP KEBUGARAN JASMANI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULU TANGKIS DI MTs NEGERI YOGYAKARTA 2 TAHUN AJARAN 2016/2017

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC SINGLE LEG BOUND

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PELATIHAN SIT-UP BESAR SUDUT 45 0, 90 0, DAN TERHADAP KEKUATAN OTOT PERUT. Made Meiriawati

PENGARUH LATIHAN BOX SKIP TERHADAP POWER OTOT TUNGKAI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER KARATE DI SMP N 1 KALASAN, SLEMAN

Andrianus Rio Elmino, Eka Supriatna, Ahmad Atiq Program Studi Pendidikan Jasmani FKIP UNTAN

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN VO2MAX DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh. Arif Cahyanto

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lapangan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. tujuan dengan sebaik mungkin dari usaha penelitian itu sendiri (Surachmad,

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2, No.1 : 81 85, Agustus 2016

JMP : Volume 4 Nomor 1, Juni 2012, hal

ARTIKEL PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TAI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DRIBBLING SEPAKBOLA. Oleh I Putu Oka Putrawan NIM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti yang menggunakan metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk

INDONESIA PERFORMANCE JOURNAL

Transkripsi:

PENGARUH PELATIHAN SHUTTLE RUN TERHADAP KECEPATAN DAN KELINCAHAN Wayan marjana, I Ketut Sudiana, Made Budiawan Jurusan Ilmu Keolahragaan Fakultas Olahraga Dan Kesehatan Singaraja, Indonesia e-mail: {wmexpired91@gmail.com, Sudiana_67@yahoo.co.id, budiawan_ajus@yahoo.co.id} @undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan Shuttle Run terhadap kecepatan dan kelincahan pada siswa putra kelas VIII SMP N 3 Tampaksiring tahun pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan rancangan the modified randomized the pre-test post-test control group design. Populasi penelitian ini adalah siswa putra kelas VIII SMP N 3 Tampaksiring tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 120 orang. Sampel penelitian sebanyak 30 orang ditentukan dengan teknik simple random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan tes lari sprint 50 Meter dan Illinois Agility Test. selanjutnya dianalisis dengan uji-t independent pada taraf signifikansi (α) 0,05 dengan bantuan komputer program SPSS 16,0. Berdasarkan hasil analisis data penelitian dengan menggunakan uji-t independent menunjukkan untuk data kecepatan diperoleh nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05) yaitu sebesar 0,000. Sedangkan untuk data kelincahan diperoleh nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05) yaitu sebesar 0,000. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa: 1) pelatihan Shuttle Run berpengaruh terhadap peningkatan kecepatan pada siswa putra kelas VIII SMP N 3 Tampaksiring tahun pelajaran 2013/2014, 2) pelatihan Shuttle Run berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan pada siswa putra kelas VIII SMP N 3 Tampaksiring tahun pelajaran 2013/2014. Kata-kata kunci: pelatihan Shuttle Run, kecepatan, kelincahan Abstract This research was aimed to finding out the effect of Shuttle Run training upon VIII grade students' speed and agility in junior high school 3 Tampaksiring in the academic year of 2013-2014. The research was designed in an experimental research with the modified randomized the pre-test post-test control group design. The population of this research were 120 male eight grade students of junior high school 3 Tampaksiring in the academic year of 2013-2014. The sample of this research were 30 male students and they were decided by using simple random sampling technique. The instruments were sprint run test and Illinois Agility test. The data were analyzed by independent t- test with 0.05 significance. It was analyzed with SPSS 16.05. Based on the result of data analysis, it was found that the students' speed has lower significance value than α (Sig < 0.05), that is 0.014. On the other hands, the students' agility has lower value than α (Sig < 0,05), that is 0.023. From the research, it can be concluded that: 1) Shuttle Run training improved the speed of the VIII grade male students of junior high school 3 Tampaksiring academic year of 2013-2014, 2) Shuttle Run training improved the agility of the VIII grade male students of junior high school 3 Tampaksiring academic year of 2013-2014. Key words : Shuttle Run training, speed, agility.

PENDAHULUAN Olahraga prestasi merupakan olahraga yang lebih menekankan pada peningkatan prestasi seorang atlet pada suatu kecabangan olahraga tertentu. Olahraga prestasi dalam persiapannya selalu dikaitkan dengan latihan kondisi fisik, yang pada dasarnya selalu berusaha untuk meningkatkan, mempertahankan dan mengoptimalkan prestasi. Dengan kecendrungan peningkatan kemampuan fisik, masa adolesensi merupakan saat yang paling tepat untuk meningkatkan kemampuan fisik yang optimal. Adolesensi atau remaja adalah individu yang berusia 10 sampai 18 tahun untuk perempuan dan 12 sampai 20 tahun untuk laki-laki. Pada masa adolesensi perkembangan kemampuan fisik yang menonjol adalah kekuatan, kecepatan. Kekuatan meningkat sejalan dengan perkembangan jaringan otot yang cepat, kecepatan berkembang sejalan dengan peningkatan jaringan otot-otot dan ukuran memanjang pada tulang-tulang rangka yang berperan sebagai organ penggerak tubuh. Dari pendapat di atas, anak-anak tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama) sudah pantas di berikan pelatihan kondisi fisik karena kempuan fisik sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan sehingga prestasi optimal yang diharapkan dapat tercapai. SMP Negeri 3 Tampaksiring adalah sebuah lembaga pendidikan yang terletak di jalan raya Pejeng selain prestasi siswasiswinya yang membanggakan dalam bidang science, dan seni, siswa-siswi SMP Negeri 3 Tampaksiring juga mempunyai beberapa prestasi yang membanggakan dalam bidang olahraga. Ini terbukti dengan ikut sertanya siswa SMP Negeri 3 Tampaksiring dalam beberapa pertandingan di bidang olahraga yang diadakan baik tingkat kecamatan, tingkat kabupaten maupun tingkat provinsi. Berdasarkan observasi yang dilakukan tanggal 19 Maret 2013, adapun prestasi dalam bidang olahraga yang diperoleh dari catatan prestasi non akademik SMP Negeri 3 Tampaksiring yaitu: Juara 1 tingkat kabupaten dalam cabang olagraga tenis meja ganda campuran pada tahun 2006. Juara III tingkat provinsi dalam cabang olahraga pencak silat kelas G (putri) pada tahun 2007. Juara II tingkat kabupaten dalam cabang olahraga bulutangkis tunggal putra pada tahun 2009. Namun belakangan ini prestasi dari siswa SMP Negeri 3 Tampaksiring dalam cabang olahraga agak menurun ini terbukti dengan tidak adanya perolehan juara lagi dan disamping itu dalam cabang olahraga yang lain misalnya atletik, voli dan sepak bola belum bisa memberikan prestasi yang membanggakan. Menurut pengamatan yang dilakukan saat observasi penurunan prestasi siswa ini disebabkan oleh kurangnya pembinaan kondisi fisik. Seperti yang diketahui pencapaian prestasi yang optimal akan dapat dicapai dengan dimilikinya kondisi fisik yang prima dan kondisi fisik yang proma tersebut dapat dimiliki dengan dilakukannya pelatihan yang mengarah pada kondisi fisik. Pelatihan olahraga yang diberikan masih bersifat umum dan monoton seperti: lari keliling lapangan, sprint. Hal tersebut secara tidak langsung berdampak pada penurunan prestasi olahraga di SMP Negeri 3 Tampaksiring. Menyikapi hal tersebut perlu adanya suatu solusi yang mampu meningkatkan kualitas olahraga di SMP Negeri 3 Tampaksiring Salah satunya adalah memberikan pelatihan fisik yang teratur, sistematik dan berkesinambungan yang digabungkan dalam suatu program pelatihan, akan dapat meningkatkan kemampuan fisik. Dalam penelitian ini pelatihan fisik yang diberikan adalah pelatihan Shuttle Run dengan komponen kondisi fisik yang akan ditingkatkan adalah kecepatan dan kelincahan. Hal tersebut didasarkan atas analisis kebutuhan kemampuan fisik dari cabang-cabang olahraga yang ada, dimana kecepatan dan kelincahan sangat banyak terlibat di dalam pelaksanaannya. Pada nomor perlombaan dan pertandingan yang memerlukan kecepatan ialah cabang olahraga seperti : sprint, berenang, tenis lapangan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam permainan beregu terutama gerakan tubuh untuk lari secepat-cepatnya menghindari lawan, seperti dalam permainan sepak bola, bola basket, bulu tangkis, dan sebagainya sangat diperlukan unsur kelincahan. Pelatihan Shuttle Run dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan kondisi fisik khususnya kecepatan dan kelincahan. Kelebihan dari pelatihan ini: (1) sangat mudah di lakukan sehingga sampel dapat dengan mudah melaksanakan pelatihan ini, (2) kemungkinan cedera lebih kecil (3) tidak mengeluarkan biaya yang terlalu banyak. METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen lapangan. Penelitian eksperimen lapangan merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek penelitian. Rancangan penelitian sebagai rencana tentang bagaimana cara

mengumpulkan, menyajikan, dan menganalisis data untuk memberi arti terhadap data tersebut secara efisien. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian the modified randomized the pre-test post tes control group desigent (kanca I Nyoman, 2006: 73). Rancangan yang dimaksud adalah sebagai berikut: P R S T 1 OP Dalam penelitian ini populasi dari siswa putra kelas VIII SMP Negeri 3 Tampaksiring sebanyak 120 orang yang tersebar dalam 5 kelas. Dalam penelitian ini untuk menentukan besarnya sampel yang dijadikan objek penelitian mempergunakan teknik simple random sampling. Simple random sampling digunakan apabila populasi dianggap homogen (Kanca I Nyoman, 2006:16). Teknik pengambilan sampel penelitian dapat dilakukan dengan bantuan lotre (undian) bilangan random. Ada beberapa sumber yang mengemukakan prosedur penentuan jumlah sampel, namun dalam penelitian ini menggunakan teori menurut Winarno Surachmad (dalam Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan IKOR), dimana disebutkan bahwa penentuan sampel didasari oleh asumsi bahwa keadaan populasi dari mana sampel itu diambil adalah homogen atau cukup homogen Melihat dari populasi siswa putra kelas VIII SMP N 3 Tampaksiring yang berjumlah 120 orang sesuai dengan cara penentuan sampling menurut Winarno Surachmad, ukuran sampel yaitu 25% dari populasi, jadi jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini sebanyak 30 orang yang diambil dari jumlah populasi 120 orang. Pembentukan kelompok ini dilakukan setelah pemberian pre-test, yaitu dengan memberikan tes kecepatan dan tes kelincahan. Pembagian dari total jumlah subyek ini dilakukan dengan menggunakan teknik ordinal pairing, yakni pembagian kelompok berdasarkan peringkat hasil pre-test untuk memperoleh kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Instrumen dan Fasilitas penelitian Untuk kecepatan diukur dengan menggunakan instrumen tes lari sprint 50 meter. Sedangkan untuk mengukur kelincahan dalam penelitian ini menggunakan Illinois Agility Test. Fasilitas yang dipergunakan K 1 K 0 X 0 X 1 T 2 T 2 dalam penelitian ini adalah lapangan datar (Lapangan basket SMP 3 Tampaksiring). Lama pelatihan yang diberikan dalam penelitian ini adalah selama 4 minggu atau selama 12 kali pelatihan, dengan frekuensi pelatihan sebanyak 3 kali dalam seminggu. Pengumpulan data merupakan tahapan yang paling penting untuk menentukan keberhasilan dalam suatu penelitian guna mendapatkan hasil yang diinginkan. Data penelitian ini diperoleh dari pengukuran-pengukuran variabel terikat yaitu kecepatan dan kelincahan. Data tersebut berupa tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test) pada masing-masing kelompok. Tes akhir (post-test) diberikan setelah sampel penelitian diberikan pelatihan shuttle run dengan menggunakan pengukuran kecepatan dengan lari sprint 50 m dan tes kelincahan dengan Illinois Agility Test. Pelaksanaan test akhir (post-test) dilaksanakan setelah kelompok perlakuan (pelatihan shuttle run) diberikan pelatihan selama 12 kali pelatihan. Pelaksanaan test akhir (post-test) dilakukan sebelum sampel mendapat istirahat lebih dari 48 jam setelah melakukan pelatihan, kemudian data dari hasil test (post-test) akan dianalisis menggunakan metode stastistika. Uji prasyarat yang harus dilakukan adalah uji normalitas data dan uji homogenitas. Uji normalitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk melakukan pengujian normalitas sebaran data mempergunakan uji lilliefors kolmogrovsmirnov dengan bantuan komputer program SPSS 16,0 (Candiasa, 2010: 234). Pada taraf signifikansi α = 0,05 kriteria pengambilan keputusan jika nilai signifikan yang diperoleh > α, maka sampel penelitian berdistribusi normal, sedangkan jika nilai signifikan yang diperoleh < α, maka sampel penelitian tidak berdistribusi normal (Candiasa, 2010: 237). Jika sampel berdistribusi normal maka akan dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan statistik parametrik, sedangkan jika sampel tidak berdistribusi normal maka uji hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan statistik non-parametrik. Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok sampel berasal dari populasipopulasi yang homogen. Uji homogenitas data dalam penelitian ini di uji dengan bantuan signifikansi (α) 0,05. Kriteria pengambilan keputusan jika nilai signifikansi hitung > α, maka variasi data homogen sedangkan jika nilai signifikansi hitung < α, maka variasi data tidak homogen (Candiasa, 2010:290). Jika sampel penelitian homogen maka akan

dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan statistik parametrik, sedangkan jika sampel tidak sama atau heterogen maka uji hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan statistik non-parametrik. Untuk mengetahui kebenaran dari hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, dilakukan uji hipotesis menggunakan uji-t independent dengan bantuan komputer program SPSS 16,0 pada probabilitas atau taraf signifikansi ( ) 0,05. Kriteria pengambilan keputusan yaitu jika nilai signifikansi < ( ) 0,05 berarti terdapat peningkatan yang signifikan dari perlakuan yang diberikan pada penelitian ini, sedangkan jika signifikansi > ( ) 0,05 berarti tidak terdapat peningkatan yang signifikan dari perlakuan yang diberikan (Candiasa, 2010: 70). HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis dari hasil penelitian untuk variabel terikat penelitian menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata (mean) untuk masing-masing variabel. Dari deskripsi data variabel kecepatan kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol mengalami peningkatan nilai rata-rata. Nilai pre-test kelompok perlakuan memiliki rata-rata 5,80 dan rata-rata nilai post-test 6,54 dengan demikian nilai rata-rata kelompok perlakuan meningkat 0,74 dtk. Kelompok kontrol untuk variabel kecepatan mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar 5,77 untuk pre-tes dan 5,85 untuk post-tes dengan demikian kelompok kontrol mengalami peningkatan 0,08 dtk. Untuk variabel kelincahan juga mengalami penigkatan rata-rata baik pada kelompok perlakuan maupun pada kelompok kontrol. Kelompok perlakuan mengalami peningkatan rata-rata sebesar 1,08 dari rata-rata pre-test 13,28 menjadi 12,20 pada saat post-test. Sedangkan kelompok kontrol mengalami penigkatan rata-rata 0,11 dari pre-test 12,81 menjadi 12,92 pada saat post-test. Dari deskripsi diatas, terlihat adanya peningkatan nilai variabel kecepatan dan kelincahan baik pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol, dengan peningkatan rata-rata kelompok perlakuan yang lebih tinggi dari pada kelompok kontrol untuk kedua variabel penelitian. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh dari pelatihan yang diberikan terhadap peningkatan kecepatan dan kelincahan pada subjek penelitian. Peningkatan pada kelompok perlakuan diakibatkan oleh pemberian pelatihan shuttel run selama 4 minggu 12 kali pelatihan. Sedangkan peningkatan pada kelompok kontrol lebih diakibatkan oleh adanya peningkatan aktivitas olahraga yang dilakukan oleh seluruh subjek penelitian selama kegiatan berlangsung Sumber data Kecepatan 1 Perlakuan 2 Kontrol Tabel 1. Hasil uji normalitas Kolmogorov-smirnov Statistik Df Sig Keterangan 0.118 0.186 0.200 0.171 Kelincahan 1 Perlakuan 2 Kontrol 0.1 0,114 0.200 0.200 Uji normalitas data dilakukan pada data kecepatan dan kelincahan. Dari hasil uji normalitas dengan instrument uji lilliofors kolmogorov-smirnov dengan bantuan signifikansi (α) 0,05 diperoleh nilai signifikansi hitung untuk semua data yang diuji lebih besar dari α (sig > 0,05), dengan demikian semua data berdistribusi normal

Kecepatan Kelincahan Tabel 2 Hasil Uji Homogenitas data Nilai uji df 1 df 2 Sig Ket 1.179 1 28 0.287 Homogen 2.743 1 28 0.109 Homogen Uji homogenitas data dilakukan terhadap data kecepatan dan kelincahan menggunakan instrument uji lavene dengan bantuan computer program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi (α) 0,05. Dari hasil uji di. dapatkan nilai signifikansi hitung untuk kedua data tersebut lebih besar dari pada α (Sig > 0,05), dengan demikian data yang di uji berasal dari data dengan variansi homogen Tabel 3 Hasil uji-t independent data kecepatan Sumber data t hitung Df Sig Kecepatan 6.98 28 0.000 Hipotesis pelatihan shuttle run berpengaruh terhadap peningkatan kecepatan diuji dengan uji-t independent dengan bantuan signifikansi (α) 0,05. Hipotesis penelitian diterima apabila nilai uji-t memilki signifikansi lebih kecil dari α (Sig < 0,05). Sedangkan apabila nilai signifikansi hitung lebih besar dari α (Sig > 0,05), hipotesis penelitian ditolak. Dari tabel 3 dapat dilihat nilai signifikansi hitung (0,00) lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05), sehingga hipotesis penelitian pelatihan shuttle run berpengaruh terhadap peningkatan kecepatan diterima. Berdasarkan hasil uji-t independent untuk variabel kecepatan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan didapat nilai t hitung = 6,98 dengan nilai signifikansi 0.000 pada taraf signifikansi 0,05. nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05), dengan demikian hipotesis penelitian pelatihan Shuttel run berpengaruh terhadap peningkatan kecepatan diterima. Secara teoritik hasil penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Kecepatan adalah kemampuan menempuh jarak tertentu, terutama jarak pendek, dalam waktu sesingkat-singkatnya. Kecepatan dapat juga berarti berpindahnya badan secepat-cepatnya ke tempat lain. (Bompa, Tudor O 2009:249) mengatakan, kecepatan adalah kemampuan memindahkan badan atau menggerakan suatu benda atau objek secara sangat cepat. Kecepatan merupakan keterampilan yang di perlukan dalam berbagai aktivitas, terutama dalam aktivitas pendidikan jasmani atau olahraga (Nurhasan, dkk. 2005:20). Kecepatan adalah kemampuan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (Widiastuti, 2011: 16). Kecepatan adalah kapasitas gerak dari anggota tubuh atau bagian dari sistem pengungkit tubuh atau kecepatan pergerakan dari seluruh tubuh yang dilaksanakan dalam waktu yang singkat (Tite Juliantine, dkk, 2007: 3.31). Pelatihan Shuttle Run merupakan lari bolak-balik atau latihan mengubah gerak tubuh arah lurus cara melakukannya yaitu lari bolak balik dilakukan dengan secepat mungkin dengan jarak 4 sampai 5 meter. Setiap kali sampai pada suatu titik sebagai batas, si pelari harus secepatnya berusaha mengubah arah untuk berlari menuju titik larinya. Perlu diperhatikan bahwa jarak antara kedua titik tidak boleh terlalu jauh, dan jumlah ulangan tidak terlampau banyak sehingga menyebabkan kelelahan bagi si pelari. Dalam latihan ini yang diperhatikan ialah kemampuan mengubah arah dengan cepat pada waktu bergerak Tabel 4. Hasil uji-t independent data kelincahan Sumber data t hitung Df Sig Kelincahan 7.38 28 0.000 Hipotesis pelatihan Shuttle Run berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan diuji dengan uji-t independent dengan bantuan

signifikansi (α) 0,05. Hipotesis penelitian diterima apabila nilai uji-t memilki signifikansi lebih kecil dari α (Sig < 0,05). Sedangkan apabila nilai signifikansi hitung lebih besar dari α (Sig > 0,05), hipotesis penelitian ditolak. Dari tabel 4 dapat dilihat nilai signifikansi hitung (0,000) lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05), sehingga hipotesis penelitian pelatihan shuttle run berpengaruh terhadap kelincahan diterima. Secara teoritik hasil penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Kelincahan adalah kemampuan mengubah secara cepat arah tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan. Mengubah arah gerakan tubuh secara berulang-ulang seperti halnya lari bolak-balik memerlukan kontraksi secara bergantian pada kelompok otot tertentu. Sebagai contoh saat lari bolak-balik seorang atlet harus mengurangi kecepatan pada waktu akan mengubah arah. Untuk itu otot perentang otot lutut pinggul mengalami kontraksi eksentris (penguluran), saat otot ini memperlambat momentum tubuh yang bergerak ke depan. Kemudian dengan cepat otot ini memacu tubuh kearah posisi yang baru. Gerakan kelincahan menuntut terjadinya pengurangan kecepatan dan memacu momentum secara bergantian. Rumus momentum adalah massa dikali kecepatan. Massa tubuh seorang atlet relatif konstan tetapi kecepatannya dapat ditingkatkan melalui pada program latihan dan pengembangan otot diantara atlet yang beratnya sama (massa sama), atlet yang memiliki otot yang lebih kuat dalam kelincahan akan lebih unggul. Kecepatan otot tergantung dari kekuatan dan kontraksi serabut otot. Kecepatan kontraksi otot tergantung dari daya rekat serabut-serabut otot dan kecepatan transmisi impuls saraf. Kedua hal ini merupakan pembawaan atau bersifat genetis, atlet tidak dapat merubahnya. Seseorang yang mampu mengubah arah dari posisi ke posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi gerak yang baik berarti kelincahannya cukup tinggi. SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil analisis penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan. 1) Pelatihan shuttle run berpengaruh terhadap kecepatan siswa putra kelas VIII SMP Negeri 3 Tampaksiring tahun pelajaran 2013/2014. 2) Pelatihan shuttle run berpengaruh terhadap kelincahan siswa putra kelas VIII SMP Negeri 3 Tampaksiring tahun pelajaran 2013/2014. Berdasarkan hasil penelitian ini, hal-hal yang dapat disarankan sebagai berikut 1) Bagi para guru penjaskes, pelatih, pembina serta atlet disarankan dapat menggunakan pelatihan shuttle run sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kecepatan dan kelincahan. 2) Bagi para peneliti yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan untuk menggunakan variabel dan sampel yang berbeda dengan memperhatikan kelemahankelemahan yang ada pada penelititian ini sebagai bahan pertimbangan DAFTAR PUSTAKA Bompa, Tudor O. 2009. Periodization Theory and Methodology of Training. Kanada: Human Kinetics. Candiasa, Made. 2010. program SPSS Bahan Pelatihan Komputer dan Multimedia Pada Jurusan Ilmu Keolahragaan Undiksha Singaraja. Juliantine Tite, 2007. Teori Pelatihan: Universitas Pendidikan Indonesia Kanca I Nyoman 2010. Metodologi Penelitian Keolahragaan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Nurhasan, 2005. Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia. Widiastuti, 2011. Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakarta: PT Bumi Timur Jaya