FAJAR ADITYA RAHMAN Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun tentang Keuangan Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Bab 1 PENDAHULUAN. pembangunan di segala aspek kehidupan masyarakat. Salah satu aspek yang

PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik good governance, telah mendorong pemerintah pusat dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mewujudkan suatu tata kelola pemerintahan yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan membahas lebih jauh mengenai pengaruh Sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian global yang sudah berlangsung dewasa ini, didukung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian pengendalian intern

BAB I PENDAHULUAN. Halaman I-1

URGENSI SISTEM PENGENDALIAN INTERN BAGI INSTANSI PEMERINTAH. Oleh : Hanif. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

menyimpang dalam mengambil keputusan, manajemen membutuhkan informasi mengenai aspek atau keadaaan perusahaan. Informasi merupakan alat bagi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan.

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang

MAKALAH PENGENDALIAN INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin maju dan terbukanya sistem informasi dewasa ini, isu-isu

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. negara yang efisien, efektif, transparan, dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan

LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi keuangan pemerintah yang dilaksanakan pada awal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang demikian cepat di Tanah Air menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya pelaksanaan otonomi daerah menuntut pemerintah harus memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini membahas tentang kebijakan mengenai Sistem Pengendalian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pasti membutuhkan pemerintahan yang baik atau yang sering disebut good

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling

BAB I PENDAHULUAN. Akuntanbilitas publik merupakan kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kelola kepemerintahan yang baik (good governance government), yaitu

Nova Paulina 1 BAB I PENDAHULUAN

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setiap unsur dari sistem pengendalian internal. Untuk memastikan bahwa sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH IMPLEMENTASI ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP BELANJA MODAL (Sensus pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Tasikmalaya)

(Studi Kasus pada PT. Asia Tritunggal Jaya Tasikmalaya) Oleh : ARWANI SURI ( ) Dibawah Bimbingan:

BAB I PENDAHULUAN. kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sayangnya, harapan akan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi merupakan suatu sistem yang mempunyai tujuan tertentu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Selama ini pemerintahan di Indonesia menjadi pusat perhatian bagi

ABSTRAK. Kata kunci : Penilaian atas Piutang Dagang dan Luas pemeriksaan pada akun Piutang Dagang. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi akan perwujudan dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Sistem, Informasi, dan Data

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. B. Pengertian dan Pemahaman Umum Mengenai Non Government. Apa sebenarnya NGO itu? NGO merupakan singkatan dari Non Government

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, berkembang pula

BAB II LANDASAN TEORITIS. Commite of sponsoring organization (COSO) Ricchiute (2006:300)

ABSTRAK. Kata kunci: good governance, pengelolaan keuangan, sistem pengendalian intern pemerintah, kinerja pemerintah.

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. besarnya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organizations of the Treadway Commision (COSO) dalam Steven (1998:118),

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan dalam lingkungan bisnis sangat cepat sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Informasi akuntansi adalah bagian yang terpenting dari seluruh informasi yang

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. komitmen Pemerintah Pusat dalam perbaikan pelaksanaan transparansi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bersih dan berwibawa. Paradigma baru tersebut mewajibkan setiap satuan kerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah atau disingkat menjadi SPIP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Perubahan pada sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah,

BAB I PENDAHULUAN. Konsep good governance memiliki arti yang luas dan sering dipahami

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peranan karyawan tidak dapat diabaikan dalam pencapaian tujuan

AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN 1.8 Latar Belakang Penelitian Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002)

BAB I PENDAHULUAN. mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Pola-pola lama

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini masyarakat Indonesia semakin menuntut pemerintahan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha menuntut pimpinan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada umumnya bertujuan untuk memperoleh laba.

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Dengan seringnya pergantian penguasa di negara ini telah memicu

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepemerintahan yang baik (good governance) berarti kepemerintahan yang

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA DPPKAD KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. telah mendorong pemerintah untuk menerapkan akuntabilitas publik.

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan dalam perwujudan good government governance di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. hal pengelolaan keuangan dan aset daerah. Berdasarkan Permendagri No. 21 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini memuat tentang latar belakang masalah penelitian, rumusan

PERANAN APIP DALAM PELAKSANAAN SPIP

BAB I PENDAHULUAN. Harapan membaiknya kondisi ekonomi nasional tampaknya sulit menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sejak adanya amandemen terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Ulum, 2004). (Stanbury, 2003 dalam Mardiasmo, 2006).

Transkripsi:

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH TERHADAP KINERJA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya) FAJAR ADITYA RAHMAN 063403268 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRACT THE INFLUENCE OF THE INTERNAL CONTROL SYSTEM ORGANIZATION OF REGIONAL ON PERFORMANCE ORGANIZATION OF REGIONAL (Census at The Regional Offices of The Tasikmalaya City) The research aim to know (1) the internal control system at The Regional Offices of The Tasikmalaya City (2) performance at The Regional Offices of The Tasikmalaya City (3) the influence of the internal control system on performance at The Regional Offices of The Tasikmalaya City. The research method uses analysis descriptive method with cencus approach as a method of this research and then analysis method which in used namely correlation coefisien analysis and determination coefisien analysis with software spss 16.0 for windows to process the quetionary of the data. Result of the research shows that : (1) the internal control system at The Regional Offices of The Tasikmalaya City was good; (2) performance at The Regional Offices of The Tasikmalaya City was good; (3) The internal control system has a influence on performance. Keyword : internal control system, performance

ABSTRAK PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH TERHADAP KINERJA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) sistem pengendalian intern pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya (2) kinerja pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya (3) pengaruh sistem pengendalian intern terhadap kinerja pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan sensus. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis koefisien korelasi dan analisis koefisien determinasi dengan bantuan software spss 16.0 for windows untuk mengolah data kuesioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) sistem pengendalian intern pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya baik; (2) kinerja pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya baik; (3) sistem pengendalian intern berpengaruh terhadap kinerja. Kata Kunci : kinerja, sistem pengendalian intern PENDAHULUAN Dalam rangka memahami penerapan sistem pengendalian intern, pihak kementrian/instansi pemerintah dan pihakpihak yang berkepentingan dengan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah yang efektif, perlu memahami adanya potensi pemahaman yang berbeda dalam memahami konsep pengendalian intern antara manajemen, staf, internal auditor dan eksternal auditor. Hal tersebut perlu diperhatikan karena sesuai dengan amanah pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, dinyatakan: untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efisien, efektif, transparan, dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintah. Mendasarkan atas kerangka konseptual yang menjadi landasan Peraturan Pemerintah

Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, perspektif pengendalian intern lebih diarahkan pada aspek akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan negara. Sehingga dalam memahami penerapan sistem pengendalian intern di kementrian/instansi pemerintah asumsi dasarnya adalah pengendalian pengelolaan keuangan bukan pengendalian untuk mendapatkan jaminan kualitas produk/jasa. Undang-undang di bidang keuangan negara membawa implikasi perlunya sistem pengelolaan keuangan negara yang lebih akuntabel dan transparan. Hal ini baru dapat dicapai jika seluruh tingkat pimpinan menyelenggarakan kegiatan pengendaliaan atas keseluruhan kegiatan di instansi masingmasing. Dengan demikian maka penyelenggaraan kegiatan pada suatu pemerintah, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, sampai dengan pertanggungjawaban harus dilaksanakan secara tertib, terkendali, serta efisien dan efektif sehingga untuk mewujudkan diperlukan suatu sistem yang dapat memberi keyakinan memadai bahwa penyelenggaraan kegiatan pada suatu instansi pemerintah dapat mencapai tujuannya. Dalam pasal 59 ayat (1) dan (2) UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, disebutkan bahwa Dalam rangka meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, presiden selaku kepala pemerintahan mengatur dan menyelenggarakan sistem pengendalian intern tersebut ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Dengan demikian, sistem pengendalian intern kegiatan pengelolaan di lingkungan pemerintah secara menyeluruh menjadi tanggung jawab presiden yang kemudian didelegasikan ke bawah secara hierarki organisatoris kepada pejabat-pejabat lainnya sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing. Selanjutnya dalam PP nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah pasal 33 ayat (1) dikatakan bahwa untuk meningkatkan keandalan laporan keuangan dan kinerja sebagaimana diatur dalam peraturan pemerintah ini, setiap entitas pelaporan dan akuntansi wajib menyelenggarakan sistem pengendalian intern sesuai dengan ketentuan perarturan perundang-undangan terkait. Berdasarkan amanat aturan perundangundangan tersebut telah dikembangkan sistem pengendalian intern yang berfungsi

sebagai pedoman penyelenggaraan dan tolok ukur pengujian efektifitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008. Dalam menjalankan fungsi pemerintahan untuk memenuhi tuntutan pembangunan dan pelayanan pada masyarakat di era reformasi, pemerintah dihadapkan pada tantangan yang sangat berat dan kompleks dalam berbagai tugas dan pekerjaan yang dihadapinya. Kehadiran organisasi birokrasi pemerintahan yang efektif dan aparatur yang professional memeliliki dedikasi dan integritas tinggi merupakan keharusan untuk menjawab tantangan. Berdasarkan laporan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I tahun 2012(IHPS I BPK) untuk pemerintah kota di Tasikmalaya telah terjadi delapan (8) kasus kelemahan sistem pengendalian intern, diantaranya terdapat tiga (3) kasus kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan. Dan lima (5) kasus kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja. Hal-hal yang telah disebutkan di atas bukan saja merupakan fenomena nasional yang sebagaimana umumnya terjadi di daerah-daerah seluruh indonesia, namun hal itu sangat lebih tepat apabila merupakan representasi dari permasalahan dalam tubuh instansi pemerintah yang berada di Kota Tasikmalaya. TINJAUAN PUSTAKA Setiap kegiatan dalam organisasi bekerja dalam dua sistem. Sistem pertama adalah sistem operasi yang didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan yang kedua adalah sistem pengendalian yang melapisi bekerjanya sistem operasi. Pengendalian dapat berbentuk prosedur, peraturan dan instruksi yang didesain untuk memastikan bahwa tujuan sistem operasi akan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Sedangkan alat bagi manajemen untuk mengendalikan operasi adalah organisasi, kebijakan, prosedur, personalia, akuntansi, penganggaran, pelaporan, dan pemerikasaan intern yang oleh auditor digunakan sebagai alat untuk menilai kecukupan dan efektivitas pengendalian (Hiro 2007:14). Pengertian pengendalian intern menurut The Committee of Sponsoring Organization (COSO) yang dikutip oleh Bodnar dan Hopwood (2001) dalam Gondodiyoto (2008:143) adalah sebagai berikut: Internal control is process by entity`s board of director, management and other personal designed to provide

reasonable assurance regarding achievement of objectives in the following categories: a. Realibility of financial reporting, b. Effectiveness and efficiency of operation, and c. Compliance with applicable laws and regulations. Pengendalian intern adalah proses yang dapat dipengaruhi manajemen dimana pegawai dalam menyediakan secara layak sesuatu kepastian mengenai prestasi yang diperoleh secara objektif dalam penerapannya tentang bagian laporan keuangan yang dapat dipercaya, diterapkannya efisiensi dan efektivitas dalam kegiatan operasional organisasi dan diterapkannya peraturan dan hukum yang berlaku agar ditaati oleh semua pihak. Definisi tersebut menunjukan bahwa tujuan pengendalian intern adalah: 1. Terciptanya keandalan laporan keuangan; 2. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas operasi organisasi; 3. Mendorong dipatuhi undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku. COSO juga memperkenalkan 5 (lima) komponen kebijakan dan prosedur yang dirancang dan diimplementasikan untuk memberikan jaminan bahwa tujuan pengendalian manajemen akan dapat dicapai. Kelima komponen pengendalian intern tersebut adalah: 1) Lingkungan Pengendalian (Control Environment) 2) Penilaian Risiko Manajemen (Management Risk Assessment) 3) Sistem Komunikasi dan Informasi (Information and Communication System) 4) Aktivitas Pengendalian (Control Activities) 5) Pemantauan (Monitoring) Menurut Mardiasmo (2002) Kinerja berasal dari kata performance yang artinya manner of functioning, artinya sejauh mana/bagaimana suatu organisasi ataupun individu berfungsi sesuai dengan posisi dan/atau tugasnya. Dalam kaitannya dengan lingkup kerja Pemerintah Daerah, kinerja Pemerintah Daerah berarti bagaimana atau sejauh mana Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan-urusan tersebut. Kriteria penilaian yang dapat dijadikan acuan untuk mengukur kinerja organisasi publik Menurut Levine dkk.(1990), Dwiyanto (1995) dalam Tangkilisan (2005:170-171), yakni : (a) Responsivitas (Responsiveness), mengacu pada keselarasan antara program dan kegiatan pelayanan yang diberikan oleh organisasi publik dengan

kebutuhan dan keinginan masyarakat. Semakin banyak kebutuhan dan keinginan masyarakat yang diprogramkan dan dijalankan oleh organisasi publik, maka kinerja organisasi tersebut akan dinilai semakin baik. (b) Responsibilitas (Responsibility), menjelaskan sejauh mana pelaksanaan kegiatan organisasi publik itu dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi dan peraturan serta kebijaksanaan organisasi. Semakin kegiatan organisasi publik itu dilaksanakan sesuai dengan prinsip, peraturan serta kebijaksanaan organisasi maka kinerja akan dilihat semakin baik. (c) Akuntabilitas (Accountability), mengacu pada seberapa besar pejabat politik dan kegiatan organisasi publik tunduk pada pejabat politik yang dipilih oleh rakyat. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan sensus. Metode deskriptif adalah mengumpulkan data, menganalisis secara kritis atas data-data tersebut dan menyimpulkannya berdasarkan fakta-fakta pada masa penelitian berlangsung atau pada masa sekarang. (Sugiama 2008:37). Sensus yaitu penelitian dengan cara mengajukan pertanyaan kepada orang-orang atau subjek dan merekam jawaban tersebut untuk kemudian dianalisis secara kritis. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua variabel. Satu variabel independen yaitu Sistem Pengendalian Intern dan satu variabel dependen yaitu Kinerja Organisasi Perangkat Daerah. Jenis data yang digunakan dalam penelitian meliputi dua jenis data: Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian, dalam hal ini Dinas di wilayah Pemerintah Kota Tasikmalaya dan Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak ketiga (selain Dinas di wilayah pemerintah Kota Tasikmalaya), dengan kata lain data sekunder adalah interpretasi dari data primer yang sumbernya antara lain buku teks, jurnal, buku pegangan, majalah, artikel surat kabar serta sumber sumber lain yang relevan dengan penelitian ini. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian menyatakan bahwa nilai yang diperoleh dari perhitungan terhadap tanggapan responden mengenai sistem pengendalian intern pada Dinas Kota Tasikmalaya adalah sebesar 686 hal ini termasuk kepada kategori baik. Yang berarti

responden yaitu Organisasi Perangkat Daerah Kota Tasikmalaya dipengaruhi oleh pimpinan dan personil dalam organisasi yang dirancang untuk mendapatkan keyakinan yang memadai untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan mengenai kinerja pada Dinas Kota Tasikmalaya adalah 398 hal ini termasuk kepada kategori baik yang berarti bahwa kinerja Organisasi Perangkat Daerah Kota Tasikmalaya mempunyai kualitas yang baik sesuai dengan indikatornya, yaitu responsivitas, responsibilitas dan akuntabilitas. 1. Analisis Koefisien Korelasi Hasil perhitungan program statistik SPSS 16.0, diperoleh korelasi antara variabel sistem pengendalian intern dengan kinerja bernilai 0.934 dengan tingkat signifikansi 0.000 (Terlampir). Angka 0.934 berarti berkorelasi sangat kuat antara kedua variabel tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi ini, maka dapat diartikan bahwa variabel sistem pengendalian intern dengan kinerja mempunyai hubungan yang sangat kuat 2. Analisis Koefisien Determinasi Perhitungan koefisien determinasi dan koefisien non determinasi dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh sistem pengendalian intern terhadap kinerja. Berdasarkan hasil output SPSS 16.0 diperoleh hasil sebagai berikut: Koefisien Determinasi Kd = r 2 x 100% Kd = (0.934) 2 x 100% Kd = 0.872 87.2% Koefisien Non Determinasi Knd = (1 r 2 ) x 100% Knd = (1 0,872) x 100% Knd = 0,128 12.8% Perhitungan koefisien determinasi dan koefisien non determinasi menghasilkan nilai sebesar Kd = 87.2% dan Knd = 12.8 % (Terlampir). Ini berarti sebesar 87.2% kinerja dipengaruhi oleh sistem pengendalian intern. Dengan nilai sebesar 87.2% berarti sisanya sebesar 12.8% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Sistem pengendalian intern yang dijalankan oleh Organisasi Perangkat Daerah Kota Tasikmalaya pada umumnya dilaksanakan dengan baik. Data yang diolah

menunjukan bahwa sistem pengendalian intern termasuk pada katergori baik. Ini membuktikan Organisasi Perangkat Daerah kota Tasikmalaya telah menerapkan unsurunsur yang terkandung dalam sistem pengendalian intern sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dan berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Sistem pengendalian intern pemerintah memiliki pengaruh yang dilandasi oleh hubungan yang kuat terhadap kinerja Organisasi Perangkat Daerah Kota Tasikmalaya. sistem pengendalian yang baik akan meningkatkan kinerja yang semakin baik. Sistem pengendalian intern yang telah dicapai di Organisasi Perangkat Daerah Kota Tasikmalaya dengan menggunakan indikator diantaranya lingkungan pengendalian, penilaian resiko, aktivitas pengendalian, informasi & komunikasi dan monitoring menunjukkan kondisi yang baik. Kinerja Organisasi Perangkat Daerah Kota Tasikmalaya yang telah dicapai dengan menggunakan indikator responsivitas, responsibilitas dan akuntabilitas menunjukkan kondisi yang baik. Saran 1. Bagi Dinas dan Pemerintah Kota Tasikmalaya a. Sumber daya manusia di Organisasi Perangkat Daerah yang merupakan responden dalam penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan tentang sistem pengendalian intern agar pelaksanaannya dapat terwujud sesuai dengan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang sistem pengendalian intern pemerintah sehingga peningkatan kinerja yang responsivitas, responsibilitas dan akuntabilitas dapat tercapai. Untuk itu perlu dilakukan pelatihan dan pembinaan yang rutin demi terwujudnya sistem pengendalian intern yang optimal di masingmasing Organisasi Perangkat Daerah. b. Berbagai temuan BPK (auditor eksternal pemerintah) mengenai kelemahan sistem pengendalian intern, hendaknya dapat ditindaklanjuti oleh Pemerintah Daerah untuk memperbaiki kinerja Organisasi Perangkat Daerah.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Penelitian dapat dilakukan pada ruang lingkup yang lebih menyeluruh, dan mendalam, karena penelitian ini hanya dilakukan pada Organisasi Perangkat Daerah Kota Tasikmalaya. b. Penelitian selanjutnya dapat memasukkan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi kinerja organisasi perangkat daerah. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Syukriy. Sistem Pengendalian Internal Pemerintah Perlukah atau Mengapa? http://syukriy.wordpress.com/ [21/12/2011] Bm56. 2009. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Menjadikan Pengelolaan Keuangan Negara Akuntable. Bm56.wordpress.com/ [21/12/2011] Budiman, Iman. 2008. Pengaruh Pengendalian Internal dan Kompetensi PPK-SKPD terhadap Kualitas Laporan Keuangan SKPD. Gondodiyoto S & Hendarti. 2008. Audit Sistem Informasi Lanjutan. Jakarta: Mitra Wacana Media. Hasri, Muhammad. 2011. Analisa Kritis Sistem Pengendalian Intern. http://inspektoratsulsel.org/ [21/12/2011] Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I Tahun 2012 (IHPS I 2012). www.bpk.go.id [21/10/2012] Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: ANDI. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Sugiama, Gima. 2008. Metode Penelitian Bisnis Dan Manajemen. Bandung: Guardaya Intimarta. Ruslan. 2011. Kelemahan Sistem Pengendalian Intern pada pemerintah daerah.http://ruslan.web.id/ [21/12/2011] Ruslan. 2011. Penerapan Sistem Pengendalin Intern Pemerintah di Lingkungan Instansi Pemerintah. http://ruslan.web.id/ [21/12/2011] Tugiman, Hiro. 2007. Makalah Tuntutan Perubahan Paradigma Auditor Internal dan Persepsi Pimpinan Organisasi.