APLIKASI PENDIAGNOSIS GANGGUAN GINJAL MELALUI CITRA IRIS MATA MENGGUNAKAN METODE SEGMENTASI BERDASAR DETEKSI TEPI

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI PENDIAGNOSIS GANGGUAN GINJAL MELALUI CITRA IRIS MATA MENGGUNAKAN METODE SEGMENTASI BERDASAR DETEKSI TEPI

APLIKASI PENDIAGNOSIS KERUSAKAN SEL PADA ORGAN HATI MELALUI CITRA IRIS MATA MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN

APLIKASI PENDIAGNOSIS KERUSAKAN SEL PADA ORGAN HATI MELALUI CITRA IRIS MATA MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN

SISTEM PENGENALAN BUAH MENGGUNAKAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM dan EUCLIDEAN DISTANCE

PENGATURAN KECERAHAN DAN KONTRAS CITRA SECARA AUTOMATIS DENGAN TEKNIK PEMODELAN HISTOGRAM

Tugas Teknik Penulisan Karya Ilmiah. M.FAIZ WAFI Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya

PENGENALAN IRIS MATA MENGGUNAKAN METODE PENCIRIAN INDEPENDENT COMPONENTS ANALYSIS (ICA) DAN JARAK MINKOWSKI

Chairunnisa Adhisti Prasetiorini *), R. Rizal Isnanto, dan Achmad Hidayatno. Abstrak. Abstract

PENGENALAN CITRA RETINA MENGGUNAKAN METODE NON OVERLAPPING BLOCK DAN JARAK EUCLIDEAN

PENGENALAN DAN PEWARNAAN PADA CITRA GRAY-SCALE ABSTRAK

PENGEMBANGAN SISTEM PENDETEKSI KELAINAN HATI MENGGUNAKAN IRIDOLOGI DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK

SISTEM PENGENALAN IRIS MATA MENGGUNAKAN METODE PHASE ONLY CORRELATION

EKSTRAKSI CIRI CITRA TELAPAK TANGAN DENGAN ALIHRAGAM GELOMBANG SINGKAT HAAR MENGGUNAKAN PENGENALAN JARAK EUCLIDEAN

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Perancangan Aplikasi pengolahan citra mata menjadi citra iris mata menggunakan teknik pengolahan citra

APLIKASI PENGHITUNG JUMLAH WAJAH DALAM SEBUAH CITRA DIGITAL BERDASARKAN SEGMENTASI WARNA KULIT

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM IDENTIFIKASI TELAPAK TANGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI BERBASIS DIMENSI FRAKTAL

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

ENKRIPSI DATA HASIL ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PCA) ATAS CITRA IRIS MATA MENGGUNAKAN ALGORITMA MD5

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PENGENALAN PENGUCAPAN HURUF VOKAL DENGAN METODA PENGUKURAN SUDUT BIBIR PADA CITRA 2 DIMENSI ABSTRAK

HALAMAN SAMPUL SKRIPSI PENGENALAN POLA TELAPAK TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BACK PROPAGATION NEURAL NETWORK

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA...4

Sesi 3 Operasi Pixel dan Histogram. : M. Miftakul Amin, S. Kom., M. Eng.

Segmentasi Dan Pelabelan Pada Citra Panoramik Gigi

DETEKSI TEPI MENGGUNAKAN OPERATOR ISOTROPIK DENGAN PENGOLAHAN AWAL MENGGUNAKAN PENGATURAN INTENSITAS

DIAGNOSA GANGGUAN SARAF MELALUI CITRA IRIS MATA DENGAN METODE REGION OF INTEREST

Pertemuan 2 Representasi Citra

IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH

PRAPROSES CITRA MENGGUNAKAN KOMPRESI CITRA, PERBAIKAN KONTRAS, DAN KUANTISASI PIKSEL

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

Implementasi Edge Detection Pada Citra Grayscale dengan Metode Operator Prewitt dan Operator Sobel

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

SISTEM IDENTIFIKASI TELAPAK TANGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI BERBASIS DIMENSI FRAKTAL

KONVERSI FORMAT CITRA RGB KE FORMAT GRAYSCALE MENGGUNAKAN VISUAL BASIC

Aplikasi Kamera Web Untuk Menggerakkan Gambar Objek Dengan Jari Tangan

IMPLEMENTASI METODE HARMONIC MEAN FILTERDAN CANNY UNTUK MEREDUKSI NOISEPADA CITRA DIGITAL

IMPLEMENTASI METODE CANNY DAN SOBEL UNTUK MENDETEKSI TEPI CITRA

PENGENALAN POLA SIDIK JARI

PENGENALAN BILANGAN ARAB MENGGUNAKAN TEMPLATE MATCHING

IDENTIFIKASI PENURUNAN KONDISI FUNGSI ORGAN GINJAL MELALUI IRIS MATA MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang

Ekstraksi Pola Iris Mata Berwarna Biru dan Cokelat dengan Metode GrayLevel Cooccurrence Matrix Yunia Mentari a, Nurhasanah a)*, Iklas Sanubary a)

PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Penentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN DENGAN DETEKSI TEPI DAN KOEFISIEN KORELASI

PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY

PENGOLAHAN CITRA RADIOGRAF PERIAPIKAL PADA DETEKSI PENYAKIT PULPITIS MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE REGION GROWING APPROACH

BAB III METODE PENELITIAN

Makalah Tugas Akhir. Abstract

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA) UNTUK APLIKASI SISTEM KEAMANAN RUMAH

Pengenalan Bahasa Isyarat Tangan Menggunakan Metode PCA dan Haar-Like Feature

PENGENALAN WAJAH MELALUI WEBCAM DENGAN METODA GABOR WAVELET-KERNEL FISHER ANALYSIS

APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

DAFTAR ISI. BAB 3 PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK 3.1 Diagram Alir Utama Kamera Web iii

REALISASI PERANGKAT LUNAK UNTUK IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR LOCAL LINE BINARY PATTERN (LLPB)

IDENTIFIKASI PENURUNAN KONDISI FUNGSI ORGAN GINJAL MELALUI IRIS MATA MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

APLIKASI TRANSFORMASI HOUGH UNTUK EKSTRAKSI FITUR IRIS MATA MANUSIA

SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD

BAB II LANDASAN TEORI

PERANGKAT LUNAK PERBAIKAN KUALITAS CITRA DIGITAL MODEL RGB DAN IHS DENGAN OPERASI PENINGKATAN KONTRAS

DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

SAMPLING DAN KUANTISASI

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 )

PENGHITUNG JUMLAH MOBIL MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DENGAN INPUT VIDEO DIGITAL

IDENTIFIKASI BIOMETRIK FINGER KNUCKLE PRINT MENGGUNAKAN FITUR EKSTRAKSI PCA DAN GLCM

OPTIMASI ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS

DETEKSI NOMINAL MATA UANG DENGAN JARAK EUCLIDEAN DAN KOEFISIEN KORELASI

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM

Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer

IDENTIFIKASI TANDA-TANGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN-BALIK (BACKPROPAGATION)

SISTEM PENGENALAN BERDASARKAN CIRI GARIS TELAPAK TANGAN MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK

One picture is worth more than ten thousand words

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA TELINGA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI HOUGH ABSTRAK

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

EKSTRAKSI CIRI CITRA TELAPAK TANGAN DENGAN ALIHRAGAM GELOMBANG SINGKAT HAAR MENGGUNAKAN PENGENALAN JARAK EUCLIDEAN PADA SISTEM PRESENSI

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN

PENDETEKSIAN TEPI OBJEK MENGGUNAKAN METODE GRADIEN

I. PENDAHULUAN. Contoh untuk proses segmentasi citra yang digunakan adalah klasterisasi (clustering).

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI OBJEK BERDASARKAN BENTUK DAN UKURAN Dika Adi Khrisna*, Achmad Hidayatno**, R.

ANALISIS TRANSFORMASI BALIK CITRA IRIS MENGGUNAKAN WAVELET HAAR BERDASARKAN FAKTOR RETENSI KOEFISIEN WAVELET

SEGMENTASI HURUF TULISAN TANGAN BERSAMBUNG DENGAN VALIDASI JARINGAN SYARAF TIRUAN. Evelyn Evangelista ( )

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini

Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt

Deteksi Kanker Paru-Paru Dari Citra Foto Rontgen Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

ANALISIS SISTEM PENGENALAN KARAKTER PLAT KENDARAAN DARI CITRA KENDARAAN

EKSTRAKSI CIRI TEKSTUR CITRA WAJAH PENGGUNA NARKOTIKA MENGGUNAKAN METODE GRAY LEVEL CO-OCCURANCE MATRIX. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1V HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra

Transkripsi:

APLIKASI PENDIAGNOSIS GANGGUAN GINJAL MELALUI CITRA IRIS MATA MENGGUNAKAN METODE SEGMENTASI BERDASAR DETEKSI TEPI Dictosendo Noor Pambudi Rahayu 1), R. Rizal Isnanto 2), Achmad Hidayatno 3) Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia *) E-mail: dicto.sendo@yahoo.com ABSTRAK Iridologi sebagai ilmu pengetahuan didasarkan pada analisis susunan iris mata. Secara khusus iris memiliki kelebihan spesifik, yaitu dapat merekam semua kondisi organ, konstruksi tubuh, serta kondisi psikologis. Jejak rekaman yang berkaitan dengan tingkat-tingkat intensitas atau penyimpangan organ-organ tubuh yang disebabkan oleh penyakit terdata secara sistematis serta terpola pada iris mata dan sekitarnya. Hal ini dapat dijadikan pedoman praktis untuk melakukan diagnosis terhadap aneka penyakit. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai diagnosis kondisi organ dengan melihat citra iris mata. Dalam Tugas Akhir ini, perangkat lunak mampu melakukan pengklasifikasian menggunakan segmentasi deteksi tepi dan pengambangan. Citra mata yang akan diolah terlebih dahulu dipisahkan dari citra mata untuk selanjutnya dilakukan perubahan ke citra aras keabuan dan peningkatan kualitas citra menggunakan adaptif histogram. Proses selanjutnya adalah mengubah citra iris kedalam bentuk rectangular dan pengambilan Region Of Interest pada citra mata yang berhubungan dengan organ ginjal, langkah terahir adalah dengan mendeteksi tepi dari ROI citra iris mata, dan mengubahnya menjadi citra biner untuk dihitung luasan luka pada ROI citra iris. Dari hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa sistem pengenalan iris mata ini menunjukkan hasil pengenalan yang baik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses pengenalan yaitu erau dari citra masukan, warna citra iris mata, pencahayaan pada citra masukan. Dari 20 citra iris mata yang diuji, program ini dapat mengenali 19 citra, sehingga pengenalannya 95%. Kata-Kunci : Iridologi, pengolahan citra digital, deteksi tepi ABSTRACT Iridology as a science is based on an analysis composition of iris. In particular organ rather iris have specific advantages, which can record all the conditions of the organs, body construction, as well as psychological conditions. Trace records related to the intensity levels or deviations organs caused by disease recorded in a systematic and patterned on the iris of the eye and surrounding area. It can be used as a practical guideline for the diagnosis of the various diseases. Therefore, further research needs to be done about the condition of the organ diagnosis by looking at image of the iris. In this final project, the software is able to perform classification using edge detection and segmentation floating. Eye image to be processed first separated from the image of the eye and then changes to the gray level image and the image quality improvement using adaptive histogram. The next process is to change the image of iris into rectangular form and making the Region Of Interest eye image associated with the kidneys, the last step is to detect the edge of the iris image ROI, and turn it into a binary image for the calculated area of wounds on iris image ROI. From the test results, it can be concluded that the iris recognition system shows good recognition results. There are several factors that influence the recognition process Noise of the input image, color image of the iris of the eye, the lighting in the input image. Of 20 tested iris image, the program can recognize 19 of image, so the program can recognize of 95%. Keywords : Iridology, digital image processing, Edge detection 1 Mahasiswa Teknik Elektro UNDIP 2 Dosen Teknik Elektro UNDIP 62

63 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iridologi sebagai ilmu pengetahuan didasarkan pada analisis susunan iris mata. Secara khusus organ mata lebih tepatnya iris (lebih sering disebut selaput pelangi mata) memiliki kelebihan spesifik, yaitu dapat merekam semua kondisi organ, konstruksi tubuh, serta kondisi psikologis. Jejak rekaman yang berkaitan dengan tingkat-tingkat intensitas atau penyimpangan organ-organ tubuh yang disebabkan oleh penyakit terdata secara sistematis serta terpola pada iris mata dan sekitarnya. Hal ini dapat dijadikan pedoman praktis untuk melakukan diagnosis terhadap aneka penyakit. Dalam Tugas Akhir ini, metode yang digunakan adalah metode segmentasi berdasar deteksi tepi. Sebelumnya telah ada penelitian yang membahas tentang iridologi yaitu untuk mengidentifikasi kondisi organ pankreas (Ardianto Eskaprianda, 2011). Dari penelitian tersebut kemudian diteliti adanya organ lain yang dapat dijadikan penelitian yaitu organ ginjal, dan didapatkan suatu metode lain dalam proses klasifikasi yang digunakan untuk mendeteksi organ ginjal, yaitu menggunakan metode segmentasi deteksi tepi. 1.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dari pembuatan Tugas Akhir ini adalah untuk membuat suatu perangkat lunak yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi dari organ ginjal manusia melalui citra iris mata menggunakan segmentasi citra berdasar deteksi tepi. 1.3 Batasan Masalah Agar tidak menyimpang dari permasalahan, maka tugas akhir ini mempunyai batasan masalah sebagai berikut : 1. Citra mata masukan adalah citra mata dalam aras RGB. Tanpa membahas proses pengambilan, pemotretan dan pengolahan citra sebelum digunakan. 2. Objek yang digunakan untuk pengamatan adalah citra iris diam, dari mata sebelah kiri. 3. Masalah difokuskan pada kondisi organ ginjal manusia sehingga pola pada iris mata yang dibahas hanya berpengaruh pada kondisi ginjal saja. 4. Bagan iridologi (iridology chart) yang digunakan adalah peta mata yang dikembangkan oleh Bernard Jensen. 5. Perangkat yang dipakai dalam Tugas Akhir ini adalah Matlab R2012a 6. Perangkat lunak yang dihasilkan adalah untuk mengidentifikasi citra masukan sebagai citra yang terdeteksi adanya kerusakan sel pada ginjal atau tidak. II. LANDASAN TEORI 2.1 Iris Mata Iris atau Selaput Pelangi merupakan jaringan berbentuk cakram melingkar yang terdapat persis di depan lensa. Jaringan ini tersusun atas serabut otot sirkuler dan radial. Di bagian ini terdapat pigmen yang mengatur warna mata, artinya warna pada mata kita sekarang adalah Iris atau Selaput Pelangi. Fungsinya mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan mengatur ukuran pupil. Tekstur visual dari selaput pelangi dibentuk selama perkembangan janin dan menstabilkan diri sepanjang dua tahun pertama dari kehidupan janin. Tekstur selaput pelangi yang kompleks membawa informasi sangat unik dan bermanfaat untuk pengenalan pribadi. Iridologi merupakan sains menganalisis tanda-tanda seperti warna,dan struktur iris untuk mendapatkan informasi penting mengenai keadaan kesehatan seseorang. Informasi apa saja akan berlaku di dalam tubuh manusia disampaikan ke otak melalui jutaan urat syaraf. Otak yang menerima laporan kesehatan itu selanjutnya akan menunjukkan keadaan sel dan organ tubuh di iris mata. hal ini dikarenakan iris mata bertindak sebagai skin visual bagi otak yang mempunyai hubungan dengan semua organ tubuh manusia. Seorang pakar iridologi dapat melihat tahap kesehatan sel-sel tisu atau jaringan, urat darah dan urat syaraf. Bagaimana keadaan kualitas tisu atau jaringan di mata, maka demikianlah pula berlaku keadaan tisu atau jaringan dibagian ogan tubuh lainnya. Organ tubuh kiri berhubungan dengan syaraf otak kanan dan organ tubuh kanan berhubungan dengan syaraf otak kiri. Sehingga

64 mata kiri mencerminkan keadaan organ tubuh sebelah kiri dan mata kanan mencerminkan keadaan organ sebelah kanan. Paru-paru adalah salah satu organ tubuh yang berlokasi di kedua iris mata. Peta iris mata terbagi atas sektorsektor dan setiap sektor berhubungan dengan bagian tubuh tertentu. Untuk organ lambung atau perut terletak pada lingkaran 1, didekat pupil mata kanan dan mata kiri. Iris mata juga dapat memperlihatkan tahap peradangan tubuh, keracunan darah, kolesterol, kelancaran aliran darah, dan juga apakah organ tubuh berfungsi dengan baik atau tidak. Melalui urat syaraf iris mata kita dapat melihat apakah seseorang mengalami sembelit atau susah buang air besar, keadaan pencernaan makanan, penyerapan nutrient, kekurangan zat makanan, luka dalam usus, kualitas peredaran darah dan lainnya. Gambar 2.1 diagram iridologi berdasarkan gambaran fisiologi tubuh manusia. 2.2 Konversi Citra RGB Menjadi Citra Aras keabuan Proses pengubahan citra RGB ke dalam citra aras keabuan dapat dilihat pada Gambar 2.13 dibawah ini: Citra RGB Gambar 2.2 Proses pengubahan citra RGB ke dalam citra aras keabuan Proses pertama adalah mengambil nilai R, G dan B dari suatu citra bertipe RGB. Pada tipe.bmp citra direpresentasikan dalam 24 bit, sehingga diperlukan proses untuk mengambil masing-masing 3 kelompok 8 bit dari 24 bit tadi [4]. Perhitungan yang digunakan untuk mengubah citra berwarna yang mempunyai nilai matriks masing-masing R, G, dan B menjadi citra aras keabuan pada MATLAB dirumuskan dengan menggunakan penjumlahan dari bobot masingmasing komponen R, G, dan B seperti pada persamaan dibawah ini. M = 0.2989 * R + 0.5870 * G + 0.1140 * B Dengan : M: citra aras keabuan hasil dari perhitungan nilai matrik dari masingmasing komponen Red, Green, dan Blue. R : nilai matrik dari komponen Red G : nilai matrik dari komponen Green B : nilai matrik dari komponen Blue 2.3 Peningkatan Kualitas Citra dengan Ekualisasi Histogram Adaptif Adaptive Histogram Equalization (AHE) adalah teknik pengolahan citra komputer yang bertujuan untuk mendapatkan citra dengan nilai intensitas, yang mana titik tergelap dalam citra tersebut mencapai hitam pekat dan titik paling terang dalam citra mencapai warna putih cemerlang. Sehingga dapat meningkatkan kontras warna. Pada dasarnya ekualisasi histogram adaptif sama dengan ekualisasi histogram ideal. Hanya saja pada ekualisasi histogram adaptif, citra dibagi menjadi blok-blok (tile) dengan ukuran n x n, kemudian pada setiap blok dilakukan proses ekualisasi histogram. Ukuran blok (n) dapat bervariasi dan setiap ukuran blok akan memberikan hasil yang berbeda. Setiap blok dapat saling tumpang tindih beberapa piksel dengan blok lainnya. K o k C i. 2 1 round M. N (2.2)

65 Dengan : C i : cacah kumulatif nilai skala keabuan ke-i dari citra asli round : operasi untuk pembulatan ke bilangan bulat terdekat K o : hasil ekualisasi histogram nilai skala keabuan ke-i citra asli k : jumlah bit skala keabuan citra M : tinggi citra N : lebar citra Berbeda dengan histogram equalization yang beropersi pada keseluruhan region pada citra, adaptive histogram eqialization beroperasi pada region kecil pada citra grayscale yang disebut dengan tile. Kontras pada setiap tile diperbaiki sehingga histogram yang dihasilkan dari region tersebut kira-kira cocok dengan bentuk histogram yang ditentukan. Jumlah optimal tile tergantung pada jenis gambar input, dan yang terbaik adalah ditentukan melalui eksperimen. Tile yang saling bertetangga disambungkan dengan menggunakan interpolasi bilinear. Hal ini dilakukan agar hasil penggabungan tile terlihat halus. interpolasi bilinear menentukan nilai piksel baru, dilihat dari lingkungan terdekat nilai 2x2 piksel yang telah diketahui. kemudian mengambil nilai rata-rata dari nilai 4 piksel tersebut untuk mendapat nilai akhir diinterpolasi. hasil ini untuk mendapat gambar lebih halus dari penggabungan tile. 2.4 Region Of Interest (ROI) Region of Interest (ROI) merupakan salah satu proses yang ada dalam tugas akhir ini. ROI memungkinkan dilakukannya pengkodean secara berbeda pada area tertentu dari citra digital, sehingga mempunyai kualitas yang lebih baik dari area sekitarnya. Fitur ini menjadi sangat penting, bila terdapat bagian tertentu dari citra digital yang dirasakan lebih penting dari bagian yang lainnya. Pada Tugas Akhir ini tidak semua bagian dari iris digunakan sebagai masukan data, tetapi hanya ada sebagian saja. Sehingga fitur ROI ini sangatlah dibutuhkan untuk menyelesaikan program ini. 2.5 Deteksi Tepi (Edge Detection) Tepi (edge) adalah tempat-tempat dimana tingkat perubahan intensitas paling tinggi. Tempat perubahan intensitas dan sekitarnya dikonversi menjadi nilai nol atau satu sehingga mengubah citra menjadi citra biner. Pendeteksian tepi menghasilkan nilai satu apabila tepi ditemukan dan akan menghasilkan nilai nol bila tepi tidak ditemukan. Deteksi tepi dapat dilakukan dengan menghitung selisih antara dua buah titik yang bertetangga sehingga didapat besar gradient citra. Gradient adalah tirunan pertama dari persamaan dua dimensi yang didefinisikan sebagai vector seperti berikut. S[f(x,y)]= Besar gradient dihitung dengan persamaan berikut S[f(x,y)]= Untuk kebutuhan pengolahan citra, dalam praktiknya besar gradien dihitung sebagai berikut. S[f(x,y)]= Sx + Sy Sedangkan arahnya dihitung dengan persamaan berikut. (x, y)=tan -1 (Sx/ Sy) Di mana diukur dari sumbu x sebagai garis acuan. Tinjau pengaturan piksel di sekitar piksel (x,y) : dalam hal ini, dihitung dengan Sx = (a2+ ca3 + a4) (a0 + ca7 + a6) Sy = (a0+ ca1 + a2) (a6 + ca5 + a4) Dengan konstanta c adalah 2, dalam bentuk mask, sx dan sy dapat dinyatakan sebagai: Sx= dan Sy= III. PENGUJIAN DAN ANALISIS 3.1 Diagram Alir Perangkat Lunak Alur sistem pengenalan iris mata dapat dilihat pada diagram alir seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1.

66 menjadi citra aras keabuan. Karena citra aras keabuan memiliki bit yang lebih sedikit dibandingkan dengan citra warna. Citra aras keabuan memiliki bit dari 0-255 sehingga lebih mudah untuk diolah nantinya. Gambar 2.3 Diagram alir program utama 3.2 Perancangan Perangkat Lunak 3.2.1 Pengambilan Citra Iris Mata Sebelum dapat digunakan untuk proses pengolahan citra lebih lanjut, bagian iris mata harus dipisahkan dari citra mata terlebih dahulu karena citra yang akan diolah adalah citra irisnya saja. Langkah pertama dalam lokalisasi iris mata adalah mencari titik tengah dan radius dari pupil dan iris. Untuk menentukan titik tengah dan radius dilakukan dengan cara manual menggunakan bantuan mouse pointer, yaitu dengan meng-klik pada bagian tengah pupil, tepi pupil, dan tepi iris. 3.2.3 Peningkatan Kualitas Citra Hasil dari citra aras keabuan masih memiliki kekontrasan yang rendah dan detail pada serabut iris mata masih kurang jelas sehingga akurasi yang dihasilkan kurang baik. Oleh karena itu citra tersebut harus ditingkatkan dengan menggunakan Ekualisasi Histogram Adaptif (Adaptive Histogram Equalization) atau pada program matlab disebut CLAHE (Contrast- Limited Adaptive Histogram Equalization) menggunakan perintah adapthisteq. Cara ini bertujuan untuk mendapatkan hasil citra dengan kontras yang lebih baik tetapi tanpa mengurangi kualitas dari citra tersebut. 3.2.4 Perubahan Citra Iris ke Bentuk Polar yang Terpapar Untuk mengatasi masalah ini, citra pupil dan iris mata yang berbentuk lingkaran dengan diameter tertentu yang berubah ubah, diubah menjadi bentuk polar dengan ukuran 125x650 piksel. Selain itu, pengubahan ini bertujuan untuk memudahkan penentuan daerah ROI dan perhitungan. Proses pengubahan ini ditunjukkan pada Gambar dibawah ini. Gambar 3.1 Proses pengubahan ke bentuk polar Gambar 3.4 Contoh penentuan tiga buah titik untuk jari-jari mata, tepi luar pupil, dan tepi luar iris. 3.2.2 Pengubahan Citra Menjadi Citra Aras Keabauan Hasil dari pemotongan citra, diperoleh citra hasil lokalisasi iris yang masih berwarna. Untuk memudahkan mengolah citra tersebut diperlukan pengubahan citra warna tersebut 3.2.5 Pengolahan Citra dengan Deteksi Tepi Pada Tugas Akhir ini, penulis menggunakan ekstraksi ciri dengan deteksi tepi. Ekstraksi ciri ini digunakan dengan tujuan untuk menandai bagian yang menjadi detail dalam citra yang akan diolah. Dalam kasus ini citra yang akan ditandai oleh deteksi tepi ini adalah citra dari ROI iris mata organ ginjal yang

67 terdapat luka terbuka atau luka tertutup seperti diterangkan dalam keilmuan iridologi, dengan cara memberi garis tepi pada luka terbuka atau luka tertutup, untuk mempermudah membedakan mana citra yang dianggap sebagai informasi dan citra yang dianggap sebagai noise. 3.2.6 Pengolahan Citra ROI menjadi Citra Biner Setelah mendapatkan area yang tersegmentasi dan telah diberikan garis tepi disekitar luka, maka langkah selanjutnya adalah menghitung luasan dari luka tersebut dengan mengubah citra tersebut kedalam citra biner. 3.2.7 Perhitungan Luasan Luka Untuk Pengenalan Setelah mendapatkan citra biner dari citra yang tersegmentasi selanjutnya menghitung luasan citra berwarna hitam, citra berwarna hitam ini menunjukkan citra luka pada iris mata bagian ginjal. Dan besar kecilnya luka ini yang menjadi acuan dalam pengenalan program ini. Setelah menghitung luasan dari beberapa citra, maka didapat batas atas dari citra iris mata normal, batas ini yang akan dipakai sebagai batas pengenalan(parameter nilai ambang) sebuah citra iris mata dikenal sebagai citra iris normal atau abnormal dalam aplikasi deteksi dini penyakit ginjal ini. IV. PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1 Tampilan Program Berikut ini adalah tampilan GUI dari program identifikasi ginjal dengan menggunakan citra iris mata. Gambar 4.1 tampilan GUI program 4.2 Hasil Pengujian Pengujian dilakukan dengan menggunakan citra iris mata yang diambil kemudian diubah ukurannya menjadi 30x275piksel. Dari Tabel 4.1 dapat dianalisis dan diketahui tingkat keberhasilan program pengenalan ini. program mampu melakukan proses klasifikasi sebanyak 19 data dari 20 data uji, sehingga presentase keberhasilannya adalah95% dan perhitungannya sebagai berikut. 19 Persentase keberhasilan 100% 95% 20 Tabel 4.1 Tabel Hasil Pengujian Parameter Nilai Citra ambang 0.3 No Ket Masukan Nilai Deteksi Luasan 1 abnormal16 20.68 abnormal Benar 2 abnormal17 25,02 abnormal Benar 3 abnormal18 19.88 abnormal Benar 4 abnormal19 17.79 abnormal Benar 5 abnormal20 19,03 abnormal Benar 6 abnormal21 25.51 abnormal Benar 7 abnormal22 27.58 abnormal Benar 8 abnormal23 23,04 abnormal Benar 9 abnormal24 19.66 abnormal Benar 10 abnormal25 22.75 abnormal Benar 11 normal31 0 normal Benar 12 normal32 0.46 normal Benar 13 normal33 0.19 normal Benar 14 normal34 4.16 normal Benar 15 normal35 9.35 normal Benar 16 normal36 7.61 normal Benar 17 normal37 20.49 abnormal Salah 18 normal38 11.28 normal Benar 19 normal39 2.59 normal Benar 20 normal40 0.38 normal Benar 5.1 KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari tahapan perancangan hingga pengujian yang dilakukan pada sistem ini adalah sebagai berikut. 1. Berdasarkan hasil pengujian data uji, program dapat melakukan diagnosis

68 dengan benar terhadap data yang masuk dengan persentase keberhasilan sebesar 95%. 2. Parameter Nilai ambang yang paling baik untuk digunakan dalam pengenalan adalah 0.3, karena pada Parameter Nilai ambang ini citra yang diolah tidak kehilangan informasi yang digunakan untuk klasifikasi dan derau yang ada pada citra dapat diminimalisir 3. Nilai batas ambang luasan untuk data abnormal lebih dari 14,67% dan untuk data normal kurang dari 14,67%. nilai luasan ini digunakan pada parameter nilai ambang 0.3 4. Metode ini merupakan metode yang cukup baik untuk pendiagnosis penyakit ginjal menggunakan citra iris mata. Karena memiliki presentase keberhasilan yang cukup besar. 5.2 SARAN Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperbaiki dan mengembangkan apa yang telah dilakukan pada penelitian ini. Untuk itu disarankan hal-hal berikut. 1. System pengolahan citra iris dapat dikembangkan sekaligus dengan perangkat keras dalam memproses citra iris secara waktu nyata 2. Program ini dapat dikembangkan untuk mendeteksi organ lainnya selain ginjal, sehingga dapat membantu memprediksi seseorang tersebut rentan terhadap suatu penyakit dari berbagai macam organ 3. Dapat dilakukan penelitian dengan menggunakan pencirian yang lain selain deteksi tepi, seperti metode principal component analysis (PCA), atau Grey Level Co-occurrence Matrices (GLCM) DAFTAR PUSTAKA [1] Bamukrah, Jihan Faruq. 2010. Pengertian Pengolahan Citra (Image Processing). Universitas Gunadarma. [2] D hiru.2005. Mendeteksi Penyakit Mata Hanya Dengan Mengintip Mata. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta [3] Eskaprianda, Ardianto.2011. Deteksi Kondisi Organ Pankreas Melalui Iris Mata Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Metode Perambatan Balik Dengan Pencirian Matriks Ko-Okurensi Aras Keabuan, Skripsi S-1, Universitas Diponegoro. [4] Fatta, Hanif Al. 2007. Konversi Format Citra RGB ke Format Grayscale Menggunakan Visual Basic. STMIK AMIKOM Yogyakarta. --- ita [5] Kusuma, A.A., Pengenalan Iris Mata Menggunakan Pencirian Matriks Ko-Okurensi Aras Keabuan, Skripsi S-1, Universitas Diponegoro, Semarang, 2009. [6] Masek, L., Recognition of Human Iris Pattern for Biometric Identification, The University of Western Australia, 2003. [7] Munir, R., Pengolahan Citra Digital dengan Pendekatan Algoritmik, Informatika, Bandung, 2004. [8] Prihartono, T.D. 2011. Identifikasi Iris Mata Menggunakan Alihragam wavelet Haar. Skripsi S-1, Universitas Diponegoro. [9] Putra, Darma.2010. Pengolahan citra digital.penerbit Andi.Yogyakarta [10].http://id.wikipedia.org/wiki /Pengolahan_citra. BIODATA PENULIS Dictosendo Noor Pambudi Rahayu (L2F607018) lahir di Semarang pada tanggal 20 September 1989. Menempuh pendidikan sekolah dasar di SD Negeri Batursari 6 kemudian melanjutkan di SMP Negeri 14 Semarang dan menempuh sekolah menengah di SMA Negeri 2 Semarang. Saat ini sedang menempuh pendidikan jenjang Strata 1 Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro konsentrasi Elektronika Telekomunikasi angkatan 2007.

69 Menyetujui dan Mengesahkan, Pembimbing I, Dr. R. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T. NIP. 197007272000121001 Tanggal... Pembimbing II, Achmad Hidayatno, ST.,MT. NIP. 196912211995121001 Tanggal...