STRATEGI PEMBERDAYAAN USAHA RUMAHAN BERBASIS POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KELUARGA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mencapai sasaran pembangunan nasional, pembangunan pada bidang

VII. Pola Hubungan dalam Lembaga APKI di Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah

PERUBAHAN ORIENTASI MATA PENCAHARIAN PENGRAJIN LOGAM DESA CIBATU KECAMATAN CISAAT KABUPATEN SUKABUMI

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga miskin dan kemiskinan pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ekonomi masyarakat senantiasa berawal dari adanya target pemenuhan kebutuhan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Industri kerajinan boneka kain di kecamatan Sukajadi merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan negara yang sebagian besar penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan kemiskinan telah menjadi masalah yang sangat sulit untuk

PERAN MANAJER RUMAH TANGGA SEBAGAI STRATEGI DALAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PESISIR DI KABUPATEN SITUBONDO

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diberbagai daerah serta menciptakan kesempatan kerja. Sasaran

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN : Veteran Jawa Timur

I. PENDAHULUAN. pembangunan. Namun dalam proses pertumbuhan secara keseluruhan, peranan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Secara umum kita dapat melihat bahwa pada saat ini kondisi rakyat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Kabupaten Batubara yang terletak pada kawasan hasil pemekaran

VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN

BAB I PENDAHULUAN. dengan kekayaan sumber daya alam yang begitu besar, seharusnya Indonesia

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V MENGGAPAI EFEKTIFITAS POKMAS. A. Penguatan Potensi untuk Meningkatkan Partisipasi Perempuan. Dari pengamatan menyimpulkan bahwa terlaksananya

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

I. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun

sangatlah mudah karena danau atau sungai yang di setiap desa masih terdapat banyak ikan dan menjadi sumber mata pencaharian masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam/bertani, sehingga

MELIHAT POTENSI EKONOMI BAWEAN pada acara

Oleh, Nurin Fajrina Pada Tahun 2015 ABSTRAK. program pengelolaan hasil laut yang diberikan PT.Petrokimia kepada ibu-ibu nelayan di

- 1 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK

BAB I PENDAHULUAN. Desa Bogak merupakan wilayah pesisir yang terletak di Kecamatan Tanjung Tiram

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris memiliki kekayaan alam hayati yang

PERAN WANITA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dampak terjadinya krisis keuangan global tahun 1998 menyebabkan setiap orang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam

PENDAHULUAN. Latar Belakang

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya

BAB VI DINAMIKA PROSES MERENCANAKAN TINDAKAN DAN AKSI PERUBAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor unggulan dalam perekonomian Indonesia, hal ini

PENDAHULUAN. Latar Belakang

2014 EKSISTENSI INDUSTRI KERIPIK PISANG DI PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Keluarga Melalui Pelatihan Life Skills. Perencanaan penyelenggaraan pelatihan life skills di Desa Pasirhuni

BAB I PENDAHULUAN. instansi agar dapat bertahan dan berkembang dalam proses operasinya.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB V PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. oleh sektor pertanian. Sehingga pembangunan yang menonjol juga berada pada sektor

Kegiatan Diskusi Rutin 3 Bulanan, OLEH : AMELIA HAYATI, SSI.,MT. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Penerapan Good

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

PENGEBLUR DAUN INDIGO PENGHASIL PASTA PEWARNA ALAMI BAGI UKM PENGRAJIN BATIK DI KECAMATAN GUNUNG PATI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. faktor produksi yang penting karena manusia merupakan pelaku dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tema Kegiatan 1.2 Lokasi Kegiatan 1.3 Bidang Kegiatan 1.4 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sebelum tahun an, mata pencaharian pokok penduduk Kecamatan

PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI

BAB VI PEMBAHASAN. pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan gambaran kehidupan di banyak negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, kebutuhan teknologi komputer sangat dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Untuk mewujudkan cita cita tersebut diatas satu sasaran

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

IbM PENGRAJIN ROTAN DI KELURAHAN LEMBO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KERANGKA TEORI

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN WONOSOBO. Jakarta, 25 Pebruari 2015

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendapatan secara merata. Pembangunan dewasa ini tidak bisa lepas

ditingkatkan dan disebarluaskan ke berbagai kota baik di perlu mengadakan usaha-usaha pembinaan yang aktif,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

BAB V PENUTUP. Kelompok Tani Lestari Indah di Tanjung Laut Indah, Bontang Selatan, Bontang adalah:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PASANGAN CALON WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA TANJUNGBALAI ASAHAN SUMATERA UTARA PERIODE

Kumpulan Artikel Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. volume sampah berkorelasi dengan pertambahan jumlah penduduk dan upaya untuk

I. PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan pertanian tidak saja dititik-beratkan pada. peningkatan produksi, namun juga mengarah pada peningkatan

I. PENDAHULUAN. baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Oleh karena itu setiap warga negara

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RENCANA AKSI DAERAH PEMANFAATAN DANA CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DI PROVINSI JAMBI

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Harapannya, pengembangan wilayah dilakukan agar dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah pada dasarnya menuntut Pemerintah Daerah untuk

BAB I PENDAHULUAN. usaha manusia dalam rangka memajukan aktivitas. Pendidikan sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang dirancang oleh para pakar dan dunia akademis guna membantu upaya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG

Transkripsi:

STRATEGI PEMBERDAYAAN USAHA RUMAHAN BERBASIS POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KELUARGA Dyah Hapsari ENH, E.S. Halimi, Rudy Kurniawan, Yusnaini, dan Rogaiyah Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan memberdayakan usaha rumahan yang dimiliki oleh masyarakat Desa Tanjung Batu yang berbasis pada potensi lokal. Kegiatan ini juga berusaha untuk membekali warga masyarakat dengan wawasan dan memotivasi untuk mau berusaha dengan harapan nantinya mereka dapat mengembangkan beragam usaha sebagai sumber pendapatan yang bertumpu pada potensi lokal yang dimiliki desa tersebut. Kegiatan yang menitikberatkan pada Strategi Pemberdayaan Usaha Rumahan Berbasis Potensi Lokal untuk Meningkatkan Produktivitas Keluarga ini diikuti oleh 21 orang yang hadir yang mayoritas adalah kaum wanita. Materi yang diberikan terfocus pada upaya mengubah pola pikir mereka agar mau memanfaatkan potensi local yang ada dan setelah itu tim pengabdian mengidentifikasi berbagai usaha rumahan penduduk setempat untuk diberdayakan sesuai dengan kekuatan yang dimiliki. Kata Kunci: Pemberdayaan masyarakat, usaha rumahan, potensi lokal 209

I. PENDAHULUAN Analisis Situasi Pemberdayaan merupakan suatu konsep untuk memberikan tanggungjawab yang lebih besar kepada orang-orang tentang bagaimana melakukan pekerjaan. Pemberdayaan akan berhasil jika dilakukan oleh pengusaha, pemimpin dan kelompok yang dilakukan secara terstruktur dengan membangun budaya kerja yang baik. Konsep pemberdayaan terkait dengan pengertian pembangunan masyatakat dan pembangunan yang bertumpu pada masyarakat. Program-program pemberdayaan sumberdaya manusia telah dilakukan pemerintah. Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan Indonesia yaitu membangun manusia Indonesia seutuhnya, maka pembangunan harus merupakan perubahan sosial yang tidak hanya terjadi pada taraf kehidupan masyarakat belaka tetapi juga pada peranan unsur-unsur didalamnya. Pembangunan menempatkan manusia sebagai subyek pembangunan. Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan dari kelaparan, bebas dari kebodohan, dan bebas dari kesakitan. Tidak hanya itu, masyarakat juga dapat menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barangbarang dan jasa-jasa yang mereka perlukan serta dapat berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka. Desa Tanjung Batu merupakan salah satu desa yang berada di Kabupaten Ogan Ilir Propinsi Sumatera Selatan. Masyarakat Desa Tanjung Batu sebagian besar penduduknya masih menggantungkan pada sektor perkebunan dan perikanan. Ada juga profesi mereka sebagai pandai besi dan emas, perak,serta tenun songket. Mayoritas keadaan petani saat ini masih belum menggembirakan karena hasil yang diperoleh tidak seimbang dengan biaya yang dikeluarkan dalam pemeliharaan pertanian dan perkebunan. Kondisi ekonomi masyarakatpun masih banyak yang belum seperti yang diharapkan. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-haripun mereka belum tercukupi, termasuk tidak mampu untuk memenuhi biaya pendidikan bagi anakanaknya. Di samping itu besarnya biaya pendidikan terutama jenjang pendidikan tingkat menengah maupun tinggi, juga mengakibatkan banyak perempuan yang tidak bisa melanjutkan studinya. Potensi Desa Tanjung Batu yang potensial seharusnya menjadi modal bagi masyarat dalam membangn desanya. Namun, hal tersebut belum dapat dilakukan secara maksimal karena masih lemahnya SDM di Desa Tanjung Batu yang memanfaatkan secara maksimal potensi desa yang ada. Hal ini dikarenakan tidak adanya kreativitas masyarakat dalam memanfaatkan potensi lokal yang sangat berguna dalam membantu perekonomian keluarga. Identifikasi dan Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah bagaimana memberdayakan usaha rumahan yang berbasis potensi lokal untuk meningkatkan produktivitas pendapatan keluarga. 210

II. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH ANALISIS SITUASI Masih banyak Potensi Desa Tanjung Batu yang belum dimanfaatkan oleh masyarakat IDENTIFIKASI MASALAH Rendahnya kreativitas Masyarakat Desa Tanjung Batu (Perempuan) dalam mengelola potensi lokal UNIVERSITAS SRIWIJAYA Strategi Pemberdayaan Masyarakat Penyuluhan dan Pelatihan RUMUSAN MASALAH Bagaimana memberdayakan usaha rumahan yang berbasis potensi lokal untuk meningkatkan produktivitas pendapatan keluarga? KELUARAN Meningkatnya pemahaman masyarakat dalam pemanfaatan dan pengelolaan potensi lokal TUJUAN KEGIATAN PPM Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan memberdayakan usaha rumahan yang dimiliki oleh masyarakat Desa Tanjung Batu yang berbasis pada potensi lokal. TUJUAN KEGIATAN PPM Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan memberdayakan usaha rumahan yang dimiliki oleh masyarakat Desa Tanjung Batu yang berbasis pada potensi lokal. MANFAAT KEGIATAN PPM Kegiatan ini diharapkan dapat membekali masyarakat Desa Tanjung Batu khususnya yang mempunyai usaha rumahan untuk mampu menangkap peluang dan merealisasikan strategi mereka dalam membantu mengembangkan usaha rumahan yang berbasis potensi lokal sehingga dapat membantu perekonomian keluarga. A. KHALAYAK SASARAN Masyarakat Desa Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir khususnya yang mempunyai usaha rumahan dan yang ingin mengembangkan usaha mereka menjadi lebih besar. 211

B. Mata Pencaharian Penduduk Desa Tanjung Batu Masyarakat Desa Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir mempunyai mata pencaharian yang beragam. Berikut data mata pencaharian masyarakat Desa Tanjung Batu: Tabel 1 Profesi Penduduk Kec. Tanjung Batu NO PROFESI JENIS KELAMIN PERSENTASE % 1 Pengrajin (Pandai Besi, Penenun Songket, Pria & Wanita 30% Rumah Knochdown / Bongkar pasang, dll) 2 Buruh & Sopir Pria 5% 3 Pedagang Pria & Wanita 6% 4 Petani Pria & Wanita 20% 5 Peternak Pria & Wanita 10% 6 PNS/TNI/POLRI/Pensiunan Pria & Wanita 20% 7 Nelayan Pria 5% 8 Lain-lain Pria & Wanita 4% Sumber : Kantor Kelurahan Tanjung Batu, 2014 Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa memang di desa Tanjung Batu ini yang memiliki profesi sebagai pengrajin mendominasi bila dibandingkan dengan profesi yang lainnya dan ini menunjukkan bahwa potensi desa Tanjung Batu sangat banyak yang belum optimal dimanfaatkan.keberhasilan suatu pemberdayaan tergantung kepada kejelasan tujuan-tujuan yang ditetapkan untuk mencapai semuanya itu dan efektifitas pemberdayaan, tergantung kepada kieseriusan, kedisiplinan dan keprofesionalan personal/ fasilitatornya. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat di kelurahan Tanjung Batu cukup berhasil mendorong tumbuhnya minat dan semangat berusaha dikalangan masyarakat desa Tanjung Batu. Seperti misalnya pada usaha tenun songket dilakukan secara manajemen keluarga mulai dari ibunya sampai pada anak-anaknya. Sejak kecil anak-anak pengrajin songket sudah diajarkan sehingga usaha tenun songkeet dapat berlangsung secara turun-temurun dilestarikaan oleh keluarga tersebut. Kemampuan dalam menenun sepasang songket menghabiskan waktu ± 15 hari dari pukul 08.00 17.00 WIB dengan modal yang sangat terbatas mereka terus menekuni usaha ini untuk menopang kebutuhan hidup sehari-hari. Dalam hal pemasaran hasil kerajinan songket home industry ini tidak menemukan kendala, karena para pembeli/penampung langsung mendatangi usaha home industry tersebut, sehingga tidak membutuhkan biaya transportasi. Adapun harga jual yang bisa terjadi rata-rata Rp. 800.000,- dengan kualitas songket standar. Dari hasil penjualan tersebut di potong Rp. 200.000,- untuk modal bahan, Rp. 200.000,- untuk para karyawan, tidak lain adalah anak-anak perempuan dari pemilik usaha tenun songket tersebut yang diberdayakan. Usaha pandai besi ini juga merupakan usaha warisan turun-temurun. Usaha pandai besi yang dikelola sudah mulai dilakukan dengan bantuan tenaga mesin, sehingga sehari mampu 212

menghasilkan 30 sampai 40 buah bahan jadi, seperti parang, pisau, dan alat pertanian lainnya seperti dodos (sejenis cangkul kecil), tembilang dan sejenisnya. Kalau pandai besi mampu menghasilkan 30 buah parang saja contohnya, dengan harga jual satu parang Rp. 30.000,- maka akan memperoleh pemasukan Rp. 900.000,- dipotong biaya karyawan dan bahan modal, 1 kg besi bekas per mobil Rp. 12.000,- dan untuk menghasilkan 1 buah cangkul, membutuhkan 2 kg besi bekas per mobil. Artinya membutuhkan modal Rp. 24.000,-. Pada tahun 2012 kelompok pengrajin pandai besi pernah mendapat bantuan modal dari Dinas DISPERINDAG berupa mesin hummer. Alat ini sangat membantu dalam pengembangan dan kelancaran usaha pandai besi bagi masyarakat karena memang wilayah. Kec. Tanjung Batu ini merupakan salah satu penghasil pandai besi yang berkualitas. Untuk usaha kerajinan perak juga banyak terdapat di masyarakat Tanjung batu, kendalanya pada desain motif dan pemasaran. Selain itu permodalan untuk membeli perak. Untuk bisa mencapai usaha yang mandiri dan menembus pasaran, tim pengabdian FISIP Unsri memberikan serangkaian materi strategi tentang pemberdayaan dan proses pendampingan dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan yang diharapkan dapat merubah pola pikir peserta ke pola pikir yang sejalan dengan semangat berusaha. Materi yang diberikan pada pelatihan diantaranya adalah menjadi wirausaha, berpikir perubahan dan berorientasi tindakan Kegiatan pemberdayaan masyarakat harus memiliki tujuan yang jelas dan harus dicapai. Oleh kareana itu setiap pelaksanaan pemberdayaan masyarakat perlu dilandasi oleh strategi kerja tertentu demi keberhasilannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan.. Setelah penyampaian materi selesai acara dilanjutkan dengan dialog antara peserta dengan nara sumber. Setelah pelatihan ini tim FISIP Unsri datang ke beberapa usaha dari masyarakat Tanjung Batu sambil melakukan diskusi dan membantu para pemilik usaha untuk menyelesaikan kendala-kendala yang mereka temui untuk mengembangkan usaha mereka. Kendala terbesar yang ditemui tim FISIP Unsri selama proses pendampingan adalah minimnya kemampuan didalam mengutarakan pendapat maupun keberanian didalam menceritakan usaha mereka tetapi mereka bisa diajak untuk berdiskusi walaupun ada keterbatasan dalam menuangkan gagasan mereka. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Program pengabdian masyarakat yang dilaksanakan di Kec. Tanjung Batu kabupaten Ogan Ilir bertujuan untuk meningkatkan sinergi dan optimalisasi pemberdayaan masyarakat di kawasan pedesaan serta memperkuat penyediaan dukungan pengembangan kesempatan berusaha bagi penduduk miskin, sehingga potensi yang dimiliki desa Tanjung Batu dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Perlunya Strategi dalam berusaha merupakan proses sekaligus produk yang penting berkaitan dengan pelaksanaan dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk memenangkan persaingan demi tercapainya tujuan.untuk meningkatkan dan menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, bantuan pembangunan dari pemerintah berupa dana, prasarana dan sarana hendaknya diberikan secara langsung kepada penduduk di desa. Sehubungan dalam kegiatan pemberdayaan yang bertujuan untuk memanfaatkan potensi local desa perlunya memperhatikan pembagian peran yang diharapkan baik dari aparat 213

pemerintah desa untuk tetap meningkatkan partisipasi masyarakat sehingga usaha yang dilakukan masyarakat dapat mendapatkan dukungan yang optimal dan mereka merasa senantiasa diperhatikan dalam proses pengembangan usahanya. DAFTAR PUSTAKA [1] Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT Refika Aditama. [2] Huraerah, Abu. 2011. Pengorganisian dan Pengembangan Masyarakat: Model dan strategi Pembangunan Berbasis kerakyatan. Bandung: Humaniora. 214