BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan pendidikan yang dirumuskan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang akan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. dan kecerdasan intelektualnya agar menjadi manusia yang terampil, cerdas,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana dia hidup.

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feni Maelani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia mengandung nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah memiliki peranan dan tanggung jawab yang sangat penting dalam

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. suatu Sistem Pendidikan Nasional. Dan sebagai pedoman yuridisnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, mendefinisikan pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maju mundurnya suatu bangsa ditandai oleh sumber daya manusia yang bermutu. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang bermutu, itu diperlukan suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang sistematis untuk membimbing anak menuju pola pencapaian tujuan ilmu pengetahuan. Dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat 1 mengatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam UU No. 20 Tahun 2003 BAB I Pasal 1 ayat 2 mengatakan bahwa : Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Selain itu fungsi pendidikan secara nasional ditetapkan dalam UU No. 20 tahun 2003 BAB II Pasal 3: Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. 1

2 Dari pengertian, landasan dan fungsi di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak siswa serta untuk mengembangkan potensi agar menjadi manusia beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai agama dan kebudayaan Indonesia. Dalam mewujudkan tujuan pendidikan, untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak siswa dalam kegiatan pembelajaran peranan guru dalam mencapai tujuan tersebut sangatlah penting. Guru berperan dalam membina dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, kebiasaan, sikap, fungsi, peranan hidup, rasa cinta, percaya diri, minat siswa, dan potensi siswa Selain untuk mengembangkan potensi siswa, guru dituntut untuk mampu mendidik siswa menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mengembangkan sikap religiusnya, karena sikap religius mendasari terbentuknya siswa yang bermoral dan berperilaku baik. Menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen menyatakan tugas-tugas guru sebagai berikut : 1. Pasal 1 ayat (1) Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,pendidikan dasar, dan pendidkan menengah 2. Pasal 4 kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran gurusebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Dengan kata lain, guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmai dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang

3 dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas,serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Selain itu pada UU nomor 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat 1 guru dituntut dapat menilai, dapat diartikan bahwa seorang pendidik selain menyampaikan materi pembelajaran maka harus dapat melakukan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar, seperti yang tercantum dalam dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 16 Pasal 57 Ayat 1 yang berbunyi: Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidika secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Salah satu komponen yang paling penting dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah yaitu kurikulum. Kurikulum merupakan pedoman dalam kegiatan belajar dalam kegatan belajar mengajar yang didalamnya mengatur berbagai mata pelajaran sesuai dengan tingkat jenjang pendidikan masing-masing. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Perubahan Kurikulum didasrkan pada UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 bahwa Standar Nasional pendidikan akan memberikan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang komprehensifdalam rangka pencapaian Pendidikan Nasional. Kurikulum Tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang dikeluarkan pemerintah Indonesia pada tahun 2006. Salah satu pendidikan yang ada pada jenjang Sekolah Dasar (SD) adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Istilah IPS di Indonesia mulai dikenal sejak tahun

4 1970-an sebagai hasil kesepakatan komunitas akademik secara formal. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Ilmu Pengertahuan Sosial (IPS) mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dan berhubungan dengan manusia dan juga tindakan-tindakan empatik yang melahirkan pengetahuan tersebut. IPS sangat erat kaitannya dengan persiapan siswa untuk berperan aktif atau berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia dan terlibat dalam pergaulan masyarakat dunia (global society). IPS sebagai pewarisan nilai-nilai kewarganegaraan tujuan utamanya adalah mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik. Nilai dan budaya bangsa akan dijadikan landasan untuk pengembangan bangsanya. Setiap bangsa atau negara mendidik warganya berdasarkan nilai dan budaya yang dimilikinya. Dalam kaitan transformasi nilai-nilai kewarganegaraan tujuan IPS adalah menjadikan siswa menjadi warga negara Indonesia yang baik. IPS di Sekolah Dasar ditujukan pada pengembangan pengetahuan dan ketrampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa. Dalam pembelajaran sejarah diajarkan untuk mengembangkan pemahaman siswa tentang perjuangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu sampai masa sekarang, sehingga siswa betul-betul bangga berbangsa dan bertanah air Indonesia dan mempunyai semangat kebangsaan yang melekat pada diri siswa. Semangat kebangsaan disebut juga sebagai Nasionalisme atau Patriotisme. Nasionalisme Indonesia adalah perasaan bangga atau cinta terhadap bangsa dan tanah airnya dengan tidak memandang bangsa lain lebih rendah derajatnya.

5 Sedangkan Patriotisme diartikan sebagai semangat atau jiwa cinta tanah air yang berupa sikap rela berkorban untuk kejayaan dan kemakmuran bangsanya. Semangat kebangsaan pada jaman dulu dan sekarang sangatlah berbeda, pada zaman penjajahan semangat kebangsaan dapat ditunjukan dalam peruangan melawan penjajah, tetapi pada masa sekarang semangat kebangsaan dapat ditunjukan melalui kegiatan yang mencerminkan nilai kesopanan dan kebaikan sesuai dengan identitas bangsa Indonesia. Dalam lingkungan sekolah semangat kebangsaan dapat ditunjukan dengan menaati aturan yang ada disekolah. Dalam pembelajaran IPS di kelas V menekankan pada aspek sejarah agar siswa dapat memahami sejarah bangsa Indonesia sebelum dan sesudah kemerdekaan sehingga diharapkan dapat menumbuhkan semangat kebangsaan pada diri siswa. Semangat kebangsaan didalam kelas dapat ditunjukan siswa dengan cara menunjukan sikap sopan santun sebagaimana karakter bangsa Indonesia, selain itu siswa bangga berbahasa Indonesia sebagai bahasa kesatuan dan mampu menyanyikan lagu-lagu Nasional. Semangat kebangsaan siswa didalam kelas juga dapat ditunjukan dengan sikap giat belajar, disiplin, rela berkorban, menjalin kesatuan dan persatuan serta mampu menghargai orang lain. Pada pembelajaran IPS dikelas V SDN Cijeruk belum terlihat kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan semangat kebangsaan pada diri siswa setelah mempelajari IPS. Pembelajaran masih didominasi guru dan siswa bersifat pasif sehingga tujuan pembelajaran IPS khususnya sejarah yang dapat menumbuhkan semangat kebangsaan siswa belum tampak. Pada saat belajar dikelas siswa masih kurang giat dalam belajar, diawal pembelajaran siswa fokus

6 dalam belajar namun beberapa menit kemudian siswa mulai kurang fokus, kurang bersemangat, dan bercanda. Selain itu saat guru menjelaskan, siswa kurang memperhatikan dengan sungguh-sungguh penjelasan guru. Hal ini menyebabkan kurangnya pemahaman siswa terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran sehingga mempengaruhi pada hasil belajar siswa. Menurut Arikunto dalam Dewi Sulistia (2015, h. 15) hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diamati dan dapat diukur. Hasil belajar siswa tidak hanya dalam ranah kognitif saja, tetapi hal yang paling penting adalah setelah pembelajaran siswa dapat menunjukan sikap yang diharapkan sebagai perubahan perilaku siswa. Untuk itu, diperlukan model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk menemukan sendiri nilai-nilai yang terkandung dalam konsep pembelajaran agar hasil belajar siswa dapat meningkat. Model pembelajaran Discovery merupakan pembelajaran yang menekankan pada pengalaman langsung dan pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Wilcox dalam Hosnan (tersedia dalam http://digilib.unila.ac.id/10116/15/ BAB%20II.pdf) menyatakan bahwa dalam pembelajaran dengan penemuan, siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dan guru mendorong siswa untuk

7 memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri Berdasarkan uraian diatas, penulis berupaya melakukan penelitian tindakan kelas berjudul Penerapan model pembelajaran Discovery untuk menumbuhkan semangat kebangsaan dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Cijeruk mata pelajaran IPS Kompetensi Dasar Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah yang muncul adalah : 1. Proses Pembelajaran masih terpusat pada guru (Teacher Centered). 2. Guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional. 3. Proses pembelajaran didalam kelas kurang menyenangkan. 4. Belum tumbuh semangat kebangsaan. 5. Rendahnya hasil belajar siswa. 6. Kurangnya kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa menemukan sendiri konsep pembelajaran C. Pembatasan Masalah Berdasarkan Identifikasi masalah di atas, maka masalah yang muncul perlu dibatasi supaya pembahasan tidak terlalu umum. Pembatasan masalah sebagai berikut.

8 1. Siswa belum menunjukan semangat kebangsaan; 2. Hasil belajar siswa sebelumnya rendah; 3. Guru belum terbiasa menggunakan model pembelajaran Discovery. D. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Secara Umum Berdasarkan identifikasi masalah, maka timbul pertanyaan yaitu mampukah model pembelajaran Discovery menumbuhkan semangat kebangsaan dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di SDN Cijeruk pada mata pelajaran IPS Kompetensi Dasar Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia? 2. Secara Khusus a. Bagaimana rencana pembelajaran model Discovery disusun pada mata pelajaran IPS Kompetensi Dasar Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia, agar menumbuhkan semangat kebangsaan dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Cijeruk? b. Bagaimana penerapan model pembelajaran Discovery disusun pada mata pelajaran IPS Kompetensi Dasar Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia agar

9 menumbuhkan semangat kebangsaan dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Cijeruk? c. Mampukah semangat kebangsaan siswa kelas V SDN Cijeruk pada mata pelajaran IPS Kompetensi Dasar Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia tumbuh setelah diterapkan model pembelajaran Discovery? d. Mampukah hasil belajar siswa kelas V SDN Cijeruk pada mata pelajaran IPS Kompetensi Dasar Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia meningkat setelah diterapkan model pembelajaran Discovery? E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Dari permasalahan diatas, tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menumbuhkan semangat kebangsaan dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Cijeruk pada mata pelajaran IPS Kompetensi Dasar Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan model Discovery. 2. Tujuan Khusus a. Ingin menyusun rencana pembelajaran model Discovery pada mata pelajaran IPS Kompetensi Dasar Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia agar menumbuhkan semangat kebangsaan dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Cijeruk;

10 b. Ingin mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Discovery pada mata pelajaran IPS Kompetensi Dasar Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia di kelas V SDN Cijeruk; c. Ingin menumbuhkan semangat kebangsaan siswa kelas V SDN Cijeruk pada mata pelajaran IPS Kompetensi Dasar Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia melalui penerapan model pembelajaran Discovery; d. Ingin meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Cijeruk pada mata pelajaran IPS Kompetensi Dasar Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia melalui penerapan model pembelajaran Discovery. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Berdasarkan perumusan masalah di atas, secara teoritis manfaat dari penelitian ini adalah menumbuhkan semangat kebangsaan dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di SDN Cijeruk pada mata pelajaran IPS Kompetensi Dasar Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia melalui model Pembelajaran Discovery. 2. Manfaat Praktis Adapun beberapa manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

11 a. Bagi Guru 1) Mampu menyusun rencana pembelajaran model Discovery pada mata pelajaran IPS Kompetensi Dasar Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia di kelas V SDN Cijeruk; 2) Mampu menerapkan model pembelajaran model Discovery pada mata pelajaran IPS Kompetensi Dasar Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia di kelas V SDN Cijeruk. b. Bagi Peserta Didik 1) Tumbuhnya semangat kebangsaan siswa kelas V SDN Cijeruk pada mata pelajaran IPS Kompetensi Dasar Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia melalui penerapan model pembelajaran Discovery; 2) Meningkatnya hasil belajar siswa kelas V SDN Cijeruk pada mata pelajaran IPS Kompetensi Dasar Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia melalui penerapan model pembelajaran Discovery. c. Bagi Sekolah Meningkatnya kualitas sekolah melalui peningkatan kompetensi guru serta tumbuhnya semangat kebangsaan dan meningkatnya hasil belajar siswa sehingga mutu lulusan dari sekolah tersebut meningkat. d. Bagi Peneliti

12 1) Menambah pengalaman dalam berproses, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran; 2) Mendapatkan wawasan tentang penerapan model pembelajaran Discovery; 3) Dapat memberi gambaran pada pihak lain yang akan melaksanakan penelitian sejenis. G. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI Bab I Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah b. Identifikasi Masalah c. Pembatasan Masalah d. Rumusan Masalah e. Tujuan Penelitian f. Manfaat Penelitian g. Struktur Organisasi Bab II Kajian Teoritis a. Kajian Teori b. Penelitian Terdahulu c. Kerangka Berfikir d. Asumsi dan hipotesis e. Analisis dan Pengembangan Materi Pembelajaran yang Diteliti

13 Bab III Metode Penelitian a. Setting Penelitian b. Subjek Penelitian c. Metode Penelitian d. Desain Penelitian e. Tahapan Pelaksanaan PTK f. Rancangan Pengumpulan Data g. Rancangan Analisis Data h. Indikator Keberhasilan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Hasil Penelitian b. Pembahasan Bab V Simpulan dan Saran a. Simpulan b. Saran