BAB I PENDAHULUAN. Dunia kerja merupakan tujuan akhir yang hendak diraih oleh setiap peserta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan dunia industri terhadap tamatan Sekolah Menengah Kejuruan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Shinta Aryanti, 2013

2015 PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG

2017 ANALISIS STRATEGI KEMITRAAN BURSA KERJA KHUSUS (BKK) DENGAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI (DU/DI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dera Fitria, 2014 Studi Relevansi Antara Program Studi Ketenagalistrikan Dengan Dunia Kerja

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan dunia kerja. Di Indonesia begitu banyak orang-orang terpelajar atau. bangsa yang masih terpuruk, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi maju atau lebih berkembang dengan sangat pesat, seperti

STUDI TENTANG KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XI TKR DI SMK BINTARA KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Randi Rizali, 2013

I. PENDAHULUAN. Menghadapi dan memasuki persaingan dunia kerja sekarang ini diperlukan SDM

KUMPULAN MATERI-MATERI TENTANG SMK Oleh Setiyo Agustiono

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan ini secara berturut-turut membahas mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Scoreboard (2009), dituntut untuk memiliki daya saing dalam dunia usaha internasional.

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan

BAB I PENDAHULUAN. Era global telah menciptakan tingkat persaingan antar calon tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia. Melalui pendidikan manusia dapat menemukan hal-hal baru yang

KUANTITAS PROPORSI SMK : SMA

BAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan dituntut untuk mampu memberikan kontribusi nyata,

BAB V ALTERNATIF MODEL HIPOTETIK IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH BERMUTU. kemandirian dan kreativitas sekolah. Oleh sebab itu, SMPN RSBI sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk satuan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia. Dengan diberlakukannya MEA (masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan

8 BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang ikut menentukan kemajuan suatu negara. Pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah di Bengkel Otomotif Roda 4

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan terdapat pada Peraturan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi persaingan antar negara di dunia melalui industrialisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah lama dilakukan dengan melaksanakan inovasi pada program

I. PENDAHULUAN. dalam lingkungan yang lebih luas, harus dapat ditumbuh kembangkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi dan industrialisasi dewasa ini menimbulkan banyak permasalahan,

BAB I PENDAHULUAN. SMK sebagai penghasil tenaga kerja muda yang mempunyai kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI

siswa, karena yang seharusnya siswa dapat memahami akan tetapi siswa hanya menghafal sehingga materi tidak dapat terserap dengan sempurna oleh otak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, aktif dan siap kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Romadhona, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem pendidikan nasional yang diatur dengan undang-undang, yaitu

Penguatan Pelibatan DU/DI dalam Upaya Revitalisasi SMK

BAB 1 PENDAHULUAN. semua negara dalam menghadapi arus globalisai, sebab daya saing. pergeseran era akan daya saing yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berkaitan dengan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mencakup segala aspek kehidupan masyarakat. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengenai hak dan kewajiban setiap warga negara yaitu : Tiap warga negara

PENGEMBANGAN PERANGKAT TES KOGNITIF UNTUK PENGUKURAN KOMPETENSI CALON GURU SMKKEAHLIAN NAUTIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. keahlian dan keterampilan yang mereka miliki dalam dunia kerja dengan

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sistem yang sangat penting dalam

peningkatan SDM berkualitas menjadi sangat penting, Terutama dengan dua hal (teori dan praktek) harus berjalan seiring dan saling melengkapi.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah A. Rahmat Dimyati, 2014

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti cerdas dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa tertuang didalam

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan diperlukan guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pilar kebijakan Departemen Pendidikan Nasional yang salah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki dampak positif dan negatif bagi kehidupan manusia. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan merupakan sebuah. persoalan kompleks, karena untuk mewujudkannya dibutuhkan saling

BAB I PENDAHULUAN. serap lulusan SMK oleh DU/DI (Umaedi dan Siswantari, 2008: 3). SMK Tunas Harapan Pati sebagai bagian dari sekolah menengah

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia kerja merupakan tujuan akhir yang hendak diraih oleh setiap peserta didik dari jenjang manapun, baik lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Menengah Atas (SMA), maupun Madrasah Aliyah. Walaupun terdapat diantara mereka yang berwirausaha dan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, tetap saja mereka akan mencari peluang kerja setelah mereka lulus. Pendidikan kewirausahaan memang diajarkan kepada peserta didik di sekolahnya masing-masing, akan tetapi hanya sebagian kecil dari mereka yang mampu menciptakan lapangan kerja secara mandiri. Dengan demikian kompetensi akademik peserta didik harus juga dibarengi dengan kemampuan mengatasi persaingan kerja diantara para pencari kerja. Persaingan kerja semakin lama semakin ketat. Bukti nyata ketatnya persaingan diantara para pencari kerja dapat dilihat saat diadakan bursa kerja. Seiring dengan bertambahnya jumlah lulusan dari berbagai lembaga pendidikan tanpa dibarengai dengan jumlah lapangan kerja yang seimbang, maka akan timbul sistem seleksi tenaga kerja yang ketat. Dunia Usaha atau Dunia Industri (DUDI) secara otomatis menaikan standar penerimaan calon tenaga kerja yang akan mereka rekrut, dan kompetensi kerja para pelamar masih merupakan salah satu syarat utama dalam penyeleksiannya. 1

2 Kompetensi kerja para pelamar benar-benar diuji dan menjadi sorotan DUDI. Walaupun sistem penyeleksian DUDI masih membingungkan bagi satuan pendidikan antara mencari lulusan yang siap pakai atau siap latih, namun intinya adalah DUDI mencari lulusan atau pencari kerja yang memiliki potensi kerja yang baik. Sebagian DUDI hanya menyeleksi dengan cara seleksi secara tertulis, sedangkan sebagian lagi dengan cara melihat langsung kemampuan para pelamar dalam bekerja atau keterampilannya dalam menggunakan suatu perangkat kerja seperti komputer atau mesin tertentu. Oleh sebab itu, para pencari kerja atau lulusan satuan pendidikan harus memiliki kompetensi kerja yang memadai guna memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan DUDI dan juga untuk mengalahkan para pencari kerja lainnya di mana kompetensi tadi sebagian besar dipelajari di satuan pendidikan. Satuan pendidikan yang bertugas menyiapkan lulusan-lulusan yang mampu memasuki dunia kerja adalah SMK. Sekolah kejuruan ini melatih dan mengajarkan kepada para peserta didiknya kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan untuk menjawab tantangan dunia kerja yang tertuang dalam Spektrum yang berisikan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) tiap Kompetensi Keahlian di SMK. Walaupun pencari kerja berasal dari Kompetensi Keahlian yang sama, jika mereka lulusan dari SMK yang berbeda belum tentu mereka akan bersaing dengan ketat saat mencari kerja karena memiliki kompetensi yang tidak seimbang. Perbedaan kompetensi tadi dipengaruhi berbagai faktor yang kesemuanya berkenaan dengan kondisi sekolah asal mereka. SMK yang tergolong baru, biasa disebut dengan SMK kecil, dituntut harus dapat

3 menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang serupa dengan SMK besar atau sekolah yang sudah mapan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa dibutuhkan strategi lain yang harus dilakukan oleh SMK kecil agar lulusannya dapat bersaing dengan lulusan SMK besar saat mencari kerja. Proses pembelajaran di sekolah guna mencapai standar kompetensi lulusan yang baik sering terhambat dikarenakan keterbatasan sekolah itu sendiri. Mulai dari jumlah tenaga pengajar yang tidak seimbang dengan jumlah siswa, sarana yang sangat terbatas, sampai sistem sekolah yang belum mengarah kepada penyiapan lulusan yang akan memasuki dunia kerja. Hal tersebut terbukti dengan jumlah lulusan SMK yang mendominasi pengangguran seperti yang diungkapkan Wiranto selaku Direktur Pembinaan Kursus dan Pelatihan PAUDNI (Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal) Kementrian Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Wiranto menginformasikan bahwa dari total pengangguran di Indonesia, pengangguran SMK menempati posisi tertinggi yaitu sebanyak 17,26% pada tahun 2009 dan 14,59% pada tahun 2008. Sedangkan pengangguran dari tingkat SMA sebanyak 14,01% pada tahun 2009 dan 14,5% pada tahun 2008. SMK Negeri 1 Kandanghaur merupakan salah satu sekolah yang tergolong SMK kecil yang terdapat di Kabupaten Indramayu. Sekolah yang didirikan tahun 2004 ini diharapkan dapat mendukung potensi lokal di bidang perikanan laut khususnya di Kecamatan Kandanghaur dan sekitarnya dengan membuka Kompetensi Keahlian Teknika Kapal Penangkap Ikan (TKPI). Seperti halnya dengan sekolah-sekolah lain, Proses Belajar Mengajar (PBM) di sekolah ini sama dengan di SMK-SMK lain walaupun dengan segala keterbatasan sekolah kecil.

4 Akan tetapi, terdapat hal yang membuat penulis resah berkaitan dengan lulusannya. Dari tahun ke tahun lulusan TKPI yang terserap DUDI semakin berkurang, bahkan ada agen pencari kerja untuk awak kapal asing yang tidak lagi mencari calon Anak Buah Kapal (ABK) ke sekolah ini sehingga banyak diantara lulusan TKPI yang mencoba mencari kerja di luar Kompetensi Keahlian mereka. Gambaran keterserapan lulusan SMK Negeri 1 kandanghaur terhadap DUDI sampai Bulan Desember 2010 dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut: Tabel 1.1. Keterserapan Lulusan TKPI SMK Negeri 1 Kandanghaur oleh DUDI No. Tahun Lulus Jumlah Jumlah Persentase Jumlah Persentase Lulusan Masuk DUDI Masuk DUDI Masuk Kapal Masuk Kapal 1 2007 34 30 88 15 44 2 2008 39 20 51 6 15 3 2009 34 17 50 3 9 4 2010 24 9 38 5 21 Tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa lulusan TKPI yang terserap DUDI semakin tahun semakin berkurang. Berkurangnya keterserapan lulusan TKPI oleh DUDI merupakan suatu hal yang sangat ironis mengingat Indonesia adalah negara bahari yang memiliki potensi kelautan yang sangat besar. Persentase keterserapan lulusan pada tabel 1.1 di atas merupakan bukti bahwa terdapat kelemahan yang harus segera dibenahi. Banyak faktor yang mempengaruhi lemahnya daya saing kerja lulusan TKPI SMK Negeri 1 Kandanghaur dibandingkan dengan lulusan dari sekolah lain, beberapa diantaranya adalah kualitas input peserta didik yang rendah, sarana praktikum yang tidak tersedia, keterbatasan jumlah guru produktif, lemahnya gaya kepemimpinan satuan pendidikan, rendahnya kualitas tenaga pendidik, dan lain-lain. Bukti nyata keterbatasan yang paling menonjol yang

5 penulis rasakan di SMK Negeri 1 Kandanghaur adalah sangat kurangnya jumlah guru produktif. Jumlah guru ideal untuk tiap mata pelajaran dan kelompok mata pelajaran sebenarnya dapat diketahui dengan melakukan perhitungan perencanaan kebutuhan guru. Jumlah guru produktif yang dibutuhkan suatu Kompetensi Keahlian dapat diketahui melalui perhitungan yang dijelaskan Direktorat Profesi Pendidik. Perhitungan kebutuhan jumlah guru produktif dapat dilihat di lampiran. Hasil perhitungan menunjukan bahwa guru mata pelajaran produktif yang dibutuhkan kompetensi keahlian TKPI SMK Negeri 1 Kandanghaur berjumlah enam sampai tujuh orang. Sampai dengan tahun pelajaran 2010/2011 guru yang tersedia hanya berjumlah tiga orang saja. Jumlah guru yang hanya setengah dari kebutuhan merupakan kondisi yang sangat sulit untuk dapat menciptakan kondisi PBM yang nyaman dan menghasilkan lulusan-lulusan yang memiliki daya saing kerja tinggi mengingat jumlah mata pelajaran produktif Kompetensi Keahlian TKPI yang harus diajarkan tiga orang guru tadi, berdasarkan spektrum tahun 2011, berjumlah 25 mata pelajaran. Dengan demikian sangat dibutuhkan suatu cara guna membekali para lulusan saat mencari kesempatan kerja. Peraturan Pemerintah (Permen) nomor 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menyebutkan bahwa Setiap sekolah/madrasah menjalin kemitraan dengan lembaga lain yang relevan berkaitan dengan input, proses, output, dan pemanfaatan lulusan. Berdasarkan keterangan tersebut, maka dapat diketahui bahwa cara yang paling efektif untuk mengatasi persaingan kerja memasuki DUDI adalah dengan mencari informasi tentang kebutuhan kompetensi calon

6 tenaga kerja dari DUDI itu sendiri. Dengan mencari informasi langsung ke DUDI maka akan didapat keterangan tentang kebutuhan DUDI yang sebenarnya. Keterangan standar kompetensi pencari kerja yang didapat dari DUDI akan dijadikan sebagai acuan para guru produktif dalam mengajar. Dengan tetap mengacu pada spektrum yang berlaku, para guru akan lebih menekankan pada Kompetensi Dasar (KD) yang menjadi kebutuhan DUDI. Dengan demikian, walaupun dengan keterbatasan jumlah guru mata pelajaran produktif di SMK Negeri 1 Kandanghaur masih dapat mengarahkan dan menyiapkan para peserta didiknya untuk memasuki persaingan di dunia kerja saat mereka lulus kelak. Akan tetapi, kompetensi-kompetensi apa sajakah yang diperlukan DUDI dari lulusan Kompetensi Keahlian TKPI? Hal inilah yang membuat penulis merasa resah dan merasa sangat perlu dilakukan penelitian, mengingat semakin lama lulusan SMK semakin banyak dan persaingan kerja semakin ketat. Selain daripada itu, kami selaku tenaga pendidik di lingkungan SMK dituntut oleh para orang tua peserta didik, selaku stakeholder satuan pendidikan, untuk terus melakukan upaya-upaya yang bersifat inovatif, kreatif, dan aplikatif dalam pendidikan agar putra-putri mereka dapat menjawab tantangan kerja di masa depan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut di atas dapat memberi gambaran bahwa lulusan TKPI SMK Negeri 1 Kandanghaur Kabupaten Indramayu, yang notabene kota pesisir, belum dapat memberi kontribusi yang berarti terhadap pengelolaan potensi daerah di bidang perikanan laut. Segala

7 kendala dan keterbatasan sekolah dalam rangka menyiapkan para peserta didiknya guna menjawab tuntutan daerah menjadi masalah seluruh pengelola sekolah. Sarana pembelajaran dan pelatihan yang tidak memadai serta jumlah tenaga pendidik mata pelajaran produktif yang kurang merupakan penghambat para guru dalam memenuhi tuntutan kualitas lulusan dari DUDI dan para orang tua peserta didik. Ditambah lagi DUDI memiliki standar kompetensi yang tersendiri yang secara umum tiap perusahaan atau industri mempunyai standar yang berbedabeda. Maka dari itu dapat diidentifikasi bahwa permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah Kompetensi dan persyaratan apa saja yang dibutuhkan DUDI dari lulusan TKPI dalam rangka menyiapkan lulusan dengan daya saing kerja yang tinggi?. Agar mempermudah dalam menganalisa permasalahan yang akan diteliti, maka permasalahan pokok di atas dirinci lagi ke dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Kompetensi lulusan TKPI seperti apa yang dibutuhkan oleh kapal penangkap ikan lokal dan asing untuk menjadi ABK? 2. Kompetensi lulusan TKPI seperti apa yang dibutuhkan oleh pelabuhan? 3. Kompetensi lulusan TKPI seperti apa yang dibutuhkan oleh dok? 4. SKKD produktif TKPI apa saja yang harus lebih ditingkatkan berdasarkan masukan dari DUDI? 5. Persyaratan apa saja yang menjadi standar penerimaan ABK untuk lulusan TKPI di kapal penangkap ikan asing?

8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian dalam rumusan masalah tersebut di atas, penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kompetensi dan persyaratan yang dibutuhkan DUDI dari lulusan TKPI SMK Negeri 1 Kandanghaur dengan uraian sebagai berikut: a. Mendeskripsikan dan menganalisis kompetensi serta persyaratan yang dibutuhkan DUDI. b. Mendeskripsikan implementasi kompetensi dan persyaratan yang dibutuhkan DUDI di sekolah. Tujuan khusus setelah penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui gambaran nyata kompetensi lulusan TKPI yang dibutuhkan oleh kapal penangkap ikan lokal dan asing untuk menjadi ABK. b. Untuk mengetahui gambaran nyata kompetensi lulusan TKPI yang dibutuhkan oleh pelabuhan. c. Untuk mengetahui gambaran nyata kompetensi lulusan TKPI yang dibutuhkan oleh dok. d. Untuk mengetahui SKKD produktif TKPI yang harus lebih ditingkatkan berdasarkan masukan dari DUDI. e. Untuk mengetahui gambaran nyata persyaratan yang menjadi standar penerimaan ABK untuk lulusan TKPI di kapal penangkap ikan asing

9 2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini terbagi menjadi dua manfaat, yaitu manfaat secara umum dan manfaat secara khusus. Manfaat penelitian secara umum diharapkan dapat memberi sumbangan praktis pada pengembangan Pendidikan Teknologi dan Kejuruan terutama di bidang penangkapan ikan. Sedangkan manfaat penelitian secara khusus diharapkan dapat memberi masukan kepada: a. Satuan pendidikan SMK Negeri 1 Kandanghaur, yaitu: 1) Memberi gambaran nyata kepada pengelola pendidikan tentang kondisi dunia kerja bidang kelautan. 2) Memberi masukan kepada tenaga pendidik, khususnya mata pelajaran produktif, mengenai materi atau bahan ajar (SKKD) yang akan diberikan kepada para peserta didik. 3) Memberi masukan kepada Wakil Kepada Sekolah Urusan Hubungan Dunia Industri (Hubdin) mengenai kegiatan Praktek Kerja Industri (Prakerin). 4) Mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT) dalam melaksanakan pembelajaran praktikum yang bertujuan untuk membekali peserta didik dengan kompetensi yang dibutuhkan DUDI. 5) Memberi masukan bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan pengelolaan pembelajaran mata pelajaran produktif dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan sehingga memiliki kompetensikompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

10 b. Dinas Pendidikan, yaitu memberi gambaran nyata mengenai kondisi SMK Pelayaran sebagai penyedia SDM terutama di kabupaten Indramayu. c. Peminat penelitian, yaitu memberi acuan mengenai kompetensi dan persyaratan yang dibutuhkan DUDI dari para lulusan SMK Kompetensi Keahlian TKPI. D. Batasan Masalah Pembatasan dalam penelitian dilakukan agar pokok permasalahan dapat dibahas secara mendalam. Bertitik tolak dari rumusan masalah di atas dan agar penelitian lebih terarah, maka batasan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian hanya sampai eksplorasi, yaitu berfokus pada pencarian informasi tentang kompetensi dan persyaratan yang dibutuhkan DUDI dari lulusan TKPI SMK Negeri 1 Kandanghaur di pelabuhan, dok, serta kapal penangkap ikan lokal dan asing. 2. Penelitian ini dilakukan di DUDI yang telah menjalin kerjasama, atau biasa disebut dengan industri atau instansi pasangan, dengan SMK Negeri 1 Kandanghaur dan praktisi bidang perikanan laut yang dianggap kompeten.

11 E. Metode Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif di mana peneliti akan mencari data dan informasi dari lokasi dan subjek penelitian kemudian dianalisis secara kualitatif. Dengan kata lain, penulis akan berupaya untuk memperoleh, mengumpulkan, dan mendeskripsikan data dari lapangan. Penggunaan metode kualitatif ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan secara nyata kompetensi dan persyaratan yang dibutuhkan DUDI dari para pencari kerja lulusan TKPI. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi nonpartisipasif, dan studi dokumentasi.