Meningkatkan dan Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

dokumen-dokumen yang mirip
Keefektifan Pendekatan Open-Ended Ditinjau Dari Prestasi Belajar, Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MENGGUNAKAN MASALAH OPEN ENDED

ANALISIS PENGARUH DISPOSISI MATEMATIS, KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF, DAN PERSEPSI PADA KREATIVITAS TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

Keefektifan Problem-Based Learning Dan Problem Posing Dalam Pembelajaran Matematika

Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI DIMENSI TIGA

Mengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran Topik Pecahan

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS TERHADAP SOAL-SOAL OPEN ENDED

ASOSIASI ANTARA KONEKSI MATEMATIS DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP. Oleh : Abd. Qohar

IMPLEMENTASI LESSON STUDY MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI APLIKASI TRIGONOMETRI.

PENDEKATAN OPEN-ENDED (MASALAH, PERTANYAAN DAN EVALUASI) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA. Agustinus Sroyer FKIP Universitas Cenderawasih Jayapura

Jurnal Pendidikan Berkarakter ISSN FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 April 2018, Hal

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi suatu bangsa. Dengan adanya

Analisis Kesulitan Matematika Siswa SMP Negeri Di Pacitan Pada Ujian Nasional Tahun 2009/2010

PEMBELAJARAN TPS BERBASIS OPEN-ENDED PROBLEM DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS

I. PENDAHULUAN. Pada era global yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

Strategi Mathematical Habits of Mind (MHM) untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Diniatul Hidayani Sipahutar 1, Dinda Kartika Prodi Pendidikan Matematika Unimed Medan.

JPSD Vol. 2 No. 2, September 2016 ISSN X

Pengembangan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa. Melalui Pembelajaran Matematika

Jurnal Silogisme: Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya Juni 2017, Vol. 2, No.1. ISSN:

Analisis Proses dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Matematika Melalui Tugas Open-Ended

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA PADA MATERI INTEGRAL

Mengembangkan Kemampuan Berpikir Siswa melalui Pembelajaran Matematika Realistik

KREATIVITAS OPEN ENDED PROBLEM SISWA KELAS VIII G SMPN 17 MALANG

SILABUS PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA (GD 201 / 2 SKS) SEMESTER GANJIL (7) Disusun oleh : Drs. Yusuf Suryana, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang jika

Gabriela Purnama Ningsi Magister Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 2, NOMOR 2, JULI 2011

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMBELAJARAN TOPIK BANGUN RUANG SISI DATAR

KREATIVITAS PROBLEM POSING SISWA KELAS VIIISMPN MALANG

Profil Metakognisi Siswa Smp Dalam Memecahkan Masalah Open-Ended (Studi Kasus Ditinjau dari Tingkat Kemampuan Siswa )

Matematika dan Kreativitas 1. Dr. Ariyadi Wijaya 2.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Pemahaman Konsep Matematik dalam Pembelajaran Matematika. Oleh Nila Kesumawati FKIP Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Palembang

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA GAYA KOGNITIF REFLEKTIF-IMPULSIF DALAM MENYELESAIKAN MASALAH OPEN-ENDED

Fraenkel, J.R & Wallen, N. (1993). How to Design and Evaluate Research in Education. Singapore: Mc. Graw Hill.

REPRESENTASI MATEMATIS MAHASISWA CALON GURU DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan agar siswa memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan

Problem Posing untuk Menilai Hasil Belajar Matematika

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, tiap individu senantiasa menghadapi masalah, dalam

ANALISIS KESALAHAN KONEKSI MATEMATIS SISWA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL

Kekuatan Bertanya. Oleh Ali Mahmudi

KAJIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA (HASIL TAHAPAN PLAN SUATU KEGIATAN LESSON STUDY MGMP SMA)

Pembelajaran Matematika yang Berbasis Pendekatan Problem Open-Ended untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SLTP

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH OPEN-ENDED

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII MTs SE KECAMATAN SUTERA

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

Respon Mahasiswa terhadap Desain Perkuliahan Geometri yang Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Matematika

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA MELALUI WHAT S ANOTHER WAY? PADA MATA KULIAH ILMU BILANGAN

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INQUIRY BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol.2, No.1, Maret 2014 ISSN:

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI AKTIVITAS MENULIS MATEMATIKA DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa Semester 1 pada Mata Kuliah Matematika Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pengembangan Bahan Ajar Dimensi Tiga Menggunakan Pendekatan Open-Ended di Kelas VIII MTs

Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa di Madrasah Tsanawiyah Kota Tangerang Selatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

PENDEKATAN OPEN ENDED PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENGEMBANGAN INSTRUMEN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS UNTUK SISWA SMP

BAB V PEMBAHASAN. A. Berpikir Kreatif Siswa Berkemampuan Matematika Tinggi Mapel. Kreatif pada Tingkat 4 (Sangat Kreatif)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI WRITING TO LEARN PADA SISWA SMP 4

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH MATEMATIKA TERBUKA DENGAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Mengajarkan Number Benchmarks Untuk Mendukung Perhitungan Mental Siswa Kelas 1 SD

Deskripsi Representasi Matematis Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal PISA

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.

PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA: PENGETAHUAN AWAL, APRESIASI MATEMATIKA, DAN KECERDASAN LOGIS MATEMATIS

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Fery Ferdiansyah, Penerapan Model Pembelajaran Osborn Untuk Meningkatkan Literasi Dan Disposisi Matematis Siswa SMP

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

Jurnal Saintech Vol No.04-Desember 2014 ISSN No

Key Words: creative thinking, open ended problems. Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember 41

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PADA MATERI SEGITIGA DI SMP

I. PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu kompetensi penting sebagai

P 21 Mengasah Kemampuan Berpikir Kreatif dan Rasa Ingin Tahu Melalui Pembelajaran Matematika dengan Berbasis Masalah (Suatu Kajian Teoritis)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Berpikir Kreatif Matematika

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir kreatif dan komunikatif merupakan unsur yang penting dalam. dalam menguraikan konflik-konflik sosial yang sering terjadi.

PENDAHULUAN. Leli Nurlathifah, 2015

PROSIDING ISSN:

HAMBATAN MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Noor Fajriah 1), R. Ati Sukmawati 2), Tisna Megawati 3) Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Disposisi Matematis Siswa SMA

Oleh Nila Kesumawati Jurusan Pendidikan Matematika, FKIP Universitas PGRI Palembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengajaran matematika tidak sekedar menyampaikan berbagai informasi seperti aturan, definisi, dan prosedur untuk

Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis melalui Pembelajaran berbasis Masalah

Kata Kunci: Pohon Matematika, Berpikir kreatif

KREATIVITAS PENGAJUAN SOAL DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF MATERI BANGUN SEGI EMPAT KELAS VII SMP

Transkripsi:

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Meningkatkan dan Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis PM -53 Lisda Fitriana Masitoh Pendidikan Matematika, Program Pascasarjana UNY lisda.masitoh@gmail.com Abstrak Kemampuan berpikir kreatif matematis sangat penting dimiliki oleh siswa. Aspek dalam kemampuan berpikir kreatif yang meliputi kelancaran, keluwesan, kebaruan dan elaborasi dibutuhkan siswa dalam proses pemecahan masalah, khususnya pada masalah yang tidak terstruktur (ill-structured). Oleh karena itu, perlu upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis dapat dilakukan melalui aktivitas problem solving dengan menggunakan soal-soal terbuka (open ended problem). Soal-soal terbuka juga digunakan untuk mengetahui level kemampuan berpikir kreatif siswa melalui analisis hasil pemecahan masalah dalam aspek berpikir kreatif matematis. Aspek kelancaran ditunjukkan melalui kemampuan menyelesaikan masalah atau banyaknya jawaban yang dihasilkan. Keluwesan ditunjukkan melalui kemampuan siswa menggunakan beragam cara atau strategi untuk menyelesaikan masalah atau ragam jawaban yang dihasilkan. Kebaruan ditunjukkan melalui kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah dengan cara atau strategi yang baru atau memberikan jawaban yang bersifat baru (tidak biasa). Sedangkan elaborasi ditujukkan melalui kemampuan siswa menyelesaikan masalah dengan langkahlangkah yang runtut, terperinci dan koheren. Kata kunci: berpikir kreatif matematis, kelancaran, keluwesan, kebaruan, elaborasi, open ended problem I. PENDAHULUAN Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang memberikan kontribusi luar biasa bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kompetensi matematika akan membuka peluang pada masa depan yang produktif, sedangkan kompetensi matematika yang kurang akan menutup peluang tersebut [1]. Hal ini menjadi salah satu alasan diajarkan matematika dari jengjang sekolah dasar sampai sekolah menengah atas. Matematika diajarkan di sekolah merupakan salah satu upaya membentuk sumber daya manusia yang dapat produktif di masa depan dan pada akhirnya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk mencapai kondisi tersebut pembelajaran matematika harus mempersiapkan siswa dengan berbagai kemampuan, diantaranya kemampuan berpikir kreatif. Dalam Berbagai situasi baik di sekolah ataupun diluar sekolah siswa membutuhkan kemampuan berpikir kreatif untuk mempelajari strategi-strategi mengidentifikasi masalah, membuat keputusan, dan menemukan solusi dari suatu masalah [2]. Kemampuan berpikir kreatif dalam matematika sering disebut dengan kemampuan berpikir kreatif matematis. Kemampuan ini, sangat perlu dikembangkan dalam matematika karena esensi dari matematika adalah berpikir secara kreatif tidak sekedar sampai pada jawaban benar [3]. Melalui proses berpikir kreatif seseorang dapat menemukan sudut pandang lain dalam membangun pengetahuan dan menyelesaikan masalah. Dalam matematika kemampuan berpikir kreatif yang dimilki seorang siswa akan sangat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam proses belajar matematika, khususnya dalam aktivitas pemecahan masalah. Oleh karena, upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa sangat diperlukan. Setelah dilakukan upaya tersebut, maka yang harus dilakukan adalah mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa. Tujuannya untuk mengetahui level kemampaun berpikir kreatif matematis siswa serta melihat apakah upaya yang dilakukan memberikan dampak positif dan signifikan dalam meningkatkan kemampuan tersebut. II. PENGERTIAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS Para ahli menggunakan konteks kreativitas dalam mengungkap berpikir kreatif. Kreativitas bisa dipandang sebagai proses mengolah ide-ide yang baru atau menghasilkan produk yang sesuai dan 365

ISBN. 978-602-73403-0-5 berkualitas tinggi [5]. Dalam pandangan ini, ide pokok dalam kreativitas menekankan pada hasil berupa suatu produk yang baru dan produk tersebut harus mempunyai nilai tinggi atau bisa diartikan lain dari pada yang lain. Kreativitas juga dikaitkan dengan berpikir divergent yaitu berpikir untuk memperoleh ide baru dan asli sehingga menjadi sesuatu yang tidak biasa [6]. Pendapat ini didukung oleh Corpley yang mengungkapkan tentang dua cara dalam memandang kreativitas, yaitu kreativitas mengacu pada tipe berpikir khusus atau fungsi mental tertentu yang disebut divergent thinking, dan kreativitas mengacu pada tujuan menghasilkan produk yang kreatif [7]. Pendapat-pendapat tersebut menegaskan bahwa kreativitas erat kaitannya dengan berpikir divergent, yaitu berpikir untuk memperoleh ide-ide yang baru dan asli. Karena kreativitas erat kaitannya dengan proses berpikir, maka kreativitas sering disebut dengan berpikir kreatif. Melalui konsep kreativitas, berpikir kreatif diartikan sebagai proses berpikir untuk menghasilkan ideide yang baru. Konsep ini, menunjukkan bahwa berpikir kreatif melibatkan proses mental yang dipergunakan dalam bidang-bidang penangkapan, asosiasi dan penangkapan kembali [8]. Proses mental yang dimaksud adalah ketika seseorang menerima, mengingat, memberi analisa dan mempergunakannya dalam pemecahan masalah. Artinya berpikir kreatif merupakan salah satu jenis berpikir yang sangat menarik dimana terkait dengan keterampilan kognitif dan kemampuan menemukan solusi baru untuk suatu masalah [9]. Oleh karena itu, berpikir kreatif berkaitan dengan ide-ide untuk menemukan solusi dari suatu masalah. Berpikir kreatif matematis erat kaitannya dengan proses untuk memecahkan masalah yaitu masalah matematika. Proses berpikir kreatif dalam memecahkan suatu masalah adalah hal yang abstrak. Akan tetapi hasil pemikiran kreatif dapat dilihat dari hasil proses pemecahan masalah tersebut. Bagaimana siswa memecahkan suatu masalah dan apakah siswa tersebut dapat memenuhi indikator-indikator yang dikembangkan dari aspek berpikir kreatif. Aspek dalam berpikir kreatif terbagi atas sintesis, imajinasi, kelancaran, fleksibilitas, dan kebaruan [10]. Sintesis dan imajinasi merupakan proses dalam mengolah ide-ide untuk menemukan suatu ide baru. Dalam matematika, aspek ini dapat dilihat dari proses yang dilakukan siswa ketika mencari solusi dari suatu masalah. Pendapat lain menyederhanakan aspek dalam berpikir kreatif pada kelancaran, fleksibiltas dan keaslian [11]. Sedangkan terkait berpikir kreatif yang melibatkan berpikir divergent, secara umum berpikir divergent meliputi: kelancaran (berpikir tentang banyak ide), keluwesan (berpikir dari sudut pandang yang berbeda), kebaruan (berpikir tentang ide-ide yang tidak biasa) dan elaborasi (menambahkan penyelesaian dengan rinci untuk meningkatkan ide-ide yang dihasilkan) [1]. Kebaruan atau orisinalitas biasanya ditentukan melalui statistik. Agar orisinal, suatu respon harus diberikan kurang dari 5 atau 10 orang diantara setiap 100 orang yang mengerjakan tes itu. Kelancaran ditunjukkan melalui jumlah respon berbeda yang dihasilkan. Fleksibilitas secara umum diukur oleh jumlah kategori respon yang berbeda [12]. Pendapat lain menjelaskan bahwa kelancaran dalam berpikir mengacu pada banyaknya jawaban yang dihasilkan. Fleksibilitas dalam berpikir mengacu pada perubahan dari beberapa jenis: perubahan makna, interpretasi, atau menggunakan sesuatu, perubahan dalam pemahaman tugas, perubahan strategi dalam melakukan tugas atau perubahan arah pemikiran. Orisinalitas berarti produk yang tidak biasa. Sedangkan elaborasi berarti kemampuan seseorang untuk menghasilkan langkahlangkah rinci untuk membuat rencana kerja [13]. Orisinalitas juga dapat dilihat sebagai proses menghasilkan ide-ide baru, keluwesan berarti memikirkan berbagai ide dan cara-cara baru untuk mengatsi situasi, kelancaran muncul melalui seberapa besar jumlah gagasan, kata-kata dan cara mengekspresikan sesuatu dan elaborasi ialah memperkaya pengalaman melaui rincian [14]. Penjelasan secara langsung mengenai aspek dalam berpikir kreatif matematis adalah berikut [15]: 1. Kelancaran meliputi kemampuan menyelesaikan masalah dan memberikan banyak jawaban terhadap masalah tersebut atau memberikan banyak contoh atau pernyataan terkait konsep atau situasi matematis tertentu. 2. Keluwesan meliputi kemampuan menggunakan beragam strategi penyelesaian masalah atau memberikan beragam contoh atau pernyataan terkait konsep atau situasi matematis tertentu. 3. Kebaruan meliputi kemampuan menggunakan strategi yang bersifat baru, unik, atau tidak biasa untuk menyelesaikan masalah atau memberikan contoh atau pernyataan yang bersifat baru, unik, atau tidak biasa. 4. Keterincian meliputi kemampuan menjelaskan secara terperinci, runtut, dan koheren terhadap prosedur matematis, jawaban, atau situasi matematis tertentu. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum kemampuan berpikir kreatif matematis adalah kemampuan yang mencakup aspek kelancaran, keluwesan, kebaruan dan elaborasi. Kelancaran ditunjukkan melalui kemampuan menyelesaikan masalah atau banyaknya jawaban yang dihasilkan. Keluwesan ditunjukkan melalui kemampuan siswa menggunakan beragam cara atau strategi 366

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 untuk menyelesaikan masalah atau ragam jawaban yang dihasilkan. Kebaruan ditunjukkan melalui kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah dengan cara atau strategi yang baru atau memberikan jawaban yang bersifat baru (tidak biasa). Sedangkan elaborasi ditujukkan melalui kemampuan siswa menyelesaikan masalah dengan langkah-langkah yang runtut terperinci dan koheren. III. MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS Setiap orang mempunyai setidaknya beberapa potensi kreatif, yang membedakannya adalah sejauh mana orang tersebut mampu mewujudkan potensi tersebut [5]. Dengan demikian setiap siswa pasti mempunyai kemampuan berpikir kreatif. Hanya saja kemampuan mereka berbeda-beda dan kemampuan tersebut bisa dikembangkan atau ditingkatkan. Upaya meningkatkan kemampauan berpikir kreatif, dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kemampuan siswa dalam aspek berpikir kreatif yaitu kelancaran, keluwesan, kebaruan dan elaborasi. Terkait kemampuan berpikir kreatif matematis, siswa dapat meningkatkan kemampuan tersebut dengan banyak berlatih memecahkan masalah matematika. Hal ini dikrenakan proses berpikir kreatif matematis berhubungan erat dengan masalah matematika. Oleh karena itu masalah matematika menjadi dasar dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa. Pengembangan kemampuan berpikir kreatif matematis, dapat dilakukan dengan menggunakan soal-soal terbuka (open-ended problem) [16]. Masalah open ended adalah masalah dengan banyak metode atau solusi penyelesaian [17]. Dikatakan pula bahwa open-ended problem adalah pertanyaan atau masalah yang memiliki lebih dari satu jawaban benar atau lebih dari satu strategi untuk mendapatkan jawaban tersebut [18]. Pendapat lain mengatakan bahwa open ended problem adalah masalah yang tidak terstruktur (illstructured) karena melibatkan data yang hilang, dan tidak memiliki prosedur tetap yang menjamin solusi yang tepat [19]. Soal-soal terbuka yang diberikan kepada siswa akan melatih kemampuan berpikir kreatif matematis, melalui aktivitas pemecahan masalah. Melalui aktivitas pemecahan masalah, kelancaran dapat ditingkatkan ketika siswa mengeksplorasi masalah dengan banyak interpretasi atau jawaban. Kebaruan ditingkatkan melalui masalah yang memungkinkan siswa menemukan solusi yang baru, unik atau tidak biasa. Keluwesan dilatih melalui kebebasan siswa dalam memberikan jawaban benar (ragam jawaban), termasuk keleluasan dalam menggunakan cara atau strategi. Sedangkan elaborasi dilatih melalui penyelesaian masalah secara runtut terperinci dan koheren. IV. MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS Selain upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis, yang harus dilakukan adalah mengukur kemampuan tersebut. Hal ini penting untuk mengetahui level keamampuan berpikir kreatif siswa. Untuk mengukur kemampaun berpikir kreatif siswa dapat digunakan soal-soal open-ended. Siswa melakukan aktivitas pemecahan masalah dan hasil pemecahan masalah dianalisis untuk mengetahui level kemampuan berpikir kreatif siswa. Berikut ini adalah contoh soal yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis siswa: 1. Buatlah beberapa soal cerita yang menggambarkan permasalahan! Alternatif jawaban: a. Untuk membuat satu kue tart dibutuhkan 1,5 kg tepung terigu. Jika hanya tersedia takaran tepung berukuran kg, berapa banyaknya takaran tepung yang diperlukan untuk membuat satu kue tart? b. Suatu botol minuman mempunyai kapasitas 1,5 liter. Jika minuman tersebut dituangkan kedalam botol kecil berukuran liter, berapakah botol kecil yang dibutuhkan? c. Bu Ani membuat 1,5 liter sirup untuk bekal piknik keluarga dan membaginya tiap liter sehingga dapat dibagi rata kepada semua anaknya. Berapakah jumlah anak Bu Ani? Kemampuan berpikir kreatif matematis yang diukur: a. Kelancaran (banyaknya pertanyaan yang dapat dibuat siswa) b. Keluwesan (ragam soal certa yang dapat dibuat siswa) 367

ISBN. 978-602-73403-0-5 2. Gambarkan beberapa bangun lain yang luasnya sama dengan bangun di bawah ini! 4 cm Alternatif jawaban: a. b. c. 10 cm 4 cm 6 cm Kemampaun berpikir kreatif matematis yang ditingkatkan atau diukur: a. Kelancaran (banyaknya jawaban yang dapat dibuat siswa) b. Keluwesan (ragam jawaban yang dapat dibuat siswa) c. Kebaruan (jawaban yang baru, unik atau lain dari pada yang lain) Hal terpenting yang perlu diperhatikan ketika mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis siswa adalah membuat rubrik penilaian. Sebagai contoh untuk menilai aspek kelancaran pada soal pertama, siswa mendapat skor maksimal dalam aspek kelancaran apabila siswa tersebut dapat membuat tiga soal yang benar. Aspek keluwesan dilihat pada ragam pertanyaan yang dibuat siswa. Misalnya ketika siswa mampu membuat tiga buah pertanyaan dengan konteks cerita yang masing-masing berbeda (seperti pada alternatif jawaban soal No. 1 di atas), maka siswa tersebut mendapat skor maksimal dalam aspek keluwesan. Bandingkan jika pertanyaan yang dibuat siswa seperti pada contoh di bawah ini: a. Suatu botol minuman mempunyai kapasitas 1,5 liter. Jika minuman tersebut dituangkan kedalam botol kecil berukuran liter, berapakah botol kecil yang dibutuhkan? b. Suatu teko berisi 1,5 liter air minum. Jika air minum tersebut dituangkan kedalam teko kecil berukuran liter, berapakah teko kecil yang dibutuhkan? c. Bu Ani membuat 1,5 liter sirup dan akan menjualnya di pasar. Jika Bu Ani berniat menjual sirup dalam kemasan minuman berkapasitas liter, berapakah kemasan minuman yang dibutuhkan? Siswa yang memberikan pertanyaan seperti ini, akan mendapatkan nilai maksimal pada asepk kelancaran akan tetapi akan mendapatkan nilai minimal pada aspek keluwesan, karena ragam pertanyaan yang dibuat sama. Pada contoh soal yang kedua, siswa mendapat skor maksimal dalam aspek kelancaran apabila siswa tersebut dapat membuat tiga bangun yang benar, yaitu bangun yang memiliki luas 32 cm 2. Aspek kebaruan dilihat dari jawaban yang tidak tidak biasa, misalnya dari suatu kelompok siswa yang menggunakan suatu jawaban tertentu hanya 5 %. Dalam hal ini siswa mendapatkan skor tinggi pada aspek kebaruan. Skor rendah dalam aspek kebaruan diperoleh siswa yang jawabannya adalah jawaban mayoritas siswa. Aspek 368

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 keluwesan dilihat pada ragam jawaban yang dibuat siswa. Misalnya ketika siswa mampu membuat tiga buah bangun yang mempunyai luas 32 cm 2 (seperti pada alternatif jawaban soal No.2 di atas), maka siswa tersebut mendapat skor maksimal dalam aspek keluwesan. Bandingkan jika bangun yang dibuat siswa seperti pada contoh di bawah ini: a. 5 cm 6,4 cm b. 2 cm c. 16 cm 32 cm Siswa yang memberikan jawaban seperti ini, akan mendapatkan nilai maksimal pada asepk kelancaran akan tetapi akan mendapatkan nilai minimal pada aspek keluwesan, karena ragam jawaban yang dibuat sama. Perlu dipahami bahwa contoh diatas hanyalah sebagian kecil dari cara memberikan analisis proses penyelesaian masalah untuk melihat kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Sebagai contoh, melihat aspek keluwesan dalam berpikir kreatif, tidak hanya pada ragam jawaban yang dihasilkan akan tetapi dapat pula dengan melihat ragam strategi yang digunakan siswa. 1 cm V. SIMPULAN DAN SARAN Berpikir kreatif (berpikir kreatif matematis) merupakan kemampuan yang bisa dikembangkan atau ditingkatkan. Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dapat dilakukan dengan melatih siswa melalui proses pemecahan masalah. Masalah yang dapat digunakan adalah masalah matematika yang tidak terstruktur (ill-structured), diantaranya soal-soal terbuka atau open ended problem. Selain upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif, yang penting untuk dilakukan adalah mengukur kemampuan tersebut. Tujuannya untuk mengetahui level kemampuan berpikir kreatif siswa. Peran guru matematika sangat menentukan perkembangan kemampuan berpikir kreatif siswa. Gurulah yang memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan kemampuan tersebut. Dalam pembelajaran matematika hendaknya orientasi keberhasilan proses belajar mengajar tidak hanya pada prestasi belajar, akan tetapi juga pada kemampuan berpikir kreatif siswa. Hendaknya, dalam pembelajaran matematika guru memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya. DAFTAR PUSTAKA [1] NCTM, Principles and standards for school mathematics, Reston, Virginia: The National, 2000. [2] N. Eragamreddy, Teaching creative thinking skills, International Journal of English Language & Translation Studies. 1 (2), 124-145, 2013. [3] E.L. Mann, Indicators of mathematical creativity in middle school students, Doctor of Philosophy Disertation, tidak diterbitkan, Unerversity of Connecticut, Amerika, 2005. [4] A. Bano, N. Naseer, and Zainab, Creativity and academic performance of primary school children, Pakistan Journal of Social Sciences (PJSS), 34 (2), 598-606, 2014. [5] S. Wrigth, Understanding creativity in early childhood, London: SAGE Publication Ltd, 2010. [6] D. McGredor, Developing thinking; developing learning: A guide to thinking skills in education, New York: Open University Press, 2007. [7] D. Haylock, Recognizing mathematical creativity in school children [versi elektronik], " Zentralblattfur Didaktik der Mathematics, 29 (3), 68-74,1997. [8] L. D. Crow, and A. Crow, Psikologi pendidikan. (Terjemahan Drs. Z. Kasijan), New York: American Book Company, (buku asli diterbitkan tahun 1954), 1984. 369

ISBN. 978-602-73403-0-5 [9] Arends and A. Kilcher, Teaching for student learning: Becoming an accomplished teacher, New York, NY: Taylor & Francis Group, 2010. [10] B. D. Roe, and E. P. Ross, Student teaching and field experiences handbook (4th edition). New York: Macmillan Publishing Company, 1994. [11] G. R. Lefrancois, Psychology for teaching, Belmont: Wadsworth Thamson Learning, 2000. [12] A. Woolfolk, Educational psychology (10th edition), Boston: Pearson educational, Inc, 2007. [13] Y. Xianwei, and B. Sriraman, An exploration study of relationships between students creativity and mathematical problemposing abilities. The element of creativity and Giftedness in mathematics, Rotterdam: sense Publisher, 2001. [14] R. M. Gorman, The psychology of classroom learning: an inductive approach, Columbus. Ohio: Meril Publisjing Company, 1974. [15] A. Mahmudi, Mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis. Disajikan pada Konferensi Nasional Matematika XV: Manado. UNIMA, 2010. [16] A. Mahmudi, Mengembangan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui pembelajaran topik pecahan. Dipresentasikan dalam Seminar Nasional Aljabar, Pengajaran Dan Terapannya. Yogyakarta: FMIPA UNY, 2009. [17] S. G. Strong, How do students experience open-ended math problems?, 2009. Diakses tanggal 14 Agustus 2015 dari http://dp.hightechhigh.org/~sstrong/dptemplate/documents/actionresearch/sarah%20strong%20thesis.pdf. Al-Absi [18] R. Palfrey, Open-ended questions for mathematics. 2000. Diakses tanggal 1 September 2015 dari https://www.uky.edu/otherorgs/arsi/www.uky.edu/pub/arsi/openresponsequestions/mathorq.pdf [19] M. Al-Absi, The effect of open-ended tasks as an assessment tool- on fourth graders mathematics achievement, and assessing students perspectives about it, Journal of Educational Sciences, 9 ( 3), 345-351, 2013. 370