BAB I PENDAHULUAN. commit to user

dokumen-dokumen yang mirip
Mahasiswa S1 Prodi Pendidikan Kimia, PMIPA, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi Awal

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga. formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Pendidikan akan membawa

*Keperluan korespondensi, telp: ,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perilaku dari tidak tahu menjadi tahu yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga materi yang disampaikan oleh guru kurang diserap oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar merupakan peranan penting dalam usaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan karya bersama yang berlangsung dalam. suatu pola kehidupan insan tertentu serta pendidikan merupakan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa yang menginginkan kemajuan. pendidikan, karena pendidikan berperan penting dalam meningkatkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. dalam teknologi. Salah satu materi pokok yang terkait dengan kemampuan kimia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai peranan penting bagi kehidupan

I. PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dengan menggunakan akal pikiran dan emosi yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanan sampai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar dan mengajar di pengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad ( student teams achievement divisions)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. segala aspek kehidupan. Pendidikan tidak akan terlepas dari proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa kini telah melahirkan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban.

I. PENDAHULUAN. Upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa di setiap jenjang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. demokratis serta bertanggung jawab (Syaiful Sagala, 2006).

I. PENDAHULUAN. dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mencakup tiga segmen

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan model pembelajaran untuk membentuk kurikulum (rencana

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

`BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru tidak hanya mentransfer ilmu kepada

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA DITINJAU DARI KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF. Abstrak

I. PENDAHULUAN. manusia. Banyak kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu interaksi manusia antara pendidik/guru dengan anak

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MIND MAP

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, pemerintah maupun pihak yang berhubungan langsung dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Merujuk kepada hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana diuraikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masayarakat dan organisasi dalam lingkungan pendidikan. Terdapat banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembentukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Koneksi Matematis. Sejak sekolah dasar, siswa telah diperkenalkan dengan banyak konsep

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yaitu saling pengaruh antara pendidik dan peserta didik. Pendidikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai arti penting dalam kehidupan yang nantinya akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam bidang apapun, oleh karena itu mutu pendidikan harus senantiasa ditingkatkan. Di dalam dunia pendidikan, kemajuan pendidikan tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah saja tetapi juga menjadi tanggungjawab guru, orang tua, maupun siswa. Untuk meningkatkan mutu pendidikan perlu dilakukan perbaikan dalam bidang pendidikan agar menghasilkan anak didik yang berkualitas. Pemerintah melakukan berbagai upaya dalam memperbaiki maupun meningkatkan mutu pendidikan antara lain dengan pembaharuan metode mengajar maupun pembaharuan kurikulum. Kurikulum yang diterapkan saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang merupakan penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). KTSP merupakan pengembangan kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang mengacu pada standar nasional pendidikan terutama standar isi dan standar kompetensi lulusan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional yang berupa penguasaan siswa terhadap seperangkat kompetensi tertentu (pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang digunakan) dalam berbagai bidang kehidupan. KTSP merupakan upaya untuk menyempurnakan kurikulum agar lebih dikenal oleh para guru karena mereka banyak dilibatkan, diharapkan mereka memiliki tanggungjawab yang memadai. Penyempurnaan kurikulum yang berkelanjutan merupakan keharusan agar sistem pendidikan nasional selalu relevan dan kompetitif. Hal tersebut juga sejalan dengan Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 35 dan 36 yang menekankan perlunya peningkatan standar nasional pendidikan sebagai acuan kurikulum secara berencana 1

2 dan berkala dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional (Mulyasa, 2009:9). Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam KTSP adalah metode pembelajaran kooperatif. Metode pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan belajar mengajar dalam bentuk kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa, terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain. Model pembelajaran ini telah terbukti dapat dipergunakan dalam berbagai mata pelajaran dan berbagai usia (Isjoni, 2010:16). STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru memberikan materi dalam STAD yang pada awalnya diperkenalkan dalam presentasi kelas dan difokuskan pada konsep-konsep dari materi yang akan dibahas saja. Selanjutnya, guru memberikan informasi kepada siswa kemudian siswa membentuk tim, setelah itu mereka bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian semua siswa diberi kuis dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan belajar siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Untuk selanjutnya, kuis tersebut diberi skor dan tentunya kelompok yang mempunyai skor tinggi akan mendapatkan penghargaan atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama kegiatan belajar mengajar. Menurut penelitian Nakhleh pada tahun 1992, banyak siswa mengalami miskonsepsi sebagai akibat dari proses internalisasi yang keliru, baik karena terminologi kimia maupun pengamatan terhadap materi secara makroskopis (dunia nyata) berbeda bahkan bertentangan dengan pengamatan secara mikroskopis.

3 Miskonsepsi inilah yang menyebabkan pelajaran kimia dianggap sulit. Biasanya, kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari kimia bersumber pada kesulitan dalam memahami istilah dan kesulitan dalam memahami konsep kimia. Kesulitan siswa dalam memahami istilah dan konsep kimia dapat menimbulkan pemahaman yang salah dan jika pemahaman yang salah ini berlangsung secara terus-menerus akan menimbulkan terjadinya kesalahan konsep. Salah satu bahasan dalam ilmu kimia yang dianggap sulit oleh siswa adalah materi pokok Ikatan Kovalen. Materi ini merupakan materi yang berisi konsep yang membutuhkan kemampuan berpikir abstrak yang berkaitan dengan konsep-konsep seperti pengisian elektron pada kulitkulit atom, penentuan elektron valensi, konfigurasi elektron, kestabilan elektron, maupun penggambaran lambang Lewis. Di SMA N 2 Sukoharjo, materi pokok Ikatan Kovalen juga masih dianggap sulit oleh siswa-siswa kelas X karena materi ini termasuk materi yang baru bagi mereka sehingga butuh pemahaman yang lebih serta kemampuan berpikir abstrak dalam mempelajari materi ini. Selain itu, kegiatan belajar mengajar pada materi ini lebih bersifat ceramah artinya guru berfungsi sebagai sumber informasi, sementara siswa hanya ditempatkan sebagai objek pasif yang menerima informasi searah dari guru sehingga potensi dan kemampuan siswa belum sepenuhnya tergali, hal ini menyebabkan prestasi belajar siswa menjadi kurang maksimal. Ini juga dibuktikan masih banyak siswa yang memperoleh nilai hasil ulangan untuk materi pokok Ikatan Kovalen yang masih di bawah KKM pada tahun kemarin. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditetapkan di SMA N 2 Sukoharjo yaitu 70. Pada tahun 2010, nilai untuk materi pokok Ikatan Kovalen yang sudah memenuhi KKM hanya sebesar 28,57 % sedangkan yang belum memenuhi KKM sebesar 71,43 % dari semua siswa kelas X yang telah mengikuti pelajaran materi pokok Ikatan Kovalen. Dari data inilah dapat disimpulkan bahwa nilai dari materi pokok Ikatan Kovalen masih jauh dibawah KKM serta kemungkinan materi ini masih dianggap sulit bagi sebagian

4 murid sehingga para murid hanya bisa menunjukkan kemampuan yang belum memenuhi KKM dari sekolah. Selain itu, dalam proses belajar mengajar Kimia di SMA N 2 Sukoharjo penggunaan alat peraga seperti molymod yang dipakai untuk menunjang proses pembelajaran Kimia belum sepenuhnya dimanfaatkan dengan baik. Molymod yaitu suatu media pembelajaran kimia yang terdiri atas bola warna-warni yang menggambarkan suatu atom dan mempunyai lubang sesuai dengan jumlah atom lain yang dapat diikat oleh atom tersebut serta pasak yang menggambarkan ikatan yang terjadi antara dua atom tersebut. Sebenarnya penggunaan media molymod ini dalam pembelajaran Kimia dapat memberikan siswa penjelasan yang lebih mendalam karena pada proses pembelajarannya siswa dibantu dengan media, sehingga siswa akan terampil menggunakan daya imajinasi serta kreativitasnya untuk menggunakan media molymod. Siswa-siswa di SMA N 2 Sukoharjo belum sepenuhnya mengenali media molymod karena media ini jarang sekali digunakan dalam proses pembelajaran Kimia. Selain dengan media molymod tersebut, media komputer dengan program tertentu misalnya media animasi juga dapat digunakan untuk menerangkan materi pokok Ikatan Kovalen. Dengan menggunakan adanya program tersebut, mempermudah pemahaman siswa tentang proses terbentuknya ikatan dalam suatu senyawa. Melalui media animasi maka pengenalan materi dapat dibuat berupa dua dimensi berwarna-warni dengan disertai gerakan dan keterangan sehingga siswa akan mampu menyerap materi Kimia yang disampaikan. Penggunaan kedua media ini baik media molymod ataupun media animasi dalam pembelajaran Kimia diharapkan siswa lebih memahami akan materi Kimia salah satunya yaitu materi pokok Ikatan Kovalen. Serta, prestasi belajar siswa khususnya pada materi pokok Ikatan Kovalen akan meningkat dengan digunakannya media-media ini karena siswa tidak akan merasa bosan ketika penyampaian materi Kimia. Kreativitas yang dimiliki oleh siswa ketika mendapatkan materi pokok Ikatan Kovalen diharapkan lebih tinggi apabila digunakannya media molymod ataupun

5 media animasi. Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciriciri aptitude maupun non aptitude, baik dalam karya yang baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Mengingat pentingnya kreativitas belajar siswa, maka dalam kegiatan belajar mengajar lebih banyak melibatkan kreativitas belajar siswa. Sedangkan siswa itu sendiri hendaknya dapat memotivasi dirinya sendiri untuk ikut kreatif dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya kreativitas belajar ini kemungkinan besar prestasi belajar yang dicapai akan memuaskan. Berdasarkan uraian di atas perlu kiranya dikembangkan suatu tindakan yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa terutama pada materi pokok Ikatan Kovalen. Oleh karena itu, akan dilakukan penelitian dengan judul Studi Komparasi Model Pembelajaran STAD Dengan Menggunakan Media Animasi Macromedia Flash Player Dan Molymod Pada Pembelajaran Kimia Materi Pokok Ikatan Kovalen Ditinjau Dari Kreativitas Siswa Kelas X SMAN 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012. A. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka timbul berbagai masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Materi pokok Ikatan Kovalen merupakan materi yang masih dianggap sulit oleh siswa. 2. Penggunaan media dan metode yang menarik kemungkinan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 3. Kurang minatnya sebagian besar siswa untuk mempelajari materi pokok Ikatan Kovalen. 4. Proses pembelajaran masih dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional/ceramah.

6 5. Kreativitas siswa kemungkinan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. 6. Adanya perbedaan kreativitas pada siswa dengan metode STAD yang dilengkapi dengan media animasi Macromedia Flash Player dan molymod kemungkinan dapat mempengaruhi prestasi belajar kimia. B. Pembatasan Masalah Agar masalah dapat dijawab dan dikaji secara mendalam, maka permasalahan dibatasi pada: 1. Subjek penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2011/2012. 2. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah metode Student Teams Achievement Division (STAD). 3. Media Pembelajaran Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah media animasi Macromedia Flash Player dan molymod. 4. Materi Pokok Materi pokok yang dipilih dalam pembelajaran ini adalah Ikatan Kovalen. 5. Penilaian Penilaian yang digunakan dalam metode pembelajaran ini meliputi aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek kreativitas.

7 C. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah disebutkan diatas, maka dalam penelitian ini dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) dengan menggunakan media animasi Macromedia Flash Player dan molymod terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok Ikatan Kovalen? 2. Adakah pengaruh kreativitas siswa terhadap prestasi belajar pada materi pokok Ikatan Kovalen? 3. Adakah interaksi antara model STAD dengan menggunakan media animasi Macromedia Flash Player dan molymod dengan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar siswa dalam mempelajari materi pokok Ikatan Kovalen? D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Pengaruh model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) dengan menggunakan media animasi Macromedia Flash Player dan molymod terhadap prestasi belajar siswa khususnya pada materi pokok Ikatan Kovalen. 2. Pengaruh kreativitas siswa terhadap prestasi belajar pada materi pokok Ikatan Kovalen. 3. Interaksi antara model STAD dengan menggunakan media animasi Macromedia Flash Player dan molymod dengan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar siswa dalam mempelajari materi pokok Ikatan Kovalen.

8 E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis Memperkuat teori yang sudah ada dalam bidang pendidikan, khususnya teori tentang metode pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dengan menggunakan media animasi Macromedia Flash Player dan molymod ditinjau dari kreativitas siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok Ikatan Kovalen. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan informasi terhadap guru kimia SMA tentang pengaruh pengajaran kimia dengan metode pembelajaran kooperatif STAD menggunakan media animasi Macromedia Flash Player dan molymod pada materi pokok Ikatan Kovalen. b. Menemukan suatu metode belajar yang lebih tepat yang diharapkan lebih efektif dan efisien untuk meningkatkan prestasi belajar terutama pada materi pokok Ikatan Kovalen. c. Meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah khususnya pada materi pokok Ikatan Kovalen.