SURVEYING (CIV 104) PERTEMUAN 1 : PENDAHULUAN. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

dokumen-dokumen yang mirip
Pemetaan dimana seluruh data yg digunakan diperoleh dengan melakukan pengukuran-pengukuran dilapangan disebut : Pemetaan secara terestris Pemetaan yan

KLASIFIKASI PENGUKURAN DAN UNSUR PETA

Home : tedyagungc.wordpress.com

BAB I PENGANTAR. Universitas Gadjah Mada 1

1.1. Definisi Ilmu Ukur Tanah (Surveying)

BAB II LANDASAN TEORI

Metode Ilmu Ukur Tanah

dimana, Ba = Benang atas (mm) Bb = Benang bawah (mm) Bt = Benang tengah (mm) D = Jarak optis (m) b) hitung beda tinggi ( h) dengan rumus

Ilmu Ukur Tanah (Plan Survaying)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

TUJUAN INSTRUKSIONAL

TIM PENYUSUN LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH DENGAN WATERPASS MEI 2014

Pengantar Surveying kelas Teknik Sipil

SALMANI SALEH ILMU UKUR TANAH

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

BAB III METODE PELAKSANAAN

Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNI UNIVERSITAS RIAU

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 7 : PENGUKURAN DENGAN TOTAL STATION

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Geodesi dan Keterkaitannya dengan Geospasial

APA ITU ILMU UKUR TANAH?

Tugas 1. Survei Konstruksi. Makalah Pemetaan Topografi Kampus ITB. Krisna Andhika

sensing, GIS (Geographic Information System) dan olahraga rekreasi

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. bentuk spasial yang diwujudkan dalam simbol-simbol berupa titik, garis, area, dan

BAB 2 STUDI REFERENSI. Gambar 2-1 Kamera non-metrik (Butler, Westlake, & Britton, 2011)

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta

CONTOH LAPORAN PRAKTIKUM SURVEY PENGUKURAN MENGGUNAKAN ALAT WATERPAS

BAB III METODOLOGI III-1

PENENTUAN LOKASI (Route Location)

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan secara matematis untuk meratakan kesalahan (koreksi), kemudian

Pertemuan 3. Penentuan posisi titik horizontal dan vertikal

SURVEI HIDROGRAFI. Tahapan Perencanaan Survei Bathymetri. Jurusan Survei dan Pemetaan Universitas Indo Global Mandiri Palembang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ILMU UKUR TANAH DAN PEMETAAN FUNGSI ILMU UKUR TANAH DAN PEMETAAN DALAM BIDANG KEHUTANAN NAMA : MIRANDA VINSENSIA SIAHAAN NIM : G

C I N I A. Survei dan Pemetaan Untuk Perencanaan Jaringan Gas Bumi Bagi Rumah Tangga Menggunakan Metode Terrestrial dan Fotogrametri Jarak Dekat

ILMU UKUR WILAYAH DAN KARTOGRAFI. PWK 227, OLEH RAHMADI., M.Sc.M.Si

BAB II SURVEI LOKASI UNTUK PELETAKAN ANJUNGAN EKSPLORASI MINYAK LEPAS PANTAI

VISUALISASI 3D LAHAN RENCANA PROYEK UNTUK PERHITUNGAN VOLUME GALIAN DAN TIMBUNAN

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 1 PENDAHULUAN

3.4 PEMBUATAN. Program D3/D4 Teknik Sipil FTSP ITS Mata Kuliah : Ilmu Ukur Tanah

Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

Session_02. Session_02 (Lebih Lanjut dengan PETA) MATAKULIAH KARTOGRAFI

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 4-5 : METODE PENGUKURAN SIPAT DATAR

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 12 : METODE PENGUKURAN VOLUME

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PENGANTAR PERENCANAAN JALAN RAYA SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2006

Pemetaan situasi dan detail adalah pemetaan suatu daerah atau wilayah ukur

PEMETAAN SITUASI DENGAN PLANE TABLE

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

- Sumber dan Akuisisi Data - Global Positioning System (GPS) - Tahapan Kerja dalam SIG

Penggunaan Egm 2008 Pada Pengukuran Gps Levelling Di Lokasi Deli Serdang- Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara

Datum Geodetik & Sistem Koordinat Maju terus

PELATIHAN PONDOK SURVEYOR

TUGAS MANDIRI MINGGU KETIGA SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

KERANGKA ACUAN KERJA DATABASE PERENCANAAN JALAN KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN SAMPANG

Adipandang YUDONO

Pemetaan Situasi dengan Metode Koordinat Kutub di Desa Banyuripan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten

NO KODE A R S I T E K T U R 1 Arsitek Ahli Desain Interior Ahli Arsitekur Lansekap Teknik Iluminasi 104

Definisi Manajemen Survei dan Pemetaan MANSURTA KELAS A IRFAN MAULANA YUSUF

Pematokan/Stake out adalah memindahkan atau mentransfer titik-titik yang ada dipeta perencanaan kelapangan (permukaan bumi).

Pengukuran Sipat Datar Memanjang dan Melintang A. LATAR BELAKANG

PERAN REMOTE SENSING DALAM KEGIATAN EKSPLORASI GEOLOGI

Modul 10 Garis Kontur

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH

No Dokumen Revisi Ke: Dokumen Level: 3 PANDUAN Tanggal Berlaku: RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Halaman 1

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB I PENDAHULUAN Perkembangan Teknologi Jalan Raya

BAB I PENDAHULUAN. Hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Praktikum Ilmu Ukur Tanah,

BAB III METODOLOGI III-1

MODUL PRAKTIKUM MAHASISWA

PENGUKURAN BEDA TINGGI / SIPAT DATAR

BAB III METODA ANALISIS. desa. Jumlah desa di setiap kecamatan berkisar antara 6 hingga 13 desa.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.3.

Pemetaan. sumber.hayati.laut

PENGERTIAN ALAT UKUR TANAH DAN ALAT SURVEY PEMETAAN

2015, No Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4,

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah Praktik Dasar-Dasar Pengukuran Tanah. Kode

Peta Topografi. Legenda peta antara lain berisi tentang : a. Judul Peta

Sipat datar / Levelling/ Waterpassing

BAB III METODOLOGI 3. 1 TINJAUAN UMUM

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

Kesalahan Sistematis ( Systhematical error ) Kesalahan acak ( Random error ) Kesalahan besar ( Blunder )

BAB III METODOLOGI START PERSIAPAN - - TELAAH PERMASALAHAN - - INVENTARISASI KEB. DATA PENGUMPULAN DATA AWAL PENGOLAHAN DATA ANALISA DATA & EVALUASI

Pengukuran Kekotaan. Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng. Geomatic Engineering Study Program Dept. Of Geodetic Engineering

Penyusunan laporan dari pengumpulan data sampai pengambilan kesimpulan beserta saran diwujudkan dalam bagan alir sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

BAB 1:MENGGENAL PRINSIP DASAR PETA DAN PEMETAAN.

BAB III PROFIL PERUSAHAAN DAN METODOLOGI PENGUKURAN

Materi : Bab II. KARTOGRAFI Pengajar : Ir. Yuwono, MS

KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun

Session_01. - Definisi SIG - Latar Belakang - Keunggulan SIG dibanding sistem perpetaan konvensional - Contoh pemanfaatan SIG

BEBERAPA PEMIKIRAN TENTANG SISTEM DAN KERANGKA REFERENSI KOORDINAT UNTUK DKI JAKARTA. Hasanuddin Z. Abidin

Transkripsi:

SURVEYING (CIV 104) PERTEMUAN 1 : PENDAHULUAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

Definisi Surveying & Pengukuran Surveying merupakan salah satu cabang dari ilmu induknya yaitu Geodesi. Apa itu Geodesi? Menurut IAG (International Association Of Geodesy, 1979), Geodesi adalah Disiplin ilmu yang mempelajari tentang pengukuran dan perepresentasian dari Bumi dan bendabenda langit lainnya, termasuk medan gaya beratnya masing-masing, dalam ruang tiga dimensi yang berubah dengan waktu. Cabang dari matematika terapan yang melakukan pengukuran dan pengamatan posisi yang pasti dari titik-titik di muka bumi serta ukuran dan luas dari sebagian besar muka bumi, bentuk dan ukuran bumi dan variasi gaya berat bumi

Definisi Surveying & Pengukuran American Congress on Surveying and Mapping (ACSM) Ilmu dan seni dalam pengukuran untuk menentukan posisi titik-titik relatif dari lingkungan fisis di atas, pada atau di bawah permukaan bumi. ESRI (Environmental Systems Research Institute) Pengukuran fisik atau karakteristik geometri dari bumi, yang dikelompokkan berdasarkan tipe data, alat yang digunakan atau metode yang dilakukan. Secara umum didefinisikan sebagai ilmu, seni dan teknologi dalam pengukuran dan pemetaan posisi relatif di atas, pada atau di bawah permukaan tanah, atau membangun posisi-posisi tersebut dari perencanaan teknis atau dari deskripsi permukaan tanah.

Tujuan Surveying Menentukan posisi sembarang dari bentuk yang berbeda diatas permukaan bumi Menentukan letak ketinggian (elevasi) segala sesuatu yang berbeda diatas atau dibawah suatu bidang yang berpedoman pada bidang permukaan air laut tenang Menentukan bentuk atau relief permukaan tanah beserta luasnya Menentukan panjang, arah dan posisi dari suatu garis yang terdapat diatas permukaan bumi yang merupakan batas dari suatu areal tertentu

Ilmu pengetahuan Surveying dan Pengukuran mencakup aspek-aspek : Matematika, Astronomi, Geografi, Fisika, Mekanika, Metrologi, Statistik, Geofisika dan disiplin ilmu pengetahuan lainnya Aplikasi surveying dalam bidang kehidupan antara lain : Memetakan bumi di atas dan di bawah laut Peta navigasi untuk penerbangan menetapkan batas kepemilikan pribadi maupun batas negara mengembangkan data penyimpanan tentang tata guna lahan dan sumber daya alam menentukan data yang akurat tentang ukuran, bentuk, gaya berat dan medan magnet bumi

Ruang Lingkup Surveying

Sejarah Surveying Zaman Mesir Kuno ( ± 1400 SM) : Sesostris melakukan pekerjaan pemetaan tanah untuk keperluan perpajakan tanah atau yang saat ini dikenal dengan kadaster. Alat yang dipakai antara lain : Unting-unting untuk waterpass Alat bidik/teropong Alat penyiku

Sejarah Surveying Zaman Yunani Kuno (120 SM) Para pemikir mengembangkan ilmu ukur (geometri), Heron membuat beberapa risalah untuk kepentingan juru ukur, termasuk Dioptra, yaitu metode mengukur sebidang lapangan dengan alat diopter yang kemudian menjadi cikal bakal theodolit sederhana A : Teropong B : Penyetel sudut C : Penyetel arah Heron Level / Dioptra

Sejarah Surveying Zaman Romawi ( 1 M) Kemampuan Romawi ditujukkan dengan hasil rekayasa di bidang konstruksi di seluruh kekaisaran. Salah satu tokoh penting adalah Frontinus.Peralatan yang berkembang misalnya gromma, libella (sipat datar), dan crobates merupakan nivo untuk medatarkan sudut. crobates Gromma

Sejarah Surveying Peradaban Yunani dan Romawi selama berabad-abad dilestarikan oleh orang Arab dalam bidang geometri praktis. Baru pada abad ke 13 dan 14 Ilmu Ukur Tanah maju pesat banyak penulis diantaranya Von Piso menulis Praktica Geometria (Ilmu Ukur Tanah) dan Liber Quadratorum (pembagian kudran) dsb. Instrumen yang diciptakan pada zaman ini antara lain astrolab (untuk pengamatan posisi matahari dan planet ), cross staff (pengukur jarak dengan perbandingan sudut). Astrolab Cross staff

Sejarah Surveying Kemajuan dalam bidang ilmu ukur geometri dikembangkan oleh bangsa Arab dengan diciptakannya Geometric square, yang digunakan dalam pengukuran untuk menentukan sudut cotangen dan tangen, mengukur jarak dan sebagai alat levelling Selain itu juga dikembangkan sistem kuadran oleh bangsa Arab terhadap penemuan astrolab sebelumnya sehingga observasi lebih akurat untuk bidang astronomi. Geometric square Sistem pembagian kuadran

Sejarah Surveying Prototipe dari theodolit modern dan transit ibuat pada tahun 1512 oleh Martin Waldseemuller. Alat ini terdiri dari dua alat utama untuk mengukur sudut horisontal dan sudut vertikal Kata Theodolit diambil dari bahasa latin yaitu, theo-delitus yang artinya to behold or look attentively upon Artinya : dapat dilihat atau melihat dengan penuh perhatian Polimetrum of Waldseemuller

Sejarah Surveying Abad 18 dan 19 Seni pengukuran tanah maju lebih pesat oleh karena kebutuhan petapeta semakin dirasakan terutama Inggris dan Perancis mengembangkan pengukuran geodesi dengan triangulasi teliti. The US Coast and Geodetic Survey, Amerika Serikat melaksanakan pengukuran hidrografi dan menetapkan titik-titik kontrol nasional. Setelah perang dunia I dan ke II pengukuran tanah berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi modern baik dalam pengumpulan data maupun pengolahannya. Peralatan konvesional digantikan dengan peralatan otomatis dan elektronik begitu juga dalam pengolahan dan peyajiannya telah berkembang metoda komputerisasi.

KLASIFIKASI SURVEYING A. Berdasarkan luas cakupan pengukuran plane surveying (pengukuran tanah datar),dikenal dengan istilah ilmu ukur tanah memiliki cakupan pengukuran 55 km x 55 km dan basis acuan untuk pekerjaan lapangan dan hitungan berupa bidang datar horisontal. geodetic surveying (pengukuran geodetik), memiliki cakupan pengukuran yang lebih luas dengan memperhatikan kelengkungan permukaan bumi. PLANE SURVEYING Kelengkungan bumi di abaikan Luas area pengukuran < 250 km² Tingkat akurasi lebih rendah Metode & alat kerja lebih sederhana GEODETIC SURVEYING Kelengkungan bumi dipertimbangkan Luas area pengukuran > 250 km² Tingkat akurasi lebih tinggi Metode dan alat kerja rumit dan teliti

KLASIFIKASI SURVEYING B. Berdasarkan elemen alam Land surveying, antara lain pengukuran topografi (untuk menentukan lokasi ciri-ciri alamiah dan buatan serta elevasi yang dipakai, pengukuran kadastral (untuk menentukan garis dan batas-batas kepemilikan lahan) Marine/hydrographic surveying, antara lain pengukuran muka dasar laut, pengukuran pasang surut, pengukuran garis pantai dan pengukuran untuk pembuatan pelabuhan.

KLASIFIKASI SURVEYING B. Berdasarkan elemen alam Astronomical surveying, untuk menentukan posisi di muka bumi dengan melakukan pengukuran-pengukuran terhadap benda langit.

KLASIFIKASI SURVEYING C. Berdasarkan tujuan pengukuran engineering survey : untuk memperoleh data dan peta pada pekerjaan-pekerjaan teknik sipil. control survey, menetapkan jaringan horisontal dan vertikal yang dipakai sebagai kerangka acuan untuk pengukuran lainnya. military survey, pengukuran untuk keperluan militer

KLASIFIKASI SURVEYING C. Berdasarkan tujuan pengukuran mining survey, pengukuran yang dilaksanakan di bawah atau di atas tanah untuk pedoman penggalian terowongan dan pekerjaan lain yang berkaitan dengan pertambangan, Survei kandungan material Survey struktur batuan

KLASIFIKASI SURVEYING C. Berdasarkan tujuan pengukuran geological survey, penyelidikan secara sistematis dan rinci atas struktur fisik batuan yang membentuk lapisan paling atas dari kerak bumi. Seismic survey, merupakan salah satu bentuk survei geofisika yang bertujuan untuk mengukur geo-propertis seperti magnet, listrik, gravitasi, panas, dan elastis teori Marine seismic survey Land seismic

KLASIFIKASI SURVEYING D. Berdasarkan cara dan alat Pengukuran triangulasi, salah satu cara penentuan posisi horisontal banyak titik dimana titik satu dengan lainnya dihubungkan sehingga membentuk rangkaian segitiga atau jaring segitiga dimana pada setiap segitiga dilakukan hanya pengukuran sudut dan salah satu sisi segitiga jaraknya harus diketahui. Pengukuran trilaterasi, salah satu cara penentuan posisi horisontal banyak titik dimana titik satu dengan lainnya dihubungkan sehingga membentuk rangkaian segitiga atau jaring segitiga dimana pada setiap segitiga dilakukan hanya pengukuran jarak.

KLASIFIKASI SURVEYING D. Berdasarkan cara dan alat Pengukuran polygon, merupakan salah satu pengukuran dan pemetaan kerangka dasar horizontal yang bertujuan untuk memperoleh koordinat planimetris (X,Y) titik - titik pengukuran, diklasifikasikan menjadi poligon terbuka dan poligon tertutup POLIGON TERTUTUP Pengukuran offset, merupakan pengukuran untuk menentukan suatu obyek/bangunan terhadap suatu referensi yang disebut basis pengukuran, biasanya banyak digunakan untuk stake out proyek jalan d a c e b a e b c POLIGON TERBUKA C A D B

KLASIFIKASI SURVEYING D. Berdasarkan cara dan alat Pengukuran tachymetri, merupakan suatu metode pengukuran secara cepat untuk menentukan jarak horisontal ke sebuah titik dan elevasi ke titik tersebut. Pengukuran meja lapangan (plane table), pengukuran yang perhitungan dan penggambarannya langsung dilakukan seketika di lapangan.

KLASIFIKASI SURVEYING D. Berdasarkan cara dan alat Remote Sensing, pengukuran untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan menggunakan satelit. GPS, pada dasarnya dilakukan dengan pengukuran jarak secara bersamasama ke beberapa satelit (yang koordinatnya telah diketahui).

KLASIFIKASI SURVEYING D. Berdasarkan cara dan alat Fotogrametris, merupakan seni, ilmu, dan teknologi perolehan informasi tentang obyek fisik dan lingkungan melalui proses perekaman, pengukuran, dan penafsiran foto udara FOTO UDARA

PERANAN SURVEYING DALAM TEKNIK SIPIL Dalam pengukuran di bidang rekayasa konstruksi, terdapat empat elemen penting, yaitu : Survei kondisi eksisting, termasuk topografi, keberadaan bangunan dan infrastruktur eksisting, dan bila memungkinkan termasuk elevasi saluran drainase. Stake out titik referensi dan patok2 yang menjadi pedoman konstruksi yang baru Pengamatan posisi struktur selama konstruksi. Melakukan survei as built pada tahap konstruksi telah selesai untuk memastikan pekerjaan sesuai dengan rencana kerja.

Contoh pekerjaan surveying pada bidang teknik sipil: 1) Laser putar 2) Menebarkan lap.tanah bawah berdasarkan kendali laser 3) Memeriksa tinggi elevasi akhir 4) Menetapkan elevasi tembok 5) Mistar dengan pemindai fotolistrik yang sedang menetapkan elevasi pondasi 6) Mengambil elevasi tanah 7) Bidang acuan laser

1 PEMERIKSAAN PENDAHULUAN Pemeriksaan pengaruh ekonomi dan kemungkinan teknis suatu royek, termasuk luas daerah dengan peta topografi skala 1:100.000 1:250.000 2 RENCANA POKOK Persiapan rencana pokok dengan menggunakan peta topografi dan geologi skala 1 : 25.000-1:50.000, peta tata guna tanah 3 RENCANA KASARAN Penyelidikan di lapangan dan pada peta pemasukan garis batas proyek, perbandingan rencana alternatif dengan menggunakan peta topografi skala 1 : 25.000-1: 50.000 4 RENCANA PENDAHULUAN Lokasi garis-garis proyek di atas peta, persiapan potongan memanjang dan melintang, pengukuran tambahan dengan menggunakan peta topografi skala 1 : 10.000 1:5.000 5 RENCANA PELAKSANAAN Persiapan potongan memanjang, melintang,penentuan pekerjaan tanah,penentuan akhir garis batas proyek,perhitungan biaya,perhitungan konstruksi,rencana fasilitas dengan menggunakan peta-peta topografi skala 1:1000 1:500 6 PENGUKURAN PELAKSANAAN Pemasangan patok,sipa datar melintang dan profil, pengukuran tanah dan pengukuran konstruksi 7 PELAKSANAAN PEKERJAAN

Surveyor dan karakteristiknya Surveyor adalah seorang profesional dengan kualifikasi akademik dan keahlian teknik untuk mempraktekkan ilmu pengukuran, untuk mengolah data dan menentukan informasi tanah dan geografis yang terkait, serta menggunakan informasi tersebut untuk tujuan perencanaan dan pelaksanaan administratif secara efisien dari tanah, laut dan struktur di atasnya dalam kaitannya dengan pengembangan suatu area. Karakteristik yang harus dimiliki seorang surveyor : cukup mempunyai keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan survey Jujur dalam mengungkapkan penemuanpenemuan Tegas dan jelas dalam membedakan opini dan fakta Independen

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB SURVEYOR Analisa penelitian dan pengambilan keputusan. Pemilihan metoda pengukuran, peralatan, pengikatan titik-titik sudut dsb. Pekerjaan lapangan atau pengumpulan data, yakni melaksanakan pengukuran dan pencatatan data di lapangan. Menghitung atau pemrosesan data, yakni hitungan berdasarkan data yang dicatat untuk menentukan letak, luas dan volume. Pemetaan atau penyajian data, menggambarkan hasil ukuran dan perhitungan untuk menghasilkan peta, gambar rencana tanah dan peta laut, menggambarkan dat dalam bentuk numeris atau hasil komputer. Pemancangan tugu dan patok ukur, untuk menentukan batas-batas pedoman dalam pekerjaan konstruksi.

PEMETAAN TERISTRIS Pemetaan teristris adalah proses pemetaan yang pengukurannya langsung dilakukan di permukaan bumi dengan peralatan tertentu. Walaupun seiring perkembangan teknologi dikenal juga pemetaan fotogrametris, radargrametris dan videografis, bahkan dengan teknologi satelit.

Tahapan Dalam Pekerjaan Surveying ( dalam perencanaan jalan raya)

Tahapan Dalam Pekerjaan Surveying ( dalam perencanaan jalan raya) 1. Tahap persiapan a) Persiapan personil b) Persiapan peralatan c) Persiapan data : peta rupa bumi (BAKOSURTANAL) skala 1 : 50.000 Peta jaringan jalan, skala 1:1.000.000/1:1.500.000 peta geology skala 1 : 100.000/1:250.000 Peta topografi, skala 1:250.000 1:25.000 Photo udara data curah hujan harga bahan dan upah Plotting trase rencana PETA GEOLOGI PETA RUPA BUMI (BAKOSURTANAL)

Tahapan Dalam Pekerjaan Surveying ( dalam perencanaan jalan raya) 2. Tahap survey dan pengukuran a) Survey pendahuluan (Reconnaissence) dan survey situasi Menentukan awal dan akhir proyek dengan ditandai pemasangan patok BM Pengukuran polygon terbuka (penampang memanjang) untuk memperkirakan penerapan design geometrik yang tepat Rekomendasi penempatan bangunan jembatan atau intersection Transportasi Kondisi Medan (terrain, daerah tangkapan hujan, dll) Sumber material PLOTTING RENCANA TRASE JALAN

Tahapan Dalam Pekerjaan Surveying ( dalam perencanaan jalan raya) 2. Tahap survey detail a) Pengukuran Pengikatan b) Pengukuran kerangka kontrol vertikal ( skala 1 : 1000) c) Pengukuran kerangka kontrol horisontal (skala 1:1000) d) Pengukuran situasi dengan skala 1 : 500, mis.untuk desain jembatan c) Pengukuran penampang memanjang d) Pengukuran penampang melintang e) Pengukuran khusus 3. Tahap pengolahan data dan penggambaran Perhitungan dan penggambaran secara manual ataupun komputerisasi