BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Astrada, 2014 Studi pelaksanaan standar proses di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 terpadu Ngabang

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PELAKSANAAN STANDAR PROSES DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional di bidang pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

BAB I PENDAHULUAN. sebuah standar yang diberi nama Standar Nasional Pendidikan (SNP). Standar

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM BANYUWANGI MENGAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Dr.Burhanuddin Tola, M.A. NIP i

ISBN LAPORAN EKSEKUTIF

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Copyright by Asep Herry Hernawan

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

HAND OUT MATA KULIAH KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DIN KODE MK/SKS : UD 100/3 SKS

Djuharis Rasul Peneliti di Pusat Kurikulum Diknas Sosialisasi KTSP

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

KEMENAG. Sekolah Menengah Agama. Katolik. Perubahan.

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP.

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009

KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR. Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilham Fahmi, 2014

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sesuatu dengan ukuran baik atau buruk (kualitatif).

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir

MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta

PANDUAN P2M STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepita Ferazona, 2013

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 9 SERI E

S.O.P PENJAMINAN MUTU TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN DOKUMEN LEVEL Standar Operating Procedure S.O.P. SPMI 008

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Mulyasa (2010) bahwa, pembangunan sumber daya manusia

PP 19/2005 STANDAR NASIONALPENDIDIKAN BAB II LINGKUP, FUNGSI, DAN TUJUAN

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN BIAYA PENDIDIKAN DI KABUPATEN PASURUAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syaiful Rahman, 2014

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR.. TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

OLEH : NINING SRININGSIH, M.PD NIP

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

I. STANDAR ISI. hal. 1/61. Instrumen Akreditasi SMP/MTs

1. Responden : Stakeholder inti Program Studi 2. Hari/ Tanggal/ Waktu : 3. Tempat : 4. Proses Wawancara :

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA

DAFTAR HADIR A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BERDASARKAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

BAB I PENDAHULUAN. ini peranan pengajaran sangat penting karena merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN. Achmad Samsudin, M.Pd. Jurdik Fisika FPMIPA UPI

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kejuruan dalam penjelasan atas Undang-Undang Republik

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

RENCANA TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH STANDAR SARANA DAN PRASARANA. ruang belajar

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Standar proses adalah Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan. Standar proses bertujuan untuk mencapai lulusan yang sesuai dengan standar kompetensi lulusan. Standar proses memiliki keterkaitan dengan standar pendidik dan tenaga kependidikan, dalam kaitannya pelaksanaan standar proses memerlukan tenaga pendidik untuk pelaksanaannya di lapangan. Standar tersebut ditujukan untuk mengoptimalkan capaian output yang sesuai dengan standar kompetensi lulusan setelah melalui evaluasi dengan standar penilaian pendidikan. Standar proses terdiri dari perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanan pembelajaran (RPP). Silabus memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar (PP Nomor 19 Tahun 2005, Pasal 20). Adapun RPP memuat sekurang-kurangnya identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar (Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, lampiran bagian ke II). RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan. Pelaksanaan proses pembelajaran merupakan implementasi dari perencanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran harus sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh guru itu sendiri, tujuannya agar kompetensi pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan standar kompetensi lulusan. Beberapa hal yang harus 1

2 diperhatikan dalam Pelaksanaan proses pembelajaran yaitu dengan; memperhatikan jumlah maksimal peserta didik per kelas, beban mengajar maksimal per guru, rasio maksimal buku teks pelajaran setiap peserta didik, dan rasio maksimal jumlah peserta didik setiap kelas (PP Nomor 19 Tahun 2005, pasal 21 ayat 1). Idealnya, jumlah maksimal peserta didik per kelas untuk SMA/SMK adalah sebanyak 32 peserta didik per kelas, untuk rasio buku teks pelajaran yang ideal adalah 1:1, sedangkan untuk beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, menilai hasil belajar, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan, sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka dalam satu minggu. Rasio minimal jumlah peserta didik terhadap gurusama dengan 20:1. Pelaksanaan proses pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan oleh guru dimaksudkan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, serta memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan secara konsisten,sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan/atau nontes dalam bentuk tulisan dan/atau lisan, pengamatan kinerja;pengukuran sikap; penilaian hasil karya berupa tugas, proyek atau produk; dan penilaian diri. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran harus mengacu pada RPP yang telah dirancang oleh guru itu sendiri. Contohnya: ada 7 indikator pencapaian, maka evaluasinya harus berdasarkan indikator pencapaian. Pendidik harus benar-benar mengetahui tentang bagaimana pelaksanaan evaluasi pada proses pembelajaran yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Butir 5 dan 6 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa: tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan; sedangkan pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Standar pendidik merupakan

3 standar yang telah ditetapkan oleh BSNP untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran, standar tersebut ditentukan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas pendidikan atau output hasil pendidikan yang berkualitas. Seorang guru/pendidik untuk SMK/MAK harus mempunyai kualifikasi akademik, mempunyai program keahlian yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan, dan harus memiliki sertifikasi profesi guru.seperti yang telah ditetapkan oleh BSNP tentang standar tenaga pendidik yaitu: 1. Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (SI). 2. Latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. 3. Sertifikasi profesi guru untuk SMK/MAK. Standar pendidik memiliki tujuan seperti yang telah ditetapkan oleh BSNP. Tujuan dari standar pendidik yang telah ditetapkan adalah agar meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan seseorang untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya dan meningkatkan kualitas mutu pendidikan di Indonesia. Saat ini jumlah guru yang ada di SMKN 1 Terpadu Ngabang Kabupaten Landak sebanyak 37 guru, dengan latar belakang Ilmu Pendidikan sebanyak 19 guru dan lulusan berlatar belakang Ilmu Murni sebanyak 18 guru. Khusus program keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR) tenaga pendidiknya sebanyak 5 (lima) guru yang seluruhnya merupakan guru honorer.guru-guru tersebut terdiri dari 1 (satu) guru memiliki bidang keahlian permesinan dengan jenjang pendidikan SI (S. Pd), satu guru memiliki bidang keahlian otomotif dengan jenjang pendidikan D3, satu guru dengan jenjang pendidikan lulusan SMK yang memiliki kealian dalam bidang otomotif dan sudah berpengalaman dalam bidang otomotif karena sudah lama bekerja pada perusahaan otomotif di bagian teknik (teknisi). Duaguru memiliki bidang keahlian otomotif dengan jenjang pendidikan SI (S, Pd).

4 Berdasarkan jumlah guru sebanyak lima orang dan dengan bidang keahlian yang dimiliki oleh guru sebagian besar belum sesuai dengan program keahlian yang ada di SMKN 1 Terpadu Ngabang khususnya program keahlian TKR, maka terdapat kesenjangan antara jumlah tenaga pendidik dan bidang keahlian dengan tuntutan standar tenaga pendidik yang telah ditetapkan oleh BSNP. Kesenjangan tersebut akan menimbulkan dampak yang kurang baik terhadap terlaksananya standar proses di SMKN 1 Terpadu Ngabang Kabupaten Landak. Mengacu pada permasalahan di atas, peneliti berkeinginan untuk melaksanakan penelitian dengan judul: Studi Pelaksanaan Standar Proses di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Terpadu Ngabang. B. Identifikasi Masalah Adapun identifikasi masalah yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah: 1. Kurangnya tenaga pendidik di SMKN 1 Terpadu Ngabang Kabupaten Landak yang berdampak pada pelaksanan standar proses. 2. Bidang keahlian tenaga pendidik tidak sesuai denganprogramkeahliansehingga berpengaruh pada penyusunan RPP berdasarkan standar proses. 3. Bidang keahlian tenaga pendidik tidak sesuai dengan programkeahliansehingga berpengaruh pada pelaksanaan pembelajaran berdasarkan RPPyang telah disusun. 4. Bidang keahlian tenaga pendidik tidak sesuai dengan program keahlian sehingga berpengaruh pada evaluasi pembelajaran berdasarkan RPP yang telah disusun. C. Batasan Masalah Mengacu pada permasalahan di atas, tampaknya masalah terlalu luas untuk mencakup dalam satu kegiatan penelitian, Oleh karena itu peneliti membatasi masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu: 1. Penyusunan RPP pada mata pelajaran produktif.

5 2. Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan RPP yang telah disusun. 3. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran berdasarkan RPP yangdisusun. D. Rumusan Masalah Mengacu pada identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana guru menyusun RPP pada mata pelajaran produktif? 2. Bagaimana guru melaksanakan proses pembelajaran mata pembelajaranproduktif ditinjau dari kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup berdasarkan RPP yang telah dirancang? 3. Bagaimana guru melaksanakan evaluasi berdasarkan RPP pada prosespembelajaran mata pelajaran produktif? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan keberhasilan standar nasional pendidikan (SNP) dari aspek standar proses, adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Memperoleh gambaran tentang penyusunan RPP pada program keahlian TKR di SMKN 1 Terpadu Ngabang. 2. Memperoleh gambaran tentang pelaksanaan proses pembelajaran pada program keahlian TKR di SMKN 1 Terpadu Ngabang. 3. Memperoleh gambaran tentang pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada program keahlian TKR di SMKN 1 Terpadu Ngabang. F. Manfaat Penelitian Hasil dari deskripsi dan analisis data penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi: 1. Bagi Guru SMKN 1 Terpadu Ngabang Kabupaten Landak, sebagai masukan untuk melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran berdasarkan standar proses dan pentingnya proses pembelajaran untuk mencapai proses pembelajaran yang PAKEM (Pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan).

6 2. Kepala SMKN 1 Terpadu Ngabang Kabupaten Landak sebagai bahan masukan dalam hal perbaikan kualitas pendidikan di SMK, dan sebagai masukan dalam pengembangan sekolah dari berbagai bidang kurikulum yang terstandar dan merekrut calon guru dan tenaga pendidik yang sesuai dengan SNP. G. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka rencana penulis untuk membuat kerangka penulisan penelitian yang akan diuraikan berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I Pendahuluan Meliputi latar belakang, identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II Kajian Pustaka Berisi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan tentang pelaksanaan standar proses di SMKN 1 Terpadu Ngabang. BAB III Metode Penelitian Membahas mengenai metode penelitian yang digunakan, teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan data, dan pengolahan data. BAB IV Hasil PenelitiandanPembahasan Berisi pembahasan analisis data hasil penelitian. BAB V Kesimpulan dan Saran Membahas tentang kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan saransaran yang diberikan.