BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

BAB I PENDAHULUAN. (SDM). Oleh karenanya, mengingat begitu pentingnya peran pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ke arah positif. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan kepribadian dan akhlak mulia. Menurut Undang-Undang. mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

BAB I PENDAHULUAN. manusianya. Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari kualitas

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

BAB 1 PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan atau Kurikulum Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa lain di dunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut dihasilkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. antara pendidikan dengan tingkat perkembangan bangsa tersebut yang

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

DAFTAR ISI. II. PEMBELAJARAN PENGAYAAN A. Pembelajaran Menurut SNP... B. Hakikat Pembelajaran Pengayaan... C. Jenis Pembelajaran Pengayaan...

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepita Ferazona, 2013

PENGEMBANGAN KTSP. A. Rasional

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Undang Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan anak bangsa. Pendidikan yang bermutu atau berkualitas

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya masing-masing. Pendidikan di Indonesia di mulai dari pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Andrian Rustaman Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA BKPAP UPI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang sangat luas mengakibatkan adanya perbedaan

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN 01 PANDEYAN

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang No. 20 pasal ke-3 (2003)

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 6 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, mendefinisikan pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru sebagai salah satu dari komponen pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

EKSPERIMENTASI ALAT PERAGA SIMETRI LIPAT DAN SIMETRI PUTAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI RESPON SISWA

BAB I PENDAHULUAN. didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang. warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

RENDAHNYA KUALITAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

Transkripsi:

1.1 Latar Belakang Masalah BABI PENDAHULUAN Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi man usia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (UU No. 14 Tahun 2005, pasal 6). Untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional telah ditetapkan, bahwa pengembangan pendidikan di Indonesia yang beragam mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (PP No. 19/2005). Standar Nasional Pendidikan tersebut meliputi: (I) Standar isi; (2) Standar proses; (3) Standar kompetensi lulusan; (4) Standar tenaga kependidikan; (5) Standar sarana dan prasarana; (6) Standar pengelolaan; (7) Standar pembiyaan; dan (8) Standar penilaian. Dalam hal pengembangan kurikulum, Standar lsi (SI) dan standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum (Mulyasa, 2008:21). Agar memenuhi standar-standar tersebut di muka, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan, bahwa kurikulum pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah yang disusun oleh satuan pendidikan mengacu

2 kepada SI (Standar lsi) dan SKL (Standar Kompetensi Lulusan). Selain itu. juga berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) serta penyusunan KTSP juga harus mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU No. 20/2003 dan PP No. 19/2005. Amanat undang-undang ini bermakna, bahwa satuan-satuan pendidikan (sekolah) harus mampu mengembangkan komponen-komponen dalam kurikulum KTSP. Komponen yang dimaksud mencakup visi, misi, dan tujuan tingkat satuan pendidikan; struktur dan muatan; kalender pendidikan; silabus sampai pada rencana pelaksanaan pembelajaran. Dalam hal ini guru memegang peran penting dalam pengembangan kurikulum di sekolah. Menurut Hamalik (2005:64) guru turut serta menyusun kurikulum, duduk dalam suatu panitia pengembang kurikulum, atau memberikan masukan kepada panit;a pengembang kurikulum. Dalam kepanitian ini guru berperan dalam diversifikasi kurikulum sesuai dengan keunggulan daerah dan kekhasan sekolah. Sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 36 ayat 2, bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik (Muslich, 2007:35). Dalam hal ini guru merupakan "the key person" keberhasilan pelaksanaan pembelajaran. Guru adalah orang yang diberi tanggung jawab untuk mengembangkan dan melaksanakan kurikulum hingga mengevaluasi ketercapaiannya (Mantovani, 2007:6). Mengingat peran guru sangat ber-

3 pengaruh terhadap pelaksanaan KTSP ini maka perlu adanya persiapanpersiapan tertentu agar nantinya guru mampu melaksanakannya dengan baik (professional). Profesionalisme guru dalam mengajar antara lain ditandai bahwa dalam pengambilan keputusan pendidikan dapat dipertanggungjawabkan baik aspek ilmiah maupun aspek moral. Pengambilan keputusan pendidikan antara lain menyangkut bagaimana perlalaian kepada pihak pebelajar, pendekatan yang digunakan, organisasi materi ajar, pemilihan sarana dan pendukung proses belajar mengajar dan sebagainya (Sugandi, 2006: 1). Apapun dan bagaimanapun model kurikulumnya, yang paling penting dilakukan guru adalah menjabarkannya ke dalam program pembelajaran, sebagaimana diamanatkan dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dengan kata lain, tugas utama guru dalam kaitannya dengan dokumen kurikulum adalah membuat rencana pembelajaran yang akan dijadikan pedoman pelaksanaan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik (Mulyasa, 2008:153). Untuk itu perlu dilakukan suatu kajian tentang pelaksanaan kurikulum yang menyangkut tentang sosialisasi, penyusunan silabus, RPP, program tahunan dan semester, bahan ajar, dan proses belajar mengajar yang bertujuan untuk mengukur seberapa jauh penerapan kurikulum berstandar nasional dipakai sebagai pedoman pengembangan dan pelaksanaan kurikulum di

4 sekolah (http//www.puskur.net/index.php). Sebab dari hasil kajian tersebut dapat diketahui hasil-hasil kurikulum yang telah dilaksanakan, apakah kelemahan dan kekurangannya serta selanjutnya dapat difokuskan mengenai perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Sebagaimana dikemukakan oleh Dirjendikti (dalam Susilo, 2007:9) bahwa sosialisasi merupakan langkah penting yang akan menunjang dan menentukan keberhasilan KTSP. Pembelajaran biologi sesungguhnya mempunyai kekuatan untuk membangun kemampuan berpikir siswa. Kemarnpuan merumuskan pertanyaan, berpikir analitis, sintesis, kritis dan pemecahan masalah dapat dikembangkan melalui kegiatan inkuiri sains. Kemarnpuan memprediksi menjadi kunci keberhasilan memecahkan masalah. Kemarnpuan ini sangat ditunjang oleh kemampuan berhipotesis dan pembuktiannya. Kemampuan berpikir analisis-sintesis atau hipotetik-deduktif akan mendorong berpikir tingkat tinggi yaitu berrikir kreatif dan pengambilan keputusan pada diri siswa. Semuanya itu seharusnya sudah diprogramkan di dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (Liliasari, 2005:3) Rencana pelaksanaan pembelajaran Biologi merupakan rumusan tentang apa yang akan dilakukan oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan atau kompetensi dasar yang telah ditentukan, sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Sesuai dengan Permendiknas Rl Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses dijelaskan bahwa RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalarn upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran

5 berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Mulai tahun ajaran 2006/2007 KTSP sudah diterapkan disekolahsekolah yang diawali dari kelas satu. Selamakurun waktu empat tahun ajaran pelaksanaan KTSP disekolah-sekolah sudah betjalan, namun sejauh mana pemahaman guru dalam penyusunan RPP berdasarkan KTSP tersebut khususnya guru bidang studi biologi? Untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu dilakukan penelitian tentang pemahaman guru mata pelajaran biologi dalam menyusun RPP berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMA. Pemahaman tersebut ditunjukkan oleh kesesuaian RPP yang disusun guru dengan Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang telah ditetapk::n melalui Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007. 1.2 ldentifikasi Masalah Untuk memberikan arahan terhadap penelitian ini maka peneliti mengidentifikasi permasalahan penelitian sebagai berikut: (1) belum tersedia publikasi tentang keberhasilan pelaksanaan KTSP SMA khususnya untuk mata pelajaran biologi se kota Medan; (2) belum tersedia publikasi tentang kemampuan guru mata pelajaran biologi menyusun RPP sesuai dengan standar isi, standar proses dan standar penilaian; (3) kenyataan menunjukkan bahwa umumnya guru mata pelajaran biologi SMA Negeri di kota Medan

6 belum menyusun RPP yang merupakan karyanya sendiri dan sesuai dengan peningkatan keunggulan daerah serta keunggulan sekolah masing-masing; (4) kenyataan menunjukkan, bahwa guru mata pelajaran biologi cenderung bel urn menggunakan RPP yang disusunnya sebagai pedoman penyelenggaraan proses belajar mengajar di kelas; dan (5) kenyataannya banyak guru mengalami kesulitan dalam menyusun RPP secara mandiri. 1.3 Batasan Masalah Mengingat luasnya kajian tentang kualitas perencanaan (RPP) yang disusun guru dalam penyelenggaraan PBM mata pelajaran biologi, maka penelitian dibatasi pada kesesuaian RPP yang disusun guru mata pelajaran biologi di SMA Negeri sekota. Medan dengan standar proses dan prinsipprinsip pengembangan rancangan pembelajaran sesuai dengan pedoman pengembangan kurikulum tingkat satu::n pendidikan. 1.4 Rumusan Masalah Secara umum permasalahan penelitian ini terkait dengan pemahaman guru mata pelajaran Biologi SMA Negeri se kota Medan dalam menyusun dan menerapkan RPP berdasarkan KTSP. Untuk memberikan araban penelitian ini lebih spesifik maka disusun rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut: I. Bagaimana kualitas RPP yang disusun guru mata pelajaran Biologi SMA Negeri se Kota Medan?

7 2. Bagaimana kelengkapan RPP yang disusun guru dibandingkan kelengkapan RPP yang ditetapkan dalam Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendiknas RI No. 42 Tahun 2007)? 3. Bagaimana kesesuaian isi RPP mata pelajaran Biologi guru SMA Negeri se Kota Medan dengan Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendiknas RJ No. 41 Tahun 2005)? 4. Apakah terdapat perbedaan kualitas RPP mata pelajaran Biologi Kelas XI IPA berdasarkan Materi Pokok di SMA Negeri se Kota Medan? 5. Apakah terdapat perbedaan kualitas RPP mata pelajaran Biologi Kelas XI IPA berdasarkan sekolah di SMA Negeri se Kota Medan? 6. Apakah terdapat perbedaan RPP mata pelajaran Biologi Kelas XI IPA kategori SMA Negeri favorit menurut masyarakat di Kota Medan? 1.5 Tujuan Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan mendeskripsikan pemahaman guru mata pelajaran mata pelajaran Biologi SMA Negeri se Kota Medan dalam menyusun dan menerapkan RPP berdasarkan KTSP di SMA Negeri di Kota Medan. Secara khusus penelitian ini ditujukan untuk memperoleh informasi tentang: 1. Kualitas RPP mata pelajaran Biologi di SMA Negeri se Kota Medan berdasarkan ketentuan Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007). 2. Kelengkapan dokumen RPP sesuai dengan Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007).

8 3. Kesesuaian isi RPP mata pelajaran Biologi SMA Negeri se Kota Medan dengan Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendiknas RI No. 41 Tahun 2005). 4. Perbedaan kualitas RPP mata pelajaran Biologi Kelas XI IPA berdasarkan Materi Pokok di SMA Negeri se Kota Medan. 5. Perbedaan kualitas RPP mata pelajaran Biologi Kelas XI IPA berdasarkan sekolah di SMA Negeri se Kota Medan. 6. Perbedaan RPP mata pelajaran Biologi Kelas XI IPA kategori SMA Negeri favorit menurut masyarakat di Kota Medan. 1.6 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada tenaga pendidik dan pengembang kurikulum yang bersifat teoritis dan praktis: I. Manfaat teoritis; hasil penelitian diharapkan bermanfaat sebagai sumbangan informasi bagi guru-guru, pengelola, pengembang, dan lembaga-lembaga pendidikan dalam dinamika pelaksanaan dan pengembangan penyusunan RPP pacta Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, bahan perbandingan bagi peneliti yang lain, yang membahas dan meneliti permasalahan yang sama. 2. Manfaat praktis; hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk memperluas wawasan guru dan pengembang kurikulum khususnya guru bidang studi biologi dalam penyusunan RPP pacta Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di sekolah masing-masing.