BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan. 1. melaksanakan tugasnya tersebut, KUA melaksanakan fungsi:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pasal 1 disebutkan : Perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria

BAB I PENDAHULUAN. untuk itu. Perkawinan merupakan faktor untuk membina kerja sama antara laki-laki dan

BAB V PENUTUP. 1. Sebab-sebab terjadinya kasus perceraian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kantor Urusan Agama (KUA) adalah instansi Departemen Agama yang

BAB IV ANALISIS. Indonesia. A. Analisis Terhadap Aturan Suscatin di Malaysia dan. Meskipun Indonesia dan Malaysia mempunyai banyak kesamaan

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat mereka yakin melangsungkan pernikahan dini. Tentunya bukan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, perkawinan merupakan kehidupan yang berpijak pada rasa

BAB IV PERENCANAAN TUGAS DALAM PELAKSANAAN KURSUS CALON PENGANTIN (SUSCATIN)

BAB I PENDAHULUAN. Ikatan pernikahan merupakan ikatan suci yang berdasarkan nilai-nilai

BAB III PENGADUAN PASANGAN SUAMI ISTRI PRA CERAI DI KUA BUDURAN PADA TAHUN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Syari'ah Jurusan Ahwalus Sakhsiyyah

BAB III KUA SUKARAME BANDAR LAMPUNG. mekarkan kembali menjadi dua KUA Kecamatan yaitu KUA kecamatan Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN. melindungi hak-hak perempuan dalam perkawinan. 1 Disamping itu pencatatan. bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

PERKAWINAN KELUARGA SAKINAH

bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.2

BAB III PERAN MEDIASI PERKARA SYIQAQ DI BADAN PENASIHATAN PEMBINAAN DAN PELESTARIAN PERKAWINAN (BP4) KOTA SEMARANG PASCA MUNAS KE XIV TAHUN 2009

BAB IV ANALISIS. A. Implementasi Peraturan tentang kursus calon pengantin

BAB III PENGERTIAN DAN PENERAPAN YURIDIS TENTANG PERKAWINAN DAN KURSUS CALON PENGANTIN DI MALAYSIA DAN INDONESIA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. calon pengantin meliputi pelaksanaan peran BP4 dan pencapaian tujuan

BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan pada bagian

BAB I PENDAHULUAN. tangga yang sakinah, mawadah dan warohmah. 1 Dan tujuan perkawinan

PERANAN BP4 DALAM PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH MAWADDAH WA RAHMAH PADA CALON PENGANTIN DI KUA KECAMATAN KRATON YOGYAKARTA TAHUN 2014/2015 SKRIPSI

BAB III KUA KECAMATAN SUKODONO

BAB I PENDAHULUAN. (selanjutnya ditulis dengan UUP) menjelaskan, Perkawinan ialah ikatan lahir bathin

BAB I PENDAHULUAN. perlu kiranya dijelaskan dengan jelas dan baik. Adapun judul skripsi ini berjudul:

BAB I PENDAHULUAN. dan perempuan. Kedua jenis ini masing-masing dikaruniai rasa mencintai

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pada Tahun 2015 ini terdapat 5 Kelurahan di Metro Timur, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB II SEKILAS TENTANG KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN CIOMAS. 1. Letak Geografis KUA Kecamatan Ciomas

BAB I PENDAHULUAN. sunnatullah yang umumnya berlaku pada semua mahkluk-nya. Hal ini merupakan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah berdirinya Badan Penasehat Pembinaan dan Pelestarian

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Efektivitas Bimbingan Konseling Islam di (BP -4) Kementrian Agama

TINJAUAN HUKUM TENTANG HADLANAH (HAK ASUH ANAK) AKIBAT PERCERAIAN. (Studi Kasus di Pengadilan Agama Surakarta )

BAB III. KURSUS CALON PENGANTIN A. Gambaran Umum Kantor Urusan Agama. 1. Profil Surabaya Barat KUA Kecamatan Benowo

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

AKIBAT PERKAWINAN DIBAWAH UMUR DALAM KELANGSUNGAN HIDUP. ( Studi Kasus Pengadilan Agama Blora)

BAB III GAMBARAN UMUM BP4 KUA KEC. MRANGGEN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING PRA NIKAH BAGI CATIN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB II PERAN BP4 DALAM MELAKSANAKAN SK MENTRI DI KUA BUDURAN. A. Badan Penasihat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan

BAB III METODE PENELITIAN. B. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif. Pendekatan

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III PELAKSANAAN PENCATATAN PERKAWINAN ANAK ANGKAT DI KUA KECAMATAN SAWAHAN SURABAYA

BAB III PERAN BADAN PENASEHATAN, PEMBINAAN DAN PELESTARIAN PERKAWINAN (BP4) KUA KECAMATAN CERME DALAM MEMBERIKAN BIMBINGAN PERNIKAHAN CALON MEMPELAI

BAB III TINJAUAN UMUM KUA KEC. LEMBANG KAB. BANDUNG BARAT. Bandung Barat sebelah utara kota Bandung di bawah kaki gunung Tangkuban

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu manusia wajib berdoa dan berusaha, salah satunya dengan jalan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan

BAB I PENDAHULUAN. dicapai, sebagaimana tersebut dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun. keturunan sehingga kelestarian hidup manusia akan terjaga.

Kebijakan Pemerintah dalam Mempersipkan Keluarga yang Ramah Anak

BAB I PENDAHULUAN. Qur an, Jakarta:1992, hlm Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fitrah manusia adalah adanya perasaan saling suka antara lawan

BAB III FAKTOR-FAKTOR PENINGKATAN PELAKSANAAN AKAD NIKAH DI KUA SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB V PENUTUP. pra nikah khusus calon pengantin di BP4 kota pekalongan dan dampak. mengambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

ABSTRAKSI Animatusa adah Efektivitas Suscatin Dalam Membentuk Keluarga. Kata Kunci : Suscatin dan Keluarga Sakinah

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

SUSI RACHMAWATI F

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari siklus kehidupan manusia adalah terbentuknya pasangan baru (new couple), di

BAB III PERKARA WEWENANG MODIN DESA DALAM PROSEDUR PENCATATAN PERKAWINAN DI DESA KEBALANDONO KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data tentang Konseling Pranikah bagi Calon Pengantin di. Kantor Kementerian Agama Kota Surabaya di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tuhan telah menciptakan makhluknya berpasang-pasangan, menjadikan

BAB III DATA HASIL PENELITIAN. A. Latar Belakang Berdirinya BP4 Kota Semarang

BAB III PENENTUAN WALI HAKIM DI KUA KEC. TAYU KAB. PATI. 21 KUA Kecamatan yang ada di Kabupaten Pati, yang

Panduan Wawancara/Konsep Wawancara. sebagai metode untuk melakukan pengkajian data secara mendalam. Wawancara

PERANAN PETUGAS BP4 DALAM PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH DI KOTA SURAKARTA

PELATIHAN KONSELING PERKAWINAN BERBASIS KOMUNITAS

BAB I PENDAHULUAN. insan antara laki-laki dengan perempuan untuk membentuk keluarga yang

PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN AGAMA

BAB III PENYAJIAN DATA. prakteknya. Membangun hubungan ini juga sangat penting bagi klien untuk

BAB I PENDAHULUAN. itu, harus lah berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagai azas pertama

BAB V PEMBAHASAN. A. Praktek Dan Pemahaman Masyarakat Desa Pinggirsari Kecamatan Ngantru tentang Kafa ah Dalam Perkawinan

BAB IV PENYAJIAN DATA MENGENAI REALITAS PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PERCERAIAN DINI DI KOTA BANJARMASIN

PROGRAM KELUARGA SAKINAH DAN TIPOLOGINYA

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. yang ditakdirkan untuk saling berpasangan dan saling membutuhkan 1. Hal

BAB III PERKAWINAN DI BAWAH UMUR TANPA DISPENSASI KAWIN DI KUA KECAMATAN PANCENG KABUPATEN GRESIK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

BAB I PENDAHULUAN. ada sebagian kecil orang yang memilih untuk hidup sendiri, seperti Rasul Paulus

BAB 1 PENDAHULUAN. menyangkut urusan keluarga dan urusan masyarakat. 1. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ke-tuhanan Yang Maha Esa.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PROSES PENYELESAIAN WALI ADHAL DI. PENGADILAN AGAMA SINGARAJA NOMOR. 04/Pdt.P/2009/PA.Sgr

BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR. A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA)

AD/ ART HASIL MUSYAWARAH NASIONAL BP4 XV/2014

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan usia muda merupakan perkawinan yang terjadi oleh pihak-pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. A. Gambaran Umum BP-4 KUA Kecamatan Bae Kabupaten Kudus

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dengan wanita, yang dengan persetujuan diantara keduanya, dan. berlandaskan pada ketentuan dan petunjuk Allah SWT.

BAB I PENDAHULUAN. bahagia dan kekal yang dijalankan berdasarkan tuntutan agama. 1

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tuntutan kebutuhan yang makin maju dan sejahtera, tuntutan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. 2

PENYELENGGARAAN SUSCATIN OLEH KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) DI KOTA TANGERANG SELATAN. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi sunatullah seorang manusia diciptakan untuk hidup

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keputusan Menteri Agama No. 517 Tahun 2001 tentang Penataan Organisasi Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan. 1 Tugas KUA adalah melaksanakan sebagian tugas Kantor Departemen Agama Kabupaten dan Kota di bidang Urusan Agama Islam dalam wilayah Kecamatan. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, KUA melaksanakan fungsi: (1) Menyelenggarakan statsistik dan dokumentasi. (2) Menyelenggarakan surat menyurat, kearsipan, pengetikan dan rumah tangga KUA Kecamatan. (3) Melaksanakan pencatatan nikah, rujuk, mengurus dan membina masjid, zakat, wakaf, baitul maal dan ibadah sosial, kependudukan dan pengembangan keluarga sakinah sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Direktur Jendral Bimas Islam Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji Nomor: D/71/ 1999 tentang Juklak Pembinaan Keluarga Sakinah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. KUA Kecamatan mempunyai peran sangat strategis dalam upaya pengembangan dan pembinaan kehidupan keagamaan di masyarakat dalam wilayahnya. Disamping karena memang letaknya di tingkat kecamatan yang langsung berhadapan dengan masyarakat, juga karena fungsi-fungsi yang 1 Himpunan Peraturan Seputar Kepenghuluan, Depertemen Agama RI 2009 1 1

melekat pada diri KUA itu sendiri, karenanya masyarakat sangat mengharapkan kepada apratur yang berada di KUA Kecamatan mampu memberikan pelayanan secara maksimal sesuai dengan tugas dan fungsinya. KUA Kecamatan Klojen merupakan salah satu KUA di Kecamatan, yang terletak di Kota Malang, dan berfungsi dalam berperan sebagaimana ketentuan dinas (KMA No. 03 Tahun 1999 tentang Gerakan Keluarga Sakinah dan Keputusan Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji Nomor: D/71/ 1999 tentang Juklak Pembinaan Keluarga Sakinah). KUA Klojen juga sekaligus sebagai BP.4 Kecamatan Klojen. Maka sebagaimana fungsi BP.4 diataranya membina bagi setiap calon pengantin (Catin) untuk memahami berbagai jenis pengetahuan. Selama ini di KUA Kecamatan Klojen yang memberikan pembekalan kepada calon pengantin (Catin) hanya Penghulu dan Pembantu Penghulu, sementara calon pengantin (Catin) perlu memiliki berbagai pengetahuan: Hukum Munakahat, Undang-undang Perkawinan, Psychologi Keluarga, Kesehatan Keluarga, Gizi dan Imunisasi dan lainlainnya. Begitupun ruang lingkup penasehatan, masih terbatas hanya kepada calon pengantin (Catin), belum menjangkau keluarga dua belah pihak. Hal ini terjadi diduga karena Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan, Penghulu, Pembantu Penghulu, belum memahami sepenuhnya ketentuan yang mengatur tentang pembinaan Keluarga Sakinah. 2 Maka di sisi lain dari masing masing calon pengantin (Catin) juga harus mempersiapkan berkeluarga dari segi Psikologi dan Agama, kehidupan berkeluarga atau menempuh kehidupan 2 KMA No. 03 tahun 1999 tentang Gerakan Keluarga Sakinah dan Keputusan Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji Nomor: D/71/ 1999 tentang Juklak Pembinaan Keluarga Sakinah 2

dalam perkawinan adalah harapan dan niat yang wajar dan sehat bagi setiap calon pasangan pengantin. BP.4 merupakan sebuah lembaga yang bertujuan untuk mempertinggi mutu perkawinan guna mewujudkan keluarga yang sejahtera. BP.4 menciptakan keluarga yang kondusif dalam menasehati keluarga agar semua anggota keluarga menjalankan agama dengan baik dan benar serta memiliki akhlakul karimah. BP.4 Kecamatan mempunyai tugas memberikan bimbingan dan pendidikan kepada masyarakat khususnya kepada calon pengantin (Catin), pemuda dan pemudi yang akan melangsungkan pernikahan dan penasehatan terhadap keluarga bermasalah dengan memperhatikan bahwa masyarakat dengan latar belakang yang berbeda, tidak menutup kemungkinan bahwa permasalahan keluarga bisa muncul setiap saat. 3 Untuk itu peran bimbingan dan penasehatan BP.4 sangat diperlukan dan diharapkan dalam kinerjanya mampu mengantarkan menjadi keluarga yang bahagia. Dengan demikian penasehatan yang diberikan oleh BP.4 sangat penting bagi keutuhan rumah tangga. Rendahnya tingkat pemahaman terhadap arti tujuan, hakikat dan hikmah perkawinan akan berdampak yang cukup besar bagi terjadinya perceraian. Para calon pengantin masih banyak yang tidak paham arti perkawinan secara benar, baik dari aspek hukum agama maupun hukum positif. 3 Hasil Munas BP.4 Ke-XIV/2009. Badan Penasehatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan. Hal 2 3

Dilihat dari aspek agama, banyak yang belum paham fikih munakahat yang didalamnya mengatur 5 (Lima) aspek pokok kehidupan yang harus dipenuhi yaitu: 4 1. Terwujudnya suasana kehidupan yang Islami antara lain melaksanakan: a. Membiasakan membaca Al-Qur an dan memahami isinya secara rutin. b. Membudayakan sholat berjamaah. c. Membiasakan dzikir dan doa dalam rumah tangga. 2. Terlaksananya pendidikan dalam keluarga sebagaimana dalam al-qur an (Luqman ayat: 12-19) antara lain: a. Pendidikan KeEsaan Tuhan. b. Pendidikan pengetahuan dan ilmu. c. Pendidikan ketrampilan dan kemandirian. 3. Terwujudnya kesehatan keluarga dengan memperhatikan hal berikut: a. Perilaku hidup sehat. b. Kebersihan rumah dan lingkungan. c. Kesehatan dan gizi keluarga. 4. Terwujudnya ekonomi keluarga yang sehat antara lain: a. Memiliki kekayaan yang halal. b. Mengendalikan keuangan keluarga. c. Membiasakan menabung. 5. Terwujudnya hubungan keluarga yang selaras dan seimbang antara lain: a. Membina sopan santun, etika dan akhlaq yang mulia 4 BP.4 Jawa Timur, 2005.Tuntunan Praktis Ramah Tangga Bahagia, Hal 14 4

b. Menciptakan suasana yang akrab antar sesama keluarga c. Menciptakan suasana keterbukaan dan rasa saling pengertian dan saling menjaga. d. Melaksanakan kehidupan bertetangga yang saling menghargai dan mengasihi satu sama lain. Kemudian juga memahami hak dan kewajiban suami istri diantaranya adalah: 5 a. Suami istri wajib bergaul dengan baik (Mua^saroh bil ma ru^f) yaitu saling menghargai, saling kasih sayang, harmonis dan jujur. b. Menjaga rahasia rumah tangga utamanya menjaga rahasia pribadi masing-masing. c. Berakhlaq baik tehadap keluarganya. d. Istri wajib taat kepada suami, sebagaimana sabda Rosulullah SAW yang artinya: Apabila istri itu sholat lima waktu, puasa bulan rhomadhon, menjaga kehormatanaya dan taat kepada suami, maka dia akan masuk syurga, (HR. Imam Ahmad Tobroni, Al-Bazzar). Dan menjaga hubungan suami dan isteri, baik secara fisik maupun non fisik, sebagaimana suami dan isteri menjalani tanggung jawabnya masingmasing beserta hak-haknya. Kursus Calon Pengantin atau yang dikenal dengan (SUSCATIN), perlu diselenggarakan dengan meningkatkan statusnya dari anjuran menjadi keharusan. Para calon pengantin harus mengikuti Suscatin untuk 5 BP.4 Jawa Timur. 2005. Tuntunan Praktis Ramah Tangga Bahagia, Hal 17 5

mendapatkan sertifikat sebagai syarat untuk melangsungkan perkawinan. Hal inilah yang mendorong disusunnya PMA tentang SUSCATIN. Menurut PMA Secara garis besar ada 3 (tiga) hal yang menjadi prioritas pembahasan: 6 Pertama, materi SUSCATIN. Materi suscatin yang disiapkan di antaranya fikih munakahat, manajemen rumah tangga, repoduksi sehat, dan manajemen keuangan. Kedua, pelaksanaan suscatin. Suscatin bisa dilaksanakan sebelum perkawinan atau jauh-jauh hari sebelum perkawinan dilaksanakan. Ketiga, pelaksana Suscatin. Sebagai pelaksana, ada dua opsi yang berkembang: dilaksanakan BP.4 KUA Kecamatan setempat atau bekerjasama dengan lembaga/ormas Islam yang sudah tardaftar di Depag. Untuk menanggulangi terbatasnya pemateri maka KUA sekaligus BP.4 setempat mempunyai alternatif yaitu bekerjasama dengan ormas atau ulama yang telah mendapat kepercaan di wilayah tersebut sehingga dapat membantu dan bekerjasama dengan KUA sekaligus BP.4 sebagai pemateri pendidikan SUSCATIN. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan konseling keluarga di BP.4 KUA? 6 Hasil Munas BP4 Ke-XIV/2009. Badan Penasehatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan.Hal 5 6

2. Bagaimana pelaksanaan pelayanan penasehatan pra nikah bagi catin (Suscatin) di BP.4 KUA? 3. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pelaksanaan pelayanan penasehatan pra nikah bagi calon pengantin (Catin) sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat di KUA. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan konseling keluarga di KUA. 3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan BP4 dalam melaksanakan kursus calon pengantin (Suscatin) di KUA. D. Manfaat Penelitian Secara Teoritis: 1. Bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang perkawinan dan sesuai dengan KMA No. 30 Tahun 1997, BP.4 adalah satu-satunya badan penunjang sebagaian tugas Depertemen Agama dalam bidang Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan. 2. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Tahun 1961 jo No. 30 Tahun 1977 tentang penegasan pengakuan BP.4 Pusat. 3. Keputusan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 1999 tentang pembinaan Gerakan Keluarga Sakinah. 4. Bab. II asas dan tujuan, pasal 4. BP.4 berdasarkan islam dan berazaskan Pancasila. 7

5. Bab. II asas dan tujuan, pasal 5. Tujuan BP.4 untuk mempertinggi mutu perkawinan guna mewujudkan keluarga sakinah menurut ajaran islam untuk mencapai masyarakat dan bangsa Indonesia yang maju, mandiri, bahagia, sejahtera, materiil dan spirituil. Secara Praktis: 1. Mengetahui pelaksanaan pelayanan penasehatan pra nikah bagi catin (Suscatin) di KUA. 2. Mengetahui pelaksanaan konseling keluarga di KUA. 3. Mengetahui faktor-faktor pendukung maupun penghambat dalam pelaksanaan pelayanan Keluarga Sakinah. 4. Diharapkan memberi kontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan program dan problematika pendidikan kursus calon pengantin (Suscatin) yang terkait dengan pelatihan, diskusi dan kegiatan sejenis yang berkaitan dengan perkawinan dalam membina. Penanaman nilai keimanan, 7 ketaqwaan dan keislaman sebagai upaya mencegah perceraian. 5. Secara praktis diharapkan, Memberi masukan kepada pihak lain untuk lebih memperhatikan dan mencermati masalah pelaksanaan SUSCATIN sebagai upaya mencegah perceraian di KUA. E. Metode Penelitian 7 Hasil Munas BP4 Ke-XIV/2009. Badan Penasehatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan.Hal 6 8

Metode penelitian yang dipakai penulis ditujukan sebagai suatu metode penulisan dan pengumpulan data yang valid dan obyektif. 1. Jenis penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) yaitu semua jenis penelitian yang memerlukan kancah sebagai obyek penelitian. 2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dipergunakan oleh penulis adalah di KUA Kecamatan Klojen karena fasilitas yang cukup, dan banyaknya angka pernikahan di lokasi tersebut sehingga menarik untuk dijadikan obyek penelitian. 3. Sumber Data a. Sumber Data Primer Sumber ini adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumber pertama di lapangan. Wawancara adalah metode yang tepat bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden yang sedikit. Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi arus informasi dalam wawancara yaitu : pewawancara, responden, pedoman wawancara, dan situasi wawancara. 8 b. Sumber Data Sekunder 8 Burhan Burgin, 2001. METODOLOGI PENELITIAN SOSIAL format-format Kuantiatatif dan Kualitatif. Penerbit Air Langga University Press. Hal.128 9

Data ini diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder. Kalau seorang peneliti mengalami kesulitan menggali dara primer karena mungkin sangat menyangkut hal pribadi maka data sekunder atau sumber yang kedua diharapkan membantu memberi keterangan yang diinginkan oleh peneliti. 9 4. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Interview yang dimaksud yaitu proses tanya jawab secara lisan, dimana penulis mengajukan pertanyaan secara langsung kepada responden dan mencatat semua informasi yang diberikan responden. Adapun responden yang penulis maksudkan adalah Kepala KUA beserta Pak Penghulu b. Dokumentasi Adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, 9 Ibid. Hal.129 10

laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan dengan penelitian, dan lain-lain. 5. Observasi Yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke obyek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Obyek penelitian dapat berupa perilaku dan tindakan manusia, fenomena alam (kejadian yang ada di alam sekitar), proses kerja, serta penggunaan responden kecil. 6. Analisa Data Adalah melakukan pengolahan data dengan cara menganalisa data-data yang didapatkan. Metode analisa data yang penulis pakai adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini mencoba mendeskripsikan dan menginterpretasikan kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang sedang tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat yang sedang terjadi, atau kecenderungan yang sedang berkembang. Dengan strategi pendekatan ini peneliti beranjak dari fakta atau informasi empiris (data) untuk membangun konsep hipotesis. 11