I. PENDAHULUAN. diolah menjadi produk antara berupa aluminium sulfat. Aluminium sulfat termasuk dalam heavy chemical industy yang memegang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai bahan baku maupun bahan penunjang. Benzil alkohol banyak. solvent, dan sebagai bahan untuk industri kimia yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Paraldehida merupakan senyawa trimer yang dihasilkan dengan mereaksikan

Prarancangan pabrik sikloheksana dari benzena Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sektor industri di Indonesia. Salah satu industri yang banyak berkembang adalah

LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK LINEAR ALKYL BENZENE DARI BENZENE DAN OLEFIN KAPASITAS TON/TAHUN

I. PENDAHULUAN. Dalam masa menuju era globalisasi dan pasar bebas, kemajuan di bidang industri

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Laporan Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Monochlorobenzene dari Benzene dan Chlorine Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

1. PENDAHULUAN. diproses lagi menjadi produk-produk baru yang lebih menguntungkan. industri yang dikaitkan dengan sektor ekonomi lain.

Prarancangan Pabrik Isopropanolamin dari Propilen Oksida dan Amonia Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. cukup luas seperti industri (Purified Terepthalic Acid) PTA, industri etil

BAB I. PENDAHULUAN. adalah tricresyl phosphate yang merupakan senyawa organik ( ester) dengan

BAB I PENDAHULUAN. impor produk tertentu dari luar negeri, padahal bahan dasar produk tersebut

Prarancangan Pabrik Aluminium Fluorida dari Asam Fluosilikat dan Aluminium Hidroksida Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. menjadi salah satu tulang punggung perekonomian bangsa kita. Titik berat pembangunan saat ini adalah pembangunan dibidang ekonomi

Prarancangan Pabrik Aluminium Fluorida dari Asam Fluosilikat dan Aluminium Hidroksida Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. semakin banyaknya pabrik-pabrik kimia yang didirikan. Hal ini memacu

I. PENDAHULUAN. memikirkan potensi industrinya. Pertumbuhan industri di Indonesia semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Indonesia sedang mengalami perkembangan di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. yang mendorong berdirinya suatu industri adalah adanya kesempatan pasar

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Bromopropiopenon dari Propiopenon dan Bromida Kapasitas ton/tahun

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bidang pembangunan yang paling diharapkan dapat memacu

I. PENDAHULUAN. memberikan manfaat dalam perkembangan industri di Indonesia. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dalam bidang industri yang salah satunya adalah

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dan pada saat ini sedang

1.2 Kapasitas Pabrik Untuk merancang kapasitas produksi pabrik sodium silikat yang direncanakan harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara yang sedang berkembang, bangsa Indonesia memiliki kewajiban untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang dialami Indonesia sejak tahun 1997 telah menaikkan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, industri di Indonesia berkembang pesat. Di antara subsektor

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dengan Proses Monsanto Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara yang sedang berkembang, bangsa Indonesia memiliki

I. PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang industri kimia di Indonesia semakin pesat. perkembangannya. Hal ini dibuktikan dengan telah didirikannya beberapa

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Propilen Oksid Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Kaprolaktam dari Asam Benzoat Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

BAB I PENDAHULUAN. Awalnya carbon black hanya digunakan sebagai agen penguat dalam ban.

Dari pertimbangan faktor-faktor diatas, maka dipilih daerah Cilegon, Banten sebagai tempat pendirian pabrik Aseton.

I. PENDAHULUAN. Indonesia berpengaruh pada pembangunan di sub-sektor industri.

Nabila Dyah Anggraini (11/312797/TK/37649) 1 Devi Swasti Prabasiwi (11/319052/TK/38187)

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Kalsium Klorida dari Kalsium Karbonat dan Asam Klorida Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Kapasitas Pabrik Dalam pemilihan kapasitas pabrik acetophenone ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yaitu:

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri kimia yang membutuhkan adiponitril sebagai bahan baku di dalam

VII. LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan dalam menghadapi persaingan perdagangan internasional.

I. PENDAHULUAN. bahan tambahan yang disebut dengan plasticizer, yaitu bahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Industri pertekstilan merupakan industri yang cukup banyak. menghasilkan devisa bagi negara. Tahun 2003 devisa ekspor yang berhasil

PRARANCANGAN PABRIK PROPILEN OKSIDA DARI ISOBUTANA, UDARA DAN PROPILEN KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I. PENDAHULUAN. industrialisasi. Tahap yang sering disebut sebagai era tinggal landas, yaitu suatu

PENDAHULUAN. industri. Sasaran penting yang ingin dicapai dalam pembangunan bidang. menghemat devisa, dan meningkatkan ekspor untuk menunjang

Prarancangan Pabrik Sodium Dodekilbenzena Sulfonat dari Dodekilbenzena dan Oleum 20% Kapasitas Produksi ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

VII. TATA LETAK PABRIK

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendirian Pabrik

I. PENDAHULUAN. bersama untuk meningkatkan kinerja perekonomian. nasional, sektor industri kimia tetap menjadi salah satu tumpuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara yang sedang membangun, Indonesia sedang menggalakkan

BAB I PENDAHULUAN. Amar Ma ruf D

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Borat Dengan Proses Asidifikasi Kapasitas Ton per Tahun

VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK. dan dapat memberikan keuntungan-keuntungan lain. Beberapa hal yang

I. PENDAHULUAN. meningkat. Dengan meningkatnya pembangunan fisik di Indonesia, maka

Prarancangan Pabrik Isobutil palmitat dari Asam palmitat dan Isobutanol Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satunya adalah pembangunan

Prarancangan Pabrik Asam Oksalat dari Tetes dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Monoethylamin dari Ethanol dan Amoniak Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan pabrik isopropil asetat dari asam asetat dan propilen kapasitas ton / tahun

BAB I PENDAHULUAN. Kiswari Diah Puspita D

Prarancangan Pabrik Natrium Difosfat Heptahidrat Dari Natrium Klorida dan Asam Fosfat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

<Pra (Rancangan (pabri^ metil'klorida dari <MetanoCdan asam Florida ton/tafiun PENDAHULUAN

pembersih sepcrti pembersih Iantai, dan Iain-lain. (Kirk and Othmer, 1977;

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara

I. PENDAHULUAN. sangat pesat. Setiap tahunnya berdiri industri-industri baru yang berskala besar.

BAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri,

1.2. Kapasitas Perancangan Penentuan kapasitas produksi pabrik hexamine, didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain:

VII. TATA LETAK PABRIK

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Asam Suksinat Dari Maleat Anhydride Dan Hidrogen dengan Kapasitas ton/tahun A.

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dari Metanol dan Karbon Monoksida Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

Prarancangan Pabrik Asetanilida dari Anilin dan Asam asetat Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah produksi asam akrilat berikut esternya. Etil akrilat, jenis ester

Prarancangan Pabrik Trisodium Fosfat dari Asam Fosfat, Sodium Karbonat, dan Sodium Hidroksida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

TATA LETAK PABRIK. A. Lokasi Pabrik. Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Peningkatan pembangunan pada sektor ini diharapkan dapat. memberikan devisa bagi negara, menambah lapangan pekerjaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran dengan Proses Kontinyu Kapasitas 25.

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin dengan Kapasitas ton/tahun. Pendahulian

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

Prarancangan Pabrik Karbon Aktif Grade Industri Dari Tempurung Kelapa dengan Kapasitas 4000 ton/tahun BAB I PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluen dari Toluen dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 55.

Prarancangan Pabrik Dioctyl Phthalate dari Phthalic Anhydride dan 2-Ethyl Hexanol Kapasitas Ton per Tahun

Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asetat Anhidrid dari Aseton dan Asam Asetat Kapasitas Ton/Tahun A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. bebas antar negara-negara Asia Tenggara dan China. Hal ini membuka

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendirian Pabrik Proses industrialisasi ditandai dengan banyaknya pabrik yang berdiri disuatu tempat. Selain dapat menyerap tenaga kerja juga dapat menambah pendapatan negara yang berasal dari pajak dan devisa. Penadapatan tersebut selanjutnya dapat digunakan untuk pembangunan di berbagaia bidang industri sehingga taraf hidup masyarakat meningkat. Pertumbuhan sektor industri termasuk didalamnya industri kimia semakin pesat seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi. Pembangunan industri kimia yang mengahsilkan produk antara sangat menguntungkan karena dapat mengurangi ketergantungan impor Indonesia terhadap luar negeri. Terlebih dengan pengguanan bahan baku dari sumber daya alam yang banyak terdapat di Indonesia, biaya produksi untuk menghasilkan produk tersebut dapat diminimalisir. Salah satu bahan baku yang ada adalah bauksit dan dapat diolah menjadi produk antara berupa aluminium sulfat. Aluminium sulfat termasuk dalam heavy chemical industy yang memegang peranan penting dari segi ekonomi. Heavy chemical adalah bahan kimia yang diproduksi dalam volume besar dengan harga remdah yang konsumen utamanya dari berbagai industri. Aluminium sulfat juga merupakan senyawa terpenting kedua dalam industri setelah aluminium oksida. Bermacam-macam

2 industri bahkan hampir semua industri memerlukan komoditi ini baik sebagai bahan baku maupun sebagai bahan pembantu. Kebutuhan aluminium sulfat yang diperkirakan terus meningkat menyebabkan kini telah banyak berdiri industri di Indonesia yang menghasilkan produk ini. Industri yang menggunakan aluminium sulfat sebagai bahan baku adalah industri sabun dan detergent, petrokimia, pulp atau kertas, pewarna, farmasi, antiseptik kulit dan sintesis bahan kimia lainnya. Pemakaian aluminium sulfat sebagai bahan pembantu digunakan dalam water treatment dan pengolahan limbah. Di Indonesia, kebutuhan akan aluminium sulfat dalam negeri dipenuhi oleh produksi dalam negeri dan dari impor. Pendirian pabrik ini diutamakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan sisanya diekspor. Pendirian pabrik ini diharapkan mampu mengurangi impor dan ketergantungan dari luar negeri, Membuka peluang didirikannya industri yang menggunakan aluminium sulfat sebagai bahan baku. Selain itu dapat menambah pemasukan negara dari pajak, dan mengurangi pengangguran. Penggunaan bahan baku berupa biji bauksit yang banyak terdapat di Indonesia dan bahan pendukung berupa serbuk besi dan asam sulfat dapat dipenuhi dari dalam negeri sehingga ketergantungan pabrik terhadap luar negeri sangat kecil. Pendirian pabrik ini juga mampu meningkatkan devisa negara, karen jika yang diekspor hanya berupa biji bauksit keuntungan yang diperoleh lebih kecil dibandingkan dengan mengekspor aluminium sulfat. Hal

3 ini memngingat pangsa pasar luar negeri masih cukup besar terutama di negara-negara yang tidak memiliki sumber daya alam berupa biji bauksit. B. Kegunaan Produk Aluminium sulfat merupakan bahan penunjang yang penting untuk bermacam-macam industri. Produk aluminium sulfat berupa kristal putih. Adapun kegunaan aluminium sulfat adalah : 1. Sebagai penjernih air, mengontrol ph air dan membantu mengolah air buangan yaitu sebagai koagulan yang dapat mengendapkan bermacammacam kotoran dan bakteri sehingga air itu menjadi bersih terbebas dari pemcemaran dan memenuhi standar air minum yang diijinkan. 2. Sebagai pelekat kertas yang digunakan pada proses pembuatan pulp dan kertas yaitu untuk mengendapkan damar yang larut dalam kanji pada serat kertas, mengontrol ph pada bubur kertas, setting ukuran kertas dan membantu mengolah air pulp dengan cara menambahkan aluminium sulfat kedalam pulp kertas sebelum masuk kedalam mesin pembuat kertas 3. Sebagai bahan baku pembuatan kaleng untuk mengawetkan makanan, sebagai koagulan pada industri karet sintetis, bagai bahan pembantu pada proses pencelupan batik (tekstil), pembuatan bahan-bahan kimia, pencegah api pada bahan penyekat, kosmetik, obat-obatan, alat pemadam api, bahan cat. (Mc.Ketta dan Kirk Othmer).

4 C. Analisa Pasar 1. Harga Bahan baku dan Produk Berikut ini adalah harga bahan baku dan harga Aluminium Sulfat pada tahun terakhir. Tabel 1.1. Harga Bahan Baku dan Produk No Bahan Harga (US $/kg) 1 Bauksit 0,036 2 Asam Sulfat 0,2 3 Aluminium Sulfat 0,4 4 Serbuk Besi 0,15 Sumber: 1) antam.com (2013) 2) aneka-kimia-inti.indonetwork.co.id 3) alibaba.com Kurs 1US $ = Rp.12.000 ( bi.go.id,diakses pada 14 Desember 2013) 2. Kebutuhan Pasar Kebutuhan aluminium sulfat Indonesia sampai saat ini sebagian masih dipenuhi oleh oleh luar negeri. Pemenuhan kebutuhan ini misalnya dari Jepang, China, India, Australia, dan lain-lain. Berikut adalah data impor aluminium sulfat di beberapa tahun terakhir. Tabel 1.2. Data Impor Aluminium Sulfat Indonesia Tahun Impor (ton/tahun) 2007 85,09 2008 96,35 2009 98,31 2010 100,04 2011 80,59 2012 80,43 Sumber : Indochemical, 2012

5 Kecenderungan menurunnya jumlah impor aluminium sulfat karena telah banyak berdiri pabrik penghasil aluminium sulfat di Indonesia. Berikut adalah data perusahaan penghasil aluminium sulfat di Indonesia : Tabel 1.3. Data Pabrik Aluminium Sulfat di Indonesia Nama Pabrik Kapasitas (ton/tahun) PT. Indonesia Acid Industri 44.600 PT. Dunia Kimia Utama 10.000 PT. Mahkota Indonesia 50.000 PT. Liku Telaga 20.000 PT. Aktif Indonesia Indah 20.868 PT. Utama Inti Hasil Kimia Industri 3.000 PT. Nebraska Utama 5.400 PT. Acid Ariaguna 15.000 PT. Indah Kiat Pulp & Paper 3.700 PT. Madu Lingga Perkasa 6.000 PT. Timurraya Tunggal 18.000 PT. Tawas Sembada Murni 20.000 Total Kapasitas Nasional 214.700 Sumber : kemenperin.go.id Sebagaimana diketahui di Indonesia telah banyak industri yang memproduksi aluminium sulfat, ternyata memberikan dampak positif terhadap ekspor komoditi tersebut. Berikut adalah data ekspor aluminium sulfat di beberapa tahun terakhir. Tabel 1.4. Data Ekspor Aluminium Sulfat Indonesia Tahun Ekspor (ton/tahun) 2008 19.825 2009 1.728 2010 1.614 2011 1.656 2012 1.982 Sumber : Indochemical, 2012

6 Kebutuhan aluminium sulfat di Indonesia mengalami pada setiap tahunnya. Indikasi ini didasarkan atas perkembangan industri pemakainya yang mengalami perkembangan cukup pesat. Di samping masih tingginya minat investasi pada sektor industri, industri pemakai yang ada juga aktif melakukan perluasan pabrik. Melalui penjumlahan produksi dan impor di setiap tahunnya serta pengurangan dari sektor ekspor maka didapat jumlah konsumsi aluminium sulfat. Berikut adalah data kebutuhan (konsumsi) aluminium sulfat di Indonesia. Tabel 1.5. Data Kebutuhan Aluminium Sulfat Indonesia Tahun Kebutuhan Aluminium Sulfat (ton/tahun) 2008 143.013,9 2009 149.329,3 2010 159.913,5 2011 175.406 180.000,00 170.000,00 160.000,00 150.000,00 140.000,00 y = 10776x - 2E+07 R² = 0,965 y = 2E+07ln(x) - 2E+08 R² = 0,964 Linear (Series1) Log. (Series1) Poly. (Series1) 130.000,00 120.000,00 2007 2008 2009 2010 2011 2012 y = 2294.x 2-9E+064 + 9E+05 R² = 1 Dari pendekatan-pendekatan yang dilakukan di atas maka digunakan persamaan polynomial dengan R= 1

7 Y = 2294.x 2-9E+064 + 9E+05 dengan : x = tahun ke ( 9 ) y = kebutuhan sehingga didapat y = 267.714 ton/tahun Produksi yang telah dipenuhi pabrik di Indonesia sebesar 214.700 ton/tahun. Kapasitas produksi didapat dengan cara mengurangkan kebutuhan yang didapat pada tahun 2020 dengan keseluruhan produksi dalam negeri, sehingga masih terdapat kekurangan sekitar 50.000 ton/tahun. D. Lokasi Pabrik Lokasi pabrik merupakan hal penting untuk kelangsingan berjalannya produksi dan daya saing perusahaan. Hal ini disebabkan lokasi suatu pabrik dapat mempngaruhi investasi awal, perolehan bahan baku, tenaga kerja, fasilitas transportasi dan lain-lain.secara singkat dapat dapat dikatakan bahwa orientasi perusahaan dalam penentuan lokasi pabrik ayaitu untuk mendapatkan keuntungan teknis dan ekonomis seoptimal mungkin. Terdapat 2 faktor yang digunakan dalam penentuan lokasi pabrik, yaitu: 1. Faktor Primer : Letak pabrik terhadap bahan baku dan pasar, transportasi, ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan sumber air dan listrik 2. Faktor Sekunder : Harga tanah dan gedung, kemungkinan perluasan gedung, peraturan daerah dan keadaan masyarkat setempat,iklim serta keadaan tanah.

8 Berdasarkan faktor-faktor tersebut maka loaksi yang dipilih adalah di daerah Kepulauan Riau, dengan pertimbangan sebagai berikut : 1. Penyediaan Bahan Baku Bahan baku merupakan kebutuhan utama bagi kelangsungan proses suatu pabrik sehingga pengadaanya perlu diperhatikan. Lokasi pabrik yang dekat dengan bahan baku juga akan mengurangi biaya transportasi maupun penyimpanan. Bahan baku utama pembuatan aluminium sulfat adalah bauksit yang diperoleh dari pertambangan milik PT. Aneka Tambang di daerah Bintan, Kepulauan Riau yang pengirimannya lewat jalur darat. Asam sulfat dan serbuk besi diperoleh dari PT. Dunia Kima Utama, Ogan Ilir, Sumatera Selatan. 2. Pemasaran Produk Aluminium sulfat merupakan bahan yang sangat dibutuhkan oleh banyak industri sebagai bahan pembantu maupun sebagai bahan utama. Lokasi pabrik yang dekat dengan pemasaran sangat peting untuk menghemat biaya transportasi dan mudah dijangkau konsumen. Lokasi pabriknya juga strategis karena dekat dengan pelabuhan sehingga mempermudah distribusi. 3. Ketersediaan Air dan Listrik Ketersediaan air merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam suatu pabrik baik untuk proses, pendingin, atau keperluan sanitasi dan kebutuhan lainnya. Dalam memenuhi kebutuhan air,sumber air biasanya berasal dari sungai, danau, laut ataupun air hasil pengeboran. Pada pabrik ini sumber air yang digunakan berasal dari laut karena letaknya yang berdekatan dengan laut. Lokasi pabrik dekat dengan sumber air sehingga kebutuhan

9 air untuk proses dan utilitas dapat terpenuhi. Kebutuhan listrik didapat dari generator yang bahan bakarnya berupa fuel gas atau dari PLN daerah itu sendiri. 4. Ketersediaaan Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan pelaku dari proses produksi. Ketersediaan tenga kerja yang termapil dan terdidik akan memperlancar jalannya proses produksi. Sumber tenaga kerja di daerah ini cukup banyak karena lokasinya yang terletak di kawasan industri. Penerimaan tenaga kerja untuk pabrik ini dapat mengurangi jumlah pengangguran di daerah tersebut.