BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI SEKOLAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DESKRIPSI LOKASI. A. Sejarah dan Perkembangan SMA Negeri 70 Jakarta. satu sekolah dengan status unggulan yang bertaraf internasional.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI SEKOLAH

PENDIDIKAN FORMAL PROGRAM INTRAKURIKULER PROGRAM KOKURIKULER PROGRAM EKSTRAKURIKULER

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAHAN AJAR. : Pengelolaan Ekskul Olahraga Sekolah Kode Mata Kuliah : POR 309. Materi : Hakikat Ekstrakurikuler

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam bab ini, penulis akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah serta tujuan dari penelitian ini.

I. PENDAHULUAN. Budaya kekerasan dan kemerosotan akhlak yang menimpa anak-anak usia

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. SMA

KULIAH PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA Negeri 2 Wates

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Menjadi Sekolah Berprestasi, Berkarakter, Religius, dan Berwawasan Lingkungan. Humas78

FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH*)

IV. GAMBARAN UMUM. pembangunan negara yang Baldarun Toibatun Warrobbun Ghofur suatu

A. Analisis Situasi 1. Profil SMP Negeri 1 Jetis

PELUANG BISNIS BIMBINGAN EKSTRA KURIKULER

ORGANISASI KEMAHASISWAAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Menengah Atas Negeri yang ada di ProvinsiRiau, Indonesia. Terletak di jalan

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS SITUASI

14 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS PEMUDA, OLAHRAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB II STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sepakbola ini adalah olahraga yang penuh teka-teki, misalnya dari

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 10 Bandar Lampung

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... i. ABSTRAK... ii. PERSEMBAHAN... iii. MOTTO... iv. PERNYATAAN KEASLIAN... v. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. SMA Negeri (SMAN) 9 Pekanbaru, merupakan salah satu Sekolah

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan siswa di sekolah yaitu

d. Masjid dan Tempat Ibadah

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMP NEGERI 1 PRAMBANAN KLATEN

FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH

Karakteristik Laki-Laki Perempuan Rata-rata SD Rata-rata SD. Pendidikan Ayah (tahun) 3,94 1,43 3,82 1,30. Pendidikan Ibu (tahun) 3,64 1,70 3,40 1,56

RIWAYAT HIDUP A. Identitas Diri. 3. Alamat Rumah : Ds. SijaroTurunrejo Rt. 06 Rw. 02, Kec. Brangsong, Kab. Kendal

JALUR PRESTASI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB IV HASIL PENELITIAN. keadaan dari obyek yang erat kaitannya dengan penelitian. 1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Negeri 26 Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi

SMA NEGERI 78 JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB V PENUTUP. Dalam BAB IV ini dipaparkan tentang: A. Kesimpulan dan B. Saran. meningkatkan kualitas santri adalah:

INFORNASI AKADEMIK SMA NEGERI 78 TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi diri dalam berbagai disiplin ilmu. Lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMA NEGERI 2 GRABAG TAHUN AJARAN 2012/2013

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Perkembangan IPTEK yang begitu cepat akhir-akhir ini mengharuskan pengelola

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

PENERAPAN TEKNIK OLAH TUBUH UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS GERAK DALAM PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER TARI DI SMP KARTIKA XIX-2 BANDUNG

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH Nomor : Tanggal :

1) Identitas Sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Latar Belakang

BAB II LOKASI PENELITIAN

PENGELOLAAN OSIS : MENGUPAS TUNTAS TENTANG OSIS LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN OSIS TINGKAT KOTA MAGELANG

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Kondisi Fisik

BAB I PENDAHULUAN. a. Riwayat Sekolah

1. PEMBINAAN MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak dilahirkan dengan bakat dan minat yang berbeda-beda. Bakat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berjalannya waktu, tantangan dan persaingan di era

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Faktor menurut kamus sinonim Balai Bahasa Indonesia ( Ishak,1989:65) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah adalah bagian dari pendidikan yang

I. PENDAHULUAN. SERTA KEMAMPUAN UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PROSES POLITIK. KEGIATAN MENYAMBUT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2.3.3 Tujuan Kelas Akselerasi Manfaat Kelas Akselerasi Keunggulan Kelas Akselerasi Kelemahan Kelas Akselerasi...

BAB I MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Format Observasi Kondisi Sekolah. Universitas Negeri Yogyakarta. Nama Sekolah : SMP MUH 2 DEPOK Alamat Sekolah : Tanggal :

RENCANA KEGIATAN DIES NATALIS SMA NEGERI 1 CIANJUR KE OKTOBER 2012

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA DALAM BIMBINGAN BELAJAR DAN EKSTRAKURIKULER TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA. Karim

MAN DARUSSALAM CIAMIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya SMA YP Unila Bandar Lampung. 04/BASPROP/LAMP/2005. Tujuan didirikannya SMA YP Unila yaitu

dipraktikkan di sekolah atau lembaga pendidikan dengan program studi mahasiswa. Pada program PPL tahun 2015 ini, penulis mendapatkan lokasi

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM INSTITUSI. 2.1 Profil & Sejarah Singkat SMA Kristen Kalam Kudus Surabaya. Tuhan turut campur tangan memberkati program ini.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi

PANITIA DEMPO CUP XI

BAB I PENDAHULUAN. umum, sekolah adalah sebagai tempat mengajar dan belajar.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terletak di Kabupaten Sleman. SMA ini beralamat di Jalan

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Kegiatan PPL dilaksanakan dalam rangka mengimplementasikan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu

LAMPIRAN. Fasilitas Akademik Sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. ALASAN PRAKTIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. SMA Negeri 1 Boyolali beralamat di Jl. Kates nomor 8 Boyolali adalah

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu individu yang dinamis namun sudah. cukup lama dirasakan adanya ketidakseimbangan antara perkembangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN DI SMA NEGERI 2 GRABAG TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROGRAM KERJA KOORDINATOR EKSTRAKURIKULER SMP ITUS JALAKSANA TAHUN AJARAN 2015/2016 SMP ITUS

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMPN 2 WATES Alamat : Jl. KH Wahid Hasyim, Bendungan, Wates, Kulon progo

BAB II. TINJAUAN SMPN 24 Bandung. 2.1 Sejarah SMPN 24 Bandung

OBSERVASI KONDISI SEKOLAH SMK N 1 PAJANGAN

Transkripsi:

23 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI SEKOLAH 4.1 SMA Negeri 70 Jakarta SMA 70 adalah sekolah menengah negeri yang terletak di Jalan Bulungan Blok C Nomor 1, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah dengan status unggulan yang bertaraf internasional. Sekolah yang memenuhi kriteria 7K (ketertiban, keamanan, kebersihan, keindahan, kekeluargaan, kerindangan, dan kesehatan), di mana lulusan dari sekolah ini (100 persen) berhasil masuk ke perguruan tinggi dengan nilai rata-rata kelulusan sebesar 8,0. SMA 70 mampu menampung 1.320 siswa atau 40 siswa per kelas dengan 11 kelas pada setiap tingkat. Penjurusan kelas dilakukan pada tahun ajaran kedua dengan program jurusan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Pada SMA 70, rata-rata para siswa melanjutkan minat belajar pada program IPA sebanyak 8 kelas, dan IPS sebanyak 3 kelas. Gambar 2. SMA Negeri 70 Sejarah dan Perkembangan Sekolah SMA Negeri 70 Jakarta adalah gabungan dua SMA Negeri yaitu SMA Negeri 9 dan SMA Negeri 11 yang masing-masing berdiri tahun 1959 dan 1960. Karena sering terjadi tawuran antara kedua sekolah, maka Walikota Jakarta Selatan memutuskan untuk menggabungkan kedua sekolah menjadi satu sekolah, yaitu SMA 70. Sejak bergabung tahun 1981, prestasi SMA Negeri 70 terus meningkat, yaitu:

24 1. Tahun 1994, SMA Negeri 70 menjadi sekolah unggulan tingkat kotamadya Jakarta Selatan 2. Tahun ajaran 2001-2002, SMA Negeri 70 membuka Layanan Program Percepatan Belajar (Akselerasi) 3. Tahun ajaran 2003-2004, SMA Negeri 70 membuka Layanan Program Sertifikasi Internasional A/AS Level yang mengacu pada University of Cambridge International Examination 4. Tahun ajaran 2006-2007, SMA Negeri 70 ditetapkan sebagai salah satu Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) 5. Bulan Januari 2007, SMA Negeri 70 ditetapkan menjadi Cambridge International Centre dengan ID 074 yang dapat menyelenggarakan ujian sertifikasi IGCSE dan A/AS Level Sarana dan Prasarana Tujuan untuk meningkatkan kenyamanan dalam pembelajaran baik intrakulikuler maupun ekstrakulikuler, menyebabkan SMA 70 menyediakan fasilitas fisik berupa: ruang kelas ber-ac, ruang perpustakaan dengan pengembangan e-library, laboratorium fisika, laboratorium virtual science, laboratorium kimia, laboratorium biologi, laboratorium bahasa, laboratorium komputer, laboratorium ips, ruang multimedia, ruang relaksasi, wi-fi dengan 17 hotspot, lapangan bola basket, lapangan sepak bola, lapangan bola voli, lapangan badminton, ruang tinju (mini gym), ruang pingpong, tempat parkir studio band, dark room khusus fotografi, papan panjat tebing, musholla, taman, ruang UKS, ruang PMR, kantin, dan koperasi sekolah. Semua sarana dan prasarana ini hanya dapat dimanfaatkan pada jam pelajaran sekolah (termasuk jadwal ekstrakurikuler), sehingga pada saat sepulang sekolah (di luar jam pelajaran sekolah) para pelajar tidak dapat menggunakan sarana dan prasarana ini untuk mengisi waktu luang mereka. Dengan demikian para pelajar cenderung menggunakan waktu di luar jam pelajaran dengan tindakan yang tidak berstruktur seperti nongkrong. Kegiatan Ekstrakurikuler Setiap siswa-siswi SMA 70 diwajibkan untuk mengikuti minimal satu kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kepribadian, bakat dan

25 kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik. Pada bidang seni dan budaya terdapat ekstrakurikuler: band (musik band); bulungan art club (seni lukis); espresso de ritmo (seni musik paduan suara); persada karya cipta (seni tari modern); pustaka dokumentasi (fotografi); teater (seni teater); trads (tari tradisional); dan vocal group (musik vocal group). Pada bidang olah raga terdapat ekstrakurikuler: basket (bola basket); bulungan boxing camp (tinju); bulungan football club (sepak bola); bulungan volleyball (bola voli); ju-jitsu (beladiri jujitsu); karatedo (beladiri karate); sisgahana (pencinta alam); softball-baseball (softball dan baseball); taekwondo (beladiri taekwondo); dan tapak suci (beladiri pencak silat ). Selain bidang seni budaya dan olah raga, di SMA 70 juga terdapat ekstrakurikuler pada keagamaan seperti: rohis (kerohanian agama islam); dan rohkris (kerohanian agama kristen). Dan beberapa ekstrakurikuler pada bidang lain seperti: lentera (majalah dinding); seksi karya ilmiah remaja (ilmu pengetahuan); palang merah remaja (kesehatan); dan tata laksana upacara (pelaksanaan paskibra). Ekstrakurikuler ini diharapkan dapat memajukan motivasi siswa untuk lebih berprestasi pada bidang non-akademik. Namun pada pelaksanaannya kegiatan ekstrakurikuler ini tidak diawasi/dikelola dengan benar, seperti kriteria pemberian nilai dan absensi yang tidak jelas dan tidak transparan. Dengan demikian pada pelaksanaannya banyak siswa dan siswi SMA 70 yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler walaupun mereka terdaftar di kegiatan tersebut. Acara Rutin Tahunan SMA 70 memiliki acara rutin tahunan yang diselenggarakan oleh siswasiswi SMA, yang bertujuan untuk melatih dan meningkatkan kreativitas serta kemampuan berorganisasi. Acara utama pada setiap tahun adalah pekan olah raga yaitu Bulungan Cup (Bulcup) yang diadakan sejak tahun 1999. Bulungan Cup adalah Sport-Art Event terbesar yang diadakan oleh siswa Sekolah Menengah Atas se-indonesia. Prospek yang dicapai sangat baik, sekolah-sekolah yang diundang tidak hanya berasal dari daerah Jabodetabek saja, tetapi juga seluruh Jawa, bahkan sudah merambah Lampung.

26 Gambar 3. Kegiatan Acara Tahunan Bulungan Cup Selain pekan olah raga yang sudah bertaraf nasional, SMA 70 juga mempunyai acara rutin lainnya seperti Gelar Kreativitas (GK) yang sudah diadakan sejak 17 tahun yang lalu. Gelar Kreativitas diadakan oleh panitia kelas XI, dipersembahkan untuk kelas XII sebagai tanda hormat terhadap senior. Selain itu, acara ini juga bertujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam bidang seni. Lebih dari itu, GK yang merupakan acara intern yang diadakan di dalam lingkungan SMA Negeri 70 Jakarta sendiri juga dijadikan sebagai sarana temu kangen para alumni terdahulu sambil menikmati penampilan dari berbagai band dan bentuk-bentuk kreativitas lainnya. 4.2 SMA Negeri 6 Jakarta SMA 6 adalah sekolah menengah negeri yang terletak Jalan Mahakam I No.2 Blok. C Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sedikit berbeda dengan SMA 70, walaupun SMA 6 merupakan sekolah unggulan, namun tarafnya baru menuju internasional, sehingga seringkali dikatakan bahwa SMA 6 adalah pendamping unggulan. Dimana sudah memenuhi 7K, namun belum 100 persen lulusannya masuk perguruan tinggi dengan rata-rata kelulusan 8,0. SMA 6 mampu menampung 1120 siswa (40 siswa per kelas), dimana terdapat 9 kelas pada tingkat X dan XI dan 10 kelas pada tingkat XII. Penjurusan kelas juga dilakukan pada tahun ajaran kedua dengan program jurusan IPA dan IPS. Mayoritas siswa tingkat XI melanjutkan pada program IPS sebanyak 6 kelas, dan IPA sebanyak 4 kelas. Sejarah dan Perkembangan Sekolah Tahun 1952 di Kebayoran Baru berdirilah suatu Sekolah Menengah Umum Tingkat Atas (SMA) swasta. Pada tanggal 1 Agustus 1952, sekolah ini mendapat

27 status "negeri" yang kemudian disebut dengan SMA Negeri II ABC. Pada tahun pelajaran 1954/ 1955, SMA ini berganti nama dengan SMA Negeri VI ABC. Kemudian sejalan dengan berubahnya sistem pendidikan, yaitu dengan munculnya SMA Gaya Baru, maka pada tahun pelajaran 1964/ 1965 SMA Negeri VI ABC berganti nama dengan SMU Negeri 6. Kemudian dengan adanya sistem pendidikan yang baru, maka SMU ini berganti nama dengan SMA Negeri 6 Jakarta. Pada saat cikal bakal SMA Negeri 6 didirikan, sekolah ini berlokasi di Jalan Bulungan. Kemudian dari 1 Januari 1969 sampai sekarang, SMA Negeri 6 menempati gedung baru yang berlokasi di Jalan Mahakam I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sarana dan Prasarana Peningkatkan kenyamanan dalam pembelajaran baik intrakulikuler maupun ekstrakulikuler, menyebabkan SMA 6 menyediakan fasilitas fisik berupa: ruang kelas, masjid, perpustakaan, ruang audio visual, laboratorium bahasa, laboratorium biologi, laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium komputer, aula pertemuan, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang kesehatan (uks), koperasi, kantin, lapangan basket, lapangan voli, dan 9 unit cctv yang letaknyanya tidak diketahui oleh siswa. Sejalan dengan peraturan sekolah yang berlaku pada SMA 70, pada SMA 6 juga terdapat larangan untuk menggunakan sarana dan prasarana sekolah diluar jam pelajaran. Dengan demikian para pelajar cenderung menggunakan waktu diluar jam pelajaran dengan tindakan yang juga dilakukan pelajar lain yaitu nongkrong. Kegiatan Ekstrakurikuler Setiap siswa-siswi SMA 6 seperti juga SMA 70 diwajibkan untuk mengikuti minimal 1 kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kepribadian, bakat dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik. Pada bidang seni dan budaya terdapat ekstrakurikuler: cheers (tari cheerleaders); lensa (fotografi); mahakam live sounds (musik/ band); pesona cipta mahakam (modern dance); paduan suara; samanhakam (tari tradisional saman); skema (seni lukis); teater enhakam (seni teater). sementar pada bidang olah raga terdapat ekstrakurikuler seperti: baseball; mahakam bc (basket); mahakam fc (sepak bola); voli; dan ju-

28 jitsu (seni bela diri). Pada bidang keagamaan dapat disalurkan pada: rohis (keagamaan islam); rohkat (keagamaan katolik); dan rohkris (keagamaan kristen). Dan terdapat beberapa ekstrakurikuler pada bidang lainnya seperti: kegiatan ilmiah remaja (ilmu alam); majalah dinding (seni pembuatan majalah dinding); dan paskibra mahakam (baris-berbaris dan pengibar bendera). Sejalan dengan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA 70, pada SMA 6 juga tidak terdapat control yang jelas dan transparan terhadap penilaian ekstrakurikuler. Dengan demikian pada pelaksanaannya banyak siswa dan siswi SMA 6 yang juga tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler walaupun terdaftar di kegiatan tersebut. Acara Rutin Tahunan Setiap tahunnya para siswa-siswi SMA 6 menyelenggarakan sebuah acara rutin untuk melatih dan menambah pengalaman berorganisasi mereka. salah satu acara tahunan yang diadakan adalah Gelar Lomba Paskibra Enam Untuk Satu (Glopreus). Glopreus merupakan ajang lomba Paskibra yang tak asing lagi bagi paskibra di kawasan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi). Sebuah Event kebanggaan Paskibra Mahakam SMA Negeri 6 Jakarta. Merupakan lomba Paskibra yang selalu menampilkan sensasi tersendiri dalam pelaksanaannya baik bagi peserta maupun suporter dan penonton yang menghadiri kegiatan ini, sehingga event ini telah menjadi kegiatan Favorit khususnya bagi aktivis paskibra sekolah. Kegiatan tahunan lain yang juga cukup menarik perhatian adalah Mahakam Cup (Mahcup). Kegiatan kompetisi olah raga yang mengundang berbagai sekolah dari tingkat SMA dan SMK untuk mengikuti lomba dalam berbagai bidang untuk menjunjung tinggi sportivitas dan kekompakan tiap tim sekolah yang diundang untuk memperebutkan hadiah dan piala bergilir dari SMA Negeri 6 Jakarta. 4.3 Lokasi Sekolah Masing-masing SMA 70 dan SMA 6 melarang para siswanya untuk melakukan tindakan tawuran. Namun kebanyakan dari para siswa tidak mengindahkan peraturan yang ditetapkan sekolah masing-masing, walaupun akan berakhir dengan skorsing dan pemanggilan orang tua bagi siswa yang kedapatan

29 terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam tawuran. Lokasi kedua sekolah yang berdekatan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan tingginya intensitas pertemuan para siswanya yang berakhir dengan tawuran. Gambar 4. Peta Lokasi skala 1:10.000 Gambar 4. Peta Lokasi skala 1:10.000 SMA 6 dan SMA 70 merupakan dua sekolah dengan tingkat intensitas tawuran antar pelajar yang tinggi, yang berada di kawasan yang cukup strategis di Jakarta Selatan. Kedua sekolah berada pada lingkungan padat penduduk yang dikelilingi oleh prasarana umum yang berdampak positif dan juga negatif bagi fenomena tawuran yang terjadi. Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa jarak yang kurang dari 100 meter terhadap Blok M Plaza yaitu salah satu mall besar di Jakarta Selatan, memudahkan para siswa untuk sekedar jalan-jalan atau cuci mata, dan bahkan menjadi tempat tujuan pertama bagi siswa yang membolos sekolah. Dengan jarak kurang dari 200 meter terhadap terminal bus Blok M seharusnya dapat memudahkan siswa untuk segera pulang ke rumah, namun ada hal lain yang menjadikan keberadaan terminal ini menjadi faktor negatif. Karena merupakan tempat pergantian bus baik dalam maupun antar kota, terminal Blok M tidak jarang menjadi pusat bertemunya siswa dari sekolah yang berbeda. Hal ini dapat memancing terjadinya pertikaian yang berakhir dengan tawuran siswa dari sekolah yang bersangkutan.

30 Keberadaan kedua sekolah yang dapat dikatakan dekat (sekitar 500 meter) dari Mabes Polri seharusnya dapat meminimalisir terjadinya tawuran karena penertiban dapat dilakukan dengan cepat. Namun kedekatan kedua sekolah dengan mabes polri dan bahkan lembaga tinggi pemerintah lainnya seperti Kejaksaan Agung dan Balai Walikota tidak membuat mereka was-was untuk melakukan tindakan tawuran. Hal ini dapat dilihat dari intensitas yang masing cukup tinggi pada fenomena tawuran di kedua sekolah. Diduga kurangnya perhatian dari lembaga diluar pihak sekolah seperti mabes polri dalam mencegah dan menaggulangi keamanan lingkungan di sekitar sekolah menjadi salah satu sebab tingginya tingkat tawuran antar pelajar.