BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Pembelajaran Memproduksi Teks Eksplanasi Kompleks dengan Metode

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Pembelajaran Membandingkan Teks Cerita Pendek dengan Teks Eksplanasi

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Memproduksi Teks Eksplanasi Kompleks Pada

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. periode jenjang pendidikan. Kurikulum tercatat sebagai perubahan ketiga selama

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II. jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, memproduksi yaitu menghasilkan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. satu kegiatan yang sangat sulit. Tidak dapat dipungkiri di negara kita ini masih

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

Mengingat pentingnya bahasa tersebut, maka dalam dunia pendidikan perlu. mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Selain itu, bahasa Indonesia pun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam berkomunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam dan luar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. makna kata-kata secara individul akan dapat diketahui. diharapkan dapat melatih kreatifitas dan keterampilan siswa dalam

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Memproduksi Teks Eksposisi Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 1. Kedudukan Pembelajaran Memproduksi Teks Ulasan Drama Berdasarkan

BAB II KAJIAN TEORITIS. 2.1 Pembelajaran Membandingkan Teks Laporan Hasil Observasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN TERDAHULU

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. selalu memperhatikan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Inti dari pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ruang yang tidak hanya mengantarkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkembang. Kemudian proses pembelajaran dapat dilakukan karena adanya

BAB II PEMBELAJARAN, MEMPRODUKSI TEKS EKSPOSISI, MEDIA KOMIK STRIP, DAN METODE DISCOVERY LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. edu-katif tergambarkan dengan adanya interaksi yang terjadi antar guru dengan

BAB II KAJIAN TEORITIS. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menangkap Makna Teks Eksposisi Berdasarkan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan

tetapi tidak akan menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.

garis awal atau start sampai dengan finish atau rencana dan pengaturan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih ketrampilan berpikir Tarigan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah perubahan yang bersifat evolutif, antisipatif, dan terus menerus

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pembelajaran Memproduksi Teks Ulasan Berdasarkan Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas

dan kegiatan pembelajaran pun sudah disediakan di dalam buku guru. Guru hanya perlu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan menyampaikan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 1. Kedudukan Pembelajaran Memproduksi Teks Negosiasi Jual Beli

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN. gerak-gerik badaniah yang nyata (Keraf, 1993: 2). Dengan bahasa, setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan

KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI BERDASARKAN MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS XI MIPA 1 SMAN 8 BATANGHARI TAHUN AJARAN 2017/2018 ARTIKEL SRI ASTUTI

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. Menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis. penggunaan keempat keterampilan berbahasa tersebut.

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas utama seorang pendidik adalah menyelenggarakan kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. tulisan. Keterampilan dan kemampuan berbahasa sangat berhubungan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Kedudukan Pembelajaran Memproduksi Teks Ulasan Film dalam Mata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Saat ini sempat diterapkan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang dalam mengaktuslisasikan dirinya sepenuhnya dan selengkapnya

BAB I PENDAHULUAN. mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Namun pada kenyataannya

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. akhlak mulia, serta keterampilan. Salah satu aspek yang dibutuhkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 1. Kedudukan Pembelajaran Meringkas Teks Biografi untuk Kelas VIII

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tadinya tidak terampil menjadi terampil (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Pembelajaran Memproduksi Teks Eksplanasi Kompleks dengan Metode Peer Teaching pada Siswa Kelas XI SMA PGRI 1 Bandung, berdasarkan kurikulum 2013 2.1.1 Kompetensi Inti Majid (2014:55) mengatakan, bahwa kompetensi inti merupakan terjemahan atau operasional SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pentididkan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran. Kompetensi inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills. Majid (2014:56) mengatakan, bahwa kompetensi inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi inti 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Dalam setiap mata pelajaran terdapat kompetensi isi masing-masing. Salah satunya mata pelajaran tersebut yaitu bahasa indonesia. Perlu diketahui bahwa ter- 11

12 dapat empat kelompok yang saling terikat dalam kompetensi inti yaitu sikap kea- gamaan, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Terkait dengan urian tersebut, pembelajaran memproduksi teks eksplanasi kompleks sesuai dengan kurikulum 2013 untuk siswa kelas XI semester 2 pada kompetensi inti 4 kompetensi dasar 4.2 memproduksi teks eksplanasi kompleks yang koheren sesuai dengan karakteristik yang akan dibuat baik lisan maupun tulisan. (Tim Kemendikbud, 2014:177). 2.1.2 Kompetensi Dasar Majid (2014:52) mengatakan bahwa, kompetensi dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari kompetensi inti. Kompetensi dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai. Mulyasa (2011:109) mengatakan bahwa, kompetensi dasar merupaka arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Kompetensi dasar merupakan gambaran umum tentang kemampuan siswa dalam menyerap pelajaran berupa pengetahuan, gagasan, pendapat, pesan dan perasaan secara lisan dan tulisan serta memanfaatkannya dalam berbagai kemampuan. Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi. Kemendikbud (2015:45) menyatakan bahwa, kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan

13 dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar yang berkenaan dengan sikap spiritual (mendukung KI-1) dan sikap sosial (mendukung KI-2) ditumbuhkan melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada saat peserta didik belajar tentang pengetahuan (mendukung KI-3) dan keterampilan (mendukung KI- 4). Pengertian kompetensi dasar yang sudah dipaparkan, penulis menyimpulkan bahwa kompetensi dasar adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap minimal yang harus dicapai oleh siswa untuk menunjukan bahwa siswa telah menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan, oleh karena itu kompetensi dasar merupakan penjabaran dari kompetensi inti. Berdasarkan uraian tersebut, penulis mengambil kompetensi dasar yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian adalah memproduksi teks eksplanasi kompleks sesuai dengan karakteristik yang akan dibuat secara lisan maupun tulisan. 2.1.3 Alokasi Waktu Majid (2014:216) mengungkapkan bahwa alokasi waktu adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk ketercapaian suatu Kompetensi Dasar tertentu, dengan memperhatikan: minggu efektif persemester, alokasi waktu mata pelajaran per minggu, dan jumlah kompetensi per semester. Alokasi waktu yang penulis gunakan untuk menyampaikan pembelajaran yaitu 2 45 menit. Waktu ini disesuaikan dengan pembelajaran yang akan diujicobakan yaitu pembelajaran memproduksi teks eksplanasi kompleks dengan metode Peer Teaching.

14 2.2 Memproduksi Teks Eksplanasi Kompleks dengan Metode Peer Teaching 2.2.1 Pengertian Memproduksi Teks Eksplanasi Kompleks Memproduksi menurut Tim Depdiknas (2008:1103) adalah menghasilkan atau mengeluarkan hasil. Memproduksi berarti siswa melakukan kegiatan menulis, memproduksi teks eksplanasi kompleks berarti menulis teks eksplanasi kompleks. Dalam hal ini kegiatan utama siswa adalah menulis sebuah teks eksplanasi. Tarigan (2013:22) mengatakan, bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bangsa yang dipahami oleh seseorang, sheingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalai mereka memahami bahasa dan gambaran gambaran grafik itu. Semi (2007:14) menyatakan, bahwa menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Dalam pengertian ini memiliki tiga aspek utama Yang pertama, adanya sesuatu yang hendak dikomunikasikan. Ketiga, adanya sistem pemindahan gagasan itu, yaitu berupa sistem bahasa. Dapat disimpulkan bahwa memproduksi teks eksplanasi kompleks merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa dan merupakan proses yang menuangkan ide, gagasan, dan pikiran dari hasil penglihatan atau sebuah fenoma ke dalam sebuah tulisan dengang menggunakan lambang-lambang sehingga orang lain dapat memahaminya.

15 Berdasarkan uraian tersebut, penulis mengambil kompetensi dasar yang akan dijadikan bahan penelitian adalah memproduksi teks eksplanasi kompeks dengan metode Peer teaching. 2.2.2 Langkah-langkah Memproduksi Teks Ekplanasi Teks eksplanasi kompleks merupakan jenis teks yang menjelaskan suatu proses. Teks eksplanasi komplek dapat membuat seseorang atau pembaca memahami mengenai tahapan, urutan, ataupun proses terjadinya suatu peristiwa dengan disertai alasan-alasan yang jelas. Adapun langkah-langkah memproduksi teks eksplanasi kompleks adalah sebagai berikut. a. Menetapkan topik, artinya memilih secara tepat dari berbagai topik yang ada. b. Menetapkan tujuan, artinya menentukan apa yang hendak dicapai atau diharapkan penulis dengan tulisan yang hendak disusunnya. c. Mengumpulkan informasi pendukung, artinya mengumpulkan informasi yang memadai misalnya pendapat dari beberapa ahli atau penulis yang menuliskan topik yang sama. d. Merancang tulisan, artinya hasil dari tahapan tadi disusun dalam suatu susunan yang disebut kerangka tulisan. 2.2.3 Teks Eksplanasi Kompleks 2.2.2.1 Pengertian Memproduksi Teks Eksplanasi Kompleks Teks yang menjelaskan sebuah kejadian fenomena alam yang sering kita temui dalam media televisi dan surat kabar merupakanteks eksplanasi bersifat faktual dan terfokus pada objek yang dijelaskan.

16 Kosasih (2014:177) berpendapat bahwa teks eksplanasi kompleks adalah teks yang menjelaskan hubungan peristiwa atau proses terjadinua sesuatu (secara lengkap). Namun, dalam kaitanya dengan genre teks, eksplanasi merupakn teks yang menjelaskan suatu proses atau peristiwa tentang asal-usul, proses, perkembangan suatu fenomena, mungkin berupa peristiwa alam, sosial, ataupun budaya. Teks eksplanasi mengunakan banyak fakta ataupun mengandung pernyataan-pernyataan yang meliki hubungan sebab akibat (kausalitas) hanya saja sebab-sebab ataupun akibat-akibat itu berupa sekumpulan fakta yang menurut penulisnya memiliki hubungan kausalitas dan bukan pendapat penulis sendiri. Berdasarkan paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa memproduksi teks ekplanasi kompleks adalah kegiatan menulis yang menjelaskan hubungan peristiwa atau proses baik berkenaan dengan alam, budaya, ataupun sosial. 2.2.2.2 Ciri-ciri Teks Eksplanasi Kompleks Ciri-ciri kebahasaan yang menandai teks eksplanasi tak jauh berbeda dengan ciri kebahasaan yang sering ditemukan dalam teks prosedur, terutama dalam hal penggunaan kata keterangan waktu dan konjungsinya. Teks eksplanasi banyak menggunakan kata petunjuk keterangan waktu dan keterangan bermakna cara. Ciri-ciri teks eksplanasi kompleks. a. Struktur teksnya terdiri atas pernyataan umum, deretan penjelas dan interpretasi. b. Memuat informasi berdasarkan fakta atau faktual. c. Faktualnya memuat informasi yang bersifat keilmuan.

17 d. Fokus pada hal umum, bukan partisipan manusia misalnya, gempa bumi, banjir, hujan, udara, dll. e. Dimungkinkan menggunakan istilah ilmiah. f. Menggunakan konjungsi waktu atau kausal, misalnya jika, bila, sehingga, sebelum, pertama, dan kemuadian. g. Bahasanya ringkas menarik dan jelas. Teks eksplanasi merupakan sebuah teks yang menjelaskan sebuah informasi berisikan tentang kejadian, peristiwa, atau fenomena yang bersifat faktual atau fakta. 2.2.2.3 Stuktur Teks Eksplanasi Kompleks Kosasih (2014:180) mengatakan bahwa teks eksplanasi terdapat fenomena dan penjelasan proses kejadian secara sistematis maka teks ekplanasi kompleks di bentuk oleh bagian identifikasi fenomena (penomenom identification), penggambaran rangkaian kejadian (explanation sequence), dan ulasan (review). 2.2.2.3.1 Identifikasi Fenomena (Penomenom Identification) identifikasi fenomena atau deretan umum (penomenom identification), mengidentifikasi sesuatu yang akan diterangkan. Identifikasi fenomena yaitu menyampaikan topik permasalahan yang akan dibahas pada teks eksplanasi yang berupa gambaran umum mengenai suatu fenomena. Identifikasi fenomena harus ditulis semenarik mungkin agar para pembaca bisa tertarik untuk membaca teks secara keselurahan. Bahasannya harus bersifat rinkas, jelas, dan menarik.

18 2.2.2.3.2 Penggambaran Rangkaian Kejadian (Explanation Sequence) Penggambaran rangkaian kejadian atau deretan penjelas (explanation sequence), merinci proses kejadian yang relevan dengan fenomena yang diterangkan sebagai pertanyaan atas bagaimana atau mengapa. 2.2.2.3.3 Ulasan (Review) Ulasan atau interpretasi (review), berupa interpretasi yang berisikan pertanyaan tanggapan, atau kesimpulan tentang topik/ proses yang menceritakan tentang fenomena. Ulasan atau riview juga sering berupa komentar atau penilaian tentang konsekuensi atas kejadian yang dipaparkan sebelumnya. 2.2.2.4 Kaidah Penulisan Teks Eksplanasi kompleks Hal yang harus diperhatikan ketika dalam menyusun teks eksplanasi adalah teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan proses terjadinya suatu fenomena, baik itu berkenaan dengan alam, budaya, ataupun sosial. Adapun pengembangannya bisa berpola kronologis ataupun sebab akibat/kausalitas. Teks eksplanasi tergolong ke dalam genre faktual.oleh karena itu, topiktopik yang dipilih haruslah berupa topik yang dapat memperluas wawasan ataupun pengetahuan pembacanya tentang sesuatu proses. Adapun yang dimaksud dengan proses merupakan suatu urutan dari kejadian atau peristiwa. Apa yang dipaparkan harus berupa fakta ataupun pendapat-pendapat yang benar. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam menulis teks eksplanasi kompleks adalah hubungan antarbagiannya yang berupa peristiwa. Pola hubungan antarperistiwa itu disusun dalam bentuk kronologis ataupun sebab akibat. Bentuknya dinyatakan oleh konjungsi yang digunakannya sebagai berikut.

19 a. Hubungan kronologis: kemudian, sebelumnya, sesudahnya, selanjutnya, bahkan, lalu, akhirnya. b. Hubungan sebab akibat: karena itu, sebab itu. langkah-langkahnya menyusun kedua pola tersebut, adalah sebagai berikut. a. Penulis harus mengetahui perincian-perincian secara penyeluruh. b. Penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya. c. Penulis menjelaskan setiap urutan itu ke dalam detail-detail yang tegas sehingga pembaca dapat melihat seluruh proses itu dengan jelas. Dalam menulis teks eksplanasi kompleks terdapat suatu tahap penting yaitu tahap penentuan topik yang termasuk ke dalam tahap prapenulisan. Tahapan yang lain yang tergolong ke dalam prapenulisan adalah tahap pengumpulan data. Dalam hal ini, bisa dilakukan dengan membaca sebagai referensi, melakukan observasi, dan wawancara. Apabila kerangkanya sudah tersusun dan datanya sudah siap, tahap berikutnya adalah mengembangkannya menjadi sebuah teks dengan pola kronologis ataupun sebab akibat. Dalam menyusun teks eksplanasi yang menceritakan tentang konflik tertentu, terlebih dahulu penulis harus menetapkan peristiwa-peristiwa utamanya dan mengurutkan berdasarkan waktu. Peristiwa-peristiwa tersebut kemudian dirinci dan diuraikan kembali ke dalam paragraf-paragraf yang padu. Hal penting juga untuk diketahui oleh penulis, bahwa teks harus diawali oleh penjelasan tentang latar belakang fenomena serta review pada bagian akhirnya, agar teks eksplanasi kompleks menjadi sebuah kesatuan teks yang lengkap.

20 2.3 Metode Peer Teaching 2.3.1 Pengertian Metode Peer Teaching Sani (2013:198) mengatakan bahwa, istilah peer teaching atau teman seja- wat terkait dengan metode belajar mengajar dengan bantuan seseorang peserta di- dik yang kompeten untuk mengajarkan peserta didik lainnya. Peserta didik yang ditugaskan menjadi fasilitator atau pembimbing dapat menjalankan berbagai ma- cam peran sebagai guru, mediator, teman kerjam pelatih, atau role model. Pembelajaran peer teaching (teman sejawat) merupakan kegiatan belajar yang berpusat pada peserta didik sebab anggota komunitas belajar merencanakan dan memfasilitasi kesempatan belajar untuk dirinya sendiri dan orang lain. Pada intinya, model pembelajaran peer teaching ini mengubah kondisi be- lajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran dimana tutor sejawat dapat berperan sebagai asisten guru membantu kegaitan pembelajaran. Metode ini juga menuntut siswa secara aktif menemukan informasi sendiri mela- lui bimbingan teman sejawat yang diawasi guru. 2.3.2 Langkah-langkah Metode Peer Teaching Dalam rangka mengaplikasikan metode peer teaching di dalam kelas, se- orang guru bidang studi harus melakukan beberapa persiapan terlebih dahulu. Berikut ini tahap perencanaan menurut Sani (2013:201). a. guru menyusun kelompok belajar. Setiap kelompok beranggota 3 atau 4 orang yang meliki kemampuan beragam. Setiap kelompok minimal memiliki satu orang peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi untuk menjadi tutor teman sejawat. b. guru menjelaskan tentang cara penyelesaian tugas melalui belajar kelompok dengan metode peer teaching, wewenang, dan tanggung jawab masingmasing anggota kelompok, dan memberi penjelasan tentang mekanisme

21 penilaian tugas melalui penilaian sejawat (peer assessment) dan penilaian diri (self assessment). c. guru menjelaskan materi pelajaran kepada semua peserta didik dan memberi peluang tanya jawab apabila terdapat materi yang belum jelas. d. guru memberi tugas dengan catatan peserta didik yang kesulitan dalam mengerjakan tugas dapat meminta bimbingan kepada teman yang ditunjuk sebagai tutor/ guru. e. guru mengamati aktivitas belajar dan memberi penilaian kompetensi. f. guru, tutor, dan peserta didik memberikan evaluasi proses belajar mengajar untuk menetapkan tindak lanjut kegiatan berikutnya. Berdasarkan langkah-langkah tersebut siswa yang berkompeten menjadi tutor dengan diawasi oleh guru. 2.4 Hasil Penelitian terdahulu Berdasarkan judul penelitian yang penulis ajukan, penulis menemukan ju- dul yang hampir saam pada penelitian terdahulu yaitu sebagai berikut. Tabel 2.1 Hasil Penelitian terdahulu No Nama Peneliti/Ta hun Judul Tempat Penelitian Pendekatan & Analisis Hasil Peneliti an Persamaan Perbedaan 1. Ardhii Peningkat SMA Kualitatif Kemam Menggun- Media Dwi an Muhamm dan puan kan teks pembelaja- Pratama kemampu adiyah 2 kuantitatif me- Eksplanasi an dengan /2015 an Surabaya nulis kompleks media film menulis teks teks ekspla- eksplanasi nasi kompleks melalui melalui media media film film pada menga- peserta lami didik pening-

22 kelas vii e di smp muhamm adiyah 2 surabaya Tahun ajaran 2014/201 5. katan. Rerata skor Iyakni 76,28. Rerata skor II yakni 65,41. Rerata skor III yakni 90,22. Berdasarkan fakta tersebut dapat disimpulkan, bahwa Peningkatan kemampuan menulis teks eksplanasi kompleks melalui media film pada peserta didik kelas vii e di smp muhammadiyah 2 menunjukkan keberhasilan. Penelitian terdahulu tersebut memiliki persamaan dengan skripsi penulis yaitu sama-sama menggunakan teks eksplanasi kompleks dan memiliki perbedaan yaitu penulis menggunakan metode discovery learning sedangkan kedua penelitian terdahulu tersebut menggunakan metode pembelajaran dengan media film. 2.5 Kerangka Pemikiran dan Diagram/ Skema Paradigma Penelitian Kerangka pemikiran dalam penelitian merupakan perumusan berbagai permasalahan hingga kepada tindakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan tersebut. Permasalahan yang dihadapi adalah menumbuhkan minat belajar siswa, minat membaca dan menumbuhkan keterampilan menulis pada siswa.

23 Permasalahan yang dihadapi penulis yaitu masih banyak siswa yang menganggap bahwa pelajaran bahsasa Indonesia merupakan pelajaran yang tidak menarik dan membosankan terutama dalam keterampilan menulis. Hal tersebut yang membuat anak tidak termotivasi untuk menulis. Masih banyak pendidik yang menggunakan metode pembelajaran yang kurang mearik, sehingga tidak dapat meningkatkan minat peserta didik untuk menulis. Berdasarkan permasalah tersebut, penulis menggunakan metode pembelajaran peer teaching agar siswa termotivasi meningkatkan kemampuan menulisnya. Kerangka pemikiran yang penulis simpulkan sebagai berikut. Diagram 2.1 Kerangka Pemikiran Memproduksi Teks Eksplanasi dengan Metode Peer Teaching KONDISI SAAT INI Guru menggunakan metode yang kurang menarik Kemampuan siswa dalam berbahasa masih rendah khususnya dalam kemampuan menulis TINDAKAN Melalui penelitian, guru menggunakan metode peer teaching dalam pembelajaran memproduksi teks eksplanasi kompleks Pembelajaran menyenangkan dengan metode peer teaching KONDISI AKHIR Melalui pembelajaran memproduksi teks ekplanasi kompleks dengan metode peer teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa

24 2.6 Anggapan Dasar dan Hipotesis Penelitian 2.6.1 Anggapan Dasar Dalam Penelitian ini, penulis mempunyai anggapan Dasar sebagai berikut. a. Penulis telah lulus Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) diantaranya: Pendidikan Pancasila; Pendidikan Agama Islam; dan Pendidikan Kewarganegaraan, lulus mata kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK) diantanya: Teori dan Pembelajaran Membaca; dan Telaah Kurikulum, lulus Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) diantaranya: Strategi Belajar Menga- jar; Analisis Penggunaan Bahasa Indonesia; dan Metode Penelitian, lulus Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) diantaranya: Pengantar Pendidikan; Psikologi Pendidikan; Belajar dan Pembelajaran; dan Profesi Pendidikan. b. Memproduksi merupakan salah satu keterampilan berbahasa. c. Pembelajaran memproduksi teks eksplanasi merupakan salah satu materi yang terdapat dalam kurikulum 2013. d. Pembelajaran memproduksi teks eksplanasi merupakan proses pembelajaran untuk menjadikan siswa mengalami perubahan dan memperoleh kecakapan dalam bentuk tulisan melalui fenomena yang telah terjadi. e. Metode Peer Teaching adalah metode mengajar yang menuntut peserta didik untuk aktif berdiskusi dengan sesama temannya, atau mengerjakan tugas kelompok dengan arahan temannya yang kompeten. 2.6.2 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Dalam penelitian ini, penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut.

25 a. Penulis mampu merencakan dan melaksanakan Pembelajaran Memproduksi Teks Eksplanasi Kompleks dengan menggunakan metode Peer Teaching pada siswa kelas XI SMA PGRI 1 Bandung. b. Siswa kelas XI MIA SMA PGRI 1 Bandung mampu memproduksi teks eksplanasi kompleks. c. Metode Peer Teaching efektif digunakan dalam pembelajaran memproduksi teks eksplanasi kompleks pada siswa kelas XI SMA PGRI 1 Bandung.