BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik. mewujudkan hasil pembelajaran yang efektif dan efesien, peranan guru sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maupun Rohani semakin meningkat dalam usaha menyesuaikan diri dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan investasi pemerintah yang diharapkan. mempunyai kontribusi besar terhadap pembangunan nasional, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, siswa dituntut dapat berfikir kritis, kreatif dan dapat. memecahkan suatu masalah agar dapat bersaing.

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hayat. Dengan pendidikan dapat membantu mewujudkan cita-cita

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan, baik

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 ayat 1 UU sisdiknas No. 20 tahun 2003). pendidik dan sarana serta prasarana yang berkualitas. Peringkat pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN 01 PANDEYAN

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan di segala bidang. Hingga kini pendidikan

PEMBELAJAR YANG MENDIDIK DAN BERKARAKTER

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan utama bagi setiap individu. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan pendidikan yang dirumuskan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri maupun orang lain. Pendidikan sebagai gejala yang universal

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Undang-undang RI No. 20 Th Bab 1 pasal 1. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN. dan watak siswa agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik.

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah aspek penting dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu mata pelajaran yang di pelajari di sekolah dasar adalah

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun pendidikan nonformal. Salah satu upaya untuk mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang

BAB I PENDAHULUAN. agar berperan secara aktif serta partisipatif.

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang. memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN SIMPAN PINJAM PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 TRUCUK TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal semacam itulah yang

I. PENDAHULUAN. selalu dilakukan dari waktu ke waktu. Hal ini dimasudkan agar dapat. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dalam Lapono (2009: 122)

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

warga negara yang diandalkan oleh bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1).

BAB I PENDAHULUAN. menekankan pada keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa tersebut

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia yang harus dipenuhi. Tanpa pendidikan mustahil manusia dapat berkembang secara baik. Menurut Tim Dosen FIP IKIP Malang dalam (Purwanto, 2013: 19) pendidikan adalah usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam UU No 20 tahun 2003 BAB I Pasal 1 dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Busrizalti, 2013: 3). Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat (2) disebutkan bahwa suatu Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. GBHN berdasarkan ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1978 dalam (Busrizalti, 2013: 1) menyebutkan dalam hubungannya dengan pendidikan nasional berdasarkan azaz Pancasila. Pancasila merupakan dasar Negara Republik Indonesia bukanlah berarti 1

2 Pancasila hanya sebagai lambang Negara ataupun dasar negaranya, melainkan juga sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Pandangan hidup bangsa Indonesia adalah Pancasila, berarti semua sendi peri kehidupan bangsa Indonesia harus sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu sendiri. Pancasila itulah yang menjiwai pendidikan Kewarganegaraan yang telah dimasukan kedalam kurikulum Pendidikan Nasional. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran pengembangan kepribadian. Pangajaran mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dituntut dapat mengajak peserta didik mengembangkan potensi dirinya agar memiliki : 1. Kemampuan pengendalian diri. 2. Kepribadian. 3. Kecerdasan dan keterampilan. 4. Akhlak mulia yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Busrizalti, 2013: 3). Dalam penjelasan pasal 39 UU No. 2 Tahun 1989 Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara menjadi warga negara yang dapat diandalakan bangsa dan negara (Taniredja, 2014: 3). Tujuan pembelajaran PKn dalam Depdiknas (dalam Busrizalti 2013: 5) adalah untuk memberikan kompetensi sebagai berikut : 1. Berfikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. 2. Berpartisipasi secara cerdas dan tanggung jawab, serta bertindak secara sadar dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat di Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.

3 4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Untuk mencapai tujuan dari pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tersebut, seorang guru mata pelajaran harus mampu melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu. Pembalajran bermutu dalam PP 19 tahun 2005 Pasal 19 yaitu pembelajaran yang diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian yang sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik (dalam Thowi Inayatin). Proses pembelajaran yang bermutu ini diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar khususnya untuk peserta didik kelas VIIIC SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto yang dalam kurun dua tahun ini mengalami penurunan. Menurut Winkel (1996: 226) dalam (Lutficha, 2012) prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan Arif Gunarso (1993 :77) dalam (Lutficha, 2012) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu.

4 Dalam temuan di lapangan dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto dan hasil wawancara dari guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu Ibu Purwatiningsih, S.Pd dan beberapa peserta didik kelas VIIIC SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto, peneliti menemukan permasalahan bahwa prestasi belajar siswa kelas VIIIC sangat rendah dikarenakan minat peserta didik saat menerima materi pelajaran khususnya saat mengikuti proses pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan itu rendah. Rendahnya minat peserta didik saat mengikuti proses pembelajaran mata pelajaran PKn terlihat dari perhatian mereka yang terbagi-bagi ada yang asik mengobrol dengan teman sebelah, ada yang bermian sendiri, ada yang lebih memilih mengambar dibukunya saat pembelajaran berlangsung, ada juga yang tertidur. Rendahnya minat siswa saat mengikuti proses pembelajaran tidak lain karena model pembelajaran yang selama ini digunakan oleh guru mata pelajaran PKn hanya ceramah, sehingga pusat dari proses pembelajaran dikelas itu sendiri bukan siswa melainkan guru, ini mengakibatkan siswa mencapai titik kebosanannya saat penggunaan model pembelajaran ceramah terus diberlakukan berulang-ulang, karena siswa selama proses pembelajaran berlangsung hanyalah mendengarkan, hal ini akan membuat siswa semakin tidak berkembang sehingga siswa akan cepat lupa dengan materi-materi yang diterimanya selama proses pembelajaran, tingkat partisipasi siswapun selama proses pembelajaran akan rendah. Akibat lain dari penggunaan model pembelajaran ceramah yaitu terhadap prestasi belajar PKn siswa kelas VIIIC

5 SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto itu sendiri yang hasilnya masih sangat rendah dimana masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang sudah ditetapkan oleh sekolah yaitu 77. Sesuai dengan aturan yang diberlakukan di SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto, bahwa tingkat keberhasilan setiap pembelajaran termasuk mata pelajaran PKn itu dikatakan berhasil dan baik, apabila pencapaian nilai ketuntasan prestasi belajar siswa itu sudah mnecapai 85%. Dibawah ini adalah tabel pretasi belajar pada mata pelajaran PKn materi demokrasi kelas VIIIC SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto dalam kurun dua tahun terakhir Tabel 1.1 Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada Materi Demokrasi Kelas VIIIC SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto Tahun 2012-2013 dengan KKM 77 No Nama Siswa Nilai Keterangan Siswa 1 Aditiya Kristiawan 64 Tidak tuntas 2 Aji Aryanto 100 Tuntas 3 Akbar Santosa 80 Tuntas 4 Akhmad Setiyanto 84 Tuntas 5 Andri Ferdiansyah 84 Tuntas 6 Billy Surya Dika 80 Tuntas 7 Bondan Tri Asmoro 92 Tuntas 8 Dandi Prasetyo Aji 84 Tuntas 9 Darsiti 86 Tuntas 10 Dwi Asih Nugraheni 80 Tuntas 11 Dwi Ismawati 76 Tidak tuntas 12 Dyah Suciani 80 Tuntas 13 Gilang Ramadhan 72 Tidak tuntas 14 Havid Dewantara 64 Tidak tuntas 15 Idris Prayuda 80 Tuntas 16 Imam Kurniawan 76 Tidak tuntas 17 Kusriati 88 Tuntas 18 Mega Agus 80 Tuntas

6 No Nama Siswa Nilai Keterangan Siswa 19 Miftahus Saniyah 84 Tuntas 20 M. Rifki Ad Daffa 72 Tidak tuntas 21 Neti Putriningsih 54 Tidak tuntas 22 Puri Sugianti 64 Tidak tuntas 23 Puspita Indah S 82 Tuntas 24 Rian Hendrianto 80 Tuntas 25 Sukma Wardani 84 Tuntas 26 Tri Desi Pamungkas 88 Tuntas 27 Umar Nur Hidayah 84 Tuntas 28 Urip Saraswati 80 Tuntas 29 Vika Padhia 72 Tidak tuntas Jumlah 2294 Nilai Rata-Rata Sumber data: Dari Buku Daftar Nilai Guru PKn SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto dan terlampir Tabel 1.2 Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraann pada Materi Demokrasi Kelas VIIIC SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto Tahun 2013-2014 dengan KKM 77 No Nama Siswa Nilai Keterangan Siswa 1 Abdul Majid 84 Tuntas 2 Afita Sari 96 Tuntas 3 Agus Triono 72 Tidak tuntas 4 Alfina Damayanti 80 Tuntas 5 Alviony Trista Hapsari 84 Tuntas 6 Bachtiar Dwi P 88 Tuntas 7 Evi Dwi Apriliani 72 Tidak tuntas 8 Fazar Nugroho 72 Tidak tuntas 9 Fernandito Iqbal R 80 Tuntas 10 Gina Kurniasih 80 Tuntas 11 Haris Nasution 84 Tuntas 12 Irvan Marsetiono 76 Tidak tuntas 13 Isa Permana 76 Tidak tuntas 14 Julia Mayasari 84 Tuntas 15 Julianan Rifkhi Pandurat 80 Tuntas

7 No Nama Siswa Nilai Keterangan Siswa 16 Manaf Syahril Fauzan 80 Tuntas 17 Meilenia Nurhafani 92 Tuntas 18 Muhammad Dizky 80 Tuntas 19 Nova Rianto 88 Tuntas 20 Noviana Anisa Prasetyo 88 Tuntas 21 Novita Dwi Wulandari 80 Tuntas 22 Putri Nur Indah Sari 84 Tuntas 23 Resha Eka Melinda 100 Tuntas 24 Riska Partiwi 100 Tuntas 25 Rizki Budi Parasetyo 72 Tidak tuntas 26 Rizka Jullaedhi 72 Tidak tuntas 27 Sahrul Febryan 80 Tuntas 28 Sandi Maryanto 60 Tidak tuntas 29 Singgih Sutiyono 76 Tidak tuntas 30 Sri Wahyuni 88 Tuntas 31 Suprapti 84 Tuntas 32 Tomi Prasetyo Budi 72 Tidak tuntas 33 Vicky Rizki Budianto 80 Tuntas 34 Wahyu Hidayat 60 Tidak tuntas 35 Widia Dwi Nurmala 88 Tuntas 36 Yunita Kristiyani 100 Tuntas 37 Viko 72 Tidak tuntas Jumlah 3004 Nilai Rata-Rata Sumber data: Dari Buku Daftar Nilai Guru PKn SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto dan terlampir Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti menerapkan model pembelajaran yang lebih variatif yang melibatkan peserta didik agar tercipta proses pembelajaran yang bermutu dan menarik perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif. Didalam penelitian ini peneliti menggunakan model pembelajaran role playing.

8 Joyce (2009: 328) menyebutkan role playing merupakan sebuah model pengajaran yang berasal dari dimensi pendidikan individu atau sosial. Model ini membantu masing-masing siswa untuk menemukan makna pribadi dalam dunia sosial mereka dan membantu memecahkan dilema pribadi dengan bantuan kelompok sosial. Dalam dimensi sosial, model ini memudahkan individu untuk kerja sama menganalisis keadaan sosial, khsusnya masalah antar manusia. Model ini juga menyokong beberapa cara dalam proses pengembangan sikap sopan santun dan demokratis dalam menghadapi masalah. Dalam level lain yang sangat sederhana model role playing dimainkan dalam beberapa rangkaian berikut, menguraikan sebuah masalah, memeragakan dan mendiskusikan masalah tersebut. Dalam model pembelajaran role playing siswa nantinya tidak hanya mendengarkan tetapi juga banyak terlibat dalam proses pembelajaran karena siswa akan memergakan peran dalam skenario yang sudah disediakan oleh peneliti. Model pembelajaran ini juga melatih siswa untuk berani berbicara didepan orang banyak, melatih siswa untuk bertanggung jawab terhadap jabatan, jabatan dalam hal ini peran yang didapatkan dalam skenario role playing dan melalui skenario model pembelajaran role playing ini diharapkan akan memberi sedikit gambaran kepada siswa tentang fenomena dimasyarakat yang kelak akan meraka jalani. Situasi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang melibatkan peran peserta didik dalam proses pembelajaran ini dapat menarik minat siswa untuk belajar, mampu berpatisipasi aktif serta tidak membuat siswa dalam keadaan bosan saat

9 mengikuti pelajaran khususnya pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sehingga diharapakn pretasi belajar siswa dapat mengalami peningkatan diatas kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang sudah ditentukan oleh sekolahan yaitu 77. Berdasarkan hasil uraian diatas, peneliti mengangkat judul skripsi tentang Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan melalui Model Pembelajaran Role Playing pada Materi Demokrasi Kelas VIIIC SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto Semester Gasal 2014-2015. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : Apakah melalui model pembelajaran role playing dapat meningkatkan prestasi belajar PKn pada materi Demokrasi kelas VIIIC SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto semester gasal 2014-2015? C. Tujuan Penelitian Meningkatkan prestasi belajar PKn melalui model pembelajaran role playing pada materi Demokrasi kelas VIIIC SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto semester gasal 2014-2015. D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis Secara teoritis bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman Guru Pendidikan Kewarganegaraan, Bu Purwatiningsih, S.Pd model pembelajaran yang bervariasi salah satunya model pembelajaran role playing.

10 2. Praktis a. Bagi Siswa Dengan penerapan model pembelajaran role playing pada materi demokrasi diharapkan siswa mampu memahami materi tersebut dan dapat meningkat prestasi belajarnya serta lebih aktif lagi dalam pokok bahasan berikutnya. b. Bagi Guru Dengan adanya penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan guru terhadap model pembelajaran role playing pada proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. c. Bagi Sekolah Dengan adanya penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan masukan bagaimana cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah tersebut khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi Demokrasi.